Quantcast
Channel: Mugniar | Mamak Blogger Makassar
Viewing all 2019 articles
Browse latest View live

Kenapa Tanya?

$
0
0
"Sudah shalat ashar? Pasti belum!" ketika mata Mama bertatapan dengan Athifah, langsung saja Mama memberondongnya. 

"Athifah pasti belum shalat, lha dari tadi dia asyik bermain saja dengan adiknya sebelum menghampiri saya di dalam kamar," Mama membatin.

"Kenapa tanya kalau (sudah) tahu?" dengan senyum kalemnya nona mungil ini menjawab santai.

Iya ya.
Ngapain ditanya.
Langsung saja disuruh shalat.
Pemborosan kata!

#mamakkeki

Makassar, 7 November 2016

Kombinasi Baju yang Cocok dengan Celana Jeans Wanita

$
0
0
Celana panjang, bagi seorang wanita adalah salah satu pilihan cara berpakaian yang akan membuat seorang wanitatampil dengan lebih modis. Saya pun senang mengenakan celana panjang khusus wanita. Ini kebiasaan sejak punya bayi, kemudian karena ke mana-mana bareng suami dengan naik motor sembari bawa bocah makanya saya lebih nyaman dan merasa aman di jalan dengan mengenakan celana panjang. Nah, bagi sebagian wanita, memilih model pakaian yang cocok dipadupadankan dengan bawahan setiap harinya, merupakan agenda tersendiri yang perlu diseriusi. Bagi sebagian orang, beda bila memakai rok, beda lagi bila memakai celana panjang.Tapi, bagaimanakah memilih dan mengkombinasikan model celana jeans wanita agar tetap terlihat bagus maupun menarik?

Alasan sebagian wanita dalam memilih mengenakan celana panjang saya kira serupa dengan saya. Hal ini dikarenakan dengan memakai celana ini maka seseorang akan dapat lebih bergerak dengan bebas. Juga tergantung pada kepribadian, sih. Buat mereka yang sehari-harinya sporty dan terbiasa sejak kecil bergaya tomboi, pillihan utamanya adalah celana panjang, termasuk celana jeans. Sementara itu celana panjang wanita sendiri adalah ada banyak sekali jenisnya. Salah satu jenis celana yang paling sering dipakai oleh para wanita adalah celana jeansPilihan ini masih sama sejak zaman saya ABG tahun 1980-an sampai sekarang cuma modelnya berubah-ubah. Dulu yang ngetop model celana gombrang atau yang lebar, membuat yang memakainya terlihat besar.

Sumber gambar: bukalapak.com
Zaman kini celana jeans untuk wanita dibuat dengan jenis atau model yang beragam tetapi umumnya yang akan dapat membuat kaki seorang wanita menjadi lebih terlihat ramping. Beda dengan zaman saya ABG dulu, kaki pemakainya tersamarkan karena bentuk kaki celananya lebar-lebar.Inilah yang menjadikan banyak wanita menyukai celana jeans zaman sekarang ini karena celana ini dapat membuat ukuran kaki wanita menjadi lebih ramping dan lebih jenjang maka secara penampilan akan terlihat lebih bagus.

Namun tentu saja tidak hanya dapat terlihat dari tampilan kaki yang lebih bagus saja, dengan memakai celana jeans untuk wanita ini maka celana ini akan dapat dipadupadankan dengan berbagai macam jenis baju atau jenis atasan. Sehingga bisa dibilang bahwa celana jeans ini adalah salah satu bawahan untuk semua jenis atasan. Beberapa baju yang bagus untuk dipasangkan dengan celana jeans ini adalah sebagai berikut:

  1. Jaket kulit.
  2. Hoodey.
Bagi Anda yang suka dengan memakai jaket kulit maka tentu saja untuk membuat tampilan Anda menjadi lebih bagus dan lebih sangar lagi maka Anda dapat memakai celana jeans sebagai bawahan Anda. Wuih dengan ini maka secara penampilan Anda akan terlihat sangat keren dan sesuai. Selain untuk jaket kulit, celana jeans ini juga dapat Anda pakai untuk hoodey.

Hoodey ini adalah baju yang cocok untuk musim hujan. Baju ini mempunyai tekstur yang lembut namun tebal sehingga akan membuat tubuh Anda terasa lebih hangat. Nah, baju lainnya yang bagus untuk celana jeans adalah: 

  1. T-Shirt.
  2. Kaos.
Bagi Anda yang ingin tampilan simpel namun sedikit semi formal maka memilih baju T-Shirt yang Anda pasangkan dengan celana jeans ini akan membuat tampilan Anda sangat sederhana namun juga berkelas. Anda dapat memasangkan dengan sepatu flat untuk membuat tampilan Anda menjadi lebih cantik. baju ini akan bagus untuk Anda pakai pada saat jalan-jalan sore.

Selain itu Anda juga dapat memakai celana jeans ini untuk kaos Anda. hal ini akan bagus untuk Anda gunakan pada saat pagi hari dengan Anda tambahkan blazer atau jaket.Istilah sekarangnya outwear, yah. Zaman saya muda dulu (uhuk berapakah umur saya? :)), memakai outwear tidak biasa. Oya, masih ada jenis baju lainnya yang bagus untuk dipasangkan dengan celana jeans untuk wanita, yaitu:

  1. Kemeja.
  2. Baju panjang.
Baju lainnya yang juga cocok untuk dipasangkan dengan celana jeans wanita ini adalah kemeja. Pada saat Anda akan kuliah atau Anda akan jalan-jalan, maka memakai kemeja warna cerah dengan warna agak gelap atau sebaliknya akan mempercantik penampilan Anda. Selain itu Anda juga dapat memakai baju panjang untuk Anda pasangkan dengan celana jeans ini. Ada berbagai model pakaian panjang yang dijual sekarang. Bagi muslimah, tinggal dipadupadankan dengan jilbab yang sesuai, bisa deh dipakai ngampus. Nah, kalau Anda suka memakai celana jeans dengan atasan yang bagaimana?

Makassar, 7 November 2016


Catatan Galau Usai Berita Pagi di Televisi

$
0
0
Ketika berita-berita pagi menghidangkan aneka kasus yang membuat bulu di sekujur tubuh merinding. Apa kabar Indonesia? Mungkin berlebihan tapi kemudian muncul pertanyaan ... apa kabar generasi penerus Indonesia?

Berita-berita pagi menyiarkan aneka kasus kekerasan dan kejahatan termasuk kekerasan seksual pada anak. Bukan hanya sebagai korban, ada juga anak-anak yang sebagai pelakunya. Bukan hanya satu korban, ada juga yang korbannya belasan dan puluhan!


Berita-berita itu disuguhkan kepada kita bersama sarapan yang kita santap. Apa yang hendak dikesankan tentang Indonesia bagi anak-anak kita? Apakah bahwa, “Indonesia sekarang kurang aman untukmu, Nak. Ketika dulu orang saling menjaga satu sama lain. Bersaudara karena tumpah darah yang satu, sekarang tidak lagi. Bahkan orang-orang dari bangsamu tega memangsa saudaranya sendiri!”

Data dari Yayasan Kita dan Buah Hati, tahun 2014 lalu mengenai usia korban kekerasan seksual pada anak, paling banyak berada pada rentang usia 0 – 12 tahun. Bahkan dalam Catatan Tahunan Komnas Perempuan dari tahun 2001-2012, setiap hari sedikitnya 35 perempuan (termasuk anak perempuan) mengalami kekerasan seksual[1]. Ini berarti, setiap 2 jam ada 3 perempuan Indoensia menjadi korban kekerasan seksual!

Jujur saja, hal-hal ini menjadikan saya paranoid. Rasanya anak-anak saya akan hidup di masa jauh lebih tidak aman di masa saya kecil dan remaja dulu. Ditambah lagi media sosial sekarang menyebabkan penyebaran segala macam berita menjadi lebih cepat. Saya pun jadi berpikir bahwa tantangan ke depannya untuk menjadikan anak-anak kita mencintai Indonesia menjadi semakin besar. Globalisasi membuat batasan teritori menjadi lebih samar ketimbang dulu.

Maka memang bukan menjadi pilihan bagi orang tua zaman sekarang untuk menjadi cerdas atau tidak cerdas. Pada kenyataannya, “menjadi cerdas” jadi sebuah keharusan, bahkan kebutuhan karena begitu banyak hal berbeda di zaman kita dengan di zaman ini. Tantangan yang akan dihadapi anak-anak kita berbeda. Sekarang kita harus bisa meraba-raba tantangan apa yang akan dihadapi anak-anak kita – mereka yang disebut digital native. Sebab kalau tidak, bagaimana kita bisa mendampingi mereka menghadapi arus kehidupannya? Paling tidak, kita harus tahu pondasi seperti apa yang kita tanamkan di karakter mereka, kan?

Makassar 11 November 2016

Sekadar catatan galau saja. Untuk anak-anakku, kelak tantangan kehidupan yang akan dihadapi anak-anak kalian akan berbeda lagi. Bersiaplah dengan belajar agar CERDAS. Cerdas di sini bukan hanya dalam parameter intelegensi, cerdas dalam banyak aspek kecerdasan.




[1] Baca di http://female.kompas.com/read/2016/05/06/110200720/Tiap.2.Jam.Ada.3.Wanita.Jadi.Korban.Kekerasan.Seksual.di.Indonesia.

International SWAM 2016: Ajang Kedokteran Estetika Kebanggaan Indonesia

$
0
0
Kalau bicara tentang kedokteran estetika, selalunya pikiran orang mengarah kepada kecantikan dan perempuan, yah. Soalnya ada yang mengistilahkannya dengan “kedokteran kecantikan”. Eh, ada, ndak yah ... atau saya sendiri yang pake istilah itu? Hahaha malah ragu sendiri.

Kedokteran Estetika untuk Perempuan dan Laki-Laki



Sebenarnya tidak sepenuhnya benar, lho kalau sasaran “kedokteran estetika” hanya ke perempuan saja. Walau memang tidak ada istilah “kedokteran kegantengan” sebagai pelengkap “kedokteran kecantikan”, laki-laki pun butuh aplikasi dari ilmu kedokteran estetika sebenarnya.

Apa itu kedokteran estetika? Dari informasi yang saya dapat di sebuah website, Kedokteran kecantikan atau kedokteran estetika adalah istilah luas yang mengacu pada keahlian seorang dokter untuk mengubah penampilan kosmetik pada pasien. Tindakan ini dilakukan dengan memperbaiki bagian tubuh tertentu (rekonstruksi), atau untuk meningkatkan penampilan wajah atau tubuh seseorang, contohnya mengurangi kelebihan lemak, selulit, atau warna kulit tidak merata.[1]

Salah satu yang bisa ditangani kedokteran estetika adalah penumbuhan rambut. Tahu artis Adrian Maulana yang sekarang presenter di Net TV? Nah, usia beliau kan di atas saya, tuh. Kapan hari saya pernah baca kalau usianya itu sudah di atas 40-an. Kalau ndak salah 45, deh. Dulu kan pernah muncul di televisi rambutnya sudah tidak selebat dulu. Eh belakangan, sejak aktif di acara berita/talkshow pagi di Net TV kan rambutnya lebat lagi. Sampai-sampai saya bilang ke suami, “Eh, Pa, Adrian itu kan rambutnya tidak sebanyak ini tadinya.” Bukannya nuduh Adrian habis menjalankan terapi di sebuah klinik kecantikan. Maksudnya, saya mau bilang bahwa sebenarnya aplikasi kedokteran estetika atau kedokteran kecantikan bukan semata-mata milik perempuan saja. Laki-laki juga bisa, lho kalau mau tampil trendy.

Bidang Cakupan Kedokteran Estetika


Nah lanjuuut, pas juga nih, tadi saya nemu reviewdari Mbak Novia Wahyudi[2] tentang terapi penumbuhan rambut di sebuah klinik yang berada di bawah pengawasan dokter ahli. Pelayanannya profesional dan keren. Konsultasi spesifik dulu, diiringi penjelasan dokternya (sampai-sampai Mbak Novia bisa menuliskannya dengan teramat detail dan informatif, lho). Dokternya menjelaskan penyebab-penyebab rambut rontok, fase-fase penubuhan rambut, proses yang dijalani, dan memberikan resep yang personal – maksudnya sesuai dengan keluhan dan kebutuhan pasien. Dan proses itu berhasil (ada foto perbandingan before and after-nya segala, di blog Mbak Novia) padahal sebelum-sebelumnya Mbak Novia sudah mencoba berbagai cara dan tidak berhasil. Ih keren, yah. Ternyata seperti itu manfaat klinik dan dokter estetika, yah.


Cakupan dari kedokteran estetika itu meliputi kedokteran kulit dan tindakan bedah rekonstruksi dan bedah plastik yang dapat berupa tindakan beresiko atau rendah resiko. Beberapa contoh perawatan yang masuk dalam cakupannya adalah: bedah rekonstruktif, bedah fisik, dan tindakan non-invasif. Tujuan dari bedah rekonstruktif adalah: untuk mengembalikan penampilan pada bagian tubuh yang rusak karena penyakit, malapraktik, atau komplikasi dari suatu tindakan atau trauma dan meningkatkan fungsi bagian tubuh, meskipun tidak selalu tercapai. Misalnya perempuan yang payudaranya diangkat saat mastektomi atau orang yang menderita luka bakar parah. Contohnya, payudara baru mungkin tidak dapat lagi menghasilkan susu, sementara luka bakar yang diobati dapat meningkatkan mobilitas pasien[3].

Seminar & Workshop in Aesthetic Medicine


Naaah, siapa tahu di antara Anda, baik perempuan maupun laki-laki ada yang tertarik dengan kedokteran estetika setelah membaca ulasan di atas, ada kabar baik. Di Indonesia, tepatnya di ICE, BSD, Serpong, Tangerang akan diselenggarakan 7th International SWAM–Anti Aging Exhibition 2016 International pada tanggal 2 – 4 Desember 2016 nanti.SWAM itu kepanjangan dari Seminar & Workshop in Aesthetic Medicine. Event yang diselenggarakan oleh PT. Perdesti Global Medicom ini didukung penuh oleh instansi pemerintah terkait: Kementerian Kesehatan, Kementerian Pariwisata, Organisasi Perdaweri dan IDI.

Awalnya, SWAM diselenggarakan khusus untuk membahas secara scientific esthetic medicineyang pesertanya adalah dokter-dokter yang punya minat di bidang ini. Antusiasme peserta selalu bertambah pesat dari tahun ke tahun berkat kerja keras dari penyelenggaranya. Di tahun lalu mulai dipikirkan SWAM untuk dikembangkan secara internasional karena makin dikenal di seluruh dunia dan telah diagendakan seluruh dokter dan pihak terkait di seluruh dunia untuk mengikuti SWAN yang setiap tahunnya diselenggarakan di bulan Desember pada tanggal berbeda.

Speakers ki-ka:
DR. Ahmed Al-Qahatani/Leader in Anti-Aging & Skincare; 
DR. Teguh Taniwidjaja/Pioneer of Development Medical Aesthetic in Indonesia
Stefaneli MD, MBA/Plastic Surgery Expert from France; 
Prof. DR. Michael Klentze, PHD/Chief Scientific & 
Medical Officer (CSMO) of Tanyapura Integrative Health Center (TIHC);
DR. Jeong Hoon Suhk/Plastic Surgeon from Korea

“Tahun ini rencananya akan diikuti 2000 dokterdaridalam dan luar negeri. Diperkirakan ada 10.000 pengunjungpameran dari masyarakat awam,” papar Dr. Teguh Tanuwidjaja, selaku Ketua Pelaksana SWAM pada International SWAM Online Gathering tanggal 10 November lalu. Wuih angka yang fantastis, sayangnya Tangerang jauh kali dari Makassar, hiks.

