Quantcast
Channel: Mugniar | Mamak Blogger Makassar
Viewing all 2017 articles
Browse latest View live

Sosialisasi Peduli Sahabat: Atasi Kecanduan Pornografi dengan Menjadi Sahabat Anak

$
0
0
Lanjutan dari tulisan berjudul:Sosialisasi Peduli Sahabat: Ujian Atas Kesungguhan dan Keyakinan

Masjid Bani Haji Adam Taba’, di dekat rumah saya menjadi tempat pertama diselenggarakannya roadshow Peduli Sahabat di Makassar. Mas Sinyo Egie (nama pena dari Agung Sugiarto) hanya sempat beristirahat beberapa jenak di asrama boarding school SMP-SMA Bosowa, tempat menginapnya selama di kota ini. Tiba menjelang sore di Makassar, sudah harus membawakan materi di masjid.


Menjelang maghrib, Mas Sinyo yang diantar oleh Pak Irfan dan Agus (keduanya panitia Sosialisasi Peduli Sahabat) tiba di Rappocini. Shalat maghrib berjama’ah di masjid, lalu sharing tentang Sebab dan Akibat Perilaku Menyimpang Masa Kini. Sharing yang ditingkahi keriuhan masjid dengan suara anak-anak yang keluar-masuk dan berlarian di dalam masjid ini berakhir usai shalat isya.

Pada kesempatan ini, Mas Sinyo banyak menekankan pentingnya kedekatan hubungan antara orang tua dan anak. Anak yang bermasalah, biasanya memiliki hubungan yang tidak erat dengan orang tuanya. Anak yang tidak berteman dengan orang tuanya akan menjadi lebih mudah berteman dengan lingkungannya, bahkan dengan gadget-nya.


Dalam sebuah hadits, Rasulullah mengingatkan, “Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat penjual minyak wangi dan pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap.” (HR Bukhari 5534 dan Muslim 2628).

Pengaruh buruk berteman dengan gadget akan sangat terasa apabila orang tua tidak aware. Betapa tidak, adegan ciuman diajarkan melalui game masa kini. Bacaan banyak diisi “isme” yang patut diwaspadai, misalnya paham liberal. Sekarang, hanya dengan 10 – 15 ribu rupiah, anak-anak bisa mengakses internet tanpa batas. Anak-anak usia SMP nonton, anak yang lebih kecil (usia SD) ikut nonton dan ingin praktik sendiri.


Orang tua adalah kunci kebaikan bagi anak. Bagaimana caranya? Mas Sinyo mengatakan, “Jadilah sahabat anak.” Dua kiat ini diberikan:

1. Komunikasi sehat.


Berkomunikasi secara sehat dengan anak adalah dengan cara:
  • Jujur tetapi tidak vulgar. Jangan sekali-sekali berbohong kepada anak. Misalnya jika anak menanyakan asalnya dari mana, jangan dijawab “beli di toko”.
  • Jangan memutus komunikasi. Misalnya nih, saat ibu sedang di dapur menguleg sambal kemudian si kecil menghampiri dan memperlihatkan gambar hasil karyanya dengan ceria, jangan “mengusirnya”. Kalau keseringan dihalau, lama-kelamaan anak akan malas berbicara dengan orang tuanya. Mas Sinyo mencontohkan, jika dihampiri anak, hentikan sejenak apa yang sedang kita lakukan. Dengarkan dengan sungguh-sungguh apa yang dikatakan anak. Pandangi wajahnya, tanggapi apa yang dikatakannya. Setelah itu, kalau memang sedang tak bisa diganggu, jelaskan pada anak kesibukan kita dan bahwa kita akan membantunya nanti.

2. Miliki hubungan erat dengan anak. 


Rekatkan hubungan itu. Jangan sampai terjadi, hidup satu atap tetapi ”hidup sendiri-sendiri”. Kalau hubungan dengan anak erat, anak akan memilih orang tuanya sendiri sebagai teladan sehingga dia ingin punya suami/istri seperti bapaki/ibunya.

Semua masalah awalnya dari keluarga (dari bapak-ibunya). Kalau bapak-ibunya tidak mau jadi sahabat anak maka anak akan mencari sahabat di luar.


Bersahabat dengan dunia luar, sangat mungkin mendekatkan anak dengan internet. Waspadai jika anak terpapar pornografi. Baik itu pornografi yang mempertontonkan hubungan dengan lain jenis, maupun yang memamerkan kebebasan hubungan dengan sesama jenis. Pornografi mudah sekali didapatkan, bahkan bisa melalui game yang biasa dimainkan anak. Mas Sinyo menceritakan beberapa kisah mereka yang kecanduan pornografi.

Pornografi bisa membuat anak kecanduan NARKOLEMA (narkotika lewat mata). Selain membuat kecanduan, pornografi juga menyebabkan kerusakan pada lima bagian otak. Bagaimana penjelasannya, bisa disimak pada video berikut:

Video dari channel Youtube SEMAI ORG

Sekali lagi, Mas Sinyo berpesan, “Sebelum terlambat, jadilah sahabat anak!”

Makassar, 11 Maret 2017


Catatan:


  • Sinyo Egie adalah pendiri dan ketua Yayasan Peduli Sahabat yang bergerak pada edukasi dan pendampingan soal pergaulan bebas sesama jenis dan kecanduan game/gadget dan pornografi. Kalau Anda search kata Sinyo Egie, Anda akan mendapatkan beberapa penjelasan tentangnya. Sinyo Egie sudah sering menjadi nara sumber talkshow dan seminar di seluruh Indonesia dan negara tetangga. Mohon do'anya bagi terbentuknya Peduli Sahabat cabang Makassar. 
  • Masih ada kelanjutannya, yaah ... 😊

Sosialisasi Peduli Sahabat: Deteksi Orientasi Seksual yang Berbeda

$
0
0
Tulisan ini merupakan tulisan ketiga dari kegiatan Sosialisasi Peduli Sahabat di Makassar. Dua tulisan sebelumnya adalah: Sosialisasi Peduli Sahabat: Ujian Atas Kesungguhan dan Keyakinan dan Sosialisasi Peduli Sahabat: Atasi Kecanduan Pornografi dengan Menjadi Sahabat Anak.

Talkshow dalam rangka Sosialisasi Peduli Sahabat hari kedua (tanggal 1 Maret lalu) berlangsung di Auditorium Aksa Mahmud Universitas Bosowa (Unibos). Talkshow ini terselenggara berkat kerja sama panitia Sosialisasi Peduli Sahabat Makassar dengan Fakultas Psikologi Unibos. Tiga orang dari panitia: Bu Titin Florentina, Bu Niyar Radde, dan Bu Syawaliyah juga berprofesi sebagai tenaga pengajar di Fakultas Psikologi Unibos, itu makanya kami mendapatkan banyak kemudahan dalam terselenggaranya sosialisasi.


Pada talkshow bertema Deteksi Orientasi Seksual dan Hidup Tenang dengan Fitrahini, Mas Sinyo Egie bukan pembicara tunggal. Ada psikolog Trisnawaty Azis yang panel dengannya. Bu Trisna telah menghadapai 16 orang/kasus hubungan khusus sesama jenis dalam 3 bulan terakhir. Perkembangan hubungan khusus sesama jenis ini makin berkembang di Makassar karena didukung oleh perkembangan komunitasnya. Yang mengejutkan, hal ini banyak terjadi di kalangan mahasiswa: 80% terjadi di mahasiswa sementara 20%-nya di kalangan orang bekerja.

Bu Trisna memberikan dua contoh kasus yang pernah ditanganinya. Dua kasus lelaki dan perempuan penyuka sesama jenis. Benang merah dari kedua kasus ini adalah lemahnya peran orang tua pada masa kecil kedua subyek bersangkutan, khususnya dalam pengasuhan dan penanaman nilai-nilai agama. Saat assesment, terungkap ada yang memendam rasa bersalah dan ingin berubah. Sementara yang satunya sama sekali tak merasa apa yang dilakukannya salah dan tidak ingin berubah. Yang ditangani lebih lajut, tentu saja yang menyatakan ingin berubah.


