Quantcast
Channel: Mugniar | Mamak Blogger Makassar
Viewing all 2022 articles
Browse latest View live

MIWF 2016: Foto yang Bercerita

$
0
0
Tanggal 18 – 21 Mei yang lalu, di beberapa lokasi di Makassar diselenggarakan Makassar International Writers Festival (MIWF) untuk yang keenam kalinya. Ajang ini berlangsung annual sejak tahun 2011. Pada tulisan ini, saya akan menceritakan mengenai materi Workshop: Writing & Photographyyang dibawakan oleh Agustinus Wibowo di Chapel, Fort Rotterdam pada hari pertama MIWF 2016. Oya, ini kedatangan Agustinus yang kedua kalinya di MIWF, lho.


Sayang sekali materi ini berlangsung nyaris paralel dengan dua materi menarik lainnya: peluncuran novel Natisha karya Khrisna Pabhicara yang menghadirkan penulisnya (berlangsung di South Verandah, Fort Rotterdam) dan Panel Discussion: The Journey of Moving Libraries in Indonesia  yang menghadirkan Nirwan Arsuka dan M. Ridwan Alimuddin. Saya mengatakannya paralel karena kedua  materi ini dijadwalkan berlangsung pada pukul 15.30 – 17.30 sementara materi Agustinus Wibowo berlangsung pada pukul 16.00 – 17.30. Ah, andai saja saya seperti amoeba yang bisa membelah diri.

Karena harus memilih, saya memilih menghadiri materi Agustinus Wibowo karena materi ini lebih bermanfaat pada aktivitas saya sebagai blogger ketimbang kedua materi tadi.

Foto yang bercerita


Agustinus memperlihatkan banyak foto hasil jepretannya kepada peserta workshop. Semua foto yang ditampilkannya bagus dan ia bisa bercerita melalui foto-foto itu. Salah satu cerita adalah dari sebuah foto yang memperlihatkan seorang anak yang tengah sedih karena telur jualannya tumpah di sebuah pasar di Kabul. Rupanya di balik gambar itu ada cerita lain. Anak itu – menurut orang-orang yang berada di pasar, menumpahkan telur-telur jualannya dengan sengaja guna mendapatkan simpati dari orang-orang yang lalu-lalang di situ.

Para peserta workshop menikmati sajian foto-foto Agustinus Wibowo
Saya mencatat hal-hal penting dari penyampaian Agustinus Wibowo, sebagai berikut:

Foto bercerita yang bagus ...

  • Agar mendapatkan “roh” dari orang-orang yang difoto, bukan berarti harus berada terlalu dekat dengan mereka.
  • Foto yang bagus membutuhkan interaksi yang sangat panjang dengan obyeknya. Dengarkan dan pahami cerita mereka. Cari angle dan momen yang mewakili.
  • Perlu diperhatikan dalam menghasilkan foto yang bagus: bagaimana memasukkan semua detail dan fokus pada satu titik.

Ekspresi dan angle

  • Ekspresi orang yang difoto harus natural. Tidak boleh menyuruh orang lain untuk melakukan hal yang tidak dilakukannya (untuk foto jurnalis).
  • Gunakan semua angle. Ambil banyak (sekali) foto, bisa jadi 100 – 1000 foto untuk satu cerita. Bereksperimenlah dengan segala sudut, keadaan, dan komposisi.
  • Ketika memilih satu dari banyak foto, ambil angle tertentu yang bisa memberi makna secara simbolik. Agustinus memberi contoh mengenai peringatan hari Asyura di mana orang Syi’an sampai berdarah-darah melukai dirinya sendiri. “Jangan ambil darahnya, ambil angle dari bawah,” Agustinus memperlihatkan foto yang memperlihatkan foto yang mengambil angle dari parang yang dipegang dan dipergunakan melukai badan.

Momen, alias keberuntungan

  • Bukan hanya teknik dan konsep yang dibutuhkan. Ada “keberuntungan” di dalam menghasilkan foto yang bagus, yaitu “momen”.
  • Dalam menunggu momen yang pas, mau tidak mau harus sabar. Agustinus memperlihatkan contoh fotonya yang mengambil gambar anak-anak taman kanak-kanak di Mongolia. Ketika semua anak berbaris dan semuanya menghadap ke depan, tak ada yang menarik di foto itu. Namun ketika ada seorang anak ada yang bosan dan mengganggu kawan-kawannya, foto yang dihasilkan menjadi lebih hidup.
  • Pilih momen yang manusiawi. Foto jurnalistik juga tentang kemanusiaan. Ada dilema tetapi foto yang dibuat bisa menjadi pesan kepada khalayak mengenai adanya orang-orang di daerah-daerah tertentu yang butuh bantuan. Foto adalah jurnalisme yang serius.
  • Tidak semua foto harus tajam. Agustinus memperlihatkan foto yang sedikit kabur tetapi bisa memperkuat pesan yang ingin disampaikan.

Detail dan konflik

  • Detail merupakan bagian yang penting dari sebuah foto. Potret tangan bisa mewakili cerita. Serumit apapun foto, akan membawa orang yang melihatnya kepada satu titik. Detail juga bisa dicari pada wajah (misalnya pada senyum). Agustinus memperlihatkan beberapa foto: anak kecil yang mengenakan celana pink di padang gersang dan payung pink yang digunakan perempuan berjubah dan bercadar hitam yang tengah berjalan kaki di tengah badai salju.
  • Konflik sebagai elemen cerita adalah hal bertentangan yang diperlihatkan pada sebuah foto dan menjadikan foto itu menarik. Contohnya adalah foto seseorang yang tidak memiliki kaki tetapi tetap menjaga postur badannya.

Riset dan kejujuran

  • Fotografi bukan semata-mata tentang kamera. Kamera ponsel pun bisa digunakan. Fotografi adalah cara bagaimana memandang dunia dan mengungkapkan cerita lewat gambar.
  • Riset penting. Ada etika, tidak semua foto bisa diambil. Ada aturan tertentu yang harus diketahui dari riset. Mintalah izin dari subyek foto. Penting untuk mengetahui sejarah dari latar belakang (misalnya bangsa) dari subyek foto.
  • Sampaikanlah cerita, bukannya mengeksploitasi. Kejujuran adalah keharusan dalam fotografi. Editing adalah pekerjaan wajib dalam fotografi tetapi jangan menambah ataupun mengurangi. Agustinus memperlihatkan sebuah foto yang dikatakan “curang”. Di dalam foto itu, jumlah orang yang berada di sebuah tempat dikurangi padahal orang itu berada di tengah-tengah.
Konflik sebagai elemen cerita adalah hal bertentangan yang diperlihatkan pada sebuah foto dan menjadikan foto itu menarik
Salah satu foto Agustinus Wibowo

Bagaimana membuat tulisan dari foto

Dalam memadukan foto dan tulisan, perhatikan kaidah 5W+1H. Selain itu, perlu adanya editing. Agustinus memperlihatkan foto-foto pilihan yang dijepretnya saat ada upacara kematian di Toraja. Dari 20.000 foto yang diambilnya, dia memilih 10 foto yang paling bagus. Foto-foto itu melalui 7 level seleksi. Jangan masukkan semua elemen dalam satu foto. Setelah mendapatkan 10 foto, Agustinus menata urutannya untuk dibuat tulisan. Ia menyusun mulai dari gambaran umum hingga spesifik, dari situ bisa dibuat kerangka tulisannya.

***

Sayang sekali, waktu maghrib sudah sangat dekat. Workshop ini harus segera diakhiri tanpa sesi tanya-jawab. Hm, mudah-mudahan saja Agustinus mau merespon kalau-kalau saya tiba-tiba punya pertanyaan untuknya. By the way, saya suka sekali materinya, terima kasih, ya sudah berbagi dengan kami Agustinus.

Makassar, 30 Mei 2016

Bersambung



MIWF 2016: Colliq Pujie the Unsung Hero of Buginese Classical Literature

$
0
0
ari kedua Makassar International Writers Festival (MIWF) 2016, tanggal 19 Mei, serangkaian acara menarik kembali digelar. Saya memilih menghadiri Pannel Discussion: Colliq[1]Pujie the Unsung Hero of Buginese Classical Literature yang diselenggarakan di Aula Aksa Mahmud, Universitas Bosowa pukul 10.00 – 12.00. Kali ini, suami saya turut hadir bersama saya dan ... si bungsu Afyad.


Pak suami paham sekali kalau menghadiri acara seperti ini, saya harus mengerahkan segenap perhatian saya kepada pembicaraan yang tengah berlangsung supaya bisa menulis dengan baik sehingga selama diskusi berlangsung, beliau sepenuhnya mengawasi putra kami yang lincah.

Pada diskusi ini, dihadirkan dua nara sumber: Pak Alwy Rachman yang dikenal sebagai budayawan dan Pak Ahmad Saransi, Kepala Bidang Pembinaan dan Kerja Sama Kearsipan. Pak Alwy Rachman yang selalu memukau saya dengan diksinya yang unik, indah, dan bermakna dalam, kembali membuat saya terpukau di sesi ini. Sementara Pak Ahmad Saransi, ternyata saya pernah membaca buku karya dirinya dan timnya yang berjudul Colli’ Pujie: Lontara’ Bilang, Mozaik Pergolakan Batin Seorang Perempuan Bangsawan. Buku tersebut berisi sedikit sejarah Colli’ Pujie dan cuplikan beberapa karyanya berikut terjemahannya. Saya sudah pernah menuliskan tentang buku itu di tulisan: Perempuan Pencipta Aksara

Moderator - Bobby KBJ, Pak Alwy Rachman, dan Pak Ahmad Saransi


Merawat Ingatan


Sebelum masuk ke ruangan tempat diskusi berlangsung, di meja registrasi dibagikan materi Pak Alwy Rahman yang berjudul Merawat Ingatan Budayaberupa tulisan sepanjang 2 halaman folio. Isinya mengenai bagaimana media tradisional dan media global “bertarung” pada masa kini, dalam kehidupan kita. Saya tertarik mengutip paragraf akhir materinya:
Pada akhirnya Sulawesi Selatan sejatinya meyakini bahwa soal kebudayaan adalah soal ingatan. Kita seharusnya tak hanya memberi ruang ingatan terhadap “kekuasaan” semata-mata. Kita juga sejatinya menyediakan ruang ingatan kita bagi tokoh-tokoh budaya. Jika tidak, pelak tapi pasti, kita sendiri yang akan kehilangan ingatan akan lokalitas, tempat kita hidup dan berkebudayaan. Kita mestinya dapat mendengarkan Earnest Renan yang mendalilkan bahwa “bangsa adalah lokalitas”.
Hm, menarik. Mungkin karena itulah, semakin mengenal kebudayaan daerah, saya merasa semakin mencintai Indonesia.

Pak Alwy menggugah para hadirin mengenai pentingnya memilah-milah apa yang akan kita simpan di dalam “tugu ingatan” kita dan mewaspadai gadget yang bisa membuat jauh dari budaya kita.

Matthes, tentang orang Bugis (tahun 1883) dari buku  Colli’ Pujie: Lontara’ Bilang,
Mozaik Pergolakan Batin Seorang Perempuan Bangsawan

Colli’ Pujie, Bukan Sekadar Hero


Colli’ Pujie yang diperkirakan lahir tahun 1812 terbiasa membaca dan menulis. Ini karena orang Bugis (juga orang Makassar) sudah punya aksara sendiri dan mencatat kebudayaannya dengan aksara itu. Aksara Lontara’ namanya. Sebagai orang yang berasal dari kalangan bangsawan dan terpelajar (ayah Colli’ Pujie seorang kesatria, panglima perang sedangkan ibunya memiliki titisan darah intelektual dari ayahnya – Ince Bagea, seorang syahbandar pada waktu itu).

Colli’ Pujie memiliki keluasan berpikir. Matthes – seorang missionaris dari Belanda yang memintanya menyadur karya-karya klasik memujinya berkali-kali. Colli’ Pujie bahkan menciptakan aksara Lontara’ Bilang dengan mengubah angka-angka Arab dengan cara yang tidak biasa.

Colli’ Pujie tidak hanya mengumpulkan dan menyalin La Galigo, ia juga membuat karya-karya sendiri yang dalam penerjemahannya diakui sulit oleh tim penulis buku Colli’ Pujie: Lontara’ Bilang, Mozaik Pergolakan Batin Seorang Perempuan Bangsawan. Mengapa? Karena kemampuan berbahasanya tinggi. Dalam menuliskan syair, misalnya ia kerap menggunakan banyak nama benda seperti nama buah, pohon, dan kampung sebagai simbol yang artinya  baru dapat ditemukan setelah menggali lebih dalam lagi apa yang ada di balik benda-benda tersebut. Di samping itu, bahasa Bugis sangat kaya. Contohnya, ada 6 kata yang berbeda untuk “hari” dan ada 10 sinonim untuk “emas” (halaman xxi buku Colli’ Pujie: Lontara’ Bilang, Mozaik Pergolakan Batin Seorang Perempuan Bangsawan).

Menurut Pak Ahmad, mengapa Colli’ Pujie menjadi sedemikian encer otaknya dalam menulis, alasannya adalah karena 3 hal: kecintaannya kepada almarhum suaminya, konflik di Tanete, dan fitnah yang berhembus mengenai hubungan gelapnya dengan Matthes. Oya, mengenai kehebatan perempuan ini, silakan simak di tulisan berjudul Perempuan Pencipta Aksara. Tentangnya, Pak Alwy Rachman berujar, “Barangkali Colli’ Pujie bukan sekadar hero. Dia adalah wisdom.” Menurut Pak Alwy, lebih berharga menjadi bijak, “Tak ada gunanya jadi hero sampai mati.”

Semua peserta mendapat buku Colli’ Pujie: Lontara’ Bilang,
Mozaik Pergolakan Batin Seorang Perempuan Bangsawan dari Pak Ahmad Saransi

Mungkinkah kita membaca sejarah dan budaya lokal yang ditulis secara populer?


Pada awal pertemuan, Pak Alwy sempat melontarkan ide untuk membuat semacam pusat studi sejarah Sulawesi Selatan karena menurutnya, sekarang kampus-kampus tak menyediakan hal itu. “Literasi adalah aksi politik, aksi kebudayaan. Kalau tidak ada literasi, kita tidak bisa membaca kebudayaan kecuali yang sudah ditulis orang lain. Seharusnya sekarang kita membaca kebudayaan kita,” demikian ungkapnya.

Pada bagian ini, saya memberi ruang untuk pikiran sederhana saya. Saya ingin menanggapi ucapan Pak Ahmad Saransi yang ini, “Tidak perlu bangga pada karya La Galigo yang merupakan karya sastra terpanjang di dunia kalau tidak pernah membaca naskahnya.”

Baiklah, untuk orang yang berusaha mencintai lokalitas, saya hanya bisa sampai taraf berbangga pada saat ini, Pak. Saya kira – setidaknya saya punya sedikit kepedulian dengan rasa bangga itu. Saya lahir dari keluarga “belasteran” Bugis – Gorontalo dan besar di Makassar. Saya tak bisa semua bahasa daerah, baik Bugis, Makassar, maupun Gorontalo. Namun khusus bahasa Gorontalo, saya masih bisa mengerti secara pasif karena dulu ibu saya biasa menggunakannya bercakap-cakap dengan kerabat yang tinggal di rumah kami.