“Saat ini SWAM mampu memposisikan dirinya sebagai eventnomor 3 terbesar di dunia untuk eventsejenis maka penyelenggara berpikir untuk memberikan edukasi kepada masyarakat tentang dunia estetika yang terus banyak peminatnya di seluruh dunia termasuk masyarakat di negara kita. Maka untuk pertama kalinya menyelenggarakan pameran yang pilarnya adalah klinik-klinik anti aging dan klinik-klinik estetika yang dikemas secara internasional untuk masyarakat awam tentang layanan klinik estetika dan anti aging,” imbuh Dr. Teguh.

Sumber foto: official website http://swamexpo.com/
Dengan demikian, masyarakat dapat memperoleh informasi yang benar tentang kedokteran estetika dan anti aging medicine yang aman dan efektif, serta dapat memilih standard biaya yang sesuai kemampuan masing-masing baik untuk klinik di dalam maupun luar negeri. Tujuannya nanti tidak ada lagi masyarakat yang salah mencari tempat perawatan estetika atau anti aging dan jadi korban malapraktik.

Nah, ada yang mengejutkan di SWAM mendatang. Yaitu, banyaknya pesohor dan artis Indonesia yang akan terlibat di event bergengsi ini. Mereka memiliki klinik estetika dan anti aging dan memiliki produk. Saya mendapatkan informasi nama-nama berikut dari panitia: Bunga Zainal, Dr Sonia Wibisono, Farah Queen,  Five Vee, Anya Dwinov, Sarwendah, Moza Paramita, Ussy, Nafa Urbach, Shandy Aulia, Felicia Hwang, Jane Shalimar, Shasha Alexa, Romy Rafael, Dr. Boyke, Melani Ricardo, Agustin Ramli, Bertrand Antolin, Liza Natalia,  dan pasangan suami istri Safina dan Ferdy Hasan. Para artis dan dokter akan mengisi talkshow bertopik dunia estetika. Para artis ini juga bisa bertemu dengan para fans mereka yang mengunjungi pameran. Selain itu akan ada berbagai lomba seperti Zumba dance, Line dance, Traditional Make Up dan Fantasy Make Up yang berhadiah puluhan juta rupiah. Wuih, pasti bakal seru, yah.

Makassar, 13 November 2016


Informasi dan pendaftaran tentang SWAM: ke www.swamexpo.com untuk dokter.
Masyarakat umum bisa update informasi di time line twitter/IG: @swamexpo atau time line Twitter/IG @abexpoid
Atau Facebook Page: SWAM Expo atau: SWAM Aesthetic Beauty Expo




[1] Informasi berasal dari https://web.docdoc.com/id/info/specialty/estetika
[2]Dari blognya Mbak Novia di http://www.noviawahyudi.com/(tulisan bulan Agustus 2015)
[3]Selengkapnya, silakan simak di https://web.docdoc.com/id/info/specialty/estetika

Kisah Sulap Minyak Jelantah Menjadi Bahan Bakar Biodiesel

$
0
0
Senang sekali saya mendapat undangan dari BaKTI (Bursa Pengetahuan Kawasan Timur Indonesia) untuk menghadiri kegiatan bulanan bertajuk Inspirasi BaKTI bertepatan di Hari Sumpah Pemuda, untuk mendengarkan pemaparan dari para pemuda luar biasa yang berada di bawah bendera Garuda Energi Nusantara Oil (GEN Oil). Sementara di beberapa kawasan di Makassar sedang berlangsung demonstrasi mahasiswa yang berlangsung tidak simpatik, Andi Hilmy Mutawakkil bersama kawan-kawannya tampil memukau hadirin di ruangan itu.

Dari TOR (term of reference) yang dikirimkan oleh BaKTI melalui e-mail, saya mendapatkan informasi bahwa berdasarkan data Direktorat Energi Baru-Terbarukan dan Konservasi Energi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), peningkatan konsumsi energi Indonesia beberapa tahun belakangan ini mencapai tujuh persen per tahun. Indonesia menjadi salah satu negara dengan tingkat pertumbuhan konsumsi energi terbesar di dunia.

Persediaan minyak bumi dan gas bumi semakin menipis. Diperkirakan tahun 2025 nanti Indonesia akan mengalami krisis energi. Maka dari itu perlu mencari alternatif bahan bakar lain, khususnya yang lebih ramah lingkungan. Atas dasar pemikiran itulah, Hilmy meriset pembuatan bahan bakar biodiesel yang bersumber dari minyak goreng bekas pakai.

Hilmy adalah seorang pemuda yang sangat suka melakukan percobaan-percobaan kimia. Mulai dari membuat roket kimia saat duduk di bangku kelas 2 SMA yang disangka para tetangga sebagai usaha terorisme, lalu membuat bahan bakar dari plastik, hingga membuat bahan bakar biodiesel dari minyak jelantah.

Tak mendapat bantuan dari pemerintah tak menyusutkan semangatnya, Hilmy akhirnya bertemu dengan anak-anak muda yang sevisi dan mereka mendirikan Garuda Energi Nusantara yang memproduksi Gen Oil, bahan bakar biodiesel yang kemudian didistribusikan kepada nelayan-nelayan.

Dalam Garuda Energi Nusantara ada formasi berikut: Andi Hilmy Mutawakkil sebagai Direktur Utama, Achmad Fauzy Ashari sebagai Direktur Niaga dan Komunikasi, Ahmad Sahwawi sebagai Direktur Research and Development, M. Fauzy Ihza Mahendra sebagai Direktur Keuangan, Jonathan Akbar sebagai Direktur Pengolahan, dan Rian Hadyan Hakim sebagai Direktur Purchasing.

Kak Luna Vidya (moderator), Fauzi, dan Hilmy
Hilmy menceritakan suka-dukanya membangun Gen Oil. Bisnis social enterprise itu tak selalu mulus dijalankan. Suatu ketika, anak-anak muda ini harus menggadaikan barang-barang andalan mereka seperti motor dan mobil demi menyelamatkan perusahaan.

Sebuah peristiwa luar biasa hingga membuatnya ingin bunuh diri pernah dialami Hilmy. Pada tahun 2013 lalu, uang hasil usaha selama 2 tahun sebesar 200 juta rupiah dirampok. Sejumlah ujian lain pun menderanya. Salah satunya adalah kesulitan ketika tempat usaha Gen Oil ditentang warga sekitar karena disalahsangkai sebagai pabrik narkoba. Akhirnya setelah diberi pengertian dengan diajak melihat-lihat, warga pun menyadari bahwa yang sedang berlangsung di situ sebenarnya merupakan kegiatan positif.

Hilmy dan kawan-kawannya sudah melakukan analisa mengenai produksi minyak jelantah. Untuk wilayah kota Makassar saja, minyak jelantah yang dihasilkan setiap harinya sebesar 17.600 liter per hari. Potensi dikembangkannya masih besar sekali karena untuk saat ini, produksi Gen Oil baru mencapai 15 ton per bulan. Industri penghasil biodiesel dari bahan minyak jelantah aman, tidak menghasilkan limbah. Untuk 1 liter minyak jelantah, bisa menghasilkan 1 liter bahan bakar biodiesel.

Hal menarik lainnya yang dipaparkan Hilmy dan rekannya Fauzi adalah mengenai dilibatkannya preman dan mantan preman semakassar untuk menjadi pengepul minyak jelantah. Para pengepul yang diberdayakan ini mendapat keuntungan antara Rp. 500 – Rp. 1.000 per 1 liter minyak jelantah yang diperoleh. Untuk itu, dalam sebulan mereka bisa mendapatkan 10 hingg 30 juta rupiah per bulan.

Hilmy di Ideafest 2016. Sumber foto: akun Twitter Ideafest (@ideafestid)
Mengapa preman? Mula-mula pengamatannya terhadap preman di kampungnya yang sepanjang tahun hingga bertahun-tahun berikutnya tetap saja bertahan sebagai preman, tidak ada perubahan menggelitik nuraninya. Hilmy berharap bisa memberdayakan para preman melalui usaha ini sehingga mereka tidak perlu lagi menjadi sampah masyarakat.

Saat ditanyakan padanya mengenai dampak bahan bakar yang diciptakannya terhadap mesin, Hilmy menjelaskan bahwa biodiesel ini viskositasnya lebih tinggi daripada solar. Untuk menjadikannya bahan bakar, harus di-blending dulu. Untuk itu, ada mitra yang dipercaya yang melakukan pencampuran itu.

Walau banyak lika-likunya, apa yang dilakukan Hilmy dan kawan-kawan pelan-pelan membuahkan hasil. Baru-baru ini Gen Oil terpilih sebagai pemenang pertama kompetisi IDEAS FOR INDONESIA 2016 yang diselenggarakan oleh IDEAFEST. Luar biasa sekali mengingat Gen Oil ini satu-satunya peserta yang berasal dari Indonesia timur. IDEAFEST[1]adalah gerakan kreatif yang bertekad untuk membantu menciptakan perubahan positif bagi bangsa Indonesia. Tujuannya tentunya adalah untuk memajukan bangsa.

Kesan yang saya tangkap selama menyimak penjelasan Hilmy adalah pemahaman dan wawasannya yang luas dan holistik mengenai kemajuan bangsa. Saya menangkap kecintaannya yang luar biasa pada daerahnya – Sulawesi Selatan sekaligus pada bangsanya. Hilmy menyebut-nyebut mengenai komitmen “mendukung ketahanan energi” berkaitandengan prediksi krisis energi yang bakal dihadapi bangsa kita.

Saya juga menangkap kepeduliannya pada nelayan-nelayan kecil. Dia menyebut-nyebut prioritas “membantu nelayan sebanyak-banyaknya”, bahkan menyampaikan data bahwa nelayan Indonesia sudah jauh berkurang dari yang jumlahnya 1,6 juta hingga tinggal 850.000 saja sekarang. “Bagaimana kalau suatu hari nanti kita harus mengimpor ikan dari negara lain?” pertanyaan retorika yang diajukan Hilmy itu menghentakkan saya. Betapa mengerikannya kalau hal itu terjadi.

Hilmy di London (bru-baru ini) usai memenangkan Ideafest 2016
Sumber foto: akun Twitter Ideafest (@ideafestid)
Kepekaan dan kepedulian, tidak akan berarti apa-apa jika tidak berbuat. Hebatnya, Hilmy dan teman-temannya bertekad kuat melakukan perubahan melalui Garuda Energi Nusantara. Begitu banyak orang yang memiliki ide tapi tak banyak yang mewujudkannya melalui action yang nyata dan konsisten.

Lantas, bisakah Anda menebak kira-kira berapa usia Hilmy dan apa  latar belakang studinya?

Well, Anda mungkin terkejut membaca jawaban saya berikut ini. Hilmy sekarang masih kuliah di semester 4, jurusan Antropologi Universitas Negeri Makassar. Kesukaannya kepada bidang kimia tak “memaksa dan memenjaranya” dalam jurusan Kimia. Saat SMA di Pangkep pun dia bukan siswa jurusan IPA meski dia sempat mengepalai percobaan-percobaan Kimia di laboratorium. Anak muda ini saat di SMA mengambil jurusan Bahasa, saudara-saudara!

Terkejut? Anti mainstream, ya?

Para peserta Diskusi Inspirasi BaKTI saat itu
Pantasan Hilmy bisa sedemikian holistik (memandang sesuatu secara menyeluruh dan memahami keterkaitan-keterkaian antar bagian-bagiannya). Dia mempelajari apa saja yang menarik baginya. Tanpa dipenjarakan frame bahwa untuk menyukai Kimia maka harus masuk jurusan IPA, dia mampu membuka sekat-sekat yang menghalanginya mempelajari apa saja.

Menghadiri presentasi Hilmy dan kawan-kawannya ini memberikan satu lagi pelajaran penting kepada saya, yaitu bahwa dukungan orang tua sangat penting dalam perkembangan seorang anak. Hilmy dan Fauzi adalah dua anak Sulawesi Selatan yang diberi kebebasan oleh orang tua mereka untuk menentukan pilihan dan melakukan hal-hal baik tanpa dikte orang tua. Dan sekarang mereka berhasil membuktikan sesuatu!

Makassar, 16 November 2016


Garuda Energi Nusantara
Head Office :
Jl. Perintis Kemerdekaan (Kompleks Departemen Agama Blok A No. 5)
Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Indonesia


Saran untuk Gen Oil:
Sebaiknya website-nya dilengkapi. Update lah kabar-kabar terbaru dari Gen Oil. Gen Oil sudah mulai dikenal, lho Akan banyak orang yang mengakses website-nya, sangat disayangkan kalau belum lengkap isinya dan orang kecewa karena minimnya informasi di dalamya. Yuk semagat. Nyata dengan perbuatan di dunia nyata, bagusnya diimbangi dengan tulisan di website agar jejak Gan Oil membekas dalam juga di dunia maya. Sejarah Gen Oil akan menjadi makin signifikan dengan adanya tulisan-tulisan di website-nya. Semangat! :)




[1]Informasi selengkapnya tentang IDEAFEST bisa disimak di website IDEAFEST: www.ideafest.id, Twitter @ideafestid, fan page Facebook: Ideafest,  dan Instagram @ideafestid.

Mengobrolkan Fiber Optic

$
0
0
Yang saya tulis kali ini adalah kegiatan tanggal 22 Oktober lalu, NGOBRAS (Ngobrol Bareng dan Santai) antara komunitas blogger Anging Mammiridengan PT. Telkom Indonesiadi kafe Upnormal. Mengapa lama baru saya tuliskan di sini, alasannya karena kabar yang saya tunggu-tunggu tak datang juga. Sementara saya sudah kadung berniat menuliskannya.


Yang Tersendat-Sendat dari Satu Ruang di Lantai Dua Kafe Upnormal


Mengapa perlu menunggu kabar? Karena saya kesulitan menuliskan apa yang terjadi selama acara Ngobrol Santai-nya berlangsung jadi saya memutuskan untuk bertanya dan menunggu kabar. Mengapa demikian? Karena sound system ketika itu tidak memadai. Loud speaker dari wireless system yang digunakan tidak bisa mengimbangi luas ruangan yang kami tempati beserta kebisingan yang terjadi di luar ruang pertemuan. Di luar sana ada anak-anak ABG yang bernyanyi-nyanyi dan ketawa-ketiwi dengan kerasnya. Oleh sebab itu, suara yang sampai di tempat duduk saya, di bagian tengah ruangan itu hilang-timbul. Menyebabkan informasi yang saya terima berkisar 30 – 40% saja.

Posisi saya, saat menyaksikan Mas Lanang membawakan presentasinya
Lagi sibuk apa? 😊
Maka, karena sudah kadung berniat ingin menuliskannya, saya mencoba berkonsentrasi pada tulisan yang seadanya dan mencari tambahan referensi ke website lain dan di Youtube. Kenapa saya ingin menuliskannya? Karena informasi yang ada di acara ini sebenarnya penting sekali. Minimal saya bisa ikut menyebarkan berita baik, khususnya pembangunan di Indonesia yang terkait dengan Serat Optik atau Fiber Optic– yang menjadi tema Ngobras kali ini. Jadi, ya sudahlah, saya berusaha saja tuangkan apa yang bisa saya tuliskan.

Fiber Optic, Kecanggihan Sistem Telekomunikasi Kita


Adalah seorang lelaki muda bernama Lanang Prayogo yang membawakan materi dengan topik fiber optic. Ia menjelaskan mengenai sejarah transmisi telekomunikasi di Indonesia. Tahun 1978 memakai satelit. Teknologi ini lama-kelamaan tidak dapat lagi menampung kebutuhan komunikasi rakyat Indonesia. Pada akhir tahub 2013 digunakanlah fiber optic sebagai jaringan akses.

Tersambungnya seluruh wilayah Indonesia berkat proyek SMPCS atau Sulawesi-Maluku-Papua Cable System. Melalui proyek ini, Kawasan Timur Indonesia (KTI) menjadi lebih sejajar dengan Kawasan Barat Indonesia dalam hal infrastruktur telekomunikasi. Pembangunan Sistem Komunikasi Kabel Laut SMPCS yang digagas dan dikerjakan PT Telkom tersebut mencakup penggelaran kabel laut hingga kedalaman 3.000 meter, sepanjang 5.444 km dan kabel darat sepanjang 655 km yang menggunakan teknologi Dense Wavelength Division Multiplexing (DWDM). Sementara, total jaringan backbone fiber optik yang membentang dari Sabang hingga Merauke adalah 81.831 km atau dua kali keliling bumi.

Bapak Marnoto – General Manager Witel Makassar

Bapak Nur Yusuf (Senior Manager Customer Care & Marketing)
Fiber optic memiliki keunggulan dibandingkan kabel tembaga, yaitu:
  • Lebih kebal daripada radiasi gelombang elektromagnetik.
  • Aman dari petir.
  • Tidak melewatkan gelombang listrik.
  • Jauh lebih cepat menggunalan fiber optic ketimbang kabel tembaga.
  • Lebih murah.
  • Aman dari pencurian.
Fiber optic baru dirilis tahun 2014. Pada tahun 2016 berhasil meraih peringkat ketiga top speed internet di seluruh dunia. PT. Telkom kini mempunyai produk IndiHome Fiber. Indihome Fiber merupakan layanan Triple Play dari Telkom yang terdiri dari Internet fiber atau high speed internet (internet cepat), interactive TV (UseeTV) dan phone (telepon rumah).  Paketnya hingga yang super cepat 100 Mbps WiFi.

Acara gathering ini berlangsung seru. Beberapa orang yang melontarkan pertanyaan malah jadi curhat, mumpung bertemu dengan provider-nya, kan hehehe. Dua orang petinggi Telkom Makassar yang hadir di acara ini menanggapi dengan bijak keluhan yang terdengar. Kedua petinggi Telkom tersebut adalah Bapak Nur Yusuf (Senior Manager Customer Care & Marketing) yang juga memperkenalkan produk-produk Telkom seperti Indihome dan Smart Home. Selain beliau, Bapak Marnoto – General Manager Witel Makassar juga hadir dan menanggapi pertanyan yang diberikan peserta.

Sumber gambar: https://www.goodnewsfromindonesia.id/
Saya mengapresiasi acara ini, presentasi dari Mas Lanang, kehadiran Pak Nur Yusuf dan Pak Marnoto, beserta kehadiran sejumlah pegawai Telkom di acara Ngobras malam itu. Mohon maaf kepada Bapak-Bapak dan semua kawan dari PT. Telkom, bila tulisan ini terkesan seadanya karena keterbatasan saat itu. 

Makassar, 17 November 2016



Referensi tambahan:
  • https://www.goodnewsfromindonesia.id/2016/02/08/jaringan-fiber-optik-indonesia-sepanjang-2x-keliling-bumi
  • http://www.indihome.co.id/

3 Pertanyaan yang Mungkin Ditanyakan Selama Saya Ngeblog dan Bikin Happy

$
0
0
“Ibu (berprofesi sebagai) dosen?” dalam minggu ini saja dua kali saya mendapatkan pertanyaan seperti itu. Heran juga, mengapa saya sering mendapatkan pertanyaan itu. Padahal sehari-harinya saya ibu rumah tangga yang senang ngeblog saja. Setelah 5 tahun terakhir aktif ngeblog lagi (sebelumnya, saya pernah ngeblog pada kurun waktu 2006 – 2009), ternyata pertanyaan itu masih sering saya dengar. Selain itu, ada dua pertanyaan lain lagi yang mungkin ditanyakan orang kepada saya. Saya, sih happy-happy saja. Rasanya menyenangkan dilihat sebagai orang terpelajar.


1. Ibu, (berprofesi sebagai) dosen?


Saat saya dan Abby yang seumuran #usiacantik sedang terjebak dalam sebuah event yang didominasi mahasiswa pada hari Selasa lalu, mahasiswa yang duduk tepat di sebelah kanan saya bertanya, “Ibu, dosen?”.

“Bukan. Saya blogger,” jawab saya penuh percaya diri.

Kalau anak muda ini masih penasaran, akan saya perlihatkan blog saya. Siapa tahu saja pembaca blog saya jadi bertambah.

Ternyata apa yang saya pikirkan terjadi. Mahasiswa di samping saya itu bertanya tentang apa kegunaannya ngeblog, apakah saya setiap hari nge-post tulisan, dan beberapa hal lain. Langsung saja saya ambil kesempatan untuk memperkenalkan blog saya padanya dengan membukakan blog ini melalui gadget yang sedang saya pegang. Saya lalu menceritakan padanya hal-hal menarik tentang ngeblog. Ini yang orang bilang “jual diri”. Daan, blogger perlu sesekali melakukannya, biar pembaca blognya makin banyak. Iya, toh?

Dua hari setelah obrolan dengan mahasiswa itu, obrolan yang serupa terjadi lagi. Saat itu saya membeli perlengkapan bayi di toko Mama di Jalan Rappocini Raya. Sudah lama saya berakrab-akrab dengan suami-istri pemilik toko ini karena memang sudah lama menjadi pelanggannya.

“Ibu, dosen?” untuk yang kedua kali, si bapak pemilik toko bertanya kepada saya. Saya bingung mengapa dia menanyakannya lagi. Apakah kesan terpelajar sedemikian kentaranya pada diri saya, ya? Ah, jadi ge er.

Bingung juga, mengapa kami disangka sama :)
Gambar: pixabay.com
Hal yang "mengoneksikan" saya dengan "ibu dosen" :)  Foto: pixabay.com
“Saya sehari-harinya menulis, Koh. Lebih banyak menulis di internet. Nanti saya kasih lihat ki’ blogku,” jawab saya.

Sembari menunggui si bapak itu membungkus kado, kami mengobrol. Tangan saya sibuk menyalakan koneksi internet dan membuka browser. Namun kali ini blog Mugniar’s Note sama sekali tidak mau terbuka. Aish, gagal deh jual diri. Haha tak apalah, yang penting happy.

2. Bagaimana dukungan suami?


Well, jawabannya adalah luar biasa besar. Tanpa restu pak suami, saya tak akan sampai di titik ini. Sering kali malah, ketika saya menyampaikannya kepadanya dengan ragu-ragu mengenai sebuah acara yang akan berlangsung, beliau malah mengatakan, “Pergi maki’, nanti saya yang jaga anak-anak.”

Dukungan suami sangat-sangat besar sejak pertama kali saya mengenal blog. Pada tahun 2006, beliaulah yang mengenalkan blog kepada saya. Pak suami ketika itu menceritakan mengenai “cara baru yang keren dalam menulis”. Lalu beliau membuatkan saya blog. Saat itu kami belum punya koneksi internet. Jadi, setiap mau posting tulisan, beliau mengantar saya ke warnet (warung internet). Biasanya kami ke warnet usai anak-anak tidur, di atas jam sembilan malam. Pulangnya bisa jam dua belas malam.

Buku yang diperoleh suami saya di ulang tahun
Komunitas Blogger Anging Mammiri yag ke-1 :)
Tahun 2007, suami saya menghadiri ulang tahun pertama Komunitas Anging Mammiri. Saya tak hadir malah. Saya menunggui Athifah yang masih berusia 1 tahun ketika itu. Hei, ternyata komunitas kesayangan ini tahun lahirnya sama, ya dengan putriku!

Pulangnya, saya menyimak cerita dari suami saya mengenai komunitas keren ini. Termasuk mengenai Pacca – maskotnya yang waktu itu masih bertangan satu. Waktu itu, pak suami membawa pulang buku Makassar di Panyingkul sebagai salah satu hadiah kuis. Buku itu merupakan salah satu buku yang menjadi buku kesayangan karena membuat saya ngeh dengan penulis-penulis keren di Makassar seperti Kak Lily Yulianti Farid, Kak Luna Vidya, Pak Guru Jimpe, dan Winarni. Saat itu saya belum mengenal mereka. Membaca tulisan mereka di buku itu membuat saya terkesima dan terpesona. Namun akhirnya takdir ngeblog yang saya jalani sejak tahun 2011 membawa saya berkenalan dan mengobrol dengan mereka semua! Amazing!

Kegiatan ngeblog saya yang vakum sama sekali di tahun 2009 akhirnya bersemi lagi di awal tahun 2011. Lagi-lagi peran suami besar sekali di belakangnya. Beliau membuatkan saya blog baru. Blog baru itu akhirnya berganti alamat menjadi www.mugniar.com. Yup, blog ini. Suami tercinta memberikan solusi membuatkan saya blog baru karena blog lama tidak bisa lagi saya masuki. Saya kehilangan kuncinya untuk selamanya sehingga sama sekali tidak bisa masuk lagi. Demi apa suami saya melakukan semua dukungan ini? Demi supaya istrinya HAPPY!

3. Bagaimana perasaannya kalau kalah lomba?


Hahay, santai saja. Sudah lama saya menganggap perlombaan sebagai sebuah seni yang sama sekali tidak bisa ditebak alur logikanya. Sudah lama pula saya belajar untuk tidak mempertanyakan keputusan juri. Justru itulah daya tarik lomba bagi saya!

Adalah sebuah tantangan menarik binti menyenangkan ketika saya harus berusaha menaklukkan hati juri melalui tulisan. Adalah misteri yang sama menariknya bagi saya dalam mendesain bagaimana supaya tulisan saya menjadi unik dan memikat hati juri.

Acara Anging Mammiri bulan Januari lalu. Selalu ada pelajaran berharga dari kegiatan
semacam ini. Kalah lomba, bukan alasan untuk tidak merasa happy.
Sumber gambar: Daeng Nur Terbit
Saya kemudian bisa menjadi pemburu lomba blog ketika sudah merasakan manisnya meraih kemenangan. Ada yang mengira saya sering menang lomba. Hoho, salah sekali. Saya lebih banyak kalahnya ketimbang menangnya, lho. Dari sekira lebih dari 500-an lomba yang saya pernah ikuti, yang saya menangkan tidak sampai 20%-nya, koq.

Malah ada pelajaran-pelajaran baru lainnya yang saya dapatkan. Saya pernah menuliskannya dua kali. Bisa dibaca di tulisan berjudul: Kalah? Alhamdulillah dan Kekalahan Bertubi-Tubi? Masih Ada Celah untuk Berbahagia! dua tahun lalu. Saya sarikan di sini, yah pelajaran yang saya dapatkan:
  • Kekalahan saya anggap sebagai bantal pengalas “kejatuhan”. Semakin sering kalah, semakin tinggi bantal-bantal itu tersusun. Jadi, kalau saya “jatuh” karena kalah, jatuhnya tidak terlalu tinggi dan tidak besar lagi dampaknya (akibat meningginya bantal pengalas kejatuhan itu). Sesegera mungkin saya bisa bangkit lagi dan meneruskan hidup saya, lalu mencari info lomba lain lagi.
  • Ada bagian-bagian dari kehidupan yang bisa disederhanakan. Jangan dibikin rumit. Kekalahan itu memang cuma kemenangan yang tertunda. Menyikapi kekalahan dengan baik berarti memenangkan jiwa kita dari kegalauan, dari frustrasi, dan dari kejelekan-kejelekan lainnya.
  • Telusuri pengalaman ngeblog di tahun ini. Kalau memang bersungguh-sungguh menulis di tahun ini pasti ada banyak pengalaman dan pelajaran di tahun ini yang tak diperoleh di tahun-tahun sebelumnya. Misalnya nih, pengalaman menjadi nara sumber, pengalaman masuk televisi, dapat tambahan wawasan, bertebarannya undangan event untuk blogger, dan aneka goodie bag yang wajib disyukuri. Intinya, sebenarnya masih banyak celah untuk berbahagia!

Ngeblog itu sejatinya adalah kegiatan yang (seharusnya) dikerjakan dengan happy. Jangan terlalu banyak ketakutan sebelumnya. Juga jangan terlalu banyak memikirkan hal-hal yang bisa mengganggu kesehatan jiwa dan raga. Haha, ini mau bilang apa ya sebenarnya. Ah, sudahlah. Kalau Anda sudah membacanya sampai di sini, seharusnya Anda sudah mendapatkan pesan tulisan ini. So, mari ngeblog seperti saya. Saya ngeblog, saya happy. Maka, hidup pasti terasa lebih nikmat!

Makassar, 18 November 2016


Tulisan ini disertakan dalam lomba blog #10tahunAM

Komunitas Blogger Makassar, Anging Mammiri


Baca juga:


Baca Berita Update Tiap Saat

$
0
0
Pada salah satu materi yang dibawakan pada Konferensi Perpustakaan Digital Indonesia (KPDI) ke-9 yang berlangsung di Hotel Singgasana, Makassar pada tanggal 8 – 9 lalu, saya mendapat informasi bahwa minat baca orang-orang  Indonesia sangat rendah. Yaitu hanya sebesar  1:1000, berada pada urutan ke-60 dari 61 negara di dunia[1]. Katanya ini ukuran membaca buku. Memprihatinkan memang. 

Di sisi lain, ada “pencapaian-pencapaian lain” di Indonesia yang mengalami peningkatan. Informasinya saya peroleh, masih dari KPDI. Seperti: tahun ini, pengguna internet naik 100% (132,7 juta) dibanding tahun 2015, jumlah nomor HP beredar di 320 juta, masyarakat yang tersambung ke internet 120 juta, pengguna internet 54% anak muda. Sayangnya 40% main game 12% fotografi, hanya 2% mengakses buku-buku. 64% pengakses internet menggunakan media sosial, 38%baca buku, dan selebihnya mencari informasi, main game, download, dan lain-lain.


Internet memang menjadi fenomena yang luar biasa. Banyak media cetak juga memiliki media online. Orang cenderung mencari berita update melalui media online, alih-alih membeli surat kabar. Mungkin sudah masanya.Tapi, kembali kepada indeks minat baca, sebenarnya menyedihkan sekali, sih kalau minat baca buku di Indonesia seminim itu. Eh, barangkali juga minat baca buku orang-orang Indonesia sudah bergeser pada membaca e-book? Entahlah, ya. Saya menunggu penelitian mengenai minat membaca e-book juga. Mana tahu meningkat, ya.

Ah, mungkin juga orang-orang Indonesia kini merasa lebih menarik membaca media online atau blog, yah? Soalnya media online bisa update berita per menit, lho. Terkadang dalam semenit bersamaan diturunkan dua atau lebih artikel. Sudah begitu ada gambarnya pula. Mana tahu gambarnya comot dari mana, yang jelas tampilan visual bergambar memang terlihat lebih menarik, sih.

Salah satu contoh media online yang selalu update berita adalah Okezone. Berita hari ini Okezonesaja sudah ada ratusan hingga malam ini (pukul 22.18 WITA, saat tulisan ini dibuat) dengan tagar-tagar populernya sebagai berikut: #Piala AFF 2016, #Kemenangan Trump, #Ahok Tersangka, dan #Bareskrim Periksa Ahok. Berita mengenai demo susulan 3 Desember dan Pilkada 2017 juga sudah mengemuka.

Topik berita hari ini Okezone pun bermacam-macam mulai dari Celebrity, Lifestyle, News, hingga Techno. Untuk kategori News, ada beberapa sub kategori lagi seperti Nasional, Megapolitan, Internasional, dan Kampus. Namun demikian, website yang tampilannya bersahaja ini cepat diakses. Bagi mereka yang mobile, tersedia pula aplikasi Okezone yang bisa diunduh dari Play Store untuk gadget.

Well, baca berita update setiap saat melalui website dan gadget memang memudahkan dan mengenyangkan. Namun sebaiknya minat baca jangan hanya terbatas pada media online saja. Karena tak semua pengetahuan ada di media online. Buku, baik yang tercetak maupun e-book tetap tak bisa tergantikan perannya. Karena banyak hal yang bisa tuntas dipahami setelah membaca buku. Sekarang, pekerjaan rumah kita bersama adalah menaikkan minat baca bangsa ini.

Makassar, 20 November 2016




[1]Untuk menambah wawasan, silakan browsing dengan kata kunci “indeks minat baca di Indonesia”. Ada banyak informasi terkait penelitian dari Central Connecticut State University tahun 2016 ini, dirilis sekitar April – Mei 2016.

Dari GNNT Sampai Beli Aplikasi Play Store Pakai Pulsa

$
0
0
Kampanye transaksi non tunai yang dikenal dengan istilah Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) gencar dilaksanakan di Indonesia. Gerakan ini akhir-akhir ini lebih masif digencarkan kepada para mahasiswa. Yup, perubahan perilaku pastinya lebih mudah diusahakan kepada kaum muda yang pola pikirnya lebih terbuka. Selain itu, jumlah usia produktif di negara kita memang besar sekali. Tujuh puluh persen dari total jumlah penduduk negara kita adalah usia angkatan kerja (15 – 64 tahun) – informasi ini saya dapatkan dari website LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia)[1]. Makanya wajar saja bila sasaran sosialisasi GNNT difokuskan pada kaum muda.

Sejak Gubernur Bank Indonesia Agus D.W. Martowardojo, pada tanggal 14 Agustus 2014 di Jakarta secara resmi mencanangkan GNNT, beberapa kali saya mendengar acara sosialisasinya diadakan di kampus-kampus. Termasuk yang saya hadiri baru-baru ini, tepatnya tanggal 15 November lalu di Auditorium Amanagappa, Universitas Negeri Makassar.


Saat Bang Iskandar Jet – nara sumber yang membawakan materi menulis di blog menantang pemilik kartu non tunai terbanyak untuk naik ke atas panggung dan diberi hadiah, beberapa pemuda bergegas mendekatinya. Bisa tebak, berapa kartu terbanyak yang dimiliki oleh mereka yang berani menerima tantangan dari Bang Isjet? SEMBILAN, saudara-saudara! Dan dia seorang mahasiswa! Weh, melongo saya. Dalam pikiran saya, paling banyak tiga saja kartu yang dipegang oleh para anak muda itu. Ternyata tidak, lho. Ada juga yang memiliki sampai 5 kartu.

Well, kartu-kartu itu merupakan salah satu wujud alat tukar untuk transaksi non tunai. Transaksi non tunai memiliki tiga bentuk, yaitu: paper based  (contohnya cek dan bilyet giro),  card based  (contohnya ATM, dan kartu kredit), dan electronic based  (contohnya E-Money).

Saya pribadi, masih fifty-fifty menggunakan transaksi non tunai. Penyebabnya adalah karena masih banyaknya barang yang saya perlu beli di pasar tradisional dan di warung sebelah rumah. Sayang sekali, pasar tradisional dan warung kecil masih terlalu jauh dari penggunaan transaksi non tunai. Kalaupun menggunakan moda non tunai, saya lebih banyak menggunakan kartu ATM. Saya pernah mau mencoba menggunakan E-money dari sebuah bank saat berbelanj di sebuah mini market, eeh pramuniaganya kasak-kusuk. Setelah sekian lama, barulah si pramuniaga mengakui kalau aplikasi khusus untuk E-money itu belum ada di perangkatnya. Entahlah, apa memang belum ada atau si mbak pramuniaga yang masih gagap menggunakannya, soalnya nama bank yang tertera pada mesin EDC (Electronic Data Capture)-nya itu bank yang sama dengan yang mengeluarkan E-money yang saya punyai.

Belakangan, ada jenis transaksi non tunai yang berkembang, yaitu mendukung transaksi melalui pemotongan pulsa pada kartu telekomunikasi di dalam gadget yang digunakan. Dulu suami saya punya alatnya, ditempelkan di belakang ponselnya. Sayangnya, alat tersebut terlepas, terjatuh entah di mana.

Kalau mau digolongkan berdasarkan 3 golongan besar, sepertinya transaksi dengan pulsa ini masuk kategori electronic based, ya?

Oya, kemarin  saya berkelana di dunia maya dan memperoleh satu lagi contoh transaksi menggunakan pulsa, yaitu: beli aplikasi Play Store pakai pulsa Telkomsel pada program Festival Jajan Online. Yang bisa dibeli adalah ketiga hal ini: aplikasi, game, dan e-book yang ada di Play Store.

Lalu, bagaimana cara pembayaran dari aplikasi, game, ataupun E-book yang ada di Play Store ini? Dengan layanan ini mudah saja. Pembayaran bisa langsung dilakukan dengan pulsa Telkomsel dengan billing telkomsel. Biaya yang dikeluarkan untuk pembayaran dengan menggunakan pulsa adalah sebesar harga yang ditampilkan saat pembelian ditambahan dengan PPN 10% dan biaya jasa sebesar 2%. Simple sekali, yah beli aplikasi Play Store pakai pulsa Telkomsel ini?

Yup, kecanggihan teknologi memang selalu diupayakan untuk memudahkan manusia. Namun kendalinya tetap ada dalam diri masing-masing, jangan sampai keasyikan pencet-pencet hingga kebablasan dan meludeskan jatah pulsa buat sebulan di awal bulan 😜.

Makassar, 21 November 2016




[1] Pada tulisan berjudul Jumlah Usia Produktif Besar, Indonesia Berpeluang Tingkatkan Produktivitas yang dirilis pada 11 Maret 2016.

Asri Rahayu, Blogger Jogja yang Kreatif dan Aktif

$
0
0
Asri Rahayu. Saya terkagum-kagum dengan aktivitasnya. Gadis ini sehari-harinya bekerja kantoran di sebuah perusahaan outsorcing di Yogyakarta tetapi masih sempat ngeblog di http://www.asrirahayu.com/dan www.peekthebook.blogspot.co.id. Di bulan-bulan kemarin, Asri rajin sekali mengisi blog pertama yang dinamainya “My Scrap Book”. Ada yang terisi sampai 22 tulisan dalam sebulannya. Sayangnya dalam bulan November ini, Asri belum posting satu pun di blog pertama. Ah, pasti dia sedang sangat-sangat sibuknya di bulan ini. Etapi ternyata Asri tidak vakum-vakum amat, di blog yang satunya – di blog buku yang dinamainya “Peek a Book”, sudah ada 15 tulisan di bulan November ini. Ooh, rupanya Asri sedang berkonsentrasi pada blog bukunya. Jadi ingat blog buku saya yang sudah lama tak terisi ... hiks.



Cara yang digunakan Asri dalam mengisi blognya terbilang kreatif. Mengapa saya bilang demikian? Karena di blognya ada tiga rubrik yang pasti tercipta dengan proses berpikir kreatifnya. Ketiga rubrik yang saya maksud adalah:  Ngobrol Bareng yang tayang setiap hari Selasa dan Sabtu. Rubrik ini menggali lalu menuliskan sisi inspiratif dari seseorang. Lalu ada rubrik Rabu Merindu (duet dengan Intan) yang tayang setiap hari Rabu. Dan yang terakhir adalah rubrik Tastyliciousduet dengan Intan dan Afifah yang tayang di hari Minggu, setiap 2 minggu sekali.

Menilik dari tulisan-tulisannya, blogger Jogja yang mulai ngeblog sejak awal tahun 2011 ini tergolong ke dalam lifestyle blogger dan blogger buku. Lifestyle-nya personal sekali, khas konsep atau pemikiran Asri. Blogger bukunya, ya dari blog keduanya yang khusus membahas buku dan hal-hal yang berhubungan dengan buku.


Dari beberapa cerita Asri tentang keluarganya, saya mengambil kesimpulan kalau keluarganya cukup demokratis dan suka memandang sisi positif dari suatu hal. Saya suka membaca kisah tentang seorang jama’ah masjid yang bertemu ayahanda Asri. Si bapak, jama’ah masjid itu sandalnya tertukar sehingga berbeda satu sama lainnya. Seseorang menyarankannya untuk memakai saja sepasang sandal berbeda tersebut, biar keesokan harinya baru mencari tahu siapa yang sandalnya tertinggal di masjid. Bapak tersebut tidak mau karena sandal yang sebelahnya bukan miliknya, bukan haknya. Dia tak mau membawa pulang ke rumah sandal yang bukan kepunyaannya.

Pulang ke rumah, ayahanda Asri membawa cerita tentang bapak yang sandalnya tertukar itu. Pembicaraan keluarga Asri sampai kepada rasa kagum mereka akan sikap si bapak yang tak mau membiarkan dirinya membawa barang tak halal ke rumahnya. Nice. Di keluarga lain, bisa saja terjadi hal yang bertolak belakang. Si bapak baik hati itu bisa saja malah dikatai bodoh dengan hanya memakai satu alas kaki pulang ke rumah. Tapi itu tidak terjadi pada keluarga Asri. Dalam bayangan saya, kisah ini cocok dijadikan buku cerita anak. Pesan moralnya dapat sekali. Ayo Asri, coba digodok kisah tersebut jadi cerita anak. Pasti keren dan insya Allah bermanfaat buat anak-anak Indonesia.

Makassar, 24 November 2016

Ikut program Arisan Link Grup 4 Komunitas Blogger Perempuan (putaran 13)


Konferensi Perpustakaan Digital Indonesia ke-9: Transformasi Perpustakaan Digital di Era Digital Native

$
0
0
Saya baru tahu ada yang namanya Konferensi Perpustakaan Digital Indonesia(KPDI) saat acara tahunan nasional ini sudah dilaksanakan sebanyak 8 kali dan pelaksanaan pada tanggal 8 – 9 November lalu itu sudah merupakan pelaksanaan ke 9! Aish aish, masih kudet (kurang update)saya, yah. Itu pun saya tahu acara ini karena saya dapat kerjaan freelance selama 2 hari itu. Kalau tidak, mungkin saya tidak ngeh.

Pembukaan KPDI 9 dengan Gendang Pakanjara. Foto: Mas Indra
Seminar di hari 1 (pagi). Foto: Mas Indra
Para peserta KPDI 9. Foto: Mas Indra


KPDI9 dilaksanakan di Hotel Singgasana, jalan Kajaolalido Makassar. Tema besarnya adalah: Transformasi Perpustakaan Digital Di Era Digital Natives. Acara ini dihadiri oleh ratusan orang dari seluruh penjuru Indonesia yang terdiri atas:
  • Pengelola berbagai jenis perpustakaan.
  • Pustakawan dan tenaga perpustakaan di perpustakaan umum, khusus, dan perguruan tinggi.
  • Akademisi, peneliti, pengajar dan mahasiswa ilmu perpustakaan dan informasi.
  • Penerbit.
  • Perusahaan penyedia informasi (information providers).
  • Seluruh pemangku kepentingan (stakeholders) bisnis multimedia.
Beberapa sesi dilaksanakan tertutup, khusus untuk mereka yang mendaftar tetapi pameran yang berlangsung di sebuah ruangan boleh diakses umum. Beberapa siswa sekolah terlihat di sekitar booth-booth peserta pada siang hari tanggal 8. Para pengisi booth adalah Cambridge University Press, Bibliotheca, IEEE, Surya Cipta Agung, Springer Nature, T. B. Sagung Seto, Perpustakaan UIN Alauddin, Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah, iPusnas, Badan Arsip Perpustakaan dan Pengolahan Data Kota Makassar, dan Harian Fajar.

KPDI berlangsung dalam bentuk sesi-sesi workshop dan presentasi/diskusi. Beberapa berlangsung paralel. Saat menyaksikan jalannya KPDI barulah saya tersadar bahwa sekaranglah eranya penggabungan ilmu perpustakaan konvensional dengan ilmu IT. Saya terperangah ketika salah satu nara sumber berlatar belakang S1 ilmu perpustakaan, sedangkan S2-nya ilmu IT. Dan ternyata perkembangan IT di bidang perpustakaan sudah sedemikian pesatnya, ditandai dengan terdapatnya beberapa perusahaan penyedia jasa perpustakaan digital menyemarakkan boot-booth di KPDI 9.

Daftar susunan acara selama dua hari berlangsungnya KPD bisa dilihat pada gambar di bawah ini. Sementara kumpulan live tweet-nya bisa dilihat pada Chirpstory berikut: http://chirpstory.com/li/337679
.
Jadwal acara selama KPDI 9


Sebagai catatan pribadi, saya mencatat beberapa hal penting sepanjang berlangsungnya acara ini:

Bahwa literasi adalah menautkan membaca dan menulis. Tujuan kita memberikan layanan (perpustakaan, adalah) agar masyarakat menjadi literate (melek). Literateadalah tingkat pemahaman. Literasi bertingkat-tingkat. Bukan hanya sekadar tahu. Yang tahu literate tingkat tinggi adalah orang-orang yang mampu menganalisis. Juga mampu menganalisis (ini menghasilkan ini, ini tidak baik untuk ini).

Kalau hanya sampai dalam paham to do, hanya sekadar mengoperasikan apa yang orang ciptakan maka kurang pengalaman, kurang mampu mengevaluasi, kurang mengenali sistem. Makanya lebih sering mendapatkan hal-hal negatif daripada positif. Kategori inventor: pencipta teknologi (inovator, creator). Adalah orang-orang yang sudah tahu untuk apa sesuatu diciptakan. Tahu internet akan menghasilkan sesuatu yang negatif dan positif.

Presentasi topik 2 di ruangan 2 pada hari kedua (pagi hari)
Selain jenis inventor, ada juga (manusia) kategori adaptor. Kategori early adaptor, punya curiosity, ingin tahu bagaimana misalnya teknologi itu bagaimana efeknya. Ada pula kategori late adaptor, hanya pada tingkat tahu saja tidak pada tahap evalution, tidak tahu bagaimana dampak positif dan negatif jika teknologi dilaksanakan.

Hasil kreasi manusia adalah budaya. Budaya yang kita create adalah budaya yang kita bangun sendiri. Kalau yang dibangun negatif maka negatiflah pengembangan teknologi. Begitu pun sebaliknya.

Bahwa apa yang kita ciptakan sesungguhnya tujuannya adalah sesuatu yang sifatnya positif, untuk membangun literasi budaya, literasi media, dan lain-lain sebagainya tetapi apakah kita sudah mengenal yang namanya literasi transformasi digital? Barangkali sudah mengenal tetapi hanya pada tataran konsep atau istilah saja.

Transformasi: mengubah bentuk. Transformasi adalah perubahan. Bagaimana caranya mentransformasi digital menjadi hal yang berguna? Mungkin ini belum sampai. Artinya pengetahuan kita masih pada sampai tataran to know atau to recognizesaja. Apa gunanya digit dalam transformasi informasi? Digit adalah nano technology. Unsur yang terkecil yang jika digabungkan, direkayasa maka unsur yang kecil itu menjadi unsur yang besar. Apakah nantinya berguna atau tidak. Digit bisa dibuat karakter. Digit adalah obyek studi dari perpustakaan. Digit bia mengirimkan ke Amerika (negara lain) aneka informasi.

Booth Perpustakaan Nasional dan iPusnas di KPDI 9
Menarik menyimak aneka materi, mulai dari menggali makna kata yang bersifat filosofis, hubungannya dengan kebudayaan, hingga pemaparan teknis dunia perpustakaan digital. Selama dua hari di Hotel Singgasana, saya merasa mendapat tambahan pengetahuan yang luar biasa.

Selain aneka materi seminar dan workshop, KPDI9 juga menetapkan FPDI – Forum Perpustakaan Digital Indonesia yang terdiri atas ketua dan jajaran pengurusnya. Ketua terpilih adalah Profesor Zaenal Hasibuan. Menjelang penutupan, KPDI 9 mengeluarkan 7 poin rekomendasi sehubungan dengan perpustakaan digital di Indonesia.

Ketujuh rekomendsi KPDI 9, adalah sebagai berikut:
  1. Membangun pemahaman bersama atas pentingnya transformasi perpustakaan menjadi perpustakaan digital.
  2. Membangun inisiatif, kolaborasi, dan koordinasi untuk kembangkan perpustakaan digital pada tataran nasional secara berkelanjutan.
  3. Menyusun standard pengembangan perpustakaan digital.
  4. Membuat pengukuran indeks tingkat keberhasilan pengembangan perpustakaan digital secara nasional.
  5. Memberikan arahan dan pengembangan perpustakaan digital di lingkup daerah maupun nasional.
  6. Memberdayakan FPDI beserta satuan tugsnya dengan dukungan dan bantuan lembaga pemerintahan terkait dan bermitra dengan lembaga lainnya.
  7. Meningkatkan kualitas hidup manusia untuk mewujudkan mesyarakat pembelajar sepanjang hayat melalui perpustakaan digital.

Tak kalah serunya, di bagian akhir KPDI ada pemilihan tuan rumah KPDI 10 tahun depan. Tiga orang, sebagai wakil dari 3 daerah (Padang, Solo, dan Mataram) mempresentasikan daya tarik daerah masing-masing. Mereka menjelaskan hal-hal menarik di daerah mereka yang membuat daerah mereka layak menjadi tuan rumah event nasional bergengsi ini. Bisa ditebak, “kompetisi daya tarik” ini dimenangkan oleh Mataram. Wajar saja, Mataram dan pulau Lombok saat ini sedang menjadi magnit besar pariwisata di Indonesia. Well, siap-siap warga Mataram, tahun depan akan menjadi momen bersejarah bagi kota Anda.


Makassar, 25 November 2016

Berani Benar Saya Menerima Ajakan Baca Puisi Rendra di Depan Banyak Orang!

$
0
0
Saya belum pernah baca puisi, jadi awalnya saya pikir mudah saja menolak tawaran Anna untuk ikut meramaikan pembacaan puisi pada ajang bertajuk Membaca WS Rendra di UPRI (Universitas Perjuangan Indonesia) yang dilaksanakan tanggal 19 November lalu. Sejak jauh-jauh hari sebelumnya, masih bulan Oktober, Anna sudah meminta kesediaan saya.


“Saya tidak biasa baca puisi, Anna,” maksud saya ingin menolaknya secara halus.
“Tidak apa-apa ji, Kak. Memang yang baca puisi ini orang-orang yang tidak biasa baca puisi. Di antaranya ada pengemudi gojek yang akan ikut baca puisi,” jawab Anna.

Owh.
Baiklah kalau begitu.
Mungkin saya perlu mencobanya.

“Tapi kasihkan ka’ puisinya Rendra, ya Anna?” pinta saya. Pasti panitia tahu puisi Rendra yang mana yang keren untuk dibawakan di acara baca puisi.

“Siap Kakak. Nanti kami carikan,” Anna menyanggupi.

“Ada ji yang bisa antar ka’ pulang? Diantar ja’ suami perginya, pulangnya ji yang tidak,” Kampus UPRI di Antang bok, saya tidak tahu bagaimana caranya pulang dari sana.

“Ada ji Kakak, insya Allah,” sekali lagi Anna menyanggupi. Anna memang keren, dia mau saja memenuhi permintaan saya. Untuk kedua kalinya, saya mau diajak ke acaranya. Sebelumnya, saya pernah menghadiri seminar internasional di kampus UNHAS (baca di sini ceritanya). Kali ini acara baca puisi.

Keren.

Baca puisi.

Niar baca puisi di sebuah acara kampus.

Tapi ... seumur-umur, dia ndak pernah baca puisi di depan banyak orang!

Glek.

Saya mengenal Anna Asriani sejak kami sama-sama ikut kelas menulis di Kampung Buku beberapa tahun lalu (baca tentang pelatihan itu di: Kesan di KMM-nya Makassar Nol Kilo Meter ). Gadis berwajah oriental ini sangat aktif dan punya banyak ide. Ajakannya ini memang irressistible bagi saya. Seperti ada kekuatan magnit besar yang membuat saya ingin memenuhi ajakannya.

Tapi kali ini, baca puisi? Berani-beraninya saya menerima tawaran baca puisi! Lha bicara biasa saja, kalau itu harus di depan mata banyak orang saya bisa tergagap. Ini baca puisi? Yang harus sekaligus memainkan intonasi verbal dan mendinamiskan ekspresi wajah ketika membacakan puisi?

Ya ampuun. Berani benar saya!

Pikiran-pikiran seperti itu terus berkecamuk tetapi saya tak pernah berniat membatalkan pernyataan keikutsertaan saya. Saya ingin menganggapnya sebagai tantangan menarik. Toh, saya nantinya tak akan berlomba. Hanya berpartisipasi pada peringatan 81 tahun almarhum penyair besar itu.

Hanya satu yang terpikirkan oleh saya untuk berlatih, yaitu melihat-lihat di Youtube bagaimana orang membaca puisi. Salah satunya yang bisa diintai adalah bagaimana puisi-puisi karya Aan Mansyur pada film Ada Apa dengan Cinta 2 dibacakan.

Untungnya saya masih sering main ke Regus (baca tentang Regus di: 12 Alasan Menyewa Ruang Kantor di Regus). Sekali waktu, saat sedang berada di sana, saya mencoba mempelajari pembacaan puisi-puisi pada film Ada Apa dengan Cinta 2 melalui Youtube. Hm, biasa saja, ya. Membacanya dengan cara mengalir pelan. Tidak terkesan dibuat-buat tapi yang mendengarnya bisa merasa dibuai. Yang membaca puisi mesti bisa menyentuh perasaan audiensnya.

Eh, tapi puisi-puisi di film AADC 2 kan puisi-puisi cinta. Sementara yang akan saya bawakan di acara Membaca WS Rendra kan bukan puisi cinta? Rendra kan tidak semata terkenal sebgai penyair cinta?

Hadeh ... harus mencoba cara lain.




Begitulah proses belajar saya. Pengalaman pertama membaca puisi di depan banyak orang, pada usia yang tidak muda lagi saya pakai untuk kembali menantang diri melakukan hal yang tidak biasa saya lakukan (hahay saya pernah mendapat pengalaman pertama wawancara tivi live, lho, silakan baca di: Pengalaman Pertama Wawancara Televisi, Live Pula!) . Sekalian melatih kemampuan public speaking secara gratisjuga, saya pikir. Toh bukan hanya saya sendiri yang akan tampil. Ada orang-orang lain juga yang akan tampil, setidaknya begitu begitu kata Anna pada saya.

“Di mana saya antarkan undangan ta’, Kakak?” tanya Anna pada suatu hari.

“Siapa tahu bisa lewat Rappocini, kabari ma’ Anna. Atau titip mi di Regus, di Graha Pena lantai 5. Saya biasa ji ke sana,” asyik juga  bisa menyebut alamat kantor seperti ini walaupun cuma sementara. Meskipun tak bisa bertemu langsung, Anna tinggal datang ke Regus dan menitipkan puisi saya pada Pak Lukman yang sedang berjaga di front desk.

Setelah beberapa hari, puisi yang dijanjikan Anna tiba di Regus. Tak sabar, saya segera membaca puisi yang dititipkan panitia untuk saya baca. Namun saya tercekat membaca puisi berjudul BERSATULAH PELACUR-PELACUR KOTA JAKARTA itu. Saya membayangkan diri saya membaca puisi yang bertaburan banyak kata-kata vulgar itu. Oalah, saya tak percaya diri membaca puisi ini. Bukan salah puisinya. Saya tak bisa me-matching-kan diri saya dengan puisi ini. Saya akan menjadi bukan diri saya kalau nekad membacakannya.

Segera saya cari puisi Rendra di Youtube. Hal yang tak saya lakukan sejak awal haha. Dengan cepat saya mendapatkan beberapa video puisi karya Rendra. Salah satunya adalah video ketika Rendra membawakan sendiri puisinya yang berjudul MASKUMAMBANG pada konser Sawung Jabo pada bulan Agustus tahun 2009. Saat menyimaknya dengan penuh perhatian, spontan saya jatuh cinta pada puisi ini. Jatuh cinta pada pendengaran pertama. Hati saya tergetar mendengarnya. Bahkan mata saya berkaca-kaca meresapi baris demi barisnya.

Saya mau membawakan puisi ini. Kali ini tekad saya membulat. Benar-benar bulat. Saya sudah membayangkan diri saya tampil membacakan Maskumambang. Saya pasti percaya diri membawakannya.

Ah, tentang acar pembacaan puisi itu, saya tulis di bagian lain, yah. Tulisan yang ini sudah terlalu panjang.  Masih mau membacanya, kan?

Makassar, 26 November 2016

 Bersambung  ke tulisan berikutnya:

Maskumambang: Karya Rendra yang Masih Relevan Setelah 7 Tahun

$
0
0
Sambungan dari tulisan berjudul Berani Benar Saya Menerima Ajakan Baca Puisi di Depan Banyak Orang!

Untuk memusatkan perhatian pada suara almarhum Rendra dari sebuah video di Youtube, saya memejamkan mata. Video itu diambil pada konser Petarung Hidup Sawung Jabo di Surabaya pada tanggal 12 Maret tahun 2009. Tak banyak perubahan intonasi pada suara Rendra namun baru beberapa baris merasakan puisi Maskumambang itu, hati saya tergetar. Bulu kuduk saya meremang. Tak berapa lama, kedua mata saya terasa membasah. Saya jatuh cinta pada puisi ini!


Segera saya googling lirik puisi Maskumambang itu. Ternyata tak sulit menemukannya. Usai meminta tolong Mas Anton – staf Regus yang sehari-hari duduk di front desk mem-print-kannya, saya membaca bait demi baitnya. Beruntung saya sedang berada di Regus. Selain bebas minum teh atau kopi, di sini tersedia printer dan peralatan kantor lainnya (seperti scanner dan mesin foto kopi). Tinggal meminta tolong pada Mas Anton dan membayar seharga lembaran hasil print out yang diminta, saya sudah bisa mempelajari puisi yang berisi kegelisahan seorang Rendra pada puisi ini.

Maskumambang

– W.S. Rendra

Kabut fajar menyusup dengan perlahan
bunga Bintaro berguguran di halaman perpustakaan
di tepi kolam, di dekat rumpun keladi
aku duduk diatas batu melelehkan airmata

Cucu-cucuku
zaman macam apa,
peradaban macam apa
yang akan kami wariskan kepada kalian.

Jiwaku menyanyikan lagu maskumambang
kami adalah angkatan pongah
besar pasak dari tiang.

kami tidak mampu membuat rencana menghadapi masa depan,
karena kami tidak menguasai ilmu untuk membaca tata buku masa lalu
dan tidak menguasai ilmu untuk membaca tata buku masa kini
maka rencana masa depan hanyalah spekulasi, keinginan, dan angan-angan

Cucu-cucuku
negara terlanda gelombang zaman edan
cita-cita kebajikan terhempas batu
lesu dipangku batu
tetapi aku keras bertahan
mendekap akal sehat dan suara jiwa
biarpun tercampak di selokan zaman

Bangsa kita kini
seperti dadu terperangkap dalam kaleng hutang
yang dikocok-kocok oleh bangsa adi kuasa
tanpa kita bisa melawannya
semuanya terjadi atas nama pembangunan
yang mencontoh tatanan pembangunan di zaman penjajahan
Tatanan kenegaraan dan tatanan hukum
juga mencontoh tatanan penjajahan
menyebabkan rakyat dan hukum hadir tanpa kedaulatan
Yang sah berdaulat hanya pemerintah dan partai politik

o comberan peradaban,
o martabat bangsa yang kini compang-camping
negara gaduh, bangsa rapuh
Kekuasaan kekerasan meraja lela
Pasar dibakar, kampung dibakar,
gubuk-gubuk gelandangan dibongkar
tanpa ada gantinya
semua atas nama tahayul pembangunan.

restoran dibakar, toko dibakar, gereja dibakar,
atas nama semangat agama yang berkobar
Apabila agama menjadi lencana politik
maka erosi agama pasti terjadi
karena politik tidak punya kepala,
tidak punya telinga, tidak punya hati,
politik hanya mengenal kalah dan menang
kawan dan lawan,
peradaban yang dangkal

Meskipun hidup berbangsa perlu politik,
tetapi politik
tidak boleh menjamah kemerdekaan iman dan akal
didalam daulat manusia
namun daulat manusia
dalam kewajaran hidup bersama di dunia
harus menjaga daulat hukum alam,
daulat hukum masyarakat
dan daulat hukum akal sehat

Matahari yang merayap naik dari ufuk timur
telah melampaui pohon dinding
udara yang ramah menyapa tubuhku
menyebarkan bau bawang yang digoreng di dapur
berdengung sepasang kumbang yang bersenggama di udara

Makna Maskumambang


Saya googling lagi. Mencari makna maskumambang. Istilah yang sangat aneh di telinga saya. Ooh, ternyata maskumambang itu pembuka dalam kelompok tembang macapat dalam kebudayaan Jawa. Tembang macapat maskumambang banyak digunakan untuk mengungkapkan perasaan nelangsa, sedih, ketidakberdayaan, maupun harap-harap cemas dalam menyikapi kehidupan.

Harap-harap cemas dalam menyikapi kehidupan! Klik dan klop sekali dengan saya. Di blog ini saya membuat kategori khusus bernama Pesan dari Masa Lalu. Dalam kategori ini juga ada beberapa kegelisahan saya mengenai bagaimana anak-cucu saya kelak menyikapi kehidupannya! Beberapa isinya mirip dengan konten puisi Maskumambang. Salah satunya bisa dibaca pada tulisan saya yang berjudul Catatan Galau Usai Menonton Berita Pagi di Televisi.

Gambaran kegelisahan Rendra mengenai keadaan pada tahun 2009 pada puisi ini masih mirip dengan gambaran pada keadaan sekarang, seperti pada bagian ini:
Bangsa kita kiniseperti dadu terperangkap dalam kaleng hutangyang dikocok-kocok oleh bangsa adi kuasatanpa kita bisa melawannyasemuanya terjadi atas nama pembangunan

Dan juga di bagian ini:
Pasar dibakar, kampung dibakar,gubuk-gubuk gelandangan dibongkartanpa ada gantinyasemua atas nama tahayul pembangunan. restoran dibakar, toko dibakar, gereja dibakar,atas nama semangat agama yang berkobar

Spontan, saya googling lagi. Kali ini mencari jumlah utang negara kita di tahun ini. Ternyata jumlahnya masih fantastis: Rp. 3.438 triliun (dari sebuah artikel yang dirilis 25 September 2016). Terkejut tapi kata ahli, itu masih aman karena masih di bawah 33 persen dari produk domestik bruto (PDB). Iya, masih di bawah 33%, tepatnya “baru” 27,7% dari PDB. “Hanya tinggal” 6 poin lagi!

Sampai di sini, saya hanya bisa berharap agar tahun depan, utang itu berkurang secara signifikan dan semoga 7 tahun ke depan sudah ada perubahan yang lebih positif sehingga puisi ini tidak relevan lagi pada kondisi saat itu. Saya menjadi tidak sabar menunggu hari pembacaan puisi itu tiba.

Makassar, 26 November 2016


Bersambung

81 Tahun WS. Rendra, Mengenangnya dalam Puisi

$
0
0
Tulisan ini merupakan sambungan dari dua tulisan sebelumnya: Berani Benar Saya Menerima Ajakan Baca Puisi di Depan Banyak Orang! dan Maskumambang: Karya Rendra yang Masih Relevan Setelah 7 Tahun


Tanggal 19 November lalu, saya tiba sebelum acara dimulai. Untungnya pak suami bisa mengantar saya ke kampus UPRI (Universitas Perjuangan Indonesia) di Antang. Kalau tidak, entah bagaimana caranya bisa sampai ke sana. Jaraknya jauh dari rumah kami. Berkelok-kelok pula.

Tak lama setelah saya mengambil tempat duduk, rektor UPRI – Ibu Prof. Niniek Lantara tiba di Aula FKIP, tempat dilaksanakannya acara bertajuk Membaca WS Rendra. Acara ini terselenggara berkat kerja sama Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UPRI dengan komunitas Lingkar.

Seperti biasa, acara dibuka dengan serangkaian seremonial berupa kata sambutan dari ketua panitia, ketua BEM, ketua Prodi (Program Studi) Sejarah, dekan FKIP, dan rektor UPRI. Rektor UPRI sekaligus membuka acara, dilanjutkan dengan pembacaan puisi. Ibu Niniek meminta para WR (Wakil Rektor) untuk ikut naik di panggung bersamanya. Walau tak pernah membaca puisi di depan banyak orang seperti ini, beliau tetap datang dan menyanggupi untuk membaca puisi guna menghargai usaha panitia. Ah, kita sama, Bu. Ibu tidak sendiri. Hari ini juga merupakan kali pertama bagi saya membacakan puisi di hadapan banyak orang.

Sambutan ketua panitia, ketua BEM FKIP, ketua Prodi Sejarah, Dekan FKIP, dan Rektor
UPRI (kanan bawah, kanan tengah, kanan atas, kiri bawah, dan kiri atas)

Rektor UPRI (berbaju biru) dan para WR

Membincang Rendra Melalui 3 Nara Sumber


Usai kata-kata sambutan ada musikalisasi puisi yang dibawakan oleh beberapa mahasiswa. Dilanjutkan dengan talkshow tentang Rendra dengan 3 orang nara sumber: Bapak Muhammad Nawir, SS, Bapak Dr. Sudirman Muhammadiyah, dan Bapak Dr. Erwin Sirajuddin.

Membincangkan Rendra, tak lepas dari membincangkan jalan hidupnya yang penuh warna. Bukan hanya berpindahnya dia dari keyakinan terdahulu kepada Islam, juga mengenai poligaminya. Namun tentu saja yang lebih banyak dibahas adalah mengenai kepeduliannya kepada sekitarnya melalui puisi-puisi karyanya. Bukan hanya peka terhadap keadaan politik, pun peka terhadap keadaan sosial rakyat kecil, Rendra juga memerhatikan problematika pendidikan nasional di negara ini.

Bapak Sudirman Muhammadiyah secara khusus membedah mengenai puisi Rendra yang berjudul Seonggok Jagung. Berikut ini penggalan puisinya:
Apakah gunanya pendidikan
bila hanya akan membuat seseorang menjadi asing
di tengah kenyataan persoalannya?

Moderator, Pak Erwin, Pak Nawir, dan Pak Sudirman
Salah satu masalah terbesar dalam dunia pendidikan adalah tidak adanya kesenangan siswa dalam belajar yang berakibat siswa tidak memiliki motivasi dalam belajar. Atau dalam kata lain, para pelajar teralienasi terhadap proses belajar yang seharusnya dapat membuat mereka lebih manusiawi. Mengingat pendidikan merupakan salah satu tolok ukur kemajuan suatu negeri maka jika dunia pendidikan kita tengah bermasalah, sudah sepantasnya kita memberikan perhatian lebih pada masalah pendidikan ini [1 → lihat catatan kaki)].

Kisah-kisah yang dituturkan oleh Bapak Erwin Sirajuddin yang mengidolakan Rendra dan sudah pernah beberapa kali bertemu dan berbincang dengan almarhum semasa hidupnya membuat saya terpana. Kisah Rendra yang akhirnya memutuskan menjadi penyair bukanlah hal yang diputuskan dengan sederhana. Ada “perjalanan spiritual” panjang yang dialaminya sehingga ia memutuskan “mengerjakan apa yang dicintainya”. Sebuah kisah lagi yang saya dengar, membuat saya berani mengatakan Rendra adalah seorang pembelajar yang rendah hati. Dalam sebuah pengajian di padepokan Emha Ainun Nadjib, Emha memperkenalkan Rendra kepada hadirin sebagai “gurunya”. Namun Rendra justru mengatakan sebaliknya, bahwa Emha adalah gurunya. Begitu berartinya sosok Rendra bagi Pak Erwin, Rendra memberinya spirit untuk peka membaca sekitarnya.

Pak Nawir mengatakan, dalam membaca puisi harus lengkap, baca teks dan konteksnya. Begitu pun dalam membaca puisi Rendra. Sajak Orang Kepanasan misalnya, diciptakan pada tahun 1998, berkenaan dengan keadaan politik yang lagi panas-panasnya menjelang kejatuhan Presiden Soeharto. Bagi Pak Nawir, Rendra layak dinobatkan sebagai pahlawan nasional karena “perjuangannya” menggunakan kata-kata terbilang gencar.

SAJAK ORANG KEPANASAN
-          W.S. Rendra

Karena kami makan akar
dan terigu menumpuk di gudangmu...
Karena kami hidup berhimpitan
dan ruangmu berlebihan...
maka kami bukan sekutu

Karena kami kucel
dan kamu gemerlapan...
Karena kami sumpek
dan kamu mengunci pintu...
maka kami mencurigaimu

Karena kami telantar dijalan
dan kamu memiliki semua keteduhan...
Karena kami kebanjiran
dan kamu berpesta di kapal pesiar...
maka kami tidak menyukaimu

Karena kami dibungkam
dan kamu nyerocos bicara...
Karena kami diancam
dan kamu memaksakan kekuasaan...
maka kami bilang : TIDAK kepadamu

Karena kami tidak boleh memilih
dan kamu bebas berencana...
Karena kami semua bersandal
dan kamu bebas memakai senapan...
Karena kami harus sopan
dan kamu punya penjara...
maka TIDAK dan TIDAK kepadamu

Karena kami arus kali
dan kamu batu tanpa hati
maka air akan mengikis batu

Ketiga nara sumber kemudian didaulat membacakan karya Rendra di atas panggung. Saya terpesona dengan cara Pak Erwin membawakan puisi. Sangat ekspresif. Mimik wajah, gerak tubuh, dan intonasi dimainkannya dengan amat dinamis. Cocoklah, beliau ternyata sudah lama malang-melintang di dunia teater dan berprofesi sebagai dosen di Institut Seni dan Budaya Indonesia Sulawesi Selatan (ISBI Sul Sel). Salah satu puisi yang dibawakan olehnya adalah Sajak Gadis dan Majikan.

Hadirin
Kata-kata dalam Sajak Gadis dan Majikan vulgar. Riuh suara seisi ruangan terdengar ketika kata-kata vulgar terucap. Riuhnya sama ketika sesuatu yang menyerempet ke arah yang tabu dalam hubungan antara laki-laki dan perempuan ditopikkan. Tapi di antara kata-kata itu, ada kritik Rendra terhadap pendidikan. Sistem pendidikan nasional dan juga pendidikan dari rumah tangga yang tidak membekali seorang anak dengan pelajaran mengenai bagaimana membentengi kehormatan diri ketika bekerja agar bekerjanya tak berarti melayani nafsu bejat atasan. Kalau banyak yang tertawa mendengar puisi ini, saya tidak.😪 Saya merasa miris dan teriris-iris. Mengapa? Karena saya perempuan dan saya seorang ibu. Sedih membayangkan ada anak gadis yang tega menggadaikan kehormatannya demi rupiah yang dijejalkan atasan ke dalam kutangnya.

Membincang Rendra Melalui Warga Biasa


Saya yang duduk menyaksikan para nara sumber membaca puisi sempat ketar-ketir. Waswas, jangan sampai Maskumambang – puisi yang saya pilih untuk saya tampilkan, dibaca oleh salah satu dari mereka. Ih, tidak seru dan tak surprise kan jadinya kalau saya hanya akan membacakan Maskumambang, mana sudah riset kecil-kecilan tentang puisi itu pula namun di awal-awal nara sumber sudah membacakannya? Basi, dong nanti. Akhirnya saya boleh bernapas lega. Ketiga nara sumber talkshow itu tak ada yang membawakan Maskumambang. Amanlah saya.

Sebagian pembaca puisi. Kebanyakan tidak biasa membaca puisi di depan umum
Akhirnya tiba juga momen yang mendebarkan, ketika satu per satu pengisi acara dipanggil namanya dan dipersilakan naik ke atas panggung. Kebanyakan bukan orang yang biasa baca puisi di depan umum. Ada yang berprofesi sebagai dokter, ada pengacara, guru, tukang ojek, siswa SMA, dan lain-lain. Tiba juga giliran saya, sebagai “wakil” ibu rumah tangga. Sebelum mikrofon diserahkan kepada saya, saya merapal do’a Nabi Musa As, do’a andalan saya. Di awal penampilan, saya memperkenalkan diri. Ini bagian penting, ya ... mana tahu pembaca blog saya jadi bertambah kan? 😏

Saya menjelaskan makna Maskumambang (seperti yang saya ceritakan di tulisan berjudul Maskumambang: Karya Rendra yang Masih Relevan Setelah 7 Tahun). Saya anggap perlu untuk menjelaskan karena maskumambang ini istilah dalam bahasa Jawa. Selain itu, saya mencoba memancing audiens untuk menyimak puisi yang akan saya bawakan. Setelah itu saya merapal basmalah dan mulai membacakan Maskumambangkarya Rendra.

Saya mencoba menghayati puisi ini sebisa saya. Pada beberapa bagiannya, saya kembali bergetar. Air mata saya sempat terpancing keluar. Untungnya masih terkontrol, tidak lantas menangis sesenggukan. Ah, sungguh pengalaman pertama kali baca puisi di hadapan banyak orang yang luar biasa. Saya menikmatinya!

Saya menikmatinya, bukan karena saya merasa sudah berhasil menjadi seorang performer. Bukan karena itu. Saya menikmatinya karena merasa sudah bisa menyampaikan pesan dengan cara yang seharusnya. Meski saya tahu cara saya membawakan puisi pasti tidaklah sebagus Pak Erwin tapi saya sudah berusaha semaksimal mungkin menyampaikan pesan Rendra 7 tahun lalu. Setelah itu, sebuah tanya tersisa di benak saya, “Apakah tujuh tahun lagi – jika saya masih hidup – saya akan mendapati situasi dan kondisi yang relevan dengan situasi dan kondisi tujuh tahun lalu saat Maskumambang dibuat?”

Makassar, 27 November 2016

Selesai

Catatan:
Menjelang meninggal, pada tahun 2009, Rendra membuat satu puisi relijius:
Aku lemas | Tapi berdaya | Aku tidak sambat rasa sakit atau gatal | Aku pengin makan tajin | Aku tidak pernah sesak nafas | Tapi tubuhku tidak memuaskan untuk punya posisi yang ideal dan wajar | Aku pengin membersihkan tubuhku dari racun kimiawi | Aku ingin kembali pada jalan alam | Aku ingin meningkatkan pengabdian kepada Allah | Tuhan, aku cinta padamu

Semoga semua karya Rendra menyumbangkan amal jariyah yang tak terhingga padanya.
Terima kasih Rendra, melaluimu saya belajar banyak.

***

Tulisan ketiga dari 3 tulisan.

Terima kasih Anna Asriani, panitia Membaca WS. Rendra, dan FKIP UPRI.




Catatan kaki:


[1] Halaman 15 makalah berjudul Membaca Karya Pemikiran WS. Rendra (Analisis Konsep Pendidikan dalam Karya) yang dibawakan oleh Bapak Dr. Sudirman Muhammadiyah pada acara Mengenang WS. Rendra, 19 November lalu di UPRI.

Menuju Layanan Kesejahteraan Anak yang Holistik dan Komprehensif

$
0
0
Dimuat di BaKTI News No. 129 September - Oktober 2016

Masih ingat kasus seorang oknum dosen di Cibubur, bersama istrinya menelantarkan kelima anaknya pada tahun 2015 lalu? Sepasang suami istri itu akhirnya dijerat dengan pasal 76 (b) dan pasal 77 (b) Undang-Undang 35/2014 tentang Perlindungan Anak dengan ancaman hukuman lima tahun penjara. Mau tahu yang lebih ekstrem lagi? Ada orang tua yang menjadikan anak perempuannya sebagai pekerja seks komersial! Sebagian dari kita pasti merasa aneh dan ingin merutuki yang demikian. Karena sudah seharusnyalah orang tua sendiri yang paling berperan melindungi anak, bukan menelantarkan atau menjualnya. Namun, begitulah kenyataannya. Hal-hal yang ekstrem itu bisa saja terjadi. Bahkan profesi dan pendidikan akhir pelaku yang sangat terhormat di tengah masyarakat sekali pun tidak mampu menghalanginya dari perbuatan tercela.


Coba browsing kata kunci “orang tua aniaya anak” atau “ibu aniaya anak”, Anda akan terkejut sendiri melihat hasil-hasil yang ditampilkan. Ada bayi yang dibanting, ibu gergaji anak, anak yang meninggal setelah disiksa, dan lain-lain. Topik terkait penganiayaan orang tua terhadap anak saja mudah ditemukan, apalagi yang terkait penganiayaan baik fisik maupun seksual, yang dilakukan oleh orang lain terhadap anak di bawah umur. Kalau dalam lingkungan terdalam (keluarga inti) saja, tak selalu situasi dan kondisinya aman sentosa dan terkendali, terlebih lagi di dalam lingkungan masyarakat. Dunia luar rumah bak hutan belantara yang siap menerkam dan memenjarakan anak-anak kita.

Anak-anak memang rentan mendapatkan kekerasan, karena kepolosan, kelabilan, dan persepsinya tentang sesuatu yang masih dangkal. Bahkan pada beberapa kasus, anak-anak justru menjadi pelaku kekerasan terhadap anak lain sehingga membuat mereka terpaksa berhadapan dengan hukum. Dalam keadaan sebagai pelaku maupun korban, anak-anak kemudian rentan mengalami hal-hal yang tidak semestinya. Hak-haknya diabaikan. Bukannya bisa kembali menikmati dunia bermain, masalah-masalah baru justru bermunculan. Apa itu? Stigma negatif yang terus melekat, putus sekolah, atau kembali berhadapan dengan hukum contohnya.

Anak, sebagai generasi penerus bangsa harus diperhatikan haknya secara khusus. Karena anak mempunyai kebutuhan-kebutuhan khusus yang berhubungan dengan situasinya sebagai anak yang rentan, tergantung, dan berkembang. Butuh kerja sama semua pihak mengupayakannya, berdasarkan Undang-Undang Perlindungan Anak (UUPA) Nomor 23/2002 dan Konvensi Hak Anak. Sekali lagi, semua pihak, di luar orang tua dan keluarga dekat.

Meningkatkan Peran Lintas Sektoral dan Integratif


Sehubungan dengan hal-hal tersebut, karena menyadari pentingnya meningkatkan peran lintas sektoral, BaKTI bekerja sama dengan Unicef mengadakan Workshop Penyusunan SOP Pelayanan Kesejahteraan Anak Integratif Makassar dan Gowa. Workshop ini yang diselenggarakan pada tanggal 27 – 29 September 2016 ini diikuti oleh 30 wakil dari instansi-instansi pemerintah dan LSM-LSM yang terkait dengan perlindungan anak. Para peserta berasal dari Kota Makassar dan Kabupaten Gowa.

Pak Akbar Halim, fasilitator (yang berdiri)
Hal menarik yang disampaikan oleh Ibu Amelia Tristiana (Ibu Tria) – Child Protection Specialist Unicef pada awal workshop ini adalah:  di Sulawesi Selatan, kasus diversi meningkat. Dari 53 anak pada tahun 2014 menjadi 314 anak di tahun  2015. Pada periode trimester pertama tahun 2016, rata-rata anak yang melewati diversi adalah 26 anak per bulan. Kota Makassar sendiri mencatat 41% dari kasus diversi Sulawesi Selatan yang dilayani melalui Kantor Bapas Kota Makassar. Sangat disayangkan ketika anak kembali ke rumah maka tidak ada mekanisme pemantauan dan pemberian layanan bagi anak anak tersebut sehingga mereka rentan berhadapan dengan hukum kembali.

Anak yang terlibat kasus begal, misalnya. Stigma buruk dengan mudah melekat padanya. Kembali kepada keluarga, belum tentu juga berarti mengembalikan kehidupannya kepada keadaan yang lebih baik. Belum tentu ia lantas melanjutkan sekolah dan tak bertemu dengan kawan-kawan yang memberikan pengaruh buruk padanya.

Di sisi lain, diversi ternyata tidak selalu menyelesaikan masalah. Mengapa? Aktivis LBH Jakarta, Tommy Albert Tobing pernah mengatakan mengenai banyaknya aparat kepolisian yang menangani diversi di lapangan justru kurang paham dengan arti diversi yang sebenarnya. Menurutnya, diversi dimaknai secara sederhana oleh polisi yakni dengan hanya mempertemukan anak pelaku dengan anak korban atau keluarga masing-masing untuk kemudian mereka berbicara[1].

Padahal diversi[2]bukan hanya bertemu dan berbicara. Diversi, sejatinya adalah suatu upaya perlindungan anak yang perlu mendapatkan perhatian besar. Dengan diadopsinya Undang Undang Peradilan Pidana Anak no 11 tahun 2012, Indonesia telah mencapai kemajuan signifikan dalam mereformasi sistem peradilan anak dengan melindungi anak lebih baik. Undang-undang ini berfokus pada diversi dan keadilan restoratif, dengan menyatakan pemenjaraan anak adalah pilihan terakhir.

Ibu Tria menyampaikan apresiasinya kepada unit-unit dalam struktur instansi pemerintah dan LSM-LSM yang memberikan layanan kesejahteraan anak. Seperti P2TP2A (Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak, diupayakan oleh Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak) yang memberikan layanan bagi anak dan perempuan korban kekerasan, RPSA (Rumah Perlindungan Sosial Anak yang diupayakan Dinas Sosial), LPKS (Lembaga Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial) seperti PSBR Maros dan PSMP Toddopuli, dan berbagai LKSA. Juga kepada LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) yang memberikan bantuan hukum, medis, dan psikososial, seperti LBHP2i, LBH Apik, YLBH, LPA, Forum Pemerhati Masalah Perempuan, Yasmib, LPA Gowa, Pabatta Umi, Saribattang, dan sebagainya.


“Namun semua upaya ini tidak akan bertaring tajam, memiliki cakar dan tanduk jika bekerja secara terpisah pisah. Oleh karena itu diperlukan layanan kesejahteraan anak yang holistik dan komprehensif dengan melibatkan seluruh komponen pelayanan yang sudah ada, tidak saja untuk penanganan korban namun lebih penting lagi untuk upaya pencegahan, utamanya mendeteksi anak dan keluarga yang memerlukan pelayanan,” Ibu Tria menekankan pentingnya upaya mempertemukan para peserta dalam dua hari ini. Tentunya kegiatan ini bertujuan agar para peserta bisa menyusun draft SOP (standard of procerdure) pelaksanaan dan mekanisme pelayanan bagi Pusat Layanan Perlindungan Sosial Anak Intergratif (PSAI). 

Kerja Sekarang untuk Peradaban


Bertindak sebagai nara sumber/fasilitator pada workshopini adalah Bapak Akbar Halim, peneliti PUSKAPA UI (Pusat Kajian Perlindungan Anak Universitas Indonesia). Melalui sebuah cerita, Pak Akbar menyampaikan pesan mengapa kita harus membangun sistem perlindungan anak yang tepat. Banyak tindakan cepat yang diambil pada kasus penganiayaan anak tetapi hasilnya fatal. Belum lagi harus berhadapan dengan orang-orang yang “merasa sudah berpengalaman menjadi anak sehingga tahu bagaimana harus memperlakukan anak”. Untuk persepsi yang salah, bahaya akibatnya jika “merasa paham” tentang anak. Maka, semua peserta harus memiliki persepsi yang sama tentang anak.

Selanjutnya bagaimana? Selanjutnya, patut mengupayakan pemenuhan hak anak karena anak membutuhkannya agar bisa tumbuh dan berkembang sesuai potensinya. Hak anak yang harus diperhatikan adalah hak hidup, hak tumbuh kembang, hak perlindungan, dan hak partisipasi[3]. Anak harus mendapatkan perlindungan dari kekerasan, eksploitasi, dan penelantaran.

Di samping itu, ada hal-hal di mana anak membutuhkan perlindungan khusus, yaitu ketika: anak berhadapan dengan hukum, dalam situasi darurat, dalam konflik bersenjata, eksploitasi ekonomi, eksploitasi seksual, drug-abuse, trafficking, dan anak kelompok minoritas dan komunitas adat terpencil.

“Bapak Ibu bukan jadi orang tua masing-masing tapi jadi agen Makassar dan Gowa agar nanti, yang usianya di bawah delapan belas tahun, dua puluh tahun lagi, minimal tidak menjadi maling, masuk Lapas, KPK, atau jadi beban masyarakat. Jadi, fokus kita ketika berbicara tentang anak bukanlah anak kita tetapi peradaban,” tegas Pak Akbar.

Faktor risiko dan pelindung harus menjadi bahan pertimbangan juga. Dalam diri anak, keluarga, dan lingkungan sekitar terdapat kedua faktor ini. Contoh faktor risiko: tidak paham tentang situasi-situasi ancaman (pada anak), konflik rumah tangga (pada keluarga), dan warga tidak saling kenal/peduli (lingkungan sekitar). Contoh faktor pelindung: komunikatif (pada diri anak), rumah cukup ruang untuk privasi (pada keluarga), dan interaksi positif antar warga dalam pengawasan anak (pada lingkungan sekitar). Jika secara akumulatif faktor pelindung jauh lebih kecil daripada faktor risiko, maka anak rentan menjadi korban.


Ada banyak layanan terhadap anak yang tersedia. Dengan duduk bersama, menyusun sistem terintegrasi diharapkan kesalahan pelayanan yang terjadi selama ini bisa dikurangi. Diharapkan hal-hal yang banyak terjadi selama ini, seperti: terlambat ditangani, parsial, tidak tuntas, menambah derita, inkonsisten, inefisien, dan jumlah pelayanan diatur kota tidak terjadi lagi.

Pak Akbar dan Bu Tria dengan dibantu BaKTI, menjelaskan dan mendampingi para peserta workshop dalam penyusunan draft SOP. Selanjutnya, dalam dua hari, para peserta dalam kelompok Makassar dan Gowa bekerja sama lintas sektoral menyusun draft yang dibutuhkan masing-masing wilayah. Ini baru langkah awal. Rencananya masih akan ada pembicaraan/pertemuan selanjutnya untuk merampungkan misi bersama ini. Diharapkan, selanjutnya terbentuk SOP Pelayanan Kesejahteraan Anak Terintegratif di Makassar dan Gowa. Mari kita do’akan.




[1] Sumber: http://www.bantuanhukum.or.id/web/aparat-hukum-belum-paham-arti-diversi/
[2] Merujuk pada Pasal 1 angka 7 UU 11/2012, pengertian diversi adalah pengalihan penyelesaian perkara Anak dari proses peradilan pidana ke proses di luar peradilan pidana. Lalu, Pasal 5 ayat (3) menegaskan “dalam Sistem Peradilan Pidana Anak wajib diupayakan diversi. Sumber: http://www.bantuanhukum.or.id/web/aparat-hukum-belum-paham-arti-diversi/
[3]Referensi: Konvensi PBB Tentang Hak Anak, Undang-Undang No.23/2002, dan Undang-Undang No.35/2014

5 Kasus Mutasi Genetik di Dunia Nyata

$
0
0
Pernah dengar berita pohon pisang yang berbuah dengan cara tidak biasa, tidak? Misalnya ada yang berbuah pada batangnya atau buah pisang yang keluar dari pangkal batang yang telah ditebangnya[1]. Nah itu contoh mutasi genetik pada tumbuhan. Ada juga kasus seperti ini: manusia yang tubuhnya tinggi sekali atau sebaliknya, sangat kerdi. Ada juga orang jumlah jemari lebih dari lima. Nah, itu contoh kasus mutasi genetik pada manusia. 


Apa itu mutasi genetik? Mari ingat-ingat pelajaran IPA – Biologi kelas 3 SMA, yuk ...

Sumber gambar: www.sridianti.com
Mutasi genetik adalah perubahan yang terjadi pada bahan genetic (DNA maupun RNA), baik pada taraf urutan gen (disebut mutasi titik) maupun pada taraf kromosom. Mutasi pada tingkat kreomosomal biasanya disebut aberasi. Mutasi pada gen dapat mengarah pada munculnya alel (pasangan kromosom)baru dan menjadi dasar bagi kalangan pendukung evolusi mengenai munculnya variasi-variasi baru pada spesies.

Setiap manusia memiliki genome(genome: keseluruhan informasi genetik yang dimiliki suatu sel atau organisme, atau khususnya keseluruhan asam nukleat yang memuat informasi tersebut - wikipedia)yang berbeda. Oleh karena itu tidak ada dua orang yang secara biologis sama persis, bahkan yang kembar identik sekalipun. Perbedaan biologis ini yang terkadang membuat seseorang pada mutasi genetik yang sangat langka dan bahkan cenderung menakutkan. Ada beberapa penyebab seseorang menderita mutasi genetik, antara lain radiasi radioaktif, radiasi sinar X, radiasi matahari, bahan-bahan karsinogen, dan akibat senyawa kimia baik yang terhirup ataupun termakan.

Berikutini 5contoh mutasi genetik yang ada di dunia nyata:

1. Manusia Pohon
Mutasi genetik yang hingga kini belum ditemukan obatnya ini disebut  Lewandowsky-Lutz dysplasia, sebuah mutasi genetik yang sangat langka yang membuat infeksi human papillomavirus (HPV) menyebar keseluruh tubuh. Infeksi ini kemudian membuat papula (benjolan di kulit) tumbuh liar di tangan, kaki, wajah dan terlihat seperti kulit raksasa.

Dede Koswara (almarhum), manusia akar/manusi pohon. Sumber foto: bintang.com
2. Manusia Patung
Mutasi genetik ini disebut juga dengan Fibrodysplasia Ossificans Progressiva. Mutasi genetic ini bisa membuat penderitanya berubah menjadi “patung” karena jaringan tubuh yang rusak akan tumbuh menjadi tulang sehingga menjadi sulit untuk digerakkan. Jaringan tersebut termasuk otot, ligamen, dan tendon.

3. Sindrom Putri Duyung
Dalam bahasa latin kelainan ini disebut sirenomelia. Kelainan ini terjadi saat seorang bayi dilahirkan dengan kedua kaki yang dempet sehingga terlihat seperti putri duyung. Tetapi kebanyakan bayi yang terlahir dengan mutasi genetik seperti ini tidak bertahan lama karena biasanya juga menderita komplikasi kandung kemih dan ginjal yang menyatu.

4. Capit Lobster
Mutasi genetik ini dalam bahasa latin disebut  ectrodactyly, yaitu terpisahnya telapak tangan atau kaki yang disebabkan adanya kelainan pada kromosom tujuh. Hal ini membuat bagian telapak tangan/ kaki menghilang, sehingga kalau sekilas dilihat seperti capit.

5. Progeria
Progeria adalah penyakit yang disebabkan karena mutasi pada gen LMNA, sejenis protein yang menyuplai inti sel. Penderitanya mengalami percepatan penuaan. Mutasi genetik ini termasuk langka dan juga mematikan. Biasanya anak penderita progeria hanya mampu bertahan hingga usia 13 tahun karena penuaan yang dialaminya terlampau cepat. Penderita biasanya meninggal karena stroke, serangan jantung, dan ataupun penyakit lainnya yang biasa diderita oleh manula.

Itulah beberapa contoh mutasi genetika. Masih banyak lagi sebenarnya seperti gigantisme, dwarfisme, dan lain-lain. Lalu bagaimana sikap kita kalau bertemu orang yang menderita mutasi genetik? Biasa saja, yah kawan. Jangan memandang penderitanya secara under estimate atau yang bagaimanaa gitu. Semua orang pasti mendapatkan ujian dalam hidupnya. Mereka yang mengalami mutasi genetik pastilah orang-orang luar biasa sehingga Allah menitipkan ujian yang juga luar biasa. Mereka pasti punya kekuatan luar biasa atau hal istimewa dalam dirinya, yang membuat mereka mampu memikul ujian sebagai penderita mutasi genetik. Fokus saja kepada diri kita masing-masing dengan menelisiki ujian aoa yang tengah kita terima saat ini dalam kehidupan dan bagaimana menjalaninya.

Makassar, 1 Desember 2016





[1]Psst kalau mau baca lebih lengkapnya tentang pohon pisang yang tidak biasa silakan simak di tulisan berjudul 8 Pohon Pisang yang Berbuah Paling Aneh di Dunia di: http://www.lensaterkini.web.id/2014/10/8-pohon-pisang-yang-berbuah-paling-aneh.html

Kembalikan Gigi!

$
0
0
Afyad marah-marah.
"Kasih kembali!" katanya.

Tak lama kemudian Athifah datang mendekat. Ia melapor, "Afyad marah karena gigiku tercabut sendiri. Maunya dia, gigiku dicabut dokter gigi."

Diam-diam Mama bersorak. Pasalnya, sudah beberapa kali gigi Athifah berhanti tapi tak pernah jatuh sendiri. Entah terlalu takut atau terlalu cengeng, setelah dipaksa ke dokter atau mantri gigi baru giginya bisa tanggal. Itu pun pakai drama luar biasa, yang mana Athifah nangis-nangs kejer bikin Mama minder dan malu. Mama khawatir, takut puskesmas dan klinik yang mereka datangi jadi rusak nama baiknya gegara ada anak yang jejeritan histeris di situ.


“Heh, nanti orang kira, anak-anak yang periksa gigi di sini disiksa di dalam ruang praktik!” seraya melotot, Mama menatap Athifah.


Syukurlah, kali ini tak ada drama gigi lagi. Giginya berhasil juga tanggal. Tapi kini kebalikannya yang terjadi, malah Afyad yang main drama. Hadeuh anak-anak ini ada-ada saja.

Dari ruang sebelah masih saja terdengar suara Afyad yang gusar, berkata berulang-ulang, "KASIH KEMBALI!!"
  

Ya ampun Naak, kamu pikir pajangan apa gigi Kakak, bisa dengan gampangnya dikembalikan ke tempatnya?

Makassar, 5 Desember 2016

AJI Menyoal Anak dan Perempuan di Media

$
0
0

Pada tanggal 12 November lalu, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Makassar menyelenggarakan Diskusi Media Soal Anak dan Perempuan di sebuah tempat bernama Rumah Independen, di jalan Toddopuli 7 Ruko B Nomor 23 A Makassar. Diskusi ini menghadirkan 3 orang pembicara, yaitu: Ir. Fadiah Mahmud (Ketua Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Sulsel), Nur Anti (Kabid Kualitas Hidup Perempuan dan Anak BPPA Sulsel), dan Muhammad Idris (Produser Celebes TV Makassar) sebagai moderator.



Ibu Fadiah menyampaikan  bahwa Beijing Platform for Action (tahun 1995) menyebutkan: meningkatkan kesadaran mengenai tanggung jawab  media massa dalam mempromosikan citra non stereotipe perempuan dan laki-laki, termasuk penghapusan pola presentasi media massa yang menyebabkan pelecehan, eksploitasi dan kekerasan terhadap perempuan. Dengan ini diharapkan dapat mendorong pengelola isi media massa untuk merumuskan pedoman dan code of conduct professional dalam meningkatkan kesadaran tentang pentingnya peran media massa dalam penyediaan informasi serta pendidikan bagi masyarakat tentang hak-hak dan isu-isu perempuan termasuk keerasan dan eksploitasi terhadap perempuan.

Cara pandang tentang dunia ditentukan oleh agen-agen sosialisasi seseorang di dalam hidupnya. Memperhatikan pengelolaan media massa adalah penting mengingat media massa dapat menjadi agen budaya yang sangat berpengaruh terhadap pengetahuan, cara pandang, sampai pembentukan perilaku masyarakat. Dalam pengelolaan media massa diharapkan dapat disosialisasikan masalah-masalah anak, perempuan, dan gender kepada masyarakat yang selama ini pemahaman dan sensitivitasnya terhadap isu tersebut masih kurang.  Media massa hadir sepanjang hari. Kita mengkonsumsi media dalam jumlah dan intensitas yang semakin besar, disebabkan kurang berinteraksi secara langsung satu sama lain.

Piramida Pemenuhan Hak Anak. Sumber: presentasi Ibu Nur Anti
Pemateri kedua, Ibu Nur Anti menyampaikan mengenai pentingnya peran media, yaitu dalam penyebarluasan informasi. Eksploitasi positif bagi media dapat menjadi dampak negatif secara luas dan berkelanjutan.

Sejalan dengan Ibu Fadiah, Ibu Nur Anti mengatakan, mengapa perempuan selalu menarik jadi obyek, adalah karena memang perempuan menarik untuk diberitakan apalagi selalu dikaitkan dengan kondisi fisik. Begitu pun anak, anak juga menarik/lucu/aneh untuk menjadi topik, apalagi kalau perilaku yang ditunjukkan tidak sesuai dengan usianya.

Penting bagi media memperhatikan hak anak dalam menulis/menyebarluaskan tentang anak, memperhatikan hak-hak anak. Pemenuhan hak anak sebanyak 80 %  psikis (mental, spiritual, psikososial) dan 20 % fisik (sandang, pangan, papan). Jika pemenuhan hak anak tidak optimal, sebagian besar anak tetap berada dalam rumah, namun efeknya ada yang kurang dalam tumbuh kembangnya. Apa yang menghambat/menyusahkannya akan disalurkannya pada suatu saat, ketika sudah memiliki  kemampuan. Sebagian kecil dari mereka yang tidak terpenuhi hak-haknya terlempar ke luar rumah. Mereka mencari kasih sayang, atau teman bercakap yang tidak didapatkan dalam lingkungan keluarga. Sebagian kecil lagi menjadi pembunuh, pemerkosa, narkoba, dan lain-lain. Seram, ya.

Piramida Dampak pada Anak Korban Kekerasan
Pertemuan ini masih berlanjut, untuk membicarakan mengenai formulasi baru dalam memberitakan kasus perempuan dan anak yang sensitif gender, responsif pada anak dalam bingkai HAM. Pertemuan selanjutnya berlangsung di BaKTI pada tanggal 25 November 2016. Sayang sekali saya tidak bisa hadir pada pertemuan yang menghadirkan Pak Rusdin Tompo sebagai nara sumber itu.


Makassar, 8 Desember 2016



Diet Mayo dan Tips Menurunkan Berat Badan 13 Hari Tanpa Kelaparan

$
0
0
Kira-kira mulai ramai diperbincangkannya metode diet ini adalah dua tahun lalu. Namun demikian, metode diet ini masih saja fenomenal. Mengapa? Karena merupakan salah satu metode diet sehat yang cukup dilakukan dalam waktu singkat. Singkatnya, hanya 13 hari saja! Menggiurkan, bagi yang ingin berat badannya menyusut secara cepat. Hayo, ada yang mau? Diet ini efektif menurunkan berat badan tanpa harus menahan lapar dalam waktu lama dan tidak menimbulkan efek samping yang membahayakan tubuh, lho. Diet ini dikenal dengan nama diet mayo.


Thalita Latief yang sukses dengan diet mayonya. Ini fotonya dua hari lalu.
Sumber foto: akun instagram @thalitalatief
Diet mayo merupakanjenis diet durasi cepat, dimana pola makan dalam diet ini mengurangi bahkan menghilangkan pemakaian garam dalam tiap menu makanan yang dikonsumsi. Dikatakan durasi singkat karena pola diet ini dilakukan tidak sepanjang waktu, tapi hanya butuh dilakukan selama 13 hari saja. Untuk banyakorang, jenis diet ini dianggap mudah untuk diterapkan karena bagi orang yang melakukan diet tidak perlu menjauhi beragam jenis makanan. Pada prinsipnya kita bisa makan apa saja selama tidak ditambahkan garam dalam menu makanan tersebut.Mudah, kan?

Metode diet ini dikenalkan pertama kali oleh sebuah lembaga kesehatan ternama asal Amerika Serikat bernama Mayo Clinic’s USA dengan portal media yang dimilikinya yaitu MayoClinic.org. Metode diet ini segera meluas ke luar Amerika Serikat dan menjadi trend di berbagai belahan dunia termasuk di Indonesia. Bahkan metode diet tanpa garam ini menjadi begitu populer di kalangan para selebritis negeri ini. Dua artis cantik yang cukup sukses dengan diet mayo ini adalah Mona Ratuliu dan Thalita Latief. Bukan hanya artis, kalangan masyarakat luas juga sangat antusias mengikutinya.

Nah, barangkali saja di antara Anda ada yang tertarik untuk mengenal lebih dekat metode diet ala Mayo Clinic ini, di bawah ini ada penjelasan detailtentang apa saja yang harus dilakukan selama melakukan program diet anti garam ini, yaitu:
  • Catatan penting pertama, persiapkan waktu yang akan dijadikan masa diet anti garam ini, yaitu selama 13 hari saja. Hal ini perlu dicatat secara detail karena diet ini tidak boleh dilakukan lebih atau kurang dari waktu yang telah ditetapkan. Selain itu, bila terjadi kesalahan atau kegagalan dalam proses diet ini di tengah jalan, maka Anda harus mengulang diet ini lagi sedari awal.
  • Catatan penting kedua ialah, diet ini hanya perlu dilakukan satu kali dalam setahun, yaitu dalam 13 hari yang ditentukan.
  • Menu makanan dan minuman yang dianjurkan dalam diet ini adalah segala jenis makanan yang tidak memiliki kandungan garam atau zat Yodium. Selain itu, pelaku diet ini juga dilarang mengkonsumsi air es selama masa 13 hari yang ditentukan. Dianjurkan juga bila mengkonsumsi gula, untuk menggunakan gula diet atau gula rendah kalori.
  • Selama masa diet, setiap harinya pelaku diet harus mengkonsumsi air putih sebanyak minimal 8 gelas atau setara dengan 2 liter air.
  • Jumlah asupan yang dikonsumsi dalam satu hari pada prinsipnya bebas selama tetap mengikuti aturan main yang telah ditetapkan. Sedangkan batas memakan makanan berat adalah sampai dengan pukul 18.00 setiap harinya.

Video sukses diet mayo Thalita Latief
Sumber: channel Kapanlagi

Bila disiplin melakukan metode diet di atas, maka diet ala Mayo Clinic ini konon dapat menurunkan berat badan mulai dari 7 kilogram sampai dengan 10 kilogram dan memberi efek yang baik pada kimia tubuh sehingga umumnya berat badan yang sudah turun tidak mudah untuk naik kembali layaknya jenis diet yang lain. Sedangkan mengenai pelaksanaan diet mayo yang hanya dianjurkan untuk dilakukan hanya satu kali dalam setahun, adalah karena pada prinsipnya tubuh manusia membutuhkan asupan zat garam. Maka diet ini tidak dianjurkan untuk dilakukan dalam jangka waktu yang lama agar metabolisme tubuh tetap terjaga.So, jangan kemaruk menjalankan diet ini. Nah bagaimana, Anda berminat?

Makassar, 9 Desember 2016


Pst, Mari Ngobrol Tentang Mira Udjo, Blogger Jakarta Itu!

$
0
0
Senangnya saat bisa masuk ke Kakira, blognya blogger Jakarta yang dikenal sebagai Mira Udjo ini. Saya heran, sejak beberapa bulan lalu, berkali-kali saya mencoba blog walking ke Kakira, selalu saja gagal. Syukurnya kali ini bisa. Dan makin senang saya saat mengarungi tulisan-tulisan di blognya. Masuk ke blognya seperti masuk ke dalam rumah yang hangat, penuh cinta. Di dalam rumah itu pengunjungnya bisa membaca cerita mengenai keluarga kecilnya.



Saya suka tulisan berjudul Nyaman dengan Tubuh Sendiri. Alasannya adalah karena tulisan itu mencerminkan kegelisahan banyak perempuan, termasuk saya hehe. Karena pengaruh pendapat orang, mungkin juga karena pengaruh media elektronik, perempuan kebanyakan ingin selalu “terlihat” langsing. Begitu tubuhnya melebar, langsung deh muncul benih-benih rasa tak percaya diri. Nah, Mbak Mira membagi tips-nya mengenai bagaimana merasa nyaman dengan tubuh sendiri:
  • Jangan menilai tubuh kita terlalu rendah sementara orang lain belum tentu menilai demikian. Ingin saya tambahi: lagi pula, apa pentingnya peduli dengan penilaian orang lain, kan?
  • Rawat tubuh, bagaimana pun penampakanannya nanti. Mulailah dengan olah raga teratur, makan makanan sehat, menggunakan produk perawatan tubuh dan kulit dengan teratur, dan minum banyak air putih.
  • Jangan percaya dengan apa saja yang beredar. Televisi, media sosial, dan internet sering kali membuat kita tak merasa nyaman. Cerna yang sesuai dengan kita, buang yang tidak enak atau tidak baik.
  • Bersyukur dan menghargai apa yang kita miliki.

Suami Mbak Mira amat mendukung istrinya. Mengenai bentuk tubuh itu, coba simak deh apa kata-kata suaminya. Kalian, para perempuan, bakal meleleh membacanya:
“Sayang, kamu tahu, aku cinta kamu bukan karena kamu cantik, karena kamu langsing, atau karena kamu mulus. Aku cinta kamu karena pribadi kamu. Kalau memang sekarang badan kamu berubah, itu wajar kan. Kamu abishamil, melahirkan, menyusui. Otomatis berubah. Dan kalau ada corak gak usah sedih. Anggap aja itu hasil perjuangan kamu. You are mama tiger that has earned her stripes. Gak semua orang loh bisa gitu. Jadi gak usah terlalu dipikirin lagi. You are beautiful.”

Aih, aih romantis sekali. Suaminya juga mendukung Mbak Mira untuk ikut workshop modeling, lho meski tentu saja bukan untuk tujuan supaya Mbak Mira menjadi peragawati atau model betulan. Keren, yah. Suami memang harus mendukung pengembangan diri istrinya. Pak Udjo – suami Mbak Mira bela-belain mengantar, fotoin, dan membayarkan workshop-nya. Wiih kalau saya bilang, yang seperti ini, nih romantisnya suami. Kayak suami saya, mendukungnya full.

Tulisan terbaru Mbak Mira saat ini adalah Wishlist 2017. Saya terkesan dengan ceritanya mengenai bagaimana proses dirinya mengolah video. Yang proses rendering-nya bisa sampai 24 jam lalu butuh 5 jam untuk save video. Ternya selama ini Mbak Mira menggunakan notebook tua milik suaminya. Makanya dia mengidamkan punya notebook sendiri yang bekerja lebih cepat di tahun 2017. Semoga terkabul ya Mbak Mira.

Apa yang membuat saya terkesan di tulisan ini adalah, usaha Mbak Mira dalam ngeblog sangat patut diapresiasi. Dengan berbekal peralatan yang ada, Mbak Mira sempat-sempatnya membuat video-video. Misalnya pada postingan berjudul Pengalaman K1 dan K2 Naik Commuter Line. K1 dan K2 itu inisial untuk kedua putrinya. Di tulisan itu ada video yang mengabadikan kedua putri Mbak Mira menikmati naik commuter line. Keterbatasan tidak membuat Mbak Mira menjadi manja dan berhenti ngeblog. Orang lain mungkin memilih untuk tidak berusaha membuat video kalau seperti itu keadaannya. Boro-boro ya, menunggu sesabar itu untuk bisa upload video, hehehe. Namun Mbak Mira tidak demikian. Dia tetap enjoy saja dengan semua ini.

Memang ngeblog kudu begitu, menggunakan apa yang kita punya. Tidak perlu punya barang-barang canggih dulu baru ngeblog. Kalau dengan meminjam bisa, kenapa tidak. Kalau dengan perangkat yang out of date (ketinggalan zaman) masih bisa ngeblog, kenapa tidak? Ini semangat yang patut disebarkan (makanya saya tulis) dan juga patut ditiru.

Sayangnya, lifestyle blogger ini tidak mencantumkan label-label tulisannya di widget blog. Saya itu sebenarnya ingin menyelami blognya melalui label-label yang ada tapi sayangnya saya tak menemukannya. Jadinya saya membongkar arsip tahunan yang ada di widget, sisi kanan blognya.

Selain blog Kakira, Mbak Mira juga punya blog Rachanlie. Di blog yang kedua ini, saya lihat banyak tulisan seputar lifestyle. Ini lebih kepada pribadi Mbak Mira, sih kalau saya bilang. Berbeda dengan blog Kakira yang mencerminkan kehangatan keluarga, di blog ini ada tulisan-tulisan bertema beauty, fashion, lifestyle, personal, dan travel. Nah, silakan sambangi blognya untuk mengenal Mbak Mira lebih dekat.

Makassar, 10 Desember 2016


Arisan Link Blogger Perempuan Grup 4


Viewing all 2019 articles
Browse latest View live


<script src="https://jsc.adskeeper.com/r/s/rssing.com.1596347.js" async> </script>