Sakit jangan kelamaan, yes? Namun mamak-mamak ini tetap manusia biasa. Bukan jenis super woman yang bisa sakit, punya rasa lelah, rasa sedih, dan aneka rasa tak enak lainnya. Namun peran sebagai ibu, istri, sekaligus anak membuat si mamak harus selalu kuat mengingat tak ada ART yang membantu.
Kalau sakit, segala urusan akan terbengkalai sementara rentetan urusan harus segera diselesaikan. Kalau pak suami lagi di rumah dan fit, alhamdulillah, beberapa hal bisa dibereskan. Sisanya? Ya tetap, diusahakan sendiri. Mau lemah bagaimana pun badan, berat bagaimana pun kepala sampai kaki, tetap saja ada hal-hal yang harus diselesaikan sendiri. Mau berkeluh-kesah, tak ada guna. Mau tak mau harus bangun dan bergerak!
Maka dari itu, hai para lajang, manfaatkan waktu kalian sebaik-baiknya sebelum tiba masa ini. Lho?😆Eh, ini bukan curhat lebay, ya. Ini hanya penggambaran salah satu kondisi yang tak menyenangkan saja. Selain itu, banyak hal menyenangkan menjadi seorang ibu. Yang dengannya, banyak cara menuju surga. Asyik, kan? Ya, asyik, dong namun memang harus berjuang hingga titik darah penghabisan!
Oya, sebaiknya saya menjelaskan dulu keutamaan ibu rumah tangga sekaligus seorang istri, yah. Sebagai seorang muslimah, saya meyakini hal dari hadits ini:
“Jika seorang wanita melaksanakan shalat lima waktunya, melaksanakan shaum pada bulannya, menjaga kemaluannya, dan mentaati suaminya, maka ia akan masuk surga dari pintu mana saja ia kehendaki.” (HR Ibnu Hibban dalam Shahihnya)
Tentunya suami yang dimaksud di sini adalah suami yang beriman dan mampu menjadi imam yang baik bagi istrinya. Ketaatan kepada suami di sini, semata-mata bukan kepada suami melainkan bukti ketaatan kepada Allah.
Itu untuk hal ukhrawi. Untuk hal duniawi saja, banyak hal membahagiakan dilalui bersama keluarga. Di antaranya:
- Bermesraan sama suami halal selamanya dan berpahala. Mau sepanjang hari pun oke (maaf ya, yang lajang belum boleh mengalami hal ini 😜).
- Bermesraan dengan anak itu membahagiakan selamanya dan berpahala.
Memaknai kebersamaan dengan anak membuat saya menemukan makna “kebahagiaan sederhana yang sesungguhnya”. Sungguh, hanya melihat mereka ceria saja, rasa hati senang luar biasa. Hanya mendengar mereka memuji masakan saya saja, rasanya melayang hingga ke atas awan. Lebay, yes? May be tapi begitulah kebahagiaan seorang ibu: SEDERHANA!
![]() |
Kalau sakit, yang tadinya kenikmatan menjadi hambar ... |
Tapiiii, ketika badan dapat ujian berupa sakit, semua kebahagiaan itu tak bisa saya rasakan sepenuhnya. Bukan hanya aneka pekerjaan rumah yang tak bisa dikerjakan, aneka kebahagiaan tidak bisa dirasakan secara maksimal. Maka dari itu, jargon yang mengatakan bahwa “IBU DILARANG SAKIT” ada benarnya juga. Bagi seorang ibu, “kalau sakit jangan lama-lama” itu ibarat kata kunci. Sebab kalau sakit, hidup rasanya hambar, sehambar-hambarnya.
Tapi kalau ujian sakit ditolak mentah-mentah kan tak mungkin, ya? Namanya ujian, ketika datang ya harus dijawab sebaik-baiknya agar “lulus” dan naik level. Bisa saja Allah sedang menegur dengan cara-Nya karena saya sembrono menjaga kesehatan. Bisa saja, badan saya memang sedang butuh istirahat total makanya “harus” merasakan sakit supaya beristirahat karena kalau tak berasa sakit, saya tetap beraktivitas. Mungkin saja demikian.
Rasanya, ingin beresolusi agar bisa lebih baik lagi menjaga kesehatan di tahun depan, mengingat angka usia semakin besar saja. Metabolisme tubuh semakin jelek, pun stamina demikian halnya. Cara terbaik yang saya sadari adalah dengan menjaga kesehatan, mencegah sakit sebisa mungkin, misalnya dengan:
- Minum air putih 2 liter tiap hari.
- Tidak banyak berdiam diri, alhamdulillah saya masih mengerjakan pekerjaan rumahtangga yang kalau dihitung dengan alat penghitung kalori bagaikan berjalan kaki setiap harinya sekira 3 kilo meter.
- Mengurangi makanan gorengan dan menghindari makanan yang tidak baik akibatnya bagi tubuh, misalnya tidak mengonsumsi karbohidrat dan gula secara berlebih.
- Jika dirasa perlu, konsumsi suplemen atau multivitamin agar tetap fit.
![]() |
Seterikaan menggunung? Tunggu bantuan Theragran-M! 💪 |
Khusus point ke-4: suplemen atau multivitamin itu penting saat sakit. Multivitamin yang sedang saya konsumsi saat menulis ini adalah Theragran-M. Bukan sekali dua saya menambah asupan gizi saya dengan Theragran-M, ini yang kesekian kalinya. Saya membuktikan, inilah vitamin yang bagus untuk mempercepat masa penyembuhan. Saat ini saya mengonsumsinya saat agar bisa tetap fitsaat haid sementara aktivitas tidak berkurang. Tidak sedang sakit, sih meskipun demikian saya membutuhkan vitamin yang bagus untuk masa pemulihan setelah haid.
Mengapa Theragran-M? Karena multivitamin ini sudah diresepkan oleh para dokter sejak tahun 1976. Pengalaman selama itu telah membuktikan kombinasi multivitamin (A, B, C, D, E) dan mineral esensial (seperti Magnesium dan Zinc) di dalamnya mampu meningkatkan, mengembalikan, dan menjaga daya tahan tubuh, serta mempercepat proses penyembuhan. Oleh karena itu, Theragran-M cocok untuk masa penyembuhan guna memaksimalkan daya tahan tubuh.
Magnesium merupakan mineral yang sangat penting untuk berbagai proses di dalam tubuh, termasuk produksi energi, pembentukan protein, produksi DNA, dan konduksi saraf. Magnesium membantu mempertahankan tingkat normal Kalium, Fosfor, Kalsium, adrenalin dan insulin, dan menjaga tulang kuat dan jantung tetap sehat. Nah, Magnesium ini nutrisi yang sangat dibutuhkan perempuan yang sedang haid untuk mengoptimalkan kemampuan tubuh dalam menyerap Kalsium selain itu Magnesium dapat juga mengurangi kram perut. Sedangkan Zinc berfungsi untuk bantu penyembuhan luka, berperan dalam indera perasa dan penciuman, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, pertumbuhan sel, dan mengurai karbohidrat.
![]() |
Mengapa memilih Theragran-M. |
Hal kedua yang penting setelah ini yang ingin lebih saya latih di tahun depan adalah semakin meningkatkan pikiran positif. Supaya badan bisa tetap sehat dengan meyakini semua usaha yang dilakukan akan membawa hal yang positif, termasuk ber-positive thinking untuk banyak hal. Dengan harapan, saya bisa menularkannya kepada anak-anak saya. Ibu yang positif tentu akan menggerakkan anak-anaknya positif juga, kan?
Makassar, 8 Desember 2017
Artikel ini diikutsertakan dalam lomba blog yang diselenggarakan oleh Blogger Perempuan Network dan Theragran-M