Salah satu karya Colli' Pujie
Kalau saya tak perlu berbangga dan ditantang untuk membaca aksara Lontara’, saya bisa apa? Tak adil kalau ada yang salahkan saya yang hanya sebentar menerima pelajaran bahasa daerah. Saya hanya mendapatkannya di kelas 5 sekolah dasar, oleh wali kelas yang berasal dari Gorontalo. Itu pun bahasa Makassar sementara bahasa Makassar berbeda dengan bahasa Bugis. Sehari-harinya bahasa pengantar di rumah kami adalah bahasa Indonesia. Sewaktu “perintah” untuk “berbahasa Indonesia yang baik dan benar” di zaman Soeharto menggema, kota Makassar sudah menerapkannya dengan sangat baik. Di mana-mana di kota ini, orang menggunakan bahasa Indonesia. Salahkah saya tak menguasai aksara Lontara’ dan bahasa Bugis?

Ah seharusnya, ini saya sampaikan di forum diskusi saat itu, ya? Maafkan saya, saya baru bisa merangkai kata-kata ini sekarang. Saya pulang dari diskusi itu dengan membawa PR berupa kata-kata Pak Ahmad Saransi. Lalu saya berusaha menguraikan PR itu dan kini membuat tulisan ini.

Kalau boleh, saya ingin mengusulkan sesuatu. Mengingat masih adanya orang-orang yang peduli dengan naskah Lontara’, supaya menuangkannya ke dalam tulisan populer sehingga mudah dipahami oleh siapa pun, termasuk saya. Saya berharap sekali pada jurusan Sastra Daerah agar dapat menyebarkan kepada kami-kami yang tak menguasai bahasa daerah ini pengetahuan yang ada di dalam naskah-naskah kuno Lontara’ guna menyalakan api kecintaan kami kepada budaya kita. Kalau kami tak boleh berbangga atau harus membaca naskah-naskah kuno itu dulu baru bisa berbangga, hanya kepada mereka yang mungkin bisa menjadi “jembatan”-lah kami menaruh harap (ketimbang mengharuskan kami memahami aksara Lontara' dan keluar-masuk gedung Arsip yang butuh birokrasi untuk mengaksesnya).

Tolonglah kami dengan menuliskan kebudayaan kita dalam bahasa populer. Sebarkanlah di internet. Agar tugu ingatan kami bisa terisi dengan warna lokal dan gadget bukan sekadar alat yang berpotensi menghancurkan kebudayaan. Please?

Makassar, 30 Juni 2016

Baca juga:






[1]Ada yang menuliskannya “Colli’ “ (dengan apostrof) dan ada yang menuliskannya dengan “Colliq” tetapi penyebutannya sama saja.

Lidha Maul, “Bulir Jeruk” dari Balikpapan

$
0
0
Saya suka membayangkan, kalau saya bepergian ke mana saja di negeri ini, saya punya tempat mampir karena teman-teman blogger saya tersebar di berbagai penjuru Indonesia. Di luar negeri juga ada, sih tapi kayaknya mengkhayalnya kejauhan kalau ke sananya. Jadi, mengkhayal jalan-jalannya di dalam negeri saja dulu.

Blognya bernama Bulir Jeruk. Sumber: blog Mbak Lidha
Begitu tahu Lidha Maul itu blogger Balikpapan, saya langsung menandainya. Asyik, kalau misalkan ke Balikpapan, saya bisa kopdar dengannya. Juga dengan teman blogger Balikpapan lain, dan teman-teman lain yang tinggal di Balikpapan.

Menarik melihat-lihat kisah-kisah blogger yang menamakan blognya “Bulir Jeruk” ini. Bagaimana ia mencari kesibukan ketika pindah ke tempat yang jauh dari keramaian layak menjadi bahan pembelajaran mereka yang baru menikah. Mengalami hal seperti yang dialaminya di awal pernikahan bukan sesuatu yang mudah. Saya dulu juga mengalaminya karena langsung merantau, meninggalkan keluarga dan tinggal di pinggir hutan Riau.

Mengalami yang demikian, harus cerdas-cerdas mencari kegiatan dan kuat iman. Kalau tidak, bisa terjebak ke hal-hal yang tidak baik. Ada, lho kisah seorang ibu yang meninggalkan suami dan anak-anaknya karena merasa tidak betah. So, buat kalian yang merencanakan menikah dan ikut suami, menetap di daerah yang sepi dan jauh dari keramaian, silakan deh jalan-jalan ke blog ibu satu anak yang penggemar ilustrasi ini.

Sekalian juga bisa lihat-lihat karya ilustrasi yang diselip-selipkannya di dalam blognya. Keren. Saya ingin sekali bisa membuat ilustrasi-ilustrasi seperti itu tapi tak bisa. Buntu saja kalau harus menggambar atau berkreasi dengan gambar.

Salah satu ilustrasi karya Mbak Lidha. Sumber: blog Mbak Lidha
Saya juga suka dengan kisahnya sewaktu masih mejadi guru. Membayangkan menjadi guru di hadapan siswa-siswa SMA yang ... wow ... tentu bukanlah hal yang mudah. Bayangkan, di hari pertama ia mengajar, saat meminta siswa bertanya, yang terlontar adalah pertanyaan: “Situ tinggalnya di mana?” Oh ya, ampun. Membaca ini, mau ngakak, rasanya gimana gitu. Ndak ngakak, ya bagaimana, anak itu menggemaskan sangat sampai-sampai saya pengen mencubit pipinya sekeras mungkin!

Ini kelanjutannya:
Sejenak, kaki saya rasanya ngawang-ngawangSitu? Tinggal? Mana pertanyaan yang sesuai materi yang saya harapkan. Mana? Saya sih tidak bad mood, tapi saya jawab saja:“Di rumah!” sambil teriak.Iya, saya masih tinggal di rumah kok. Sebagian anak tertawa, sebagian protes termasuk yang bertanya, sebagian ada yang membela. Saya jadi nggak enak, saya balas lagi, “Bukan begitu. Maksud saya nggak ada pertanyaan lain apa? Sepanjang tadi saya bahas materi, masa kalian cuma nanya tinggal di mana, tinggal di mana?” dengan nada suram dan agak-agak putus asa. Waktu itu saya masih muda, belum nikah jadi penggunaan kata ‘saya’ lebih nyaman daripada kata ‘ibu’.Ternyata ada yang membela, “Loh, kan ibu juga yang suruh kita nanya. Syukur-syukur kita nanya Bu.” (Kisah lengkapnya bisa dibaca di sini).Wiiih kalau saya mungkin sudah bubar jalan grak, deh.
Saya penasaran dengan kelanjutan kisah mengajarnya. Mudah-mudahan saja Mbak Lidha mau meneruskan kisah mengajarnya. Bagus juga menuliskan kisah-kisah seperti itu supaya bisa menjadi penyemangat buat guru-guru yang memiliki pengalaman mirip.

Satu hal yang saya kagumi dari Lidha Maul ini adalah “banyak bisa”-nya. Ada satu postingan yang keren juga di blognya. Judulnya Hiasan Kulit Bawang. Wow, membuat hiasan dari kulit bawang putih yang biasanya dibuang-buang itu? Bukan hanya itu, ia juga suka berkebun dan bercita-cita jadi entrepreneur. Keren.

Sudahlah, mending langsung ke blognya saja, ya di http://www.bulirjeruk.comdan menyelamlah di sana J

Makassar, 31 Mei 2016


Arisan link perode 6, grup 4 Blogger Perempuan

Ramadhan Sale, Agar Kantong Tetap Terjaga

$
0
0
Sukakah Anda mengoleksi baju?

Kalau saya, tidak. Buat saya, berpakaian adalah hal yang fungsional sekaligus ibadah (menutup aurat). Bagi orang Islam kan semua aspek/sisi kehidupannya hendaknya ditujukan untuk beribadah? Tidak perlu ditambah jumlahnya kalau memang tidak urgent. Tak mengapa baju dipakai sampai rusak.


Soal mode bagaimana?

Hm, saya tidak begitu mikir, sih. Toh, saya tidak memakai kebaya sehari-harinya. Kebaya yang dipakai sebagai pakaian sehari-hari, kan sudah out of date alias ketinggalan zaman saat ini.


Memangnya, ada yang memakai kebaya sehari-hari?

Eh, ada, lho! Dulu. Saya masih menyaksikan tante-tante – kakak-kakak dari ayah saya mengenakan kebaya sederhana sehari-harinya. Bawahannya berupa sarung batik yang dipakai bak rok saja. Namun kebaya sudah lama ditanggalkan tante-tante saya itu. Seiring berkembangnya mode pakaian, kira-kira tahun 90-an mereka mengubah gaya berpakaian dengan yang lebih modern, seperti baju terusan atau blus dan rok panjang.

Hai hai, malah ngelantur membicarakan kebaya.

Sebenarnya saya mau bahas soal pakaian lalu ke pakaian diskon. Suka diskon? Saya suka. Boleh ketawa, ya, kalau mau mencemo’oh. Saya suka kata DISKON itu. Selalu diiringi pikiran lain seperti, “Selisih uangnya kalau membeli harga normal kan bisa dipakai untuk membeli yang lain.”

Pikiran sebagian mamak-mamak, juga kan? Ayo, mamak-mamak, ngacung yang sependapat dengan saya!

Saya pernah merasa beruntung sekali, dapat hadiah voucher belanja online. Walau dapat voucher yang lumayan nilai nominalnya, yang saya cari pertama kali adalah “pakaian diskon”. Ketemulah tunik-tunik (blus ala perempuan India) yang cantik berharga normal empat ratus ribuan rupiah. Kebetulannya, ada jenis tunik yang saya taksir sedang didiskon sementara beberapa yang lainnya masih dijual harga normal. Saya pilih yang diskon, dong. Kebetulan bisa ambil 2 maka saya ngambil dua potong. Sisavoucher masih ada.  Lalu ada tas bertali yang juga lagi diskon. Dari harga awal Rp. 400 ribuan, menjadi tinggal seratus ribuan rupiah juga. Lalu masih ada beberapa barang yang saya beli, semuanya barang diskon pula. Rasanya puaaaaas sekali bisa dapat cukup banyak barang keren dari belanja online itu.

Saat tak berapa lama kemudian, produk-produk itu harganya naik kembali, di situlah saya merasa telah menjadi orang yang paling beruntung sedunia. Untung belinya pas diskon.

Nah, pikiran mamak-mamak seperti itu sangat cocok diterapkan pada masa ini, ketika harga bahan-bahan pokok sudah mulai naik sebelum bulan Ramadhan. Lalu nanti saat Ramadhan naik lagi, finalnya pas menjelang lebaran? Tahu, kan kebiasaan negeri ini, saat Ramadhan, saat harga barang-barang naik lagi, sebagian masyarakatnya “terpaksa” menjadi konsumtif dengan berbagai alasan? Apalagi menjelang lebaran Idul Fitri?

Belum lagi, musim tahun ajaran baru sudah di depan mata. Sebentar lagi anak-anak kita butuh perlengkapan sekolah baru. Hadeh, pusing pala mamak kalau tidak bisa menyiasati semua kebutuhan ini. Maka dari itu, mamak-mamak kemudian dituntut untuk kreatif mengelola laju keluar-masuknya anggaran. Nah, di saat seperti itu, kita perlu trik jitu. Triknya adalah memanfaatkan momen diskon.

3 dari beberapa penawaran spesial di Lazada
Nah, pas nih. Saya sudah menandai Lazada Indonesiakarena ada program Ramadhan Sale-nya, dengan potongan harganya hingga 80 persen! Diskonnya bukan hanya pada kategori  Fashion. Ada juga diskon pada kategori Perlengkapan Rumah Tangga, Elektronik Rumah Tangga, Handphone dan Tablet, dan lain-lain. Jadwalnya mulai tanggal 1 Juni – 10 Juli 2016, terbagi dalam 5 periode. Selain itu, ada pula Penawaran Spesial, dua kali sehari pada pagi dan malam hari!

Kelima periode itu adalah:
  • Tanggal 1 – 6 Juni. Tagline-nya adalah Ramadhan Penuh Hikmah, Diskon Penuh Berkah.
  • Tanggal 7 – 13 Juni. Tagline-nya adalah Ramadhan Penuh Hikmah, Pilih Gayamu.
  • Tanggal 14 – 20 Juni. Tagline-nya adalah Ramadhan Penuh Hikmah, Rayakan Bersama Keluarga.
  • Tanggal 21 – 28 Juni. Tagline-nya adalah Sambut Hari Kemenangan, Diskon Meriah Ramadhan.
  • Tanggal 29 Juni – 10 Juli. Tagline-nya adalah Rayakan Hari Kemenangan, Diskon Meriah Lebaran.

Informasi detail-nya diberikan berdasarkan periode Ramadhan Sale yang bersangkutan. Jangan tanya pada saya barang apa saja yang didiskon pada masing-masing periode, ya. Saya hanya menyampaikan informasi ini, tidak tahu-menahu mengenai detail-nya, hehehe. Silakan dicek sendiri langsung di website-nya.

Satu saja pesan saya, silakan memanfaatkan diskon besar-besaran ini. Cek dan ricek, untuk memastikan Anda diuntungkan dalam berbelanja dan (isi) kantong serta dompet tetap terjaga “kesehatannya”, tidak cepat terkuras. Selamat berbelanja J


Makassar, 2 Juni 2016

MIWF 2016 Don’t Judge the Book by It’s Movie

$
0
0
Saya melewatkan banyak acara di MIWF 2016. Usai menghadiri acara bertajuk Colliq Pujie the Unsung Hero of Buginese Classical Literature di Aula Aksa Mahmud, Universitas Bosowa pada hari kedua (tanggal 19 Mei 2016), saya tak kembali lagi ke Fort Rotterdam pada sore harinya karena satu dan lain hal. Tanggal 20 Mei, saya hanya khusus menghadiri Kids Corner karena putri saya Athifah akan bercerita di hadapan hadirin di Kids Corner.

Mira Lesmana (tengah) dan Erwin Arnada (kanan)

Baru pada keesokan harinya (tanggal 21 Mei 2016), saya menghadiri Panel Discussion: Don’t Judge the Book by It’s Movie yang diselenggarakan di Same Hotel. Diskusi yang berlangsung adalah seputar:

Bagaimana seharusnya memandang film yang berasal dari buku?


Sesi 1: Mira Lesmana dan Erwin Arnada

Saat saya datang, sesi pertama diskusi yang menghadirkan Mira Lesmana (produser film AADC 2) dan Erwin Arnada (sutradara film Rumah di Seribu Ombak) sebagai nara sumber sedang berlangsung. Menyimak pembicaraan mereka, bisa ditarik kesimpulan bahwa menonton film yang sudah lahir novelnya terlebih dahulu, jangan terlalu berharap kesamaannya. Mengapa? Simak apa kata Mira Lesmana dan Erwin Arnada – mewakili orang-orang yang membuat film berikut ini:

Mira Lesmana


Dalam menonton film, pandanglan film dari sudut pandang pembuat filmnya (jangan berkeras pada sudut pandang kita setelah membaca bukunya).

Paling enak membuat film yang sudah ada novelnya, lebih enak eksplorasinya. Jika tidak ada buku, maka ada beberapa angle yang harus ditinjau dalam membuat film. Misalnya film Kartini, ada beberapa angle. Beda kalau buat naskah yang benar-benar original. Apalagi kalau bukunya banyak, seperti So Hok Gie. Membuat film yang original story itu tidak mudah karena setelahnya ada biaya promosi film dan harus ekstra kerja keras. Kalau memfilmkan buku yang sudah dikenal, sudah ada pasarnya, yaitu pembaca buku itu sendiri dan masih bisa digaet penonton lain.

Mira sebenarnya ingin sekali memfilmkan Bumi Manusia-nya Pramoedya Ananta Toer tapi ia gagal. Dan lucunya, ada film yang “takut” ia tonton karena sudah telanjur suka pada bukunya (takut filmnya di luar ekspektasinya). Di atas semuanya, Mira senang memperkenalkan lokalitas melalui film.

Mengenai AADC yang akan dinovelkan (sudah ada penawaran dari sebuah penerbit besar), Mira memberi kebebasan kepada penulisnya.

Erwin Arnada


Pengalaman literal berbeda dengan pengalaman visual. Novel itu karya literal. Film adalah karya komunal yang visual. Banyak aspek yang tidak ada di buku akan mempengaruhi filmnya. Persiapkan di Anda (sebagai penonton) karena (saat nonton film) Anda memasuki wilayah berbeda.

Semakin besar tokoh, semakin sulit difilmkan, semakin harus berhati-hati membuat filmnya. Hati-hati dalam berekspektasi pada film.

Gina S. Noer (tengah) dan Ika Natassa (kanan)

Sesi 2: Gina S. Noer dan Ika Natassa

Seingat saya ini kali kedua Gina S. Noer hadir di MIWF. Saya pernah menuliskan sesinya pada MIWF dua tahun lalu pada tulisan berjudul [MIWF 2014] Menjadi Pencerita yang Otentik. Kali ini, penulis naskah beberapa film layar lebar ini (salah satunya adalah film Habibie – Ainun) kembali menjadi penulis tamu di MIWF tahun ini.

Menurut Gina, menyalin mentah-mentah dari novel menjadi naskah film itu “gak asyik” karena menulis novel dan naskah film memang berbeda. Less is more, karena durasi film terbatas. “Semakin tidak setia pada novel maka semakin baguslah filmnya,” tutur Gina.

Ika Natassa mengatakan bahwa tantangan memproduksi film dari buku adalah ekspektasi dari pembaca dan penonton. Kalau novelnya difilmkan, ia mempersyaratkan kalau film itu tidak boleh “mengkhianati” esensi cerita. Ia berdiskusi dengan pembuat film yang akan memfilmkan novelnya. Ika ini keren, lho. Saat ini ada 3 novelnya yang akan difilmkan!

Sayangnya, saya tidak bisa berlama-lama pada sesi ini karena pukul 4 sore saya sudah harus ke Fort Rotterdam untuk menghadiri Kids Corner. Anak-anak saya juga punya agenda di MIWF tahun ini, seperti juga di MIWF-MIWF sebelumnya.

Makassar, 4 Juni 2016

Baca juga:




Berbagi Hal Positif tentang Blogging di PPG SM-3T UNM

$
0
0
Diminta menjadi nara sumber untuk berbagi mengenai bloggingadalah hal yang menyenangkan bagi saya. Karenanya, saya bisa memperkenalkan blogging yang sarat manfaat kepada khalayak. Tanggal 23 Mei lalu, saya mendapat undangan dari Program Pengembangan Profesi Guru (P3G) Universitas Negeri Makassar (UNM) untuk berbagi di kegiataan keasramaan Program Pendidikan Profesi Guru Pra Jabatan bagi Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (biasa disingkat dengan PPG SM-3T).

Faridah Ohan, sahabat sejak kuliah yang menjadi pembina pada program PPG SM-3T tiba di lokasi – Asrama Rusunawa UNM – Kampus FIP Tidung saat saya hendak shalat Isya di masjid yang berada di samping asrama. Sebelumnya, ia yang menghubungi saya, menyampaikan tentang undangan ini. Saya dipanel dengan Wendy Miller, seorang penulis asal Australia yang fasih berbahasa Indonesia. Harapan Ida, para mahasiswanya lebih termotivasi lagi untuk menulis. Setiap tahunnya, program ini meminta para mahasiswa untuk menulis dan membukukan pengalaman mereka selama setahun sebelumnya mengajar di daerah terdepan, terluar, dan tertinggal di negeri ini. Program yang inspiratif, ya.

Saat saya kembali ke asrama, Wendy Miller sudah tiba. Diskusi pun segera dimulai. Yang hadir banyak sekali. Kata Ida, penghuni asrama ini ada dua ratus orang. Wow. Tadinya saya pikir akan berbagi di hadapan sekira 10 – 50 orang saja.

Sebagian peserta
Wendy Miller tampil lebih dulu. Saya kenal Wendy Miller sejak sejak tahun 2012. Eh, bukan kenal, sih ... “tahu” saja, tepatnya. Karena sejak tahun 2012, dua anak saya yang terkecil punya agenda khusus di MIWF, yaitu: menghadiri Kids Corner. Dan Wendy Miller adalah pengisi setia Kids Corner, sejak MIWF pertama (tahun 2011). Wendy, merupakan alasan bagi putri saya – Athifah untuk menyaksikan Kids Corner.

Wendy menggunakan bahasa Indonesia dalam menyampaikan sharing-nya. Ia mengisahkan awal perkenalannya dengan Makassar, yaitu ketika tahun 1997 – 2001, ia mengerjakan project Ausaid di Makassar. Wah,pantasan, bahasa Indonesianya bagus sekali. Selanjutnya, Wendy menceritakan hal-hal seputar buku dan kebiasaan membaca di Australia.

Di Melbourne, tempat tinggal Wendy, ada buku-buku dari beragam bahasa, seperti bahasa Vietnam, Italia, Indonesia, dan Arab. Di Australia, harga buku agak mahal karena banyak yang terbit di Amerika Serikat dan Inggris. Karena itu pulalah, Wendy yang suka membaca buku sejak kecil menjadi senang ke perpustakaan untuk membaca buku. Di sana, di tiap kabupaten perpustakaannya beroperasi dengan baik. Kalau buku-buku di perpustakaan di wilayahnya sudah puas dilahapnya, Wendy pun ke perpustakaan di wilayah lain.

Perpustakaan-perpustakaan di Australia sering menyelenggarakan event. Event-nya gratis, untuk anak-anak pun ada. Salah satu kegiatannya adalah, anak-anak bisa belajar menulis cerpen. Di perpustakaan tingkat provinsi diselenggarakan Kids Book Festival. Pada event itu diselenggarakan aneka kegiatan seperti menulis, mendongeng, membaca, dan melukis untuk anak-anak. Tujuannya adalah untuk mendorong minat baca anak agar anak tidak takut ke perpustakaan. Keren, ya.

Buku yang recommended untuk anak muda. Resensinya simak di sini
Hal-hal tersebut mungkin pernah diselenggarakan oleh perpustakaan di negara ini namun ada hal yang berbeda. Saya kira yang ini tidak ada di Indonesia: perpustakaan di sana menyediakan minuman seperti air putih, kopi, coklat, area main musik, dan internet GRATIS. Orang-orang yang sudah berumur 50 tahun ke atas bisa didampingi dalam menggunakan internet, seperti memanfaatkan e-mail dan membuka e-book.

Usai Wendy, tibalah giliran saya. Saya sharing pengalaman ngeblog beserta contoh-contoh tulisan dan kisah-kisah di balik tulisan itu. Untuk menggugah peserta, saya pikir saya perlu mengemukakan alasan orang ngeblog dan apa saja manfaat yang saya dapatkan dari ngeblog. Saya membagikan 15 manfaat yang saya rasakan:
  1. Menjadi “prasasti” sejarah pribadi.
  2. Menjadi semakin terampil menulis.
  3. Menjadi semakin kreatif karena ide semakin mudah datangnya.
  4. Mendapatkan banyak kawan baru.
  5. Mengikuti banyak kegiatan menarik (pelatihan , seminar, pameran, dan lain-lain, dengan gratis).
  6. Memperoleh tambahan wawasan.
  7. Sarana pengembangan diri karena dapat memahami kehidupan dengan lebih baik.
  8. Membantu orang lain secara materi (melalui tulisan).
  9. Memotivasi orang lain.
  10. Memberikan wawasan baru kepada orang lain.
  11. Menyampaikan kritik dengan cara berbeda.
  12. Menyumbangkan ide baru untuk blogger lain.
  13. Membuka mata dunia tentang daerah kita.
  14. Pintu rezeki.
  15. Menyebarluaskan (gagasan) kebaikan (berita baik, wawasan, informasi, motivasi) dan lain-lain.
Satu hal lagi yang saya sampaikan adalah, “Bahkan kita bisa belajar dari “hal-hal kecil” yang dituliskan oleh orang lain dalam blognya.” Hal-hal yang kita anggap kecil, bisa saja merupakan pelajaran berharga buat orang lain. Begitu pun hal-hal kecil dari orang lain, bagi kita bisa menjadi pelajaran berharga. Saya sering menemui hal seperti ini, hal-hal kecil dari keseharian orang lain yang membuat saya belajar banyak hal.


Sebelumnya, saya menyampaikan mengenai guru yang ngeblog dalam pandangan saya. Semoga saja para peserta mempunyai gambaran sendiri mengenai manfaat ngeblog buat guru. Saya pribadi, mempunyai penghargaan lebih kepada guru-guru yang aktif menulis karena itu berarti mereka senantiasa update wawasan dan senang berbagi. Mudah-mudahan, dengan demikian mereka juga suka mengintrospeksi diri.

Terakhir, ada hal yang saya pegang selaku seorang muslimah, yaitu sebuah hadits: “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya.” [HR Muslim]

Karena kebaikan bisa ditunjukkan melalui tulisan. Adalah hal yang membahagiakan ketika mendapatkan pemberitahuan dari orang-orang bahwa mereka menemukan hal baru/manfaat dari tulisan kita. Dan kebaikan itu, insya Allah suatu hari akan kembali kepada kita.

Makassar, 4 Juni 2016


Terima kasih Ida, terima kasih teman-teman peserta sharing saat itu telah menyimak dan berkenan mendengarkan saya berbagi hal-hal positifdari blogging. Semoga kita semua semakin semangat menulis, ya. 

SMSbunda: Mencerdaskan Indonesia Langsung ke dalam Genggaman

$
0
0

 

Melahirkan Bayi, Tak Selalu Mulus

Segala puji bagi Allah yang dengan perkenan-Nya jualah saya berhasil melalui 3 kali proses persalinan normal dengan sensasi yang berbeda-beda. Pada persalinan pertama, tali pusar si sulung meliliti lehernya sebanyak 3 kali. Menyebabkan dia terjebak di jalan lahir karena setiap mengejan, dia tertarik masuk lagi ke dalam rahim karena lilitan tali pusar itu. Sebelum proses persalinan itu tekanan darah saya tinggi. Hampir saja saya dioperasi, kalau tekanan darah tidak turun menjelang persalinan. Alhamdulillah, bayi saya lahir usai tindakan induksi (dengan menelan pil) sebanyak 2 kali.

Pada persalinan kedua, prosesnya sangat cepat. Jika pada persalinan normal biasanya setiap pembukaan berlangsung selama 2 jam, mulai 1 – 10, waktu itu hanya butuh waktu kira-kira 2,5 jam saja Athifah lahir sejak kedatangan saya di ruang bersalin. Bidan yang menangani tampaknya tidak percaya diri, dia langsung menghubungi dokter untuk menangani saya.

Hanya kira-kira 5 menit usai melahirkan si bungsu, tiba-tiba saja saya mengalami pendarahan dalam pada dinding vagina (ada pembuluh darah yang pecah tapi darahnya tak keluar, rasa sakitnya luar biasa waktu itu terjadi). Peristiwa itu mengakibatkan saya harus segera dioperasi agar tidak membahayakan nyawa saya. Hanya berkat kebesaran Allah-lah saya bisa tertangani dengan baik walau harus menahan sakit yang teramat sangat, melebihi rasa sakit saat melahirkan karena pada operasi itu saya tak dibius (memang seperti itu prosedurnya, tak dibius jadi jarum yang keluar masuk terasa sekali). Dokter yang menangani saya kebetulan sekali sedang berada dekat dari rumah bersalin sehingga dia tiba dengan cepat dan pendarahan bisa segera teratasi.

Lagi-lagi segala puji hanya untuk Allah, ketiga proses persalinan saya berlangsung di rumah sakit dan rumah bersalin yang memiliki peralatan lengkap, disertai dukungan dokter spesialis dan bidan yang mumpuni. Entah apa jadinya bila kasus-kasus yang saya alami juga dialami oleh perempuan-perempuan Indonesia yang tinggal jauh dari fasilitas medis.
 
Kak Luna Vidya (moderator, kiri), Bu Wirda (tengah), dan Mbak Isti (kanan)

Berkenalan dengan SMSbunda


Rasa syukur mengingat ketiga proses yang luar biasa itu kembali mengemuka ketika saya menghadiri sosialisasi program SMSbunda di kantor BaKTI (Bursa Pengetahuan Kawasan Timur Indonesia)  di jalan H. A. Mappanyukki pada tanggal 26 Mei lalu. BaKTI ditunjuk oleh Jhpiego (afiliasi dari John Hopkins University) untuk melaksanakan SMSbunda. BaKTI kemudian bekerja sama dengan LeMina (Lembaga Mitra Ibu dan Anak) untuk melaksanakannya di Makassar.

Selain Makassar, tiga wilayah lain di Sulawesi Selatan yang sedang menjalankan SMSbunda adalah Maros (bekerja sama dengan Yayasan Maupe), Parepare (dengan mita lokal LP2M), dan Bone (kerja sama dengan Lembaga Pemberdayaan Perempuan Bone).

Pak Rahman Ramlan dari LeMina, selaku ketua pelaksana menjelaskan bahwa yang menarik dari program SMSbunda ini adalah memungkinkan keterlibatan keluarga dalam mendapatkan informasi dari SMSbunda dan menyampaikannya kepada ibu yang menjadi sasaran program ini. Selain itu, program ini dilaksanakan dengan membangun komitmen bersama dengan pemerintah kota Makassar.

Untuk lebih menjelaskan mengenai pentingnya program SMSbunda, Mbak Isti dari Jhpiego memutarkan sebuah film dokumenter animasi mengenai seorang ibu bernama Nyonya X yang berasal dari keluarga kurang mampu. Nyonya X meninggal pada saat mengandung 8 bulan karena posisi plasentanya terlalu rendah. Sebelumnya, Nyonya X mengalamipendarahan hebat dan punya riwayat pendarahan selama kehamilan. Ia mendapatkan transfusi darah namun tidak mencukupi.

Nyonya X yang menikah pada usia sangat muda bekerja siang dan malam (seperti banyak perempuan di negara-negara berkembang). Iamemulai kehamilan dengan kelelahan dan tidak sehat. Disebutkan dalam film itu bahwa Nyonya X meninggal bukan hanya karena faktor kesehatannya, melainkan juga karena faktor ketidakadilan sosial.


Nyonya X adalah gambaran dari banyak perempuan di negara-negara berkembang. Karena tradisi dan kemiskinan banyak ibu di negara berkembang melahirakan di rumah tanpa fasilitas medis memadai. Tiga puluh lima persen ibu hamil di dunia melahirkan tanpa tenaga medis tepat. Saat ada masalah, sulit ditangani karena kesulitan transportasi menuju ke rumah sakit yang punya peralatan lengkap.

“Untuk kasus Nyonya X, semua sektor berkontribusi, bukan hanya kesehatan. Kenapa ada SMSbunda? Kematian bisa ada di rumah, perjalanan, komunitas. SMSbunda berniat memecahkan persoalan di level komunitas sehingga bisa membantu. Orang-orang tidak tahu kalau Nyonya X butuh bantuan jadi tidak berpikir untuk mencari bantuan,” papar Mbak Isti

“SMSbunda adalah upaya untuk memberi informasi kepada ibu hamil selama kehamilannya, proses persalinan, sampai bayi berumur 2 tahun. Langsung ke genggaman si ibu atau bapak. Merangkum buku KIA dalam bentuk SMS. Dipilih HP (sebagai media) karena ada penelitian, ibu-ibu banyak yang pakai HP, bahkan ada 1 orang punya 2 HP,” lanjut Mbak Isti.