Penyebab orang melakukan hubungan khusus sesama jenis ada beberapa. Ini yang dipaparkan Bu Trisna:
  • Lemahnya peran ayah dalam keluarga dan membuat peran ibu menjadi dominan.
  • Memiliki pengalaman positif dalam hubungan dengan sesama jenis, sehingga membuat perilaku ini diulang dan memperkuat perilaku homoseksualnya.
  • Trauma masa kecil, seperti: kekerasan rumah tangga yang dilakukan oleh ayah kepada ibu dan KDRT itu dilihat oleh anak, pelecehan seksual oleh orang terdekat di masa kecil, korban penculikan, dan sebagainya.
  • Ada kelainan hormonal dari kecil kemudian diperkuat oleh peran orang tua yang menghambat berkembangnya karakteristik genderdari anak.
  • Tidak mendapatkan pendidikan agama yang kuat sejak kecil atau sebaliknya pendidikan agama justru terlalu ekstrem diajarkan.
  • Gaya hidup hedonis yang kemudian menyebabkan individu larut ke dalam komunitas-komunitas homoseksual.
  • Unit rehabilitasi yang kurang sehingga jika individu membutuhkan bantuan tidak tertangani dan lebih nyaman dalam komunitasnya.


Langkah penanggulangan yang dipaparkan Bu Trisna, untuk mereka yang mau menjalani kehidupan secara hetero seksual adalah:
  • Memiliki visi misi pernikahan.
  • Menjadi orang tua sehat mental, berilmu dan mau terus belajar.
  • Memberikan pendidikan agama yang baik.
  • Mengkondisikan lingkungan pergaulan yang sehat (sistem interaksi antara lawan jenis maupun sesama jenis). Memahami konsep pergaulan dalam Islam (bagi yang muslim).

Sampai di sini, terlihat jelas betapa pentingnya peran orang tua dalam mengarahkan orientasi seksual anak. Ini sejalan dengan apa yang dipaparkan Mas Sinyo Egie pada malam sebelumnya di masjid Bani Haji Adam Taba’ (baca di tulisan berjudul: Sosialisasi Peduli Sahabat: Atasi Kecanduan Pornografi dengan Menjadi Sahabat Anak). Menurut Mas Sinyo:
Semua masalah awalnya dari keluarga (dari bapak-ibunya). Kalau bapak-ibunya tidak mau jadi sahabat anak maka anak akan mencari sahabat di luar.

Setuju?

Makassar, 13 Maret 2017


Catatan:
Masih ada kelanjutannya, yaah. Stay tune ...


Simak juga dua tulisan sebelumnya:


Jangan lupa simak tulisan-tulisan lainnya:

               


Sosialisasi Peduli Sahabat: Tentang Orientasi Seksual dan Pentingnya Peran Orang Tua

$
0
0


Berbeda dengan kegiatan Sosialisasi Peduli Sahabat di Masjid Bani Haji Adam Taba’ sehari sebelumnya, talkshow yang diselenggarakan di Auditorium Aksa Mahmud Universitas Bosowa pada tanggal 1 Maret lalu dihadiri oleh orang-orang dewasa. Pada pengumuman memang kami (panitia) memasang peringatan untuk tak membawa anak kecil karena apa yang akan disampaikan oleh Mas Sinyo, kosa katanya sebaiknya tidak didengar oleh anak-anak.

Usai Bu Trisnawaty Azis memaparkan presentasinya, giliran Mas Sinyo Egie menyampaikan materinya. Kali ini saya tidak bisa menyimak keseluruhan penyampaiannya karena sebagai (ketua) panitia, saya harus memantau kelancaran acara bersama teman-teman panitia lainnya. Misalnya ketika konsumsi ternyata tidak cukup, hal itu dengan segera harus diantisipasi. Namun demikian saya sempat mencatat beberapa hal dan membagikannya di sini.

Mas Sinyo membuka pemaparannya dengan menceritakan sekilas sejarah LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender). LGBT berusaha mengukuhkan dirinya sebagai identitas (secara formalitas, legalitas, dan dogma/normalitas).

Jika heteroseksual (penyuka lain jenis) disebut straight, selain LGBT ada yang disebut SSA (same sex attraction). SSA ini meskipun memiliki ketertarikan kepada sesama jenis, banyak yang berusaha menjaga dirinya untuk tetap straight. Mereka berusaha hidup tenang dengan fitrah bahwa lelaki fitrahnya menikah dengan perempuan, demikian pula sebaliknya. Apakah bisa? Ya, bisa. Peduli Sahabat melakukan pendampingan kepada mereka (konsultasi dan terapi). Dan sudah ada yang “lulus”, lho. Mereka menikah dan hidup bahagia.


Mengenai penyebab dan indikasi anak menjadi LGBT, Mas Sinyo memaparkan poin-poin penting ini:

Umur Balita (Titik Berbelok)

  
Sudut pandang (titik awal berbelok)

1. Butuh perlindungan (Ketidaknyamanan) – Salah model
Keluarga non-harmonis
Bapak otoriter-keras
Dominasi ibu
2. Terlalu dilindungi (over)
Anak bungsu
Anak tunggal
Anak satu-satunya dengan jenis kelamin berbeda
Anak ‘Istimewa’
3. Liar (bebas) – tidak adanya role model
Anak Sulung (yatim)
Anak satu-satunya dengan jenis kelamin berbeda

Umur 6 – 10 Tahun (Penguatan)


1. Penguatan lewat Trauma (luka jiwa)
Kekerasan seksual (bagian dari pelecahan seksual)
Adegan kekerasan orang dicintai (dll.)
2. Penguatan terhadap Definisi - Karakter
Bully (penampilan, style, dll.)
Pola asuh (dandan dll.)
Pilihan kesukaan (favorit film, karakter, dll)

Umur 11 - 14 Tahun (Kebingungan & Penguatan)


1. Seks Pertama Kali (keinginan/mencari tahu)
Bacaan
Film
Dalam kehidupan nyata (termasuk kekerasan seksual)

2. Pemilihan Kegiatan (Mencoba mengatasi)
Sepak bola
Pramuka
Membaca – menulis - puisi
Menari atau menyanyi (kesenian)

Umur 15 tahun ke atas (Pengkristalan)


1. Self Hypnosis (semakin jauh menyeret)
Bacaan (media,buku agama, dll.)
Ustadz (larangan,ketakutan, dll.)
Kelompok LGBT
2. Bergabung kelompok LGBT
3. Menyendiri (nagatif)


Mas Sinyo mengatakan bahwa masa balita adalah yang paling penting. Usia 6 – 10 tahun adalah masa penguatan. Kalau pada masa balitanya orientasi seksual anak sudah berbelok maka akan semakin kuat setelahnya. Lagi-lagi kita bisa lihat pentingnya peran orang tua di sini.

Peduli Sahabat mengambil tempat sebagai sahabat bagi SSA dan LGBT yang ingin straight. Berusaha menjadi solusi. Tidak mencaci yang tidak berkenan mendekat. Tidak berusaha menjadi kontra, hanya merangkul yang ingin mengubah diri agar tenang dengan fitrah lahiriahnya semula.

Dari banyak hal yang dibahas, termasuk pornografi, saya tidak bisa mencatat banyak karena sedang sibuk sebagai panitia. Namun saya masih ingat tentang kasus remaja putri yang rela bervideo-seks dengan seorang lelaki yang hanya dikenalnya via media sosial. Remaja putri itu rela memvideokan dirinya setengah telanjang untuk lelaki itu.

Peran orang tua si anak gadis ini besar sekali ternyata karena di antara saudara-saudaranya, dia yang paling tidak pernah dipuji. Secara fisik dia “sangat biasa” dibandingkan saudara-saudaranya. Begitu pun secara prestasi akademik, saudara-saudaranya lebih hebat daripadanya. Jadilah dia klepek-klepek begitu mendapatkan pujian dari lelaki yang tidak dikenalnya. Padahal lelaki itu hanyalah memanfaatkannya.

Semoga sharing tentang materi Sosialisasi Peduli Sahabat ini bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi saya sendiri. Agar anak-anak kita memiliki imunitas yang besar dalam menghadapi besarnya tantangan dunia digital.

Makassar, 14 Maret 2017

Catatan:


Sinyo Egie adalah pendiri dan ketua Yayasan Peduli Sahabat. Yayasan Peduli Sahabat merupakan Yayasan yang secara gratis memberikan pendampingan untuk orang dengan ketertarikan sesama jenis yang ingin kembali ke fitrahnya. Dengan tagline"memberi solusi, bukan mencaci". Yayasan Peduli Sahabat juga memberikan edukasi dan konsultasi tentang dunia non heteroseksual, kecanduan game, gadget dan pornografi.