Biaya SMS dikenakan saat mendaftar saja. Tarifnya reguler. Informasi GRATIS diberikan (SMS yang diterima gratis) sampai bayi berusia 2 tahun. Khusus informasi mengenai tanda bahaya kehamilan, diulang-ulang sampai beberapa kali supaya ibu benar-benar aware.

Saat ini sudah ada sebanyak 222.235 pengguna SMSbunda dengan jumlah 7.397.361 pesan terkirim. Untuk Makassar ada 152 pendaftar sampai April 2016.

SMSbundadapat diakses ibu hamil dan baru melahirkan (atau yang punya anak yang usianya di bawah 2 tahun), di seluruh Indonesia meskipun promosinya lebih difokuskan kepada 6 provinsi, yaitu: Sumatera Utara, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan).

Suasana diskusi
Selain Mbak Isti, hadir pula sebagai nara sumber: Ibu Wirda, Kepala Seksi Kesehatan Keluarga, Dinas Kesehatan. Ibu Wirda bekerja pada bidang yang menyangkut hampir satu siklus kehidupan. Yaitu menangani kesehatan ibu, dari hamil sampai dengan para lansia. Dari hampir 1,5 juta penduduk kota Makassar, diduga terdapat hampir 28 ribu ibu hamil (angka ini diperoleh melalui sebuah rumus “proyeksi”). Diharapkan semua ibu hamil mendapakan akses kesehatan. Harapannya zeromaternal death tapi hal ini tidaklah mudah. Saat ini ada 1 penyebab pada kasus-kasus besar, yakni pendarahan.

Respon pimpinan Dinas Kesehatan sangat baik. Ibu Wirda menceritakan mengenai program-program yang dilakukan Dinas Kesehatan. Di Dinas Kesehatan Makassar ada kelas ibu hamil dan kelas balita. Untuk itu, diserahkan kepada kelompok di RW masing-masing untuk menentukan jadwal sendiri. Ternyata program kelas ibu hamil bukan hanya di rumah sakit/bersalin besar, lho. Warga kota bisa juga berinisiatif membentuknya, Dinas Kesehatan mau meresponnya. Masalahnya, apakah ada kesadaran akan pentingnya hal ini?

Ibu Wirda mengajak untuk menggaungkan SMSbunda ini ke organisasi-organisasi perempuan. Kalau bukan perempuan, siapa lagi? Dua puluh depalan ribu ibu hamil (di Makassar) diharapkan mendapatkan akses layanan kesehatan. Yang terdaftar di Puskesmas, “wajib” mendapatkannya. Minimal ibu hamil mendapatkan 4 kali pelayanan kesehatan selama kehamilan. Jangan biarkan ibu hamil sendirian. Mari sama-sama bergerak supaya regulasi ini cepat diakses masyarakat.

Menarik membincangkan hal ini dengan kedua nara sumber ini karena mereka berdua ternyata berlatar belakang sama, yaitu berprofesi sebagai bidan. Mereka sangat paham mengenai betapa pentingnya pemberian pengetahuan kepada ibu hamil dan ibu yang memiliki anak di bawah usia 2 tahun.

Saya berkesempatan mengapresiasi secara langsung kepada Mbak Isti dan Bu Wirda mengenai program ini karena pada kenyataannya, tidak semua perempuan hamil yang berpendidikan tinggi punya kemauan kuat dalam mencari informasi penting seputar kehamilan padahal bisa saja ada risiko yang mengintainya. Mbak isti membenarkan hal ini. Menurut saya, dengan SMSbunda yang langsung tiba ke dalam “genggaman”, mau tidak mau, para pemilik HP akan langsung membaca pesan singkat yang tertera di sana. Mereka "dipaksa" untuk membaca dan belajar. Pesan singkat bisa lebih dimengerti dan lebih mengena, ketimbang mengharapkan mereka mencari sendiri informasi untuk kebutuhannya.

Jurnalis dan blogger memberikan dukungan dengan menandatangani spanduk

Tanya-jawab pada sesi berikutnya berjalan dengan interaktif. Saya mencatat beberapa hal:


Program SMSbunda berlangsung satu arah, dikirim berdasarkan usia kehamilan ibu. Belum bisa interaktif meski Mbak Isti sesekali menjawab juga pertanyaan yang masuk. Namun diakuinya, semakin banyak pertanyaan yang masuk, semakin ia tak bisa melayaninya. Lagi pula memang layanan ini hanya bersifat satu arah. Mengapa? Tujuannya adalah supaya ibu hamil tetap datang ke bidan memeriksakan kehamilannya. Jangan sampai sudah dapat informasi, merasa tidak perlu lagi mendatangi bidan. Atau dengan kata lain program SMSbunda berusaha mendekatkan ibu hamil dengan tenaga kesehatan.

Program SMSbunda ada batasan waktunya karena funding. Di Karawang program ini diadopsi pemerintah juga di daerah-daerah lain. Di Yogyakarta misalnya, sudah hampir menyelesaikan pembuatan MoU. Memang diharapkan pemerintah kita bisa mengadopsinya. Support (dari Jhpiego) berlangsung sampai tahun depan, syukurnya Kementerian Kesehatan mulai tertarik untuk mengadopsi. Diharapkan kita semua membuat besar gaungnya supaya Dinas Kesehatan tidak sulit mengadopsinya. Sekali lagi, meski promosinya berlangsung di daerah-daerah tertentu, SMSbunda boleh diakses seluruh orang di Indonesia.

Bagaimana sebaiknya para suami berperan? Caranya adalah dengan “memberdayakan” istrinya dalam menyatakan pendapat untuk badannya sndiri. Tindakan emergensi yang menyangkut kesehatan (reproduksinya) bisa dilakukan tanpa persetujuan keluarga sekali pun. Cara lain adalah dengan mendampingi istri yang melahirkan di ruang bersalin karena support suami sangat membantu proses melahirkan. Yup, ini benar sekali karena saya merasakannya sendiri. Dalam tiga kali proses melahirkan, suami saya selalu ada di sisi saya memberikan kekuatan kepada saya selama bertarung nyawa.

Bagaimana keluarga lain beperan?Semua anggota keluarga bisa mendaftar untuk mengingatkan ibu hamil mengenai kesehatannya dan bayinya.

Tentang testimoni SMSbunda.“Untung ada SMSbunda,” ada ibu-ibu yang tidak pernah sekali pun memeriksakan dirinya selama masa kehamilan tetapi berkat SMSbunda yang diterimanya ia bergegas memeriksakan diri ketika mendapati keluarnya flek. Ibu-ibu jadi banyak yang pintar. Mereka memberitahukan suami dan mertua bahwa pesan dari SMSbunda mengharuskan dirinya harus mendapat perlakuan bagaimana.

SMSbundadiberikan secara berkala. Ada jadwalnya (Mbak Isti memperlihatkan kepada kami), kira-kira seminggu sekali dan makin sering mendekati hari persalinan. SMSbunda sudah include tumbuh kembang bayi, misalnya pada usia sekian bulan, bayi seharusnya sudah bisa apa.

Bagaimana mendaftar SMSbunda?

Ketik: Reg HPL kabupaten/kota (HPL: hari (tanggal) perkiraan lahir). Bagi yang sudah punya bayi, ketikkan tanggal lahir bayinya. Sekali lagi, tarif awal saat mendaftar normal. Selanjutnya, SMS yang diterima GRATIS.
Kirim ke 08118 469 468

Untuk informasi lebih lanjut, hubungi:

Facebook: fan page SMSbunda.
Twitter: @SMSbunda
Instagram: @SMSbunda  

Mari sejahterakan ibu dan bayi di seluruh Indonesia dengan menyebarkan pengetahuan ke dalam genggaman para ibu.


Makassar, 5 Juni 2016

Mendefinisikan Kembali Tawa

$
0
0
Di sebuah sekolah dasar, pada suatu siang. Seorang bapak terkena tendangan bola dari anak-anak yang sedang bermain. Anak-anak itu tertawa keras, alih-alih meminta maaf. Kepada anak berbadan besar yang tertawanya paling keras, si Bapak menegurnya dengan keras dan menasihatinya. Apa yang lucu dengan tertimpa bola?


Sumber: www.shutterstock.com
Hal yang saya pernah saya alami, saat sedang melintasi jalan dekat anak dan remaja yang bermain bola. Hampir saja bolanya mengenai kepala saya melalui tendangan seseorang. Mereka tertawa keras. Saya mendelik pada mereka, “Apa yang lucu?”

Di waktu lain, saya melihat seorang anak lelaki hampir remaja menarik dengan kasar jilbab anak sepantarannya. Anak perempuan itu terjatuh sembari menahan tangis. Si anak lelaki tertawa terbahak-bahak. Sungguh, saya tak tahu apa yang lucu dari kejadian itu. Karena kasihan, saya menegur keras anak lelaki itu. Saya pertanyakan, apa bagusnya dia melakukan hal itu pada seorang anak perempuan. Banyak kejadian serupa di sekeliling kita. Bila pelakunya anak-anak atau remaja, orang-orang dewasa di sekitarnya memakluminya.

Sumber gambar: webneel.com
Orang terjatuh sering pula dianggap bahan tertawaan. Padahal apa asyiknya ditertawai jika terjatuh. Pun apa lucunya menertawai orang jatuh. Tapi keanehan ini sudah lumrah terjadi. Di televisi, ada acara yang menampilkan rekaman orang jatuh dengan berbagai gaya yang kemudian ditingkahi suara tertawa.

Rasulullah SAW sendiri juga bercanda dan tertawa tetapi tak pernah berlebihan. Beliau bersabda, “Janganlah banyak tertawa! Sesungguhnya banyak tertawa akan mematikan hati.” (HR At-Tirmidzi no. 2305. Syaikh Al-Albani berkata, “Hasan.”).


Mengingat banyaknya orang yang tertawa tidak pada tempatnya, sepertinya kita perlu mendefinisikan kembali perlunya tertawa dan bagaimana lelucon yang memang lucu supaya kita dan anak-anak kita tak menjadi orang yang mati hati. Mari mendefinisikan kembali tawa di bulan mulia ini supaya puasa kita semua lebih berkah.

Makassar, 7 Juni 2016



Semaraknya Kids Corner di MIWF 2016

$
0
0
Kids Cornerdi Makassar International Writers Festival(MIWF) tahun ini semarak sekali. Kak Heru, dari Rumah Dongeng telah membuat jadwal Kids Corner selama MIWF berlangsung (tanggal 18 – 21 Mei 2016). Mamak-mamak kayak saya ini rencananya dilibatkan juga sebagai pencerita.


Saya tak menyimak Kids Corner pada hari pertama dan kedua, baru pada hari ketiga dan keempat, saya menyaksikan secara lengkap penyelenggaraan acara untuk anak-anak yang berlangsung di sudut tenggara Fort Rotterdam ini. Berikut ini catatan saya.

Jadwal Kids Corner 2016

Para Pencerita Anak


Pada Kids Corner hari pertama, saya tidak menyaksikannya karena sedang berkonsentrasi mengikuti materi Workshop Writing & Photography-nya Agustinus Wibowo – seorang travel writer ternama. Tapi kedua anak saya tidak melewatkan Kids Corner hari pertama. Athifah bahkan dengan antusias mengejar iming-iming hadiah yang diberikan oleh Wendy Miller– pencerita dan penulis dari Australia, saat Wendy memberikan pertanyaan kepada anak-anak yang hadir.

Kak Heru
Kak Manggazali
Wendy sudah menjadi pengisi acara di Kids Corner sejak MIWF pertama, tahun 2011. Di rumah, Athifah memperlihatkan boneka koala mungil yang diberikan Wendy kepadanya. Saat saya bertanya mengapa ia bisa mendapatkan boneka itu, Athifah mengatakan karena ia bisa menirukan suara burung kookaburra, burung khas Australia yang suaranya terdengar seperti suara tertawa.

Selain Wendy, yang pastinya tampil menghibur anak-anak adalah Kak Heru danKak Manggazali yang heboh. Ada juga pencerita tamu – Clara Ng, membacakan dua cerita untk anak-anak. Saya menyaksikan Wendy dan Clara Ngbercerita di hari ke-4. Wendy tampil dengan interaktif, membawakan cerita tentang seorang anak Indonesia bernama Apin yang berpetualang di alam Australia karangannya sendiri sembari memberikan hadiah kepada anak-anak melalui kuis. Sementara Clara membacakan dua buah buku yang ditulisnya sendiri. Satu merupakan cerita sedih, satunya lagi cerita horor. Tentunya cerita sedih dan cerita horor yang dikemas dalam bahasa anak-anak sehingga bisa diterima anak-anak. Ada yang bertanya, mengapa cerita sedih dan horor, bukannya cerita gembira? Knapa tidak? Toh, anak-anak patut diajarkan menghadapi situasi yang menyedihkan dan menyeramkan juga, kan?

Wendy Miller. Menjelang maghrib, fotonya kurang terang
Clara Ng. Ini menjelang maghrib berlangsungnya jadi fotonya kurang terang
Bagaimana dengan mamak-mamak macam saya yang sedianya tampil juga membacakan cerita? Syukurlah, tidak jadi karena acara berlangsung terlambat sehingga waktu jadi begitu singkat. Tiba-tiba saja sudah adzan maghrib. Ahaha, saya malah bersyukur, ya? Jujur, saya harus belajar banyak pada Athifah agar berani tampil di hadapan anak-anak untuk bercerita. Saya masih lebih berani menghadapi para mahasiswa dan bercerita tentang blogging tapi bercerita di hadapan anak-anak? Oh, no, saya gugup!

Athifah dan Pentas Dongeng Berbahasa Inggris


Athifah mempersiapkan diri untuk tampil solo, membawakan cerita berjudul Laba-Laba Pemalas lalu tampil lagi bersama anak-anak Rumah Dongengdi Kids Corner pada hari ketiga MIWF. Untuk itu, beberapa kali ia dilatih oleh Kak Wiwik dan Kak Heru dari Rumah Dongeng. Ini uji keberanian kesekian bagi Athifah, dengan tampil membawakan cerita di hadapan orang banyak. Keberanian yang tak saya punyai saat seusianya (bahkan saat ini pun, hiks).

Anak-anak Rumah Dongeng tampil percaya diri membawakan pentas dongeng Nenek Pakandedalam bahasa Inggris. Bukanlah hal yang mudah melatih mereka. Saya saksinya, melihat dengan mata kepala sendiri bagaimana besarnya jerih-payah Kak Heru, Kak Wiwik, dan Safira melatih anak-anak yang lidahnya kesulitan melafalkan kata-kata berbahasa Inggris ini sembari menyemangati mereka. Ada, lho satu orang anak yang menyerah. Ia keluar karena merasa tak sanggup mengucapkan kata-kata berbahasa Inggris. Untungnya hanya satu anak. Anak-anak lain masih bertahan karena mereka tahu akan tampil di “panggung internasional” di Fort Rotterdam.

Athifah sedang bercerita di depan penonton Kids Corner
Safira dan anak-anak Rumah Dongeng membawakan dongeng Nenek Pakande
Anak-anak Rumah Dongeng ini agak kecewa karena tak jadi tampil di panggung besar MIWF. Sebelumnya, mereka diberitahu bahwa mereka akan tampil di panggung besar dan disaksikan oleh banyak sekali orang, termasuk orang asing. Makanya mereka berlatih pentas dalam bahasa Inggris.

Sayang sekali, saya pun – yang nota bene hanya menjadi penonton selama mereka latihan  cukup keras selama beberapa kali juga merasa kecewa. Saya pikir anak-anak itu bisa tampil di panggung besar pada pukul 7 – 7.30 malam, sebelum acara utama di panggung dimulai. Pada waktu itu sudah banyak orang duduk-duduk di sekitar panggung. Tak ada salahnya mereka disuguhi tontonan dongeng Nenek Pakande. Kalau tak boleh mengganggu properti di atas panggung, mereka bisa dikondisikan untuk pentas di lapangan rumput.

Tapi sudahlah, panitia tentu punya pertimbangan lain mengenai hal ini. Lagi pula, sesekali anak-anak perlu juga belajar dari kekecewaan semacam ini. Hal seperti ini bisa menjadikan mereka lebih tangguh dan tidak mudah down kelak. Toh, mereka sudah tampil menghibur anak-anak di Kids Corner.

Komunitas Sahabat Kita dari Pinrang


Saya sudah merasa excited ketika membaca pada jadwal yang disusun Kak Heru tentang komunitas Sahabat Kitadari Pinrang. Ada komunitas pemerhati anak yang bersedia datang dari jauh untuk menghibur anak-anak di Kids Corner MIWF, sungguh patut diapresiasi!

Komunitas Sahabat Kita, dari Pinrang yang enerjik
"CIS KACANG BUNCIIIIIIIS.CANG KACANG PANJAAAAAAANG."
Anak-anak foto bersama Wendy, Clara, dan Sahabat Kita
Menyaksikan mereka tampil, saya makin excited lagi. Dengan dipandu Niar (namanya sama dengan saya) yang sangat enerjik dan atraktif (nah, dua hal ini berbeda dengan saya – saya tak memilikinya), Kids Corner menjadi semakin semarak. Yang mulanya hanya sedikit anak yang bergabung, menjadi bertambah banyak karena kehebohan ala Sahabat Kita di Kids Corner. Anak-anak muda dari Pinrang ini mengajak anak-anak untuk membaca, bernyanyi bersama, dan bercerita dengan penuh semangat. Saat foto bersama, aba-aba yang mereka berikan tidak pernah akan saya lupakan seumur hidup: “CIS KACANG BUNCIIIIIIS. CANG KACANG PANJAAAAANG.” Maka semua orang yang difoto terlihat cerah ceria karena mulut mereka mengucapkan “CIIIIIS” dan “JAAAAAAANG”.

Acara Edukatif Lainnya


Imma Wicaksono
Kak Anggie (paling kiri)
Saya sempat menyaksikan program kreatif dari Kak Anggiedan Bu Imma Wicaksono. Kak Anggie mengajari anak-anak berkreasi membuat “es krim” dari stik es krim dan karton. Sementara Bu Imma mengedukasi anak-anak mengenai camilan sehat khas Bugis/Makassar. Bu Imma juga membagi-bagikan burongko – kue khas Bugis/Makassar kepada 10 anak. Ada pula pojok baca yang berisi buku-buku terbitan Mizanyang bebas dibaca anak-anak. Pendeknya, tidak rugi, deh membawa anak-anak ke MIWF di sore hari. Ada banyak kesenangan untuk anak di sana.

Anak-anak Anda melewatkan MIWF 2016? Jangan khawatir, insya Allah masih akan ada KidsCorner di MIWF 2017!

Makassar, 8 Juni 2016

Ini tulisan terakhir saya tentang MIWF 2016. Terima kasih kepada Rumata’ Artspacedan segenap panitia serta relawan yang sekali lagi telah berhasil menyelenggarakan MIWF, terkhusus kepada Kak Lily Yulianti Fariddan Bang Riri Riza.

Dalam pandangan mata saya, magnit MIWF semakin besar menarik warga Makassar dan sekitarnya untuk hadir menikmati semua “sajian” yang ada di dalamnya. Semoga di tahun depan, MIWF bisa kembali diselenggarakan dengan acara-acara yang tak kalah serunya. Mohon maaf kalau ada salah-salah kata. Insya Allah kalau masih diberi nikmat hidup oleh Yang Maha Kuasa tahun depan, saya masih berminat hadir di MIWF sembari terus menambah tulisan saya di bahwa kategori MIWF.

Baca juga:

Tips Merawat Kulkas Agar Tetap Awet

$
0
0
Kulkassudah menjadi kebutuhan dasar di hampir setiap rumah. Namun, padatnya aktivitas sering kali membuat kita lupa untuk merawat kulkas. Pemakaian kulkas setiap hari, dapat mengakibatkan kulkas menjadi kotor bahkan dapat menyebabkan kerusakan pada kulkas.”

Membaca tulisan itu membuat saya terperangah. Saya banget ini ... tiap hari kulkas hanya diperlakukan sebagai tempat “keluar-masuk” barang-barang. Pelakunya, salah satunya adalah saya.  

Memang benar, sih apa yang saya baca itu. Maka dari itu, saya mencari tahu bagaimana tips merawat kulkas, agar tetap awet dan berfungsi maksimal. Nah, di tulisan ini, saya mau share tips itu:

Hindari Mengisi Kulkas Secara Berlebihan

Jika kita mengisi kulkas secara berlebihan, maka kulkas akan kelebihan muatan. Akibat dari kelebihan muatan, mesin kulkas akan bekerja lebih keras untuk mendinginkan makanan dan minuman yang berada di dalamnya. Maka dari itu, pastikan masih terdapat ruang kosong untuk sirkulasi hawa dingin yang diproduksi oleh kulkas kita.

Atur Temperatur Kulkas Sesuai dengan Kebutuhan

Suhu kulkas yang terlalu dingin, dapat menyebabkan mesin kulkas bekerja dengan ekstra bahkan dapat membuat biaya listrik di rumah kita menjadi tidak terjangkau. Oleh sebab itu, aturlah temperatur kulkas kita sesuai dengan kebutuhan yang kita perlukan.

Cairkan Bunga atau Kembang Es

Bunga es yang berlebihan akan menurunkan kinerja optimal dari kulkas. Kita dapat mencairkan kembang es dengan cara mematikan kulkas, lalu membuka pintu kulkas dan menunggu hingga kembang es mencair. Hal yang harus dihindari oleh kita adalah jangan menggunakan benda-benda tajam ataupun benda-benda yang keras untuk menghilangkan kembang es, karena hal tersebut justru dapat merusak kompresor kulkas hingga menyebabkan kulkas tersebut tak lagi dingin. Ah iya, kita juga bisa menekan tombol defrost-nya kalau sedang tidak sempat melakukan hal di atas.

Hindari Membuka dan Menutup Pintu Kulkas Berulang Kali

Kalau punya anak kecil, biasanya sering mengalami pintu kulkasnya dibuka-tutup oleh si kecil. Seperti yang saya alami pula, saat ini bungsu saya suka sekali membuka-menutup kulkas berulang kali. Sepertinya dia mencari sensasi hawa dingin dari kulkas. Padahal ini berakibat tidak baik pada si kulkas. Membuka pintunya berulang kali dapat menyebabkan hawa dingin yang berada di dalam kulkas keluar dan ketika kita menutup kembali kulkas tersebut akan memproduksi dan bekerja keras lagi untuk menghasilkan hawa dingin. Maka, hindari sebisanya hal ini terjadi. Bagi kita orang dewasa, harus dipikir baik-baik apa saja yang hendak dimasukkan/dikeluarkan ke/dari dalam kulkas.

Bersihkan Kulkas Secara Berkala

Hal yang terpenting dalam melakukan perawatan kulkas adalah membersihkan kulkas tersebut secara berkala. Di zaman yang serba cepat ini, keterbatasan waktu yang kita miliki tak perlu lagi dipermasalahkan, karena telah terdapat layanan penyedia jasa yang menawarkan berbagai macam jasa, di antaranya yaitu jasa service kulkasyang dapat membantu kita merawat dan membersihkan kulkas secara berkala.

Sejasa.commenyadari permasalahan tersebut dan akan membantu kita untuk menemukan penyedia jasa terpercaya. kita bisa mendapatkan jasa yang diinginkan hanya dengan mengunjungi halaman website Sejasa.com, lalu menuliskan layanan apa yang dibutuhkan beserta lokasi (kota domisili) kita.


Kemudian isi form request dengan detail dan jelaskan kebutuhan kita, serta lampirkan foto jika diperlukan. Dalam hitungan jam, kita akan mendapatkan respon dan estimasi harga dari beberapa penyedia jasa. Hal yang mudah untuk dilakukan, bukan?


Respon dari penyedia jasa yang kita terima mencakup penawaran berupa estimasi harga dan informasi mengenai detail jasa yang mereka berikan. Selain itu, kita dapat membaca review dari customer yang telah menggunakan jasa mereka dan juga melihat portfolio hasil pekerjaan di halaman business profile. Dengan demikian, kita akan semakin mantap untuk menggunakan layanan jasa di Sejasa.com!


Makassar, 13 Juni 2016

Rindu Kampuz, Seru-Seruan Masa Kini Alumni FT UNHAS

$
0
0
Mungkin tidak terbayangkan bagi banyak orang, ya, seperti apa rasanya, perempuan kuliah di Fakultas Teknik yang didominasi laki-laki?

Kalau dari pengalaman saya, sih ... biasa saja. Asyik-asyik saja. Untuk bersaing meraih IP (indeks prestasi) oke, biasanya tak masalah buat perempuan. Alhamdulillah, saya dulu mulus-mulus saja, tuh bersaing dengan para lelaki. Bisa dapat IPK di atas 3 dan selesai di bawah 5 tahun. Tidak pintar-pintar amat, juga tidak bego-bego amat.

FT UNHAS. Foto diambil tahun 2014
Rasanya bagaimana berada di tengah makhluk-makhluk maskulin? Biasa saja. Nyaman-nyaman saja. Sesekali saya pernah dikerjaindi laboratorium tapi tidak menjadi masalah (tepatnya setelah beberapa lama sudah tidak masalah lagi, waktu itu sungguh menyebalkan J).

Saya mau flash back lagi, jauh ke belakang, saat banyak orang yang mengkhawatirkan acara orientasi mahasiswa baru. Pada angkatan saya (1992), namanya OPSPEK. Saking takutnya putri sulungnya kenapa-kenapa, ibu saya sampai menghubungi beberapa orang yang diketahuinya punya putra yang kuliah di FT UNHAS. Maksudnya supaya ada yang bisa menolong saya kalau terjadi sesuatu.

Ketakutan tentang OPSPEK bagi perempuan di FT UNHAS pada masa-masa itu sebenarnya tak beralasan. Tempaan fisik memang luar biasa karena toh nantinya selama kuliah kami memang harus punya stamina yang oke. Namun para lelaki di kampus menghormati segelintir perempuan di antara mereka. Tak pernah ada kejadian senior lelaki yang menyakiti yunior perempuannya. Senior perempuanlah yang boleh menangani yunior perempuan dalam kelompok perempuan. Senior laki-laki terlarang masuk di situ. Baru pada kegiatan bersama senior yang menangani mahasiswa baru juga berbaur.

Demikian pula halnya selama perkuliahan berlangsung. Teman-teman, para senior, dan para yunior lelaki senantiasa menghargai mahasiswi. Sesekali ada juga cowok-cowok yang bertingkah/berulah. Tetapi kalau saya yang mengalami masalah, selalu ada cara untuk mengatasinya. Saya menyelesaikannya sendiri atau saya minta bantuan kawan lain.

Pendeknya, banyak hal yang saya alami di kampus meninggalkan kesan mendalam. Lebih banyak asyiknya, terutama dalam kegiatan kemahasiswaan. Sebagian sudah pernah saya ceritakan di blog ini. Itulah mengapa, setiap saya melewati kampus di kawasan Tamalanrea, selalu saja seperti ada yang beresonansi di dalam diri saya. Apalagi kalau berkesempatan menginjakkan kaki di kampus, terkhusus lagi di area Fakultas Teknik.

Mungkin bukan hanya saya yang merasa beresonansi dengan kampus. Para alumni yang lain pun mengalaminya, beresonansi dengan pengalamannya masing-masing. Nah, buat kalian – kanda, dinda, dan saudara-saudari alumni FT UNHAS, insya Allah pada tanggal 9 – 10 Juni nanti akan ada event Rindu Kampuz. Event ini bukanlah event biasa. Ada harapan-harapan mulia di balik pelaksanaannya.

Harapan apa saja itu? Mari simak apa kata ketiga senior ini (saya kira, kita pun punya harapan yang mirip atau sama):


Sahabat-sahabatku Alumni Teknik Unhas, sudah saatnya kita saling bersinergi serta bergandengan tangan bangkit bersama membangun negeri ini, tepatnya di HBH & REUNI NASIONAL IKA TEKNIK UNHAS 2016 tanggal 9-10 Juli 2016 di makassar, sekaligus menghimbau dan berpesan kepada seluruh alumni IKA TEKNIK UNHAS di seantero negeri ini untuk hadir bersama melepas rindu dan kangen di acara tersebut. Sudah sepantasnya kita memikirkan dan berbuat untuk masyarakat Indonesia Timur agar mampu sejajar dengan saudara-saudara kita di Indonesia bagian barat khususnya dan membangun Indonesia negeri tercinta ini melalui revolusi mental dan pola pikir kita semua. Saya yakin dan percaya semua alumni Antek bisa, kita bisa dan pasti bisa. Ayam jantan lambang kebanggaan kita takkan pernah berkata menyerah dan mundur setapak pun demi harkat dan martabat diri kita "Never Give Up to be Excellent". Salam Alumni
(Haedar A. Karim, Ketua IKA Teknik UNHAS, dikutip dari http://hbh2016.iatel-unhas.com/)

Kami berharap kegiatan ini akan menjadi kegiatan terbesar alumni Teknik Unhas dan dihadiri oleh seluruh alumni Teknik Unhas dimanapun berada dan profesi apapun. Semoga kebersamaan dan silaturahmi serta kekerabatan alumni Teknik Unhas terus terjalin dan membawa banyak manfaat dan karya-karya nyata bagi masyarakat dan negeri kita Republik Indonesia tercinta. Mari satukan langkah, rentangkan cita, alumni Teknik Unhas, kita hadiri dan sukseskan acara ini, karena apapun bentuk acara ini, kesuksesannya adalah kehadiran kita semua! Salam Alumni Teknik Unhas, Keep On Fighting Till The End.
(Unggul Attas, Ketua Umum IATEL UNHAS, dikutip dari http://hbh2016.iatel-unhas.com/)

IKA Teknik UNHAS juga terlibat aktif dalam implementasi UU keinsinyuran di mana sertifikasi kompetensi menjadi penting dalam persaingan SDM pada era MEA ini. Alumni Teknik UNHAS mulai amat berperan di PII (Persatuan Insinyur Indonesia) dan paling produktif merekrut anggota PII baru, semua dikonsolidasi via IKA Teknik UH. Sekiranya pihak birokrat kampus tidak seserakah terkait hegemoni terhadap mahasiswa, maka IKA Teknik sudah amat berperan pula dalam mengembangkan Fakultas Teknik. Sayangnya peran alumni masih disepelekan oleh birokrat kampus. Masih ada yang belum bisa legowo dan masih ada ujub juga riya’ yang kental bila terkait alumni dan mahasiswa. Hubungan dosen - alumni masih sebatas eksploitasi saro mase yang sifatnya searah, belum bolak balik. Dengan HBH diharapkan tercapai target dihadiri 2000-an alumni, berharap dengan kuantitas bisa memberi semangat, semakin banyak yang ber-silaturrahim, semakin mengundang keberkahan Ilahi, dalam suasana Idul Fitri.
(Muh. Marwan R. Hussein, Koordinator Pengarah HBH IKATEKNIK UNHAS, via wawancara inbox Facebook)

FT UNHAS, foto diambil Januari 2016

Well, mudah-mudahan saja agenda berikut ini berhasil memenuhi harapan kita semua:


9 Juli 2016

OPENING All TEKNIK EVENT

KINCLONG PANTAI LOSARI

• Lokasi : pantai Losari Makassar.
• waktu : 06:00 - 07:30 WITA.
Dresscode : merah – hitam.
• Kuliner : gerobak soto ayam, bubur ayam, roti bakar dan menu pantai Losari lainnya.
• Agenda : Teknik Bersih Pantai Losari dengan Kodam VII Wirabuana dan marinir.

Home Zweet Home

• Lokasi : Gelanggang Olahraga IndoorTelkom Makassar.
• waktu : 08:00 WITA - till the end.
Dresscode : hitam.
• Kuliner : kuliner Bugis Makassar (silahkan requestitem kuliner ke panitia).
• Agenda : futsal game antar angkatan, domino competitionantar angkatan, kompetisi nyanyi antar angkatan, kompetisi band/musik antar angkatan, PARTAI EKSIBISI antara IKATEK old starversus tim IATEL old star, senior berbagi.

GREEN KAMPUS TEKNIK GOWA

• Lokasi : kampus FT Gowa.
• waktu : 17:00 WITA - sebelum maghrib.
Dresscode : hitam.
• Agenda : penanaman pohon buah dan tanaman lainnya.
• Transportasi : pribadi dan atau bis dari panitia.

10 Juli 2016

TEKNIK UNHAS untuk MAKASSAR

• Lokasi : depan RUJAB gubernur ke lapangan Karebosi.
• waktu : 06:00 - 09:00 WITA.
• Dresscode : merah.
• Kuliner : gerobak ANTEK.
• Agenda : jalan santai, senam pagi, welcome speechby Danny Pomanto.

RINDU KAMPUZ

• Lokasi : kampus Teknik Tamalanrea UNHAS
• waktu : 10:00 - 15:00 WITA
• Dresscode : merah hitam
• Kuliner : Kuliner Bugis Makassar (silahkan requestitem kuliner ke panitia)
• Agenda : NAPAK TILAZ, live music band, tudang sipulung, games, donor darah

GALA DINNER TEKNIK & CLOSING CEREMONY

• Lokasi : Sky swimming pool Hotel Clarion Makassar.
• waktu : 19:00 WITA - till the end.
• Dresscode : Putih.
• Kuliner : by hotel Clarion Makassar.
• Agenda : final lomba nyanyi, penerimaan hadiah lomba, dinner, penutupan oleh ketua IKA TEKNIK UNHAS.

Seru, kaan? Nah, yang mau ikut serta, silakan daftar di sini. Dan kerinduan kalian akan terobati J.

Belanja Online dapat Cashback di ShopBack

$
0
0
Sudah beberapa tahun terakhir ini istilah belanja tunai dapat “cashback” (uang kembalian) sering terdengar. Beli barang elekronik harga sekian juta sekian ratus ribu rupiah misalnya, dapat cashback sejuta atau lima ratus ribu rupiah. Kadang-kadang tergiur juga, ingin belanja dengan cashback tapi sampai sekarang belum ada kebutuhan dan promo cashback yang berlangsung di kesempatan yang tepat. Kebutuhan harus selaras dengan promo, kan. Itu baru namanya “belanja cerdas”. Bukan promonya yang ditaksir lalu mencari-cari barang yang dibutuhkan padahal sebenarnya tidak butuh-butuh amat.


Cashback yang saya ceritakan di atas itu merupakan promo belanja offline. Di eranya online shop saat ini bukan pula hal yang mustahil belanja online dapat cashback. Baru-baru ini saya menemukan startup yang menghubungkan konsumen dengan 80-an online shop. Menyediakan aneka kategori. Di antaranya fashion, travel, makanan dan minuman, elektronik, dan gaya hidup. Dan semua online shop itu memberikan cashback!

Nah, sepertinyaini waktu yang tepat, ya. Bulan Ramadhan bukan hanya bulan suci bagi semua umat Islam namun di bulan ini pula harga-harga barang naik. Sudah seperti itu kenyataannya di negara kita. Kalau mau menyenangkan keluarga, mau tidak mau, para ibu mesti lihai mengatur keuangan. Salah satu caranya adalah dengan belanja cerdas dan hemat. Dan startup yang mau saya ceritakan ini, ShopBack Indonesia menawarkan cara belanja cerdasdan hemat itu.

Tentunya, yang namanya belanja cerdas, yang berbelanja haruslah cerdas. Perhatikan terlebih dulu syarat dan ketentuan yang berlaku. Pertama-tama bisa dipelajari di website ShopBack. Di situ tertera online shop mana saja yang sedang ada promo. Perhatikan pula kode kuponnya karena ada yang memerlukan kupon khusus, ada pula yang tidak.

Masuk ke online shop yang dituju melalui home page ShopBack
Untuk lebih jelasnya, mari saya ceritakan langkah-langkahnya:
  1. Misalnya, nih, Anda memilih Lazada Indonesiakarena tanggal 7 – 13 Juni kemarin berlangsung diskon spesial hingga 80%, ekstra potongan Rp 50.000 pluscashback jumbo s/d 11.5% dari ShopBackuntuk pembelanjaan di Lazada (oya, promo cashbacks/d 11.5% akan dilanjutkan sampai minggu ini, lho). Nah, masuklah ke website Lazada melalui ShopBack.
  2. Berbelanjalah seperti biasa, sebagaimana cara yang telah ditentukan oleh Lazada Indonesia. Tapiiii, ingat-ingat sekali lagi: masuknya harus dari ShopBack Indonesia. Kenapa? Lha, tadi kan kita bicara tentang Cashback. Kalau mau dapat Cashback, selain diskon spesial dan ekstra potongan harga ya masuknya tidak boleh lewat jalan lain, toh. Masuklah dari jalan yang benar.
  3. Cashback akan dimasukkan ke akun ShopBack Anda secara otomatis dalam jangka waktu 48 jam. Sebelum 48 jam, jangan bingung dulu, ya kalau statusnya masih “tertunda” karena masih harus melalui proses validasi terlebih dulu.
  4. Pastikan Anda mendapat Cashback. Caranya: jangan klik link untuk situs kupon lain, hanya pakai kupon yang ShopBack Indonesia tawarkan.
  5. Cashback dan bonus dari ShopBack tidak bisa digunakan untuk pembelian online.Cashback dan bonus akan diakumulasi ke akun ShopBack Anda dan bisa dicairkan ke rekening bank Anda yang sudah terdaftar.
  6. Anda boleh melakukan pencairan cashback minimal sebesar Rp 50.000 (tidak termasuk bonus). Cashbackyang bisa diklaim plus bonus di akun ShopBack Anda akan ditransfer ke rekening bank yang sudah terdaftar dalam waktu 7 – 14 hari kerja. Contohnya, jika mempunyai cashback yang bisa diklaim sebesar Rp 50.000 dan bonus sebesar Rp 30.000 maka Anda akan menerima total Rp 80.000.

Sepanjang Ramadhan ini sepertinya akan ada kejutan-kejutan di ShopBack Indonesia. Tahu kan, bulan Ramadhan merupakan momen “jual-beli” paling laris di Indonesia. Di samping itu, sistem referral di ShopBack bisa Anda perhitungkan. Saat ini sedang berlangsung program “Ajak teman daftar & belanja”. Hingga 27 Juni, poin yang dikumpulkan selama menjaring teman untuk bergabung dengan ShopBack menawarkan aneka hadiah. Hadiah yang paling yahud adalah sepeda motor (gabung di sinibila berminat).

Bukan hanya itu. Aplikasi ShopBack pun telah hadir di Google Play Store. Pengguna aplikasinya akan mendapatkan promo eksklusif. Hm, startupyang ber-taglineBelanja Hemat? ShopBack-in Aja!”ini begitu menggoda! Berminat?


Makassar, 15 Juni 2016

Tentang Speak Up-nya Elisa Monic, Beauty Blogger dari Bekasi

$
0
0
Mari berkenalan dengan salah satu teman blogger perempuan saya yang keren. Namanya Elisa Monic, blogger Bekasi. Saya terkesan sekali dengan tulisan di blognya yang berjudul Kerja Bareng Orangtua Itu Enak.

Dimodifikasi dari www.elisamonic.com
Saya mau gila rasanya kalau dimarahin ayah saya. Bagi saya pribadi, lebih baik dimarahin orang lain, saya nggak bakal takut atau merasa sakit hati. Coba bayangin aja dimarahin saat karena salah, tapi marahinnya kayak lagi marahin karyawan yang lain. Saya selalu nangis setelah dimarahin boss a.k.a ayah saya setelahnya. Sulit bagi saya menerima diperlakukan seperti itu, apalagi saat ayah saya nggak percaya sama penjelasan saya tapi malah lebih percaya orang lain. Jauh lebih baik dimarahin boss yang entah siapa saya nggak kenal. Apalagi hubungan saya dan ayah saya itu sejak kecil dekat. Saya mengerti dia berusaha logis dan professional. But for me, sampai saat ini saya masih belum bisa mengendalikan emosi dan perasaan saya kalau lagi dimarahin sebagai karyawan.
Itu salah satu ungkapan hati Monic di blognya. Pada bagian itulah saya terkesan. Pada bagian, di mana Monic menceritakan bahwa bekerja pada perusahaan ayah sendiri, ia tidak “disayang-sayang” sebagai anak. Kalau salah, ya dimarahi. Dimarahi sebagai karyawan. Pasti baper jadinya setelah itu. Sedih. Malu juga.

Kebayang, ndak bagaimana perasaan ayahnya? Saya kira, ayah yang sejak kecil dekat dengannya itu pasti punya perasaan tidak enak juga. Saya tahu karena saya pun punya perasaan tidak enak ketika harus menegur keras atau memarahi anak saya. Inginnya, sih, anak itu tidak usah dimarahilah. Tapi kan untuk memberikan pelajaran, untuk kasus-kasus tertentu, sesekali orang tua perlu “marah” juga.

Sumber: www.elisamonic.com
Marahnya pakai tanda kutip, lho ya biar yang baca tidak protes. Banyak orang yang tidak setuju dengan tindakan memarahi anak. Maaf-maaf saja. Untuk kasus-kasus tertentu, saya setuju bila sesekali orang tua perlu memarahi anak. Bukan marah yang bersumpah serapah tetapi marah yang berstrategi. Bagi saya pribadi, usai menegur keras atau memarahi anak saya, biasanya saya beri penjelasan ke anak mengapa saya melakukannya. Bukan saatnya memperdebatkan ini, ya. Setiap orang tua punya caranya sendiri-sendiri karena ia yang paing tahu karakter anak-anaknya. Paling tahu yang mana yang bisa dimarahi, pada kasus yang mana dan untuk tujuan apa.  Ini saya cuma mau cerita tentang Monic, jadi tak menerima komen yang ngajak berdebat, hehehe.

Mungkin ini waktunya saya untuk speak up mengenai kenyataan-kenyataan yang ada di kala bekerja dengan orangtua sendiri. Fakta yang ada bagi saya saat ini adalah, ayah saya adalah ayah yang yahhh dibilang otoriter nggakdibilang nggak otoriter juga nggak. Tegas banget iya dan disiplin dan juga sebagai sosok boss, ayah saya too demanding. 

Monic bukan asal baper. Habis dimarahi ayah langsung bikin postingan curhat. Saya setuju, sesekali kita perlu speak up di blog untuk menceritakan diri kita sendiri. Pasti bermanfaat buat diri kita, sekaligus buat yang baca. Saya mengatakan postingan ini sebagai tulisan pencerahan.

Monic perlu menjawab berbagai suara sember nan sumbang yang meriuh di sekelilingnya, mengomentari posisinya sebagai karyawan ayahnya. Di sisi lain, sikap ayah Monic patut diteladani orang tua – orang tua lainnya. Karena sebagai ayah, beliau tidak serta-merta memperlakukan putrinya bak putri raja. Beliau mendidik putrinya agar berjiwa tangguh. Kelak, Monic harus menjadi sosok yang bisa diandalkannya karena tahu dengan detail mengenai seluk-beluk perusahaan miliknya. Untuk sampai kepada “sosok yang diandalkan” itu, tentunya Monic harus menjalani serangkaian training. Ilmu pengetahuan kan tidak turun secara abrakadabra, Bu, Pak?

Pada akhirnya, dalam memandang topik yang diangkat Monic, kita semua harus membaca paragraf terakhirnya:
Tulisan ini hanya sedikit pain yang saya simpan akibat perkataan orang lain yang kadang nggakmikir. Dan hanya sebagai penyadar bahwa kerja hakikatnya memang usaha yang keras, di mana pun kita berada dan pada siapa pun kita bekerja. Jadi mulai sekarang berhenti membandingkan dan menganggap sebelah mata kepada mereka yang bekerja di rumah, bekerja secara independen atau para pengusaha mulai dari kecil sampai yang besar. Karena yang kita lakukan itu sama yaitu kerja, dengan kesibukan dan kesulitannya masing-masing.
Nah, betul, kan apa yang dikatakan Monic? Saya salut, Monic bisa belajar banyak dari hubungannya dengan ayahnya sebagai relasi kerja. Di dalam tulisannya, ia tidak hanya menceritakan perasaan tidak enaknya. Ia juga mengenai latar belakang dan ketangguhan orang tuanya dan hikmah yang ia petik. Ia bisa memandang relasi antara boss – officer secara holistik.

Betul, kan, statement saya di atas bahwa tulisan ini merupakan tulisan pencerahan? Kalau kalian yang tadinya mikir bahwa selamanya kerja bareng ayah itu enak, lalu tidak tercerahkan setelah membaca ini maka ... ke laut saja, deh (lalu melambai pada kamera tanda menyerah).

Sumber: www.elisamonic.com
Oya, Monic ini beauty bloggerdan life style blogger juga, sebenarnya. Ada 10 kategori besar di blognya:
• Beauty
• Blogging
• Body & Mind
• Culinary
• Diy
• Free Printables
• Inspirations
• Lomba
• Personal
• Productivity
Beberapa ulasannya mengenai kosmetik bisa dibaca di blognya. Contohnya Review Wardah Hydrating Aloe Vera Gel (kutandai ulasan ini, Monic soalnya kulit wajah kita sama sifatnya), dan Review Wardah Sunscreen Gel.

Sementara untuk bagian life style-nya, saya kira bisa dilihat contohnya pada tulisan berjudul Let’s De-stress Yourself + Free Printables. Untuk lebih mengenal Monic, silakan langsung ke alamat blog http://www.elisamonic.com, yaa.

Makassar, 16 Juni 2016


Postingan ini untuk program Arisan Link (kocokan 7) di grup 4, komunitas Blogger Perempuan.

Catatan dari Seminar Nasional Revolusi Pendidikan di Era Digital

$
0
0
Ketertarikan saya pada pendidikan praktis membawa saya menghadiri Seminar Nasional Revolusi Pendidikan di Era Digital yang diselenggarakan oleh DiLo (Digital Lounge) Makassar dan Masyarakat Industri Kreatif TIK Indonesia (MIKTI) Chapter Makassar pada tanggal 28 Mei lalu.


Seminar ini berlangsung di Graha Pena. Dari 3 orang yang sedianya menjadi pematerinya, ternyata hanya 2 orang yang hadir, yaitu:
1. Indo Wellang (Kabag Administrasi Kerjasama dan Penghubung Daerah Setda Wajo)
2. Muhammad Imran Hirawan (CEO and founderof Data Driven Asia)

Ibu Indo Wellang sebagai pemateri pertama banyak memaparkan tentang pentingnya kasih sayang dalam mengajari anak usia TK. Selain itu, peraih gelar doktor ilmu pendidikan dari UNM (Universitas Negeri Makassar) ini juga menjelaskan mengenai model pembelajaran berbasis TI (teknologi informasi) untuk meningkatkan kemampuan kognitif anak TK yang dirancangnya.

Model pembelajaran itu dinamainya PeTI (Pembelajaran TI). Dirancang sesuai pertumbuhan anak. Disertai 8 indikator, untuk melihat apakah kemampuan kognitif anak meningkat atau tidak.


Menurut Ibu Indo Wellang, kita perlu melatih anak sejak dini untuk berpikir. Petumbuhan otak manusia sejak lahir – 4 tahun itu sebesar 50%. Pada usia 4 – 8 tahun: 30%, dan 8 tahun ke atas: 20%. Dengan demikian tak ada salahnya anak-anak dibiasakan berpikir sejak dini, melalui hal-hal menyenangkan dengan komputer.

Ibu yang sudah menerbitkan buku berjudul Mari Mengenal dan Mempelajari TI ini merancang pembelajaran menggunakan Paint. Mengajak anak meneksplorasi foto sekaligus merangsang anak bercerita. Di dalamnya termasuk ranah Matematika dan ranah kreativitas.

Menurutnya, anak zaman sekarang tidak boleh lagi dijauhkan dari TI. Mereka bisa dibebaskan namun tetap dalam pengawasan dari hal-hal yang tidak diinginkan seperti pornografi. Juga harus dibatasi waktunya 0,5 – 1 jam saja.

Memang, sih. Anak zaman sekarang tidak dapat dijauhkan dari dunia IT. Maksudnya dari gadget ataupun komputer. Anak-anak zaman sekarang diistilahkan dengan “digital native”, merekalah “penduduk asli” dunia digital sementara kita-kita ini “hanya pendatang”. Jadi, memang tantangan terberatnya adalah dalam mengawasi mereka menggunakan gadget.


Pemateri kedua, Muhammad Imran Hirawan menceritakan sedikit pengalamannya dalam menekuni “big data”. Ia pernah menganalisa percakapan orang Indonesia di Twitter. Hm, apa itu big data?

Saya tidak bisa mencatat dengan tepat penjelasan Mas Imran tetapi saya bisa memahami sedikit bahwa big data itu menyangkut analisis data yang sangat banyak. Sebelum menuliskan ini, saya mencari di internet pengertian big data, dan saya menemukan ini:

Big data adalah sebuah teknologi di dunia teknologi informasi yang memungkinan proses pengolahan, penyimpanan dan analisis data dalam beragam bentuk/format, berjumlah besar dan pertambahan data yang sangat cepat.[1]


Mas Imran memberikan contoh penerapan big data, misalnya dalam 2 hari banyak yang searching mengenai Asus. Pada sore harinya, kita dapati di mana-mana ada iklan Asus. Dalam hal ini, Google mengetahui mengenai hal ini dan menyampaikan ke Asus, mendorongnya untuk beriklan. Contoh penerapan lainnya adalah di World Bank, digunakan untuk mengatasi potensi penipuan.


Penerapan big data di Indonesia memungkinkan kolaborasi sistem pendidikan konvensional dengan internet. Dengan big data, orang-orang bisa mendapatkan jawaban dengan cepat. Salah satu contoh yang diberikan Mas Imran adalah website mejakita dot com yang menghubungkan anak-anak SMA seindonesia. Mereka mengerjakan PR yang sulit bersama-sama di sini.

Kedua materi ini sebenarnya sama-sama menarik, terlebih lagi bila audiensnya pas. Saya, alhamdulillah bisa mengikuti materi Ibu Indo Wellang karena saya sudah punya anak, pernah baca-baca mengenai hal-hal yang dipaparkan beliau, dan anak-anak saya familiar dengan komputer dan gadget.

Sementara materi dari Mas Imran, sedikitnya saya bisa membayangkannya karena saya pernah sedikit belajar komputer dulu dan suami saya familiar dengan dunia IT. Sesekali kami berbincang mengenai dunia IT meski tidak mendalam. Walau tidak paham-paham amat dengan materi Mas Imran, saya menikmatinya karena saya mendapat tambahan wawasan baru. Dan sebagai blogger, segala sesuatu yang baru itu menarik buat saya karena saya sekaligus bertindak sebagai citizen journalist yang menyampaikan hal-hal baik melalui tulisan kepada pembaca blog saya.


Nah, masalahnya, ada orang-orang yang hanya bisa mengerti salah satu saja dari kedua materi tersebut. Jadinya sayang yah, ada materi yang mungkin tidak dibutuhkan oleh sebagian orang karena masih terlalu jauh buat (kebutuhan) mereka atau memang mereka tidak perlu tahu. Sorry to say, kedua materi ini tidak ada benang merahnya walau sama-sama berbicara tentang satu sisi dunia IT. Karena mereka membicarakan hal-hal yang berbeda jauh, sisi-sisi berbeda dari dunia IT.

Jika bisa memberi saran, untuk topik pendidikan, saya harap penyelenggara kelak mempertimbangkan mengenai keterkaitan atau benang merah antar materi, audiens, dan apakah hasil yang diharapkan dari seminar yang diselenggarakan tercapai atau tidak.

Mungkin, setiap seminar dibuat untuk audiens yang nyaris seragam. Misalnya bila pematerinya Ibu Indo Wellang, yang jadi peserta adalah para guru TK, pemerhati PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), dan para orang tua yang punya anak usia TK/PAUD. Pemateri pendampingnya, tidak jauh dari dunia anak juga.

Sedangkan untuk materi yang dibawakan Mas Imran, yang jadi pesertanya lebih cocok mahasiswa, pengajar, atau praktisi IT yang sehari-harinya menggunakan internet. Pemateri pendampingnya pun tidak jauh membahas materi dari apa yang dibahasnya.

Harap saran saya dipandang sebagai ungkapan rasa sayang saya kepada DiLo, yah. Saya sangat menghargai upaya-upaya DiLo dalam mencerdaskan masyarakat melalui berbagai kegiatan berkualitas, khususnya yang berhubungan dengan dunia digital. Maka dari itu, saya sangat berharap ke depannya, apa yang diselenggarakan DiLo dan juga MIKTI semakin berkualitas. Sukses untuk DiLo dan MIKTI.

Makassar, 19 Juni 2016



[1]Dari: https://openbigdata.wordpress.com/2014/08/25/apa-itu-big-data/

Catatan dari Diskusi Publik Peran Media dalam Industri Kreatif

$
0
0
Tanggal 31 Mei lalu, saya kembali menghadiri sebuah acara diskusi yang digelar DILoMakassar di kafe Keiko, jalan Dr. Sam Ratulangi. Acaranya bertajuk Peran Media dalam Industri Kreatif. Diskusi ini menghadirkan dua nara sumber Anggi Hasibuan, Kabiro Metro TV Makassar dan Iko, Program & Music Director Madama Radio.


Bang Ikoyang sudah lama berkecimpung di media (radio) punya pandangan unik mengenai “media”. Menurutnya setiap individu adalah media. Harus paham (bagaimana) menjadi media untuk bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang orang berikan.

Menurutnya, setiap orang membawa “brand”-nya masing-masing. Sayang sekali kalau membawa brand namun tak mengetahuinya (dan tak bisa mempresentasikannya). Inilah tantangan anak muda masa kini.

Berbicara tentang kreativitas di kota ini, Bang Iko mempertanyakan, Makassar sebenarnya kreatif di bidang apa? Lagi-lagi, ia memiliki pandangan unik tentang kreativitas. Menurutnya, penyaluran hobi bukanlah sesuatu yang kreatif. Kalau ada output-nya, itu baru kreatif namanya.

Mengenai media massa yang digelutinya (radio Madama), Bang Iko mengatakan, “Selama hanya menyiarkan lagu dan perbincangan tanpa output, itu tidak men-support industri kreatif.” Sudah menjadi tantangan dunia pe-radio-an[1] untuk menjadikan para pendengarnya pintar supaya pengeluaran per bulan yang dikeluarkan tidaklah sia-sia.

Artinya bahwa radio Madama juga mendukung berkembangnya industri kreatif di Makassar dan akan membantu menyiarkannya.

Bang Iko
Bang Anggi Hasibuanmengatakan media berperan penting karena partisipatif. Validkarena melalui kaidah jurnalistik. Metro TV sendiri, mengusahakan kecepatan, validitas, dan informasi lengkap.

Bang Anggi menampilkan presentasi dan tayangan-tayangan video dari Metro TV mengenai hal-hal sehubungan dengan industri kreatif yang ada di Sulawesi Selatan. Di antaranya mengenai paket pariwisata Toraja yang sekarang menjadi industri kreatif karena tidak hanya berfokus pada upacara adat kematian. Contoh lainnya adalah liputan mengenai kreasi kerainan sutra yang didesain menjadi fashion kekinian. Itulah bukti bagaimana Metro TV Makassar mendukung perkembangan industri kreatif di Makassar khususnya dan Sulawesi Selatan pada umumnya.

Metro TV Makassar memberi kesempatan kepada siapa saja, tanpa meminta bayaran asalkan memang layak untuk diliput.

Bang Anggi Hasibuan
Radio Madama membekas sekali dalam ingatan saya. Ketika zaman ABG, masih suka dengar radio di gelombang AM/MW pada tahun 1988, tiba-tiba saja nama Madama Radio menjadi perbincangan hangat di antara kawan-kawan sekolah saya. Radio ini berhasil merebut perhatian banyak ABG Makassar. Sayangnya, radio milik orang tua saya tidak menyediakan gelombang FM. Tak berapa lama setelah berdirinya Madama, berangsur-angsur stasiun-stasiun radio yang ada di gelombang AM bermigrasi ke FM. Wajar, sih karena di gelombang FM, noise-nya amat minim. Beda dengan AM yang sering kali terpengaruh oleh keadaan cuaca.

Metro TV dan Bang Anggi, masih membekas dalam ingatan saya. Bulan Mei lalu, saya mewakili komunitas IIDN Makassar, bersama teman-teman sekomunitas diliput dalam program Good News Today yang tayang nasional pada sebuah sore di Metro TV (bacaDari Talkshow di TV Lokasl ke TV Nasional). Sejak saat itu, komunitas-komunitas IIDN – baik yang di Makassar dan di pusat kebanjiran request untuk bergabung. Bahkan kawan dari IIDN Yogya mengatakan kepada saya bahwa IIDN Yogya juga kebanjiran request. Selama kurun waktu kira-kira seminggu sejak penayangan itu, komunitas-komunitas IIDN mendapat ratusan permintaan bergabung. Pengaruh media nasional memang luar biasa. Di kesempatan ini, saya sekaligus menyampaikan testimoni saya mengenai peran Metro TV ketika Bang Anggi mengajak shooting tempo hari itu.

Foto bersama peserta dan nara sumber
Kedua media ini pada diskusi kali ini, melalui Bang Iko dan Bang Anggi mengatakan komitmen media massa mereka untuk mendukung industri kreatif di Makassar. Ketika mendapat kesempatan untuk bertanya, saya mempertanyakannya lagi kepada keduanya. Mereka mempersilakan untuk memberikan mereka informasi dengan mendatangi kantor Madama di jalan Kajao Lalido dan kantor Metro TV di Menara Bosowa. Khusus untuk Metro TV, Bang Anggi mengatakan, “Kalau memang layak dimuat.” Tentunya “nilai berita” untuk televisi dan radio berbeda, kita harus mengerti hal ini.

Makassar, 21 Juni 2016




[1]Kalau kata dasarnya televisi dikatakan “pertelevisian”, kalau kata dasarnya radio menjadi peradioan, kenapa terasa aneh, ya?

Kiat Agar Tetap Aktif dan Sehat Selama Berpuasa

$
0
0
Dalam rangka menjalani suatu hal yang berarti, seseorang biasanya akan mempersiapkan diri. Setuju? Setuju dong, ya. Misalnya saja dalam menghadapi bulan Ramadhan. Untuk menghadapi dan kemudian menjalani puasa Ramadhan, 3 hal  ini menjadi perhatian umat Islam: mental, finansial, dan fisik.


Dalam mempersiapkan mental, tentunya agar bersemangat, kita perlu tahu dalil-dalil agama dan akal yang berhubungan dengan puasa. Salah satunya adalah dalam hadits Jâbir, ‘Utsman bin Abil ‘Âsh, dan Abu Hurairah radhiyallâhu ‘anhu riwayat Imam Ahmad dan selainnya, Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Puasa merupakan tameng terhadap neraka, seperti tameng salah seorang dari kalian pada peperangan.”

Secara finansial, di zaman ini perlu persiapan khusus mengingat harga-harga barang bisa naik berkali-kali menjelang bulan Ramadhan hingga menjelang lebaran. Finansial yang cukup tentu membuat hati lebih tenang menjalani puasa dan ibadah-ibadah lainnya selama bulan Ramadhan.

Terakhir, fisik, juga butuh pengetahuan khusus dalam mempersiapkannya agar mantap menjalani puasa dan aktivitas selama bulan Ramadhan. Nah, sehubungan dengan hal ini saya mau cerita tentang kegiatan saya pada tanggal 3 Juni lalu. Saat itu saya menghadiri acara yang membahas bagaimana kiat agar tetap aktif dan sehat selama berpuasa. Acara ini difasilitasi oleh si kembar Oci – Oca Matuh dan Oriflame di kantor Oriflame, di jalan Urip Sumoharjo.

Mbak Fa, Area Marketing Oriflame Makassar
Area Marketing Oriflame Makassar – Nisfahairah yang akrab disapa Fa mempresentasikan kepada kami – para blogger, materi berjudul Segar Berenergi di Bulan Ramadhan.

Menurut Mbak Fa, ada 3 kebiasaan tidak sehat yang dilakukan sejumlah orang di bulan Ramadhan: tidak makan sahur, bermalas-malasan/tidak giat dalam beraktivitas selama berpuasa, dan “balas dendam” (mengonsumsi banyak makanan dan minuman ketika berbuka puasa). Bahayanya lagi, kebiasaan balas dendam, bisa berlanjut ketika lebaran tiba. Yaitu dengan banyak mengonsumsi makanan/minuman yang tinggi kadar lemak, tinggi kadar gula, dan rendah serat. Karenanya, berat badan bisa bertambah sangat banyak. Ulala!

Karena “ancaman” 3 hal ini, ditambah memang tubuh kita perlu dijaga nutrisinya walaupun menjalani pola hidup sehat selama berpuasa, perlu adanya asupan nutrisi yang bisa mendukung kita agar tetap aktif dan sehat selama bulan Ramadhan,

Blogger Makassar menyimak presentasi Mbak Fa

Wellbeing Road >> untuk memaintain berat badan ideal, ½ Sayuran warna-warni,
¼ Sumber Karbohidrat kompleks (Nasi merah) ; ¼ Protein (Ikan, tahu, tempe)
Dan Nutrishake sebelum makan minimal 2 kali dalam sehari(sumber: presentasi Mbak Fa)
Mbak Fa memperkenalkan NUTRISHAKE. Nutrishake adalah minuman lezat & sehat penjaga berat badan yang mengandung 70 kalori, protein dari 3 sumber alami (kacang polong, telur, dan susu), serat, omega 3 & omega 6.

Oya, Oci dan Oca yang sudah mencapai posisi Diamond Director dalam menjalani bisnis Oriflame memaparkan testimoni mereka mengenai Nutrishake. Bukan hanya menjaga tetap fokus, Nutrishake mereka rasakan sangat mendukung aktivitas mereka sehari-hari. Dalam kondisi hamil sekali pun, badan selalu terasa fit ketika berkegiatan.

Ada 4 alasan, mengapa Nutrishake perlu menjadi asupan tambahan selama berpuasa:

1. Memungkinkan kita untuk tetap berenergi sepanjang hari.

Indeks Glikemik (GI) Nutrishake yang rendah (hanya 28). Asupan dengan indeks glikemik rendah mengalami pencernaan dan penyerapan yang lebih lambat sehingga peningkatan kadar glukosa dan insulin dalam darah akan terjadi secara perlahan-lahan. Makanan dengan indeks glikemik rendah telah terbukti memperbaiki kadar glukosa dan lemak pada pasien-pasien diabetes melitus dan  memperbaiki resistensi insulin. Di samping itu, asupan dengan indeks glikemik rendah juga membantu mengontrol nafsu makan, memperlambat munculnya rasa lapar sehingga dapat membantu mengontrol berat badan konsumennya[1].

Praktik membuat penganan berbahan dasar Nutrishake oleh Oca Matuh
2. Membuat kita tetap fokus sehingga mendukung aktivitas harian.

Nutrisi dari Nutrishake yang kaya mampu memaksimal kerja otak sehingga membuat konsumennya bisa tetap fokus dan berkonsentrasi. Nutrishake terdiri atas bahan-bahan pilihan: kacang polong, telur dengan Omega-3 (dari ayam yang diberi makan biji rami), telur ekstra albumin, protein whey (dari susu), apel, rosehip, dan serat dari bit gula. Semuanya merupakan bahan makanan alami yang disatukan untuk menjaga keseimbangan optimal antara protein, lemak, dan karbohidrat. Tidak ada lemak, maupun asam lemak jahat dalam formulasinya. Karbohidrat di dalam Nutrishake berasal dari rosehip yang lambat diserap tubuh sehingga dapat mengontrol kadar gula darah. Rosehip dan apel kaya akan vitamun, khususnya vitamin C yang merupakan antioksidan penting. Nutrishake mengandung serat larut dan tidak larut yang bermanfaat bagi kesehatan jantung dan fungsi usus. Warna merah muda berasal dari bit dan rasa manis alami dari sukrosa non-kalori. Komplit dan amat berkhasiat, kan?

3. Mencegah ngemil yang manis-manis.

Nutrishake yang diminum saat berbuka puasa dapat menstabilkan kadar gula darah. Hal ini akan membuat kita lebih cepat kenyang dan mencegah cemilan-cemilan manis yang berlebihan karena Nutrishake merupakan makanan serat tinggi yang mengandung karbohidrat kompleks sehingga dicerna lebih lama dibandingkan karbohidrat sederhana.

4. Mencegah makan berlebihan.

Tidak perlu khawatir menjadi gemuk karena Nutrishake merupakan makanan pelengkap sebelum makanan utama dengan kalori yang rendah hanya 70 kkal. Nutrishake jika dikonsumsi secara teratur selama berpuasa dan menjaga pola hidup sehat, dapat mengontrol berat badan Anda sehingga berat badan Anda ideal. Nutrishake yang dikonsumsi sebelum makan malam bisa mencegah nafsu makan berlebihan.

Mbak Fa melanjutkan pembahasannya mengenai roadmap plate model, paket menu selama bulan puasa, dan puasa sebagai proses detoksifikasi[2]. Komplit, deh pokoknya. Tak ketinggalan pula, ia menyelipkan tips sehat saat berpuasa.

Oci Matuh
Ini dia 3 tips sehat saat berpuasa dari Mbak Fa:
  1. Kurangi makan-makanan tinggi kalori dan tinggi lemak. Perbanyak makan sayur dan buah warna-warni. Jangan lupa perbanyak minum air putih saat sahur dan malam hari.
  2. Istirahat yang cukup dan teratur. Sebaiknya sehabis sahur tidak tidur lagi. Boleh tidur siang tidak lebih dari 1 jam.
  3. Lakukan olahraga fun, yang ringan ke sedang secara teratur setiap hari 2 jam menjelang berbuka puasa selama minimal 30 menit . Perbanyak aktivitas agar puasa tidak terasa sulit.
Mbak Fa lalu menekankan pentingnya menjaga berat badan. Mengapa? Karena kematian terbesar di Indonesia  adalah  penyakit jantung dan pembuluh darah. Sebanyak 500.000 penduduk Indonesia terkena stroke setiap tahun. DataLitbangkes  Depkes RI pada tahun 2013 menunjukkan bahwa 32,09% penyebabnya adalah kelebihan berat badan!


Whey adalah cairan semi-transparan yang tertinggal selama proses pengendapan dalam pembuatan keju.
Warnanya kuning-kehijauan, rasa yang sedikit asam, dengan aroma yang agak harum
(sumber: presentasi Mbak Fa)
Semua yang disampaikan oleh Mbak Fa dan duo kembar Oci dan Oca amatlah masuk akal. Mengingat Oriflame yang berdiri sejak tahun 1967 menampilkan produk-produk wellbeing berkualitas tinggi, aman, dan alami. Di samping itu, penting untuk diketahui bahwasanya formula Nutrishakediciptakan dan dipatenkan oleh Stig Steen telah melalui serangkaian penelitian intensif selama lebih dari 8 tahun terlebih dahulu[3]. Stig Steen adalah seorang profesor bedah kardiotoraks, sekaligus ahli resusitasi dan transplantasi jantung serta paru-paru terkemuka di dunia. Salah satu minat utama lelaki kelahiran tahun 1948 ini adalah nutrisi dan dampaknya terhadap kesehatan. Nutrishake adalah salah satu adikaryanya dalam bidang kesehatan yang sudah terbukti khasiatnya pada banyak konsumennya.

Makassar, 28 Juni 2016




[1]Sumber: http://diabetesmelitus.org/pengertian-indeks-glikemik/

[2]Saat berpuasa tubuh akan menggunakan lemak sebagai sumber energi. Penggunaan lemak untuk energi membantu menurunkan berat badan, mempertahankan massa otot, dan dalam jangka panjang akan mengurangi kadar kolesterol darah. Proses detoksifikasi juga terjadi pada saat berpuasa, karena zat racun yang tersimpan lemak akan larut dan dikeluarkan dari tubuh. Setelah beberapa hari berpuasa, beberapa hormon tertentu (endorfin) mengalami peningkatan dalam darah, sehingga kita menjadi lebih awas dan secara umum kondisi mental menjadi lebih baik/meningkat.--> dan akan mencegah munculnya tanda-tanda penuaan dini (sumber: presentasi Mbak Fa).

[3]Dilaksanakan di Igelsa Life Science Comuunity, sebuah pusat penelitian yang didirikan pada tahun 1998 dan berjalan paralel dengan karyanya di Lind University, Swedia (Sumber: Wellbeing by Oriflame – Panduan Produk)

Anak-Anak dan Masjid Kami

$
0
0
Bagi anak-anak muslim, masjid selalu spesial. Masjid tempat bermain yang asyik. Kata orang, itu menjadi cikal-bakal kecintaan mereka pada masjid. Namun di zaman ini, ada “penguasa” masjid yang menjauhkan anak-anak dari masjid. Mereka hanya boleh berada di teras masjid, bahkan di waktu-waktu shalat sekalipun. Terlarang berada dalam saf karena dianggap pengganggu.

Lomba adzan
Sibuk dengan nomor peserta
Tanggal 26 Juni lalu, anak-anak sekitar Masjid Bani Haji Adam Taba’ bergembira. Jarang-jarang mereka punya kesempatan bebas di dalam masjid. Biasanya mereka disuruh keluar, kali ini mereka boleh beraktivitas di dalamnya.

Bukan aktivitas biasa. Mereka mengikuti Festival Ramadhan Anak. Berbagai lomba digelar oleh Yayasan Babul Jannah yang didirikan Pak Haryadi Tuwo – penggerak TPA di lingkungan kami. Pak Haryadi beserta dua anaknya dan dua orang lainnya, menjuri mereka. Event ini disponsori PT. Astra Graphia. Ada 3 kategori lomba tahfizh: untuk usia PAUD (pendidikan anak usia dini), TK, dan SD. Juga ada lomba adzan dan tadarrus (untuk anak SD).

Saya menangkap wajah-wajah berharap cemas, menunggu giliran dan menunggu hasil di bagian lomba tahfizh. Di bagian lain, ada yang sibuk dengan tanda nomor peserta di dadanya. Ada yang berlarian dan berkejaran. Ada yang merengek dan menangis. Ada yang main silat-silatan. Ada juga yang jail.

Seolah bersorak, “HOOOII, INI HARI MERDEKA!”
Kapan lagi bisa beraktivitas di dalam masjid dengan bebas?

Makassar, 30 Juni 2016

207 kata




Ima Satrianto, Si Manda Blogger Jogja

$
0
0
Sewaktu kawan-kawan di grup Arisan Link BP Grup 4 memanggilnya dengan sebutan “Manda”, saya bingung. Blogger yang nama lengkapnya Primastuti Satrianto ini, kenapa disapa Manda, ya? Apa dia punya nama alias à Manda, dari kata “Amanda”? Tapi koq, aneh, ya?

Sumber gambar: www.ceritamanda.com
Ternyata eh ternyata, “Manda” itu panggilan sayang buatnya di dalam keluarganya. Jadi Ima dipanggilnya “Manda” sementara suaminya dipanggil “Panda”. Hehehe, lucu juga, ya. Bagus juga, jadinya mudah diingat.

Perempuan yang tinggal di Jogja bersama keluarga kecilnya ini, selain dikenal sebagai lifestyle blogger, juga merangkap sebagai travel blogger. Itu karena ada dua blog yang aktif diasuhnya. Yang satu beralamat di www.ceritamanda.com (diisi sejak tahun 2011) dan yang satunya lagi di www.tamasyaku.com(diisi sejak tahun 2009). Asyik, euy, Manda bisa terima job di kedua blognya J.

Ada satu tulisan Manda yang saya suka sekali. Judulnya Komunikasi dengan Melibatkan Hati. Tulisan ini mencerahkan sekali. Berkisah tentang obrolan dua orang yang menilai orang lain. Manda mengulasnya dengan elegan. Sudut pandangnya saya suka.

Simak deh, kutipan dari awal tulisan itu:
Tidak tahu awalnya bagaimana, tapi mendengarnya sudah pasti bisa diduga bahwa peribahasa kacang lupa akan kulitnya sedang dibahas oleh dua orang ibu-ibu di belakang saya. Kalau dihubungkan dengan universitas kehidupan yang manda sering jumpai. Kita tidak bisa memaksakan seseorang untuk suka pada kita, setuju pada pendapat kita, baik sama kita dan membalas seperti apa yang kita lakukan kepadanya. Hukum ikhlas berlaku di universitas kehidupan.

Yah, kadang-kadang kita terlalu memaksakan diri untuk berupaya membuat keadaan sesuai dengan diri kita. Padahal itu upaya yang melelahkan dan sia-sia. Dibicarakan saja tiada guna, apatah lagi sampai dipikir dan disimpan di dalam hati. Bisa bikin diri sendiri terserang psikosomatis – jadi sakit fisik hanya karena pengaruh pikiran. Rugi, kan?
Ya itulah universitas kehidupan. Yang baik bagi kita,  belum tentu baik untuk orang lain. Komunikasi sebagian dari silaturahmi pun bisa berakhir bencana, jika orang yang diajak berkomunikasi menganggap sapaan kita sebagai kepo dan ingin tahu.

Hm, barangkali sebaiknya kita membuang segala prasangka dalam kondisi dan situasi apapun. Harus siaga dan waspada. Harus melepas dari dari segala ikatan yang bisa saja membuat kita kecewa jika sikap seseorang tidak sesuai harapan.

Sumber: www.ceritamanda.com
Karena komunikasi seharusnya dua arah. Karena sebuah hubungan yang baik dan sehat seharusnya membuat kedua belah pihak ke dalam win-win situation. Tetapi kalau ternyata satu pihak ndablek, apa kita harus memaksakan kehendak kita sesuai dengan “keadaan yang jauh panggang daripada api”? Tidak, kan?

Mau tidak mau, kembali lagi kepada apa yang dituliskan blogger Jogja ini – seperti yang saya kutip di atas:
Hukum ikhlas berlaku di universitas kehidupan.

Makassar, 2 Juli 2016

Dalam rangka ikut serta pada Arisan Link Komunitas Blogger Perempuan Grup 4



Catatan buat Manda:

Saya mencari-cari tab atau page yang bertutur tentang “About Me”-nya Manda, koq tidak ketemu, ya? Diekspos, dong, Manda ... biar pembaca blognya makin kenal dengan sosok Manda J

Kencan

$
0
0
Mama dan Papa sedang membicarakan pergi ke sebuah tempat, untuk membeli beberapa barang. Tiba-tiba saja di sulung Affiq co’do’ (menyela pembicaraan), “Mama dan Papa mau ke manakah?”

“Ada tong,” jawab Mama. Kalau dalam Bahasa Indonesia kira-kira artinya, “Ada, deeh.”


Mama memperhatikan wajah sulungnya. Seperti biasa, si sulung ini datar saja, nyaris tanpa ekspresi. Dibandingkan Athifah, dia kurang menunjukkan ekspresinya.

“Ke mana?” tanyanya lagi.


Tiba-tiba Mama mengubah jawabannya, “Mama dan Papa mau pergi kencan.”

Affiq langsung beranjak meninggalkan Mama dan Papa tetapi raut wajahnya menunjukkan ekspresi tersipu malu.

Hehehe, Affiq memang seperti itu. Kurang menunjukkan ekspresinya tetapi sesungguhnya dia anak yang perhatian. Saking perhatiannya, suka tersipu malu kalau Papa dan Mamanya terlihat akrab.

Kenapa dia yang malu, ya? J


Makassar, 3 Juli 2016

Normalkah Anaknya Kalau Melahirkan Normal?

$
0
0
“Apa itu CAESAR, Ma?” Athifah menanyakan tentang kata baru yang dibacanya di sebuah brosur.

“Ndak tahu,” jawab Mama. Iih Mama, belum apa-apa sudah menjawab “tidak tahu”, seharusnya kan nanya dulu, di dalam kalimat apa ada kata “caesar” itu ...

“Di sini dibilang ‘OPERASI CAESAR’,” Athifah tak perlu menunggu pertanyaan Mama. Dia memperjelas sendiri pertanyaannya.

“Ooh, itu maksudnya operasi saat orang melahirkan anak. Ada orang yang harus dioperasi saat melahirkan, Nama operasinya itu 'caesar'” Mama menjawab.

“Operasi?”

Sumber gambar: jabar.tribunnews.com
“Iya. Jadi, ibu melahirkan itu ada dua macam. Ada yang melahirkan normal, ada yang operasi caesar.”

“Kalau melahirkan normal itu, anak yang dilahirkan normal? Kalau tidak normal, anaknya tidak normal?”

“Bukan begitu. Itu nama dari cara melahirkannya. Jadi, ada yang secara normal dan ada yang secara caesar.”

“Saya dulu bagaimana?”

“Athifah, Kakak, dan Adik itu lahirnya normal. Sudah, ah, Mama mau shalat dulu.”

Jujur, Mama takut mendapat pertanyaan lanjutan. Mama tidak tahu harus menjawab apa kalau Athifah menanyakan detail perbedaan melahirkan normal dan caesar. Kalau melahirkan secara operasi kan bisa dijelaskan bahwa perut ibu dioperasi alias dibedah. Lha, kalau melahirkan normal, bagaimana menjelaskannya?

Mama cari jawabannya dulu, ya Athifah ... sebelum kamu menanyakannya lagi suatu saat nanti.


Makassar, 4 Juli 2016
Viewing all 2022 articles
Browse latest View live


<script src="https://jsc.adskeeper.com/r/s/rssing.com.1596347.js" async> </script>