"We help people who need us, we don't look for people who don't"

Kontak kami di,
 0878 8402 9055 / 0812 9577 7057
📧 sekretariat@pedulisahabat.org
curhat@pedulisahabat.org (konsultasi)
🔎 Peduli Sahabat (instagram)
💻 facebook.com/groups/pedulisahabat2014
🌏 http://pedulisahabat.org


  • Mohon do’anya agar Peduli Sahabat Makassar bisa segera bergerak bersama Yayasan Peduli Sahabat (pusat).
  • Foto-foto berasal dari panitia Sosialisasi Peduli Sahabat Makassar

Simak juga tiga tulisan sebelumnya:


Jangan lupa simak juga tulisan-tulisan lainnya:



Gaya Berpakaian dan Ketulusan dalam Berteman

$
0
0
Yah, katakanlah saya ketinggalan zaman atau kampungan. Karena saya tidak punya koleksi pakaian wanita terbaru. Saya sekarang berada dalam zona nyaman saya. Sudah bisa menjalani kehidupan dengan menjadi diri saya sendiri tanpa perlu pusing dengan pendapat orang lain. Saya tahu batasan mana yang penting/bermanfaat bagi saya dan mana yang tidak. Saya tahu apa tujuan saya dan apa yang harus saya lakukan untuk menuju ke sana. Yaah, tidak dipungkiri ... kadang-kadang ada alpanya, juga, sih 😅.

Kalau dulu bagaimana? Dulu, duluuu sekali, saya suka kepikiran sampai berhari-hari dengan perkataan orang-orang. Bisa berbulan-bulan. Mudah down dan depresi. Di satu pihak, ingin menggembirakan semua orang. Untungnya akhirnya saya bisa berpikiran waras, bahwasanya tidak mungkinlah kita menggembirakan semua orang. Untuk apa saya menggembirakan mereka semua kalau diri saya sendiri merasa tidak nyaman?

“Niar, tidak pernah ko pake lipstik?” tanya seorang sahabat ketika dia tengah merias kembali wajahnya.

“Sesekali ji, paling kalau pergi pengantin,” saya tertawa ringan. Membayangkan memakai lipstik dan make up lain sehari-hari, sungguh itu bukan diri saya. Saya pasti tidak akan merasa nyaman kalau coba-coba melakukannya. Saya pun tidak ingin melakukannya. Dengan krim wajah dan bedak saja, sudah cukup bagi saya.


Bagaimana dengan mode pakaian terbaru? Duh, duh ... saya tidak update. Saya malah sama sekali jadi tidak ingin memakai model pakaian yang di mana-mana terlihat orang memakainya. Model pakaian wanita kesukaan saya sampai sekarang masih langgeng: tunik atau blus. Sudah, itu saja. Begitu pun dengan jilbab. Saya nyaman dengan jilbab yang menutupi setengah badan. Tidak pendek tapi tidak juga terlalu panjang.

Kalau sepatu, saya lebih suka memakai sepatu yang terlihat agak-agak sporty, yang ujungnya membulat. Saya tidak nyaman dengan sepatu yang ujungnya lancip. Saya tidak bisa jalan dengan baik dan benar (haha kayak ejaan Bahasa Indonesia saja) dengan sepatu berujung lancip. Kalau maksapake bisa tapi pasti saya tidak bisa lari-lari kecil, hanya bisa berjalan pelan. 😊

Menurut saya, nih tidak ada salahnya mengikuti mode. Tapi itu bukanlah hal yang penting dalam hidup ini. Inner beauty akan tetap terpancar, koq sesederhana bagaimana pun kita berpenampilan. Saya sering melihat perempuan-perempuan berpenampilan sederhana yang pancaran inner beauty-nya begitu kuat. Mereka tetap terlihat menarik dengan berpakaian sederhana. Di balik itu, kompetensi/kapabilitas mereka terlihat dengan jelas sehingga tidak penting lagi baju apa yang dipakainya.

Eh, tapi ini bukan berarti saya anti sama mereka yang berpakaian modis. Bagi saya, sah-sah saja. Mau bergaya seperti apapun itu. Yang penting sopan, tidak mempertontonkan bagian tubuh yang sebaiknya ditutupi. Mau make-up-an pun sah-sah saja. Poinnya di sini adalah, kita saling menghargai saja dengan gaya berpenampilan masing-masing selama tidak mengganggu.

Model sepatu macam ini yang saya suka
Sumber: mapemall.com

Saya, sih mau berteman dengan siapa saja. Saya tidak akan mengganggu penampilan orang karena saya tahu kalau setiap orang punya kesukaan masing-masing. Kesukaan orang sering kali berhubungan erat dengan keyakinannya. Seperti saya, kesukaan saya dalam berpakaian, berhubungan dengan keyakinan saya. Jadi saya tidak mau mengganggu orang lain karena saya tahu diusik itu tidak enak dan saya pun tak ingin orang lain mempermasalahkan cara berpakaian saya.

Senyamannya bergaul adalah menjadi diri sendiri. Tidak benar adanya jikalau hendak masuk ke dalam suatu kelompok tetapi kita harus berganti gaya pakaian atau tidak menjadi diri sendiri. Ketulusan dalam berteman sejatinya tidak diukur dari cara seseorang berpenampilan. Ia tak berhubungan dengan gaya berpakaian. Kalau kamu mau berteman dengan orang dengan cara berpakaian tertentu, saya ragu kamu orang yang tulus. Ketulusan dalam pertemanan tidak mengharap timbal-balik berupa materi. Kalau senang, bisa berbagi kesenangan. Kalau sedang susah, bisa berbagi kesusahan. Setuju?

Makassar, 15 Maret 2017



Dunia Digital: Tantangan Bagi UKM Indonesia

$
0
0
Event Ayo Berwirausaha yang diselenggarakan pada tanggal 4 Maret lalu di Hotel Sahid mengundang antusiasme besar warga Makassar, khususnya anak muda. Event ini dilaksanakan oleh ADEI (Asosiasi Digital Entrepreneur Indonesia) Sulawesi Selatan. Ayo Berwirausaha merupakan konferensi tahunan yang dikhususkan bagi UKM untuk membuka wawasan dan memaksimalkan peluang berbisnis di ranah online.


Abotours dan Abucorpyang secara penuh mendukung event ini mendapat giliran pertama untuk tampil. Sayangnya, Abu Hamzah– sang CEO dan founder berhalangan hadir. Ia digantikan oleh H. Agus. H. Agus menjelaskan mengenai aplikasi Abutours. Kalau sudah downloadaplikasinya, bisa langsung beli tiket pesawat di situ. Di dalam aplikasi ini ada fitur bernama Carita di mana para penggunanya bisa saling bertukar cerita.

Abutours yang sudah berusia 7 tahun baru  ini menjalankan e-commerce. Aplikasi dari biro travel haji/umrah terbesar di Indonesia ini sudah di-download lebih dari 5.000 kali. Di dalam abutours.com ada fitur Harianamanah.com, ada juga Abustore.com. Awalnya Abutours hanya memiliki 5 karyawan. Sekarang Abutours ada di 20 kota dan mengelola 1000 karyawan.

H. Agus, mewakili Abu Hamzah, menerima souvenir dari panitia


SESI BARI ARIJONO


Ketua Umum ADEI, Bari Arijonotampil sebagai nara sumber berikutnya. Founder CEO Digital Enterprise Indonesiaini sempat bergabung di CISCO Indonesia dan IBM Indonesia 2006-2009. Bari meninggalkan zona nyamannya sebagai pegawai untuk membangun perusahaan yang menjadi pusat pelatihan digital pertama di Indonesia. Pusat pelatihan itu membantu korporasi untuk masuk ke dunia digital. Bari mengatakan, “Indonesia membutuhkan banyak pengusaha, bukan pelajar, bukan pekerja, dan bukan pemalas. Di sini banyak mahasiswa, banyak pemuda. Mereka tumpuan di masa depan. Tanpa kehadiran adik-adik mahasiswa, Indonesia tidak akan maju 5 – 10 tahun ke depan.”

Menurutnya bagaimana memulai mental entrepreneuradalah dengan melakukannya sejak sekarang. Bari menghimbau hadirin untuk jadi pengusaha digital, bukan pengusaha biasa, “Itu kunci kesuksesan lima – sepuluh tahun ke depan.”

ADEI ingin memetakan semua teknologi digital di seluruh Indonesia. Teknologi digital adalah satu platform baru yang harus dipahami agar bisa memajukan usaha ke depan. Salah satunya adalah melalui media sosial. Ini yang paling murah, mudah, cepat, dan paling banyak dipakai. Tidak harus mengerti IT, software, semua orang mampu melakukan.

ADEI yang berdiri tanggal 1 Februari 2016 ini merupakan asosiasi yang memiliki semangat dan jiwa kebangsaan yang tinggi pada ekonomi digital. Bari mengutip dari Alibaba, bahwa 25% ekonomi dunia “dimakan” oleh ekonomi digital. Kelak pengusaha yang tidak mengerti ekonomi digital akan siap tergilas zaman. Di ADEI bergabung akademisi, profesor, doktor, dan kumpulan praktisi digital di dunia industri. Juga ada peneliti dari Samsung, Motorola, Oracle, dan lain-lain. Ada juga perorangan atau insan yang memiliki passion atau keinginan besar untuk memajukan dunia digital entrepreneurship di Indonesia. Walau baru setahun usianya, ADEI sudah menorehkan banyak prestasi. Salah satunya adalah sudah menjadi bagian dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2016.

Ekonomi digital sudah menjadi circlestrategy untuk dimajukan ke depan. Sangat penting ekonomi daerah dimajukan lewat ADEI. Salah satu momentum bersejarahnya adalah: ADEI sudah menjejak di Kepri (Kepulauan Riau), didukung BI, OJK (Otoritas Jasa Keuangan), dan semua komponen ekonomi digital di Kepri. Demikian juga di Riau (sudah tahu kan kalau Riau dan Kepri itu dua dari provinsi terkaya di Indonesia?). Di Sul Sel, diharapkan agar peran ADEI bisa menggerakkan ekonomi rakyat dan memajukan Sulawesi Selatan.

Bari Arijono, Ketua ADEI Indonesia

Seiring program pemerintah, ADEI mendukung presiden Jokowi, yaitu dengan pro UKM. Memfokuskan diri pada UKM. “Backbone ekonomi kita didukung UKM. UKM tidak pernah mengenal inflasi atau gejolak ekonomi global. Ini luar biasa,” tutur Bari. Ia mengharapkan potensi ekonomi Indonesia bisa naik ke 5 besar dunia.

“Ekonomi digital tidak bisa diaggap sepele!” seru Bari. Dia meminta para mahasiswa yang hadi untuk googling apa itu ekonomi digital dan bagaimana bisa berperan serta agar UKM bisa tumbuh menjadi IKM (Industri Kecil Menengah).

Bari melanjutkan pemaparannya, “Pertumbuhan ekonomi Indonesia kini lima koma sekian persen. Dua hal yang dibanggakan di Indonesia adalah: kita saat ini pertumbuhan jumlah user media sosialnya 3 besar setelah Cina dan India. M-commerce jadi trend baru, orang menjual dan membeli dari mobileapplication. Dan Indonesia adalah nomor 1 di dunia pertumbuhannya: 155%. Sekarang orang Indonesia suka belanja online menggunakan aplikasi mobile.”

Isu “membangun smartnation” melalui barang, jasa, investasi, tenaga kerja terdidik, dan modal menjadi hal berikut yang dibahas oleh Bari, “Dengan smart nation, yakinlah akan mampu mengintegrasikan semua smart city menjadi smart nation. Dengan smart nation kita yakin Indonesia akan bangkit lebih baik lagi dan smart nation akan memberi tambahan pendapatan kepada setiap provinsi.”

Pusat Industri Kreatif Nasional harus dikembangkan. ADEI memberi rekomendasi kepada pemerintah untuk membentuk satu badan baru: Badan Ekonomi Digital. Kalau tidak ada badan ini, masing-masing orang akan berjalan sendiri-sendiri. Fungsi  Badan Ekonomi Digital adalah untuk “menjahit” semua komponen agar tidak berjalan sendiri-sendiri.

Potensi digitalisasi Sulawesi luar biasa. Sulawesi unik penduduknya, juga budayanya. Kita patut berbangga bahwa Sul Sel merupakan salah satu provinsi yang pertumbuhan ekonominya tertinggi di Indonesia. Dengan demikian manfaatkan ini dengan menciptakan inovasi baru, teknologi baru, di bidang pariwisata. Wakatobi di Sulawesi Tenggara misalnya, merupakan daerah tujuan wisata nomor 3 terindah di dunia.

Pariwisata selain menjadi pendorong terbesar sampai dengan 7% ekonomi nasional, juga menciptakan lapangan kerja yang paling banyak. Begitu Wakatobi dibuka secara dunia, banyak hotel dan motel. Ekonomi begerak cepat sekali. Kalau di godigital-kan, efeknya akan luar biasa. Apalagi bila dipadukan dengan industri kreatif seperti kuliner, kerajinan, dan oleh-oleh khas.

Bari menjelaskan mengenai 4 tantangan terbesar Indonesia dalam mengembangkan dunia digital. Keempat tantangan tersebut adalah regulator, infrastrukur, talent digital (kualitas SDM TIK dan digital tidak berdaya saing), dan eco system yang belum terintegrasi. Harus dihadapi sebaik-baiknya karena pemain luar seperti Alibaba, Donald Trump, dan Facebook masuk ke Indonesia untuk menjadikan kita pemakai. Kita jadi kurang berdaya di dalam negeri sendiri.

ADEI ingin agar Indonesia lebih berkembang maka dibentuk sampai pelosok. “Mari bangun mind set bahwa dunia sedang berudah. Konvensional harus mampu menjadi digital. Bukan hanya perubahan mind set tapi juga strategi bisnis. Dari cara lama ke cara baru dengan teknologi digital,” pungkas Bari.

Saat Bari turun panggung, MC mengumumkan pengukuhan ketua DPD ADEI Sul Sel. Untuk masa kepengurusan ini, Abu Hamzah terpilih sebagai ketua ADEI Sul Sel.

Pengukuhan Abu Hamzah (diwakili H. Agus) sebagai ketua ADEI Sul Sel

SESI SHINTA BUBU


Shinta Bubu, CEO dan founder bubu.com yang juga mendirikan banyak startup tampil dengan kisah jatuh-bangunnya dalam dunia digital entrepreneurship. Perempuan yang dinobatkan sebagai “2013 inspiring woman di Forbes Indonesia magazine” ini telah menjadi wirausahawati selama 20 tahun. Core business yang digelutinya memang dalam bidang teknologi informasi. Bubu.com adalah usaha pertamanya yang dibangun tahun 1996. Bubu.com sekaligus menjadi pionir perusahaan internet Indonesia.

Mengaku tidak memiliki back ground IT, arsitek yang jatuh cinta pada internet belajar secara otodidak membuat website mulai tahun 1995. Keinginan kuatnya untuk belajar bisnis, membuatnya mencari beasiswa untuk meraih gelar MBA di luar negeri. Di kampusnya, Shinta menjalani kerja sampingan di laboratorium komputer. Di situlah dia jatuh cinta pada internet.
Pulang ke Indonesia, gelar MBA membawanya bekerja sebagai management consultant. Setiap pulang kantor, Shinta menggunakan komputer untuk membuat website. Kemudian dia mendesain website untuk perusahaan-perusahaan di Indonesia. Akhirnya kegiatan itu menjadi passion-nya.

Satu setengah tahun kerja kantoran, Shinta resign. Keyakinannya yang besar sekali terhadap internet membuatnya membangun bubu.com. Namun karena bisnis yang dibangunnya “kepagian”, challenge-nya besar sekali. Tidak hanya mencari orang yang bisa bikin website dan cari klien, Shinta harus memberikan edukasi kepada masyarakat.  Mengajarkan apa itu internet dan apa itu website, misalnya. Kendalanya pun banyak. Tercatat lebih dari 10 perusahaan dibangun Shinta, tidak semuanya berumur panjang. Salah satunya yang pernah nge-trend adalah katakancinta.com (mobile based match maker site). “Gagalnya karena kepagian,” Shinta mengatakan sebab gagalnya usaha-usaha yang dibangunnya.

Shinta Bubu

“Untuk menjadi wiraswasta harus melalui banyak kegagalan. Untuk jadi pengusaha, kalau belum gagal, belum bisa jadi pengusaha yang sukses. Harus melalui banyak kegagalan sampai menjadi seseorang yang sukses,” tandas Shinta.

Pada tahun 2008, Shinta diminta PT. Telkom untuk membangun Plasa.com. Kemudian Blanja.com. Tahun 2011 dia membuat venture capitalyang memberi pendanaan kepada start up. Ketika itu belum banyak pemain, Shinta sudah bikin venture capital, tujuannya supaya start up lebih cepat majunya. Kini Shinta berperan sebagai angel investor. Angel investor adalah orang yang menggunakan duit pribadi untuk perusahaan startup yang dia bina. Shinta juga melakukan mentoring bagi start up. Menurutnya “kunci perusahaan adalah mentoring”. Menjadi angel investor bukanlah hal yang sulit bagi Shinta karena kekuatannya selama 20 tahun ini adalah memiliki network  yang sangat luas. Dengan demikian dia bisa mempertemukan klien dengan funding.

Berbekal pengalaman panjangnya, Shinta membagi kiat mengenai “apa yang membuat start up berkelas dunia”. Apa saja itu? Ini dia:
  • Founder dengan mental kewirausahaan yang kuat dan tim yang solid.
  • Memiliki produk yang terbukti bagus.
  • Memiliki produk yang memecahkan solusi
  • Konten dengan jangkauan global.
  • Memiliki pengguna yang konsisten.
“Saat ini Indonesia hanya sebagai pemakai, bukan pemain. Kalau cuma pengguna, tidak usah bangga, mendingan jadi pemainnya,” ajak Shinta pada hadirin.

Saat MC menanyakan tentang pengalamannya mendapatkan penghargaan, Shinta mengatakan, “Penghargaan tidak penting. Yang penting bisa melakukan passion. Kalau bisa memberi inspirasi – alhamdulillah tapi kalau bisa menjalankan bisnis dari yang dicintai, semoga ini bisa bermanfaat buat banyak orang.”

Makassar, 16 Maret 2017

Bersambung 

Simak tulisan-tulisan lainnya tentang UMKM/start up:

Cek Dulu Kebenarannya Sebelum Mengharamkannya

$
0
0
Kadang-kadang isu terhadap sebuah produk menjadi besar padahal muasalnya sederhana saja. Seperti waktu sebuah merek kecap dikatakan oleh ibu saya sebagai “kecap yang berbahaya”. Kalau ditanya siapa yang mengatakan, beliau hanya bisa mengatakan sumbernya dari seorang kerabat. Kalau ditanya apa alasannya, beliau tidak bisa menjelaskannya. Kalimat pamungkasnya adalah, “Pokoknya jangan dibeli!” Titik.



Saya bingung sendiri. Isu seperti ini tidak bisa serta-merta saya percayai karena televisi tidak heboh memberitakannya. Pun lini masa media sosial juga tidak ramai dengan perbincangan emak-emak tentang produk ini. Usut punya usut ternyata tidak seperti itu sebenarnya.

Jadi, di negeri Matahari Terbit sana, kandungan zat tambahan yang berasal dari bahan kimia dalam kecap itu dibolehkan dalam kadar tertentu. Kadar itu lebih rendah daripada yang diperbolehkan beredar di Indonesia. Nah, kecap yang seharusnya untuk konsumsi orang Indonesia diekspor ke Jepang. Jelaslah kandungannya lebih tinggi. Kedapatanlah sama pihak yang berwenang di sana lalu dilaranglah kecap merek itu masuk. Entah bagaimana ceritanya produsen dari negara kita segegabah itu. Kalau di Indonesia, dengan kadar zat tambahan tersebut yang ada dalam kandungan kecapnya, masih bisa beredar, di Jepang sudah tidak boleh. Sudah dianggap membahayakan (longgar sekali, kan negara kita?)

Nah, isu inilah yang berkembang yang kemudian beredar ke mana-mana tanpa argumen yang jelas. Pokoknya jangan beli. Berbahaya. Itu saja. Padahal kan tidak sesederhana itu. Kita harus menelaah penyebab pernyataan itu ada. Kalau benar, no problem. Lha kalau salah? Jadinya fitnah, kan? Fitnah itu lebih kejam daripada pembunuhan, teman!

Sepertinya begitu pun yang dialami Natur-E. Keraguan bahwa Natur-E mengandung minyak babi berkembang dari pertanyaan mengenai dari bahan apakah kandungan gelatin yang terdapat pada Natur-E. Gelatin adalah zat kimia padat, tembus cahaya, tak berwarna, rapuh, dan tak berasa yang didapatkan dari kolagen yang berasal dari berbagai produk sampingan hewan (Wikipedia). Bahan baku gelatin adalah tulang sapi, domba, unggas, babi, ikan, dan lain-lain namun banyak produk yang menggunakan gelatin dari babi. Maka wajar saja ada yang mempertanyakannya karena muslim Indonesia sangat peduli akan hal ini sebab tak mau melanggar aturan agama.


Lalu, bagaimana dengan gelatin yang terkandung dalam Natur-E? Mulanya, saya berpikir positif saja. Saya pikir tak mungkinlah ada brand yang bertahan lebih dari 40 tahun mau menjatuhkan dirinya sendiri dengan memakai gelatin yang berasal dari minyak babi. Masih lekat dalam ingatan saya iklan produk ini pada majalah milik ibu saya. Ibu saya berlangganan majalah wanita saat saya masih kecil, kira-kira akhir tahun 1970-an – awal tahun 1980-an. Saat itu produk Natur-E masih yang berupa vitamin. Sekarang produknya sudah bervariasi. Bukan hanya perawatan dari dalam (yang diminum), juga ada perawatan dari luar untuk kulit dan wajah.

Saat mencari tahu, saya mendapatkan jawabannya. Gelatin yang terdapat pada Natur-E Soft Capsule berasal dari tulang rawan sapi yang berarti halal dikonsumsi. Selain itu Natur-E juga merupakan produk bersertifkasi halal dari MUI. Bahkan merupakan satu-satunya produsen vitamin E di Indonesia yang mendapatkan sertifikasi halal dari MUI untuk proses produksinya – mulai dari pemilihan bahannya, jalannya produksi sampai pengemasannya. Nah!

Produk ini erat sekali kaitannya dengan vitamin E yang penting bagi tubuh. Vitamin E penting untuk menunjang kinerja organ tubuh. Zat ini memiliki efek antioksidan yang mampu melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan. Di sebuah website disebutkan bahwa: “manfaat suplemen vitamin E yang selama ini dikaitkan dengan kulit dan kesuburan masih belum bisa dipastikan sepenuhnya”. Entahlah, ya. Yang jelas kalau sampai bisa bertahan lebih dari 40 tahun, berarti banyak orang yang mendapatkan manfaatnya dari produk ini seperti yang dijanjikan: “inspirasi kecantikan dalam dan luar”. Ini opini saya, sih. Menurutmu bagaimana?


Makassar, 16 Maret 2017

Pos yang Selalu di Hati

$
0
0
Kalau ada lomba blog PT. Pos Indonesia, saya ingin ikut. Soalnya saya punya banyak kisah berkaitan dengan pos-mengepos barang, kantor pos, dan pak pos. Kalau kirim barang, hingga sekarang pun saya lebih suka menggunakan jasa pos walau jasa-jasa swasta lainnya bertebaran. Mengapa? Karena kalau ada yang mengirimkan paket kepada saya via pos, tibanya di rumah tepat waktu. Tidak seperti jasa-jasa lainnya yang sering kali mengecewakan.


Pengalaman yang paling unik adalah pak pos yang sudah lebih dari 20 tahun bertugas di lingkungan saya sudah hafal nama saya haha. Maklum, dulu kan menjelang lebaran saya dan kawan-kawan saling kirim kartu lebaran. Selain itu, saya suka menyurati kawan-kawan yang tengah bersekolah di luar kota atau di luar negeri. Saat itu, boro-boro WA, Facebook, dan sebangsanya, SMS saja belum ada.

Zaman kuliah dulu, pernah kejadian ada kiriman atas nama saya. Di amplopnya hanya tertera nama saya dan nama jalan, tanpa keterangan lain. Berbekal petunjuk itu saja, pak pos mengantarkannya ke rumah saya. Kalau berpapasan di jalan sekitar sini, pak pos itu berteriak, “Mugniar, ada suratmu!” Keren, yah disapa pak pos di jalan 😜.

Jadi sebenarnya, kecintaan saya pada PT. Pos ini berkat pak pos. Kalau dia tak hafal alamat rumah saya, mana mungkin saya bisa menerima surat/paket tepat waktu. Maka berkat beliau jugalah hingga kini saya masih setia menggunakan jas pos. Sampai-sampai pernah, saat sebuah brand yang bersepakat bekerja sama dengan saya hendak mengirimkan produknya, saya hanya merekomendasikannya menggunakan jasa pengiriman pos dan melarangnya mengirimkan pakai jasa pengiriman lainnya.

Cara mengirimkan barang lewat kantor posmudah saja. Tuliskan saja nama dan alamat lengkap penerima lalu pergi ke kantor pos. Di kantor pos, ambil nomor antrean. Petugas akan melayani sesuai nomor antrean kita. Tidak harus ke kantor pos malah. Sekarang banyak tersebar agen-agen pos, di mana kita bisa mengirimkan paket/surat melalui mereka. Agen-agen pos itu memang bekerja sama dengan PT. Pos Indonesia untuk hal tersebut. Agen pos adalah masyarakat biasa yang di rumahnya/lokasi bisnisnya boleh beroperasi selayaknya kantor pos. Tentunya dengan syarat dan ketentuan tertentu. Mengenai hal ini, bisa dibaca di website resmi Pos Indonesia.

Sekarang bisa beli emas ANTAM di kantor pos.

Pos Indonesia juga sudah mengaplikasikan teknologi informasi dengan baik. Untuk mengecek lalu-lintas paket yang kita kirim mudah. Bisa dengan mengeceknya di website resmi BUMN ini. Selain itu, kita bisa mengecek harga kirim barang dari satu daerah ke daerah lain.

Selain itu, ada beragam informasi lainnya ditampilkan di website PT. Pos Indonesia, di antaranya:
  • Pertanyaan dan keluhan terhadap layanan pos.
  • Pos Internasional yang merupakan layanan pos ke luar negeri.
  • Pospay yang bisa melayani pembayaran berbagai macam tagihan (listrik, air, pajak, belanja online, dan lain-lain).
  • Beasiswa Prestasi Poltekpos-Stimlog TA.2017/2018 (November 2016 – 29 April 2017). Beasiswa ini merupakan bantuan biaya pendidikan dari awal hingga lulus kuliah yang hanya ditujukan untuk calon mahasiswa tidak mampu dan mempunyai prestasi akademik sangat baik. Total beasiswa sebesar 1,2 miliar bersumber dari Yayasan Pendidikan Bhakti Pos Indonesia (YPBPI).
  • Lomba Menulis Surat Remaja Nasional 2017 (batas waktunya hari ini, cap pos). Lomba ini berhadiah puluhan juta rupiah untuk 3 pemenang.
Semoga saja Pos Indonesia yang usianya sudah lebih dari 200 tahun bisa terus mengembangkan dirinya dalam kancah persaingan global. Sekarang semakin marak persingan bisnis yang sama dengan yang ditawarkannya. Kalau tak berkembang dan memenuhi tuntutan zaman, banyak pilihan lain yang bisa diambil masyarakat. Semoga PT. Pos Indonesia terus meningkatkan pelayanannya sehingga orang-orang yang sudah nyaman menggunakannya macam saya ini tidak berpindah ke lain hati. 😊


Makassar, 17 Maret 2017 

Tantangan dan Peluang Menjalankan Bisnis Secara Online

$
0
0
Tulisan kedua dari event Ayo Berwirausaha yang diselenggarakan oleh ADEI pada tanggal 4 Maret lalu. Tulisan sebelumnya berjudul Dunia Digital: Tantangan Bagi UKM Indonesia.

Adryan Hafiz, cofounder dan CEO dari Kolaborasi Kapital Indonesia (kolaborasi.co)membawakan presentasinya pada sesi yang dipandu oleh Rusdi Jufri. Lelaki muda ini besar dan membangun bisnisnya di Bandung dan Jakarta. Terdiri atas 9 industri dengan 10 bisnis unit yang sudah berjalan selama 3,5 tahun.


Adryan Hafiz

Digitalisasimengakselerasi perkembangan di semua bidang. Industri kuliner juga, tidak hanya Abutours. Industri perikanan juga, industri media juga. Apa peluang yang harus ditangkap dalam industri digital?” Adryan membuka penjelasannya.

Ada 4 tantangan bisnis:
  • Low barrier to entry. Karena sekarang buat bisnis semakin mudah maka semakin banyak orang yang masuk ke industri. Tidak seperti dulu, sekarang semua orang bisa bikin brand fashion. Tidak harus dia bisa jahit dan tidak harus punya mesin jahit pula.
  • Embrace the rapid Change. Bisnis lama, dulu tidak banyak perubahannya. Sekarang cepat. Siap dengan perubahan dan trend yang sangat cepat. Contoh barber shop. Sekarang tidak hanya mengurusi potong rambut. Bisnis barber shop sekarang juga menawarkan krim penumbuh rambut.
  • Demanding customer. Customersemakin banyak maunya. Misalnya mau cari laptoptapi harus cari review-nya dulu.
  • Technology adaptation. Teknologi penyebarannya di Indonesia tidak bisa terlalu merata. Tidak semua pemilik usaha bisa UMKM bisa memanfaatkan teknologi digital.

Di samping itu, ada 4 peluang yang bisa diusahakan:
  • Accelerate the learning. Pembelajaran yang semakin cepat dan semakin dekat dengan sumbernya.
  • Improve the engagement. Bisa menjangkau orang dengan cepat via teknologi digital.
  • Scale the potential. Maksudnya: Bisa menjual hingga ke luar batas. Bisa nge-scale lebih banyak customer.
  • Increase the bottomline. Bisa meningkatkan revenue kita. Memudahkan revenue bisnis secara drastis.

Sesi ini dipandu oleh Rusdi Jufri (duduk paling kanan)

Usaha yang dibangun Adryan Hafiz sudah 4 tahun.  Salah satu tips yang dibagikan oleh lelaki asal Sumatera ini adalah, “Yang penting customer cinta sama produk kita. Di awal usaha berjalan, customeryang datang terus bisa memberikan feed back.”

Saat ditanyakan tentang “dream” dan “barrier”-nya, Adryan menjelaskan bahwa dream-nya adalah ingin melakukan apa yang dia suka dan bisa dapat uang dari situ. Dia berpesan kepada hadirin, “Make surekalian have fun dan bisa hidup di situ dan juga bisa membantu yang lain.”

Sedangkan barrier, lebih banyak dari dalam diri sendiri, “Kebanyakan mikir.” Bagaimana cara menghindari hambatan seperti ini? “Lebih baik mulai cepat, gagal cepat, dan belajar dari pengalaman daripada tidak melakukan apa-apa. Jangan kebanyakan mikir, coba saja. Sepuluh kali coba, mungkin ada satu yang berhasil!” tandas Adryan.

Muhammad Mufid Luthfi adalah lelaki muda kedua yang hadir di hadapan hadirin pada sesi ini. Pentolan dari Idcloudhouse.com ini sudah menggeluti bisnisnya selama 2 tahun dengan memberikan website gratis untuk organisasi sosial dan yayasan. Menjalankan bisnis bermisi sosial, Mufid mengaku telah belajar banyak dari pengetahuan yang diperolehnya, di antaranya dalam bidang finance, teknologi, dan marketing. “Dapat insight dan bertemu dengan banyak network,” tutur lelaki yang mengaku sudah punya banyak pengalaman gagal sejak SMA karena membangun beberapa bisnis.

Menjawab pertanyaan tentang barrier, Mufid menjelaskan mengenai rintangan dari segi ide. Maksudnya dengan memiliki ide yang sama dengan orang lain, masalahnya ada pada tahap eksekusinya. Proses eksekusi bisa menjadi mahal. Nah, tantangannya adalah bagaimana kita bisa mengeksekusi ide supaya jadi solusi. Salah satu tips-nya yang dibagikan Mufid adalah: cari rekan yang sesuai.

Pesan lelaki muda ini kepada para hadirin agak berbeda dengan pengusaha lain. Kalau yang lainnya mengajak untuk mengikuti passion, Mufid malah mengatakan, “Don’t follow your passion. Kitalah yang membentuk passion, jangan mengikuti passion. Kalau mau berusaha pasti bisa dengan mengejar mimpi!”

Pemberian souvenir kepada para nara sumber

Fauzan Gani, lelaki muda pendiri Doogether yang concern ke peralatan olah raga ini disambut dengan teriakan histeris sejumlah gadis 😉. Dengan usia bisnis yang baru 1 tahun, Fauzan memimpikan, “Pengen bisa ngasih impact ke orang lain bahwa berolah raga itu mudah.”

Fauzan membagikan tips, jangan sampai kita tidak mendengarkan keluhan pelanggan yang tidak balik lagi. Cari tahu mengapa customer tersebut tidak balik. Dengan mengetahuinya, banyak yang bisa diperbaiki. Berbicara tentang barrier, hambatan terbesar baginya adalah ide. Pertimbangkan apakah bisa hidup dengan kegagalan bila tak mencoba mewujudkan ide.

Dia pernah berada pada tahap galau, hendak eksekusi ide atau tidak. Kalau tak ambil kesempatan dengan segera melaksanakan ide usaha, Fauzan mengatakan ia pasti tidak ada di sini (di Hotel Sahid, saat itu maksudnya). Kalau tak berani memutuskan memulai usaha, Fauzan mungkin masih jadi pegawai kantoran. Nah, kalau berpikir bisa mewujudkan ide itu, “Believebahwa itu sudah terjadi. Otak kita tidak bisa membedakan past, present, atau future. Set otak kita bahwa kita punya income, punya teman, bisa bantu orang ... as amount.”

Sesi yang inspiratif dengan jiwa muda yang bersemangat, ya. Salu buat ADEI yang menyelenggarakan acara ini. Tulisan ini belum selesai, ya. Masih ada kelanjutannya.

Makassar, 18 Maret 2017

Bersambung

Baca juga tulisan sebelumnya: 
Dunia Digital: Tantangan Bagi UKM Indonesia


Juga tulisan-tulisan lain tentang UMKM dan startup:


Perantau Lebih Nyaman Tinggal di Apartemen Karena Alasan Ini

$
0
0
Tinggal di satu kota karena pekerjaan tetap di situ bukan berarti akan tinggal selamanya di situ. Seperti yang terjadi pada sebuah keluarga. Dari pulau Kalimantan, mereka mencari tempat konsultasi yang tepat untuk putra sulung mereka yang mulanya didiagnosa ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) ke seputaran Jabodetabek. Untuk itu, kepala rumah tangganya cuti untuk sementara waktu.


Rupanya takdir membawa mereka ke Bandung setelah seseorang merekomendasikan tempat konsultasi terbaik bagi anak berkebutuhan khusus yang ada di kota itu. Setelah mengetahui alamat lengkap tempat konsultasi tersebut, dengan cepat sang suami browsing informasi terlengkap seputar apartemen di sekitar tempat yang dituju. Karena sudah tahu lokasinya di mana, tak sulit mengumpulkan informasi yang dibutuhkan. Nama sejumlah agen dan kantor pengembang pun segera diperoleh.

Satu per satu nama yang didapatkan tadi dikirimi e-mail. Beberapa dari mereka merespon lalu mengirimkan foto apartemen yang mereka sewakan via WA. Well, perkembangan teknologi sekarang sangat memudahkan orang untuk urusan ini, ya. Kalau masih zaman baheula, yang bersangkutan harus mendatangi satu per satu lokasi yang di- survey. Betapa memakan tenaga dan waktu.

Pasangan suami-istri itu mencari apartemen yang paling murah. Tentunya dengan mempertimbangkan fasilitas yang ditawarkan. Kalau bisa dapat yang harga murah dan fasilitas memadai, mengapa tidak. Usai survey lokasi, pilihan pun jatuh pada sebuah flat.

Sang suami merasa tenang meski harus bolak-balik Kalimantan – Bandung. Sementara sang istri menemani putra sulung mereka yang setiap hari bersekolah sembari terapi di tempat konsultasi yang juga berfungsi sebagai sekolah untuk anak-anak berkebutuhan khusus di kota itu. Awalnya mengira hanya beberapa bulan saja berada di Bandung, tak terasa sekarang sudah hampir dua tahun mereka di sana.

Tempat konsultasi dan terapi itu mereka rasa tepat bagi putra sulung mereka yang ternyata bukan masuk kategori ADHD, melainkan disleksia dan difraksi. Dua hal yang berbeda. Andai tetap di kota yang dulu, anak mereka akan salah penanganan karena ditangani sebagai penderita ADHD. Setiap hari sang istri menemani putra sulung dan putri keduanya di salah satu apartemen di kota itu sementara sang suami sesekali ke Bandung untuk menengok keluarganya.

Saat hendak mengganti suasana dengan berganti flat, tak sulit bagi mereka menemukan yang sesuai. Teknis pembayaran sewa flat yang berlaku pun memudahkan, bisa setiap tiga bulan bahkan ada yang tiap dua bulan. Jadi, tidak perlu menunggu setahun untuk berpindah tempat. Berbeda kalau mengontrak rumah yang biasanya setelah jangka waktu tahunan baru bisa pindah. Dengan melihat-lihat pengumuman yang tertempel di mana-mana, dengan cepat mereka pun menemukan flat yang diinginkan, masih di apartemen yang sama.

“Nyaman, ya di apartemen itu?” saya bertanya kepada sang kepala keluarga.
“Selama ini nyaman-nyaman saja,” jawabnya.

Lalu dia menceritakan mengapa lebih memilih menyewa apartemen ketimbang mengontrak rumah. Berikut alasannya:

  • Keamanan lebih terjamin di apartemen ketimbang mengontrak rumah karena ada security dan akses ke tiap lantai eksklusif.  Hanya para penghuni flat yang bisa mengakses lantai yang mereka tinggali. Dengan kata lain, tak bisa diakses oleh masyarakat umum.
  • Fasilitas di dalam dan di sekitar apartemen tergolong lengkap. Ada usaha laundry di sekitar apartemen. Juga ada beberapa mini market, mau pesan air mineral dalam galon mudah. Tinggal pesan, bisa diantarkan ke tempat tinggal. Pesan makanan pun mudah. Ada food court di apartemen. Selain itu, untuk mengatasi permasalahan listrik dan air juga mudah karena ada bagian maintenance apartemen yang bisa sewaktu-waktu dihubungi dan merespon dengan cepat.
Makanya dia merasa aman meninggalkan anak-anak dan istrinya di Bandung saat harus kembali bekerja di Kalimantan. “Kalau mengontrak rumah kan lebih susah untuk urus makan dan lain-lain,” ujarnya.

Iya juga sih, ya. Ini pilihan yang menguntungkan. Kalau tinggal di rumah kontrakan, sedikit-sedikit harus memikirkan bagaimana berbelanja kebutuhan sehari-hari, mengurus pakaian kotor, dan mengurus maintenance rumah. Dengan tinggal di apartemen, solusi untuk semuanya lebih mudah. Untuk mereka yang harus menetap di kota lain untuk sementara waktu, tinggal di apartemen bisa jauh lebih menguntungkan. Tentunya sebelumnya harus mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya terkait apartemen yang diinginkan.


Makassar, 19 Maret 2017

Membangun Eksistensi Bisnis di Ranah Online

$
0
0
Tulisan ini merupakan kelanjutan dari 3 tulisan sebelumnya yang dibuat setelah saya mengikuti event Ayo Berwirausaha yang diselenggarakan oleh ADEI pada tanggal 4 Maret lalu.

SESI RYAN GONDOKUSUMO

Sumber: https://id.techinasia.com/

Ryan Gondokusumo, CEO sribu.com tampil khusus di sesi berikutnya. Lelaki ini memiliki pengalaman 7 tahun di bidang UI dan UX design. Dengan back ground Teknik Elektro (sama kayak saya J) dia membangun eksistensi bisnisnya di ranah online. Yang ini beda dengan saya yang jauh dari dunia teknik haha. Tapi saya tak menyesal walau dulu hampir nyemplung ke dunia IT juga tapi tidak jadi. Sekarang takdir membawa saya ke hadapan para pembaca, dengan menjadi orang yang menuliskan event ini dan saya merasa bahagia dengan menjadi blogger. Ealah kenapa jadi curhat.

Oke, back to Ryan, founder Sribu.com. Dia mantap memilih menjadi online entrepreneur dengan total pengalaman selama 7 tahun.

Dunia Berubah

Facebook yang berdiri 2004 adalah perusahaan media terbesar di dunia tanpa harus membuat konten sendiri. Uber yang berdiri tahun 2009 adalah perusahaan taksi terbesar di dunia tanpa memiliki mobil. Gojek pun merupakan perusahaan yang bergerak dalam jasa transportasi (taksi, ojek, dan jasa angkut barang) tetapi tidak memiliki motor. Transasksi melalui internet di Indonesia tercatat bertumbuh 37% dari tahun ke tahun. Semua kini menuju ke arah online. Termasuk bisnis offlinejuga menuju online.

Online vs offline

Bisnis offline mempunyai keunggulan tersendiri.
  • Personal greeting
  • Sellu mengingatkan
  • Memberikan servis terbaik (karena pelayannya melihat kita, contohnya saat di restoran, pelayan menawarkan jenis-jenis makanan/minuman yang mungkin kita sukai)


Bagaimana dengan bisnis online?
  • Di mana klien anda? Hanya bisa lihat di Google Analytics.
  • Tricky karena klien hilang dalam data.
  • Ini bisa jadi masalah besar karena kalau kita tidak tahu orangnya siapa, kita tidak tahu bagaimana memberikan rekomendasi yang tepat. Kalau salah, ujung-ujungnya pelanggan tidak akan kembali ke bisnis kita lagi. Kalau marketing tidak jalan, klien jadi bosan maka perusahaan tidak berkembang


Sribu

Medannya beda dengan offline. Bagaimana solusinya?
  • Karena kita cuma punya data mau tak mau kita telepon klien yang sudah pernah pakai produk kita. Fokus pada masalahnya, jangan tawarkan produk dagangan kita dulu. Cari tahu dulu misalnya, apakah ada yang salah dengan ayam goreng kita? Bagaimana harganya? Nah lakukan ini berulang kali
  • Setelah itu, tingkatkan website dari feed back.
  • Perbaiki lay out dan design
  • Di bisnis online, kurangi tampilan data (di website) supaya pelanggan tidak jadi bingung.
  • Perbaiki speed website kita. Website dengan pendapatan 1 miliar rupiah per hari jika mengalami delay 1 detik saja maka akan kehilangan 25 miliar per tahun.
  • 4 dari 10 klien sangat kecewa apabila produk anda tidak ada. Jangan sampai produk yang tersedia tidak lengkap seperti yang dijanjikan.

Sribu.com mempertemukan designer freelance dengan perusahaan yang membutuhkan desain logo perusahaan. Sedangkan Sribulancer.com adalah jasa pembuatan website, aplikasi mobile, desain penulisan artikel, sosial media marketing, dan penerjemah yang mempertemukan klien dengan freelance yang memiliki kemampuan tertentu.

Pengalaman kerjanya sebagai karyawan yang membuat Ryan mendirikan Sribu. Latar belakang munculnya ide itu adalah sewaktu masih bekerja di perusahaan travel dulu, bosnya sangat perfeksionis, menginginkan desain logo yang bagus. Setelah ditawarkan ke Kaskus dan menerima banyak desain, baru ada yang disetujui olehnya. Asumsi pembentukan Sribu adalah klien baru adalah pengusaha baru atau pengusaha lama tapi melek internet. Salah satu pengalaman menariknya adalah pernah mendesain logo perusahaan coklat Jusuf Kalla. Ryan memberikan rating kepada freelancer. Hingga saat ini telah bergabung 100 ribuan freelancer. Dan job yang diperoleh ada 20 ribuan.

Sribulancer

Ryan membagikan beberapa tips-nya untuk peserta yang hadir di event Ayo Berwirausaha, sebagai berikut:
  • Tanya 100 orang klien/kenalan yang sesuai dengan target market hingga mencapai produk market fit mengenai bagamana layanan perusahaan kita.
  • Buat strategi pemasaran. Di-cross sellingsatu sama lain sehingga eksistensi kita di bisnis orang ingat.
  • Strategi dapat klien baru: dengan Google Adwords.
  • Strategi retain klien dan eksistensi: gunakan blog dan kirim e-mail ke (calon) pelanggan. Ingat: jangan gempur klien dengan promo. Untuk blog, tiap minggu buat artikel baru. Tulis hal yang bisa di-share, misalnya tentang online marketing. Berikan tips kepada pembaca. Lebih bagus lagi jika bisa membuat pembaca ingat perusaaan kita begitu menemukan kata-kata “online marketing“.
  • Media Coverage. Lakukan media strategy tiap bulan. Meski bisnis kita di online, eksistensi tentang brand awareness sangatlah penting. Gunakan media mainstream juga. Karena media bantu supaya gaungnya kedengaran terus. Kalau brand tidak kedengaran, jual produk akan sangat susah.
  • Disiplin dalam melakukan email blast untuk media coverage, juga dalam update blog. Sampai hari ini, Ryan masih jalankan koneksi dengan media. “Bisnis adalah tentang persistensi. Harus step by step,” pungkas Ryan. Pada awalnya, bisnis Ryan hanya mampu menggaet 100 klien. Pada tahun kedua dia bisa mendapatkan 400 klien. Tahun keempat bisa memperoleh 7.500 klien.
  • Targetkan hal-hal berikut: 1) Brand kuat dan terdengar. 2) Positioning jelas. 3) Klien baru membeli produk kita. 4) Klien lama melakukan word of mouth mengenai produk kita ke koneksinya. 5) Ayomi klien lama.
  • Pastikan produk kita solid, kuat, dan bagus. Pastikan customer sevice kita melayani klien dengan cepat.


SESI FRANS BUDI PRANATA


Frans Budi Pranata yang dijuluki The Billionaire Maker menjadi presenter berikutnya. Frans memaparkan presentasi mengenai “bagaimana membangun bisnis miliaran dollar”. Lelaki yang tahun lalu berbicara 130 kali di berbagai event perusahaan dan kampus ini memiliki 3 komunitas. Dua di antaranya adalah Billionaire Mindset dan ADEI.

Pada bulan Juli 2015 dia terpilih sebagai sebagai The Best CFO melalui ajang “The Best CFO Award 2015” dari sebuah majalah bisnis di Indonesia berkat kepiawaiannya membawa Zalora hingga bertumbuh hingga 400% selama empat tahun kehadirannya di Indonesia.

Frans menjelaskan tentang bagaimana startupdigital “mengganggu” transportasi, banking, dan retail yang mempermudah dalam banyak hal, termasuk mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat. Potensi besar di Ina adalah digital native.

Frans Budi Pranata di atas panggung

CFO PT. KinerjaPay Indonesia ini menceritakan mengenai KinerjaPay, dompet digital yang didirikan Februari 2015. Pada bulan Januari 2016, KinerjaPay listed di Amerika kemudian dalam 3 bulan mendapatkan pendanaan sejumlah belasan juta dollar Amerika Serikat. Harga sahamnya meningkat, dari 50 sen menjadi 75 sen. Selain itu ada KinerjaMall yang melaluinya ada 140 ribu barang yang bisa dibeli.

Penetrasi internet Indonesia saat ini adalah 132 juta, 53% laki-laki, sementara 47,5% perempuan. Sebanyak 29,2% berusia 35 – 44 tahun, 18%-nya usia 45 – 54 tahun. Frans banyak menyebutkan angka dan data, sayangnya saya tak bisa menuliskan semuanya. Termasuk pada bagian ini. Tapi terlihat di sini bahwa pengguna internet kebanyakan orang muda. Alasannya: 25,3% untuk update informasi, 7,4% mengakses media sosial. Konten komersial yang sering dikunjungi sebanyak 62% adalah online shop (terbesar). Menggunakan perangkat browsing 89.9 juta atau 67,8% berupa smartphone. Orang sekarang lebih suka mengakses internet secara mobile.

Frans membagikan kiat mengenai 7 sifat entrepreneur sukses, sebagai berikut:
  1. Rasa ingin tahu sangat besar.
  2. Kreatif.
  3. Jelas visinya apa.
  4. Kepemimpinannya baik.
  5. Suka risiko dan take action.
  6. Gigih luar biasa.
  7. Kemampuan berkomunikasinya baik.

“Dari 20 startup, 1 berhasil,” ujar Frans. Bagaimana supaya berhasil? Lakukan persyaratan berikut:
  • Hidup di masa depan.
  • Ciptakan apa yang belum ada di dunia ini.
  • Tuliskan dan tanyakan ke orang, “Saya punya ide ini, kira-kira idenya bagus tidak?”
  • Bikin prototipe bisa website untuk produk atau jasa. Lalu dalam bentuk aplikasi atau website, tunjukkan kepada 100 orang. Tanyakan, suka atau tidak. Apakah sulit atau mudah mengaksesnya. Ulangi sampai berhasil.
  • Cari partner, minimal 4. Cari yang bisa saling melengkapi. Kalau Anda jago IT, cari yang jago keuangan dan jago desain misalnya.
  • Buat perusahaan, CV atau PT.
  • Mencari pendanaan agar ide bisa dijalankan.
  • Launching, undang media, cari tempat yang pas.
  • Beri tahu semua orang.
  • Bisa kembangkan hingga jadi 100 user lalu 1000 user. Lihat apakah user kembali atau tidak. Banyak startupyang setelah dipakai, user-nya kesulitan pembelian, dan lain-lain. Uber berani mengambil langkah awal dengan meng-hiredriver profesional supaya orang yang pertama kali naik uber merasa nyaman.
  • Kalau user tak kembali, perbaiki dulu. Setelah itu launching lagi.
  • Punya capital sources (permodalan), yaitu: 1) Boost traping (dari tabungan sendiri). 2) 3 F: friend, familiy, dan fools. 3) Inkubator/akselerator. 4) Angels, orang yang rela uangnya hilang karena startup hanya kemungkinan 5% berhasil. 5) Venture capital, yang memberikan modal (seperti bank dan KinerjaPay lakukan).

Mengapa perlu menggunakan digital marketing? Alasannya, karena hal-hal berikut:
  • Targeted, terukur
  • Real time. Anytime, anywhere.
  • Engagement, bisa berinteraksi.
  • Viral, bisa tersebar.


KinerjaPay

Digital revolution awalnya hanya info pada tahun 1998. Pada rentang 1998 - 2003 ada perdagangan seperti model Amazon dan Ebay. Tahun 2003 – 2006 marak medsos. Telepon perlu waktu 75 tahun utk capai 175 juta. GoJek sangat tinggi, melebihi tinggi value maskapai Garuda.

Bagaimana tidak, distribusi pesan di ranah online sangat cepat. Redmi Note di Lazada terjual sebanyak 10.000 unit dalam 40 detik. Dengan demikian mata rantai distribusi bisa dipotong. Alibaba, progress-nya sangat besar. Dalam 1 hari Alibaba mampu menjual 14,3 miliar USD (193 triliun) dalam 24 jam. Lima perusahaan terbesar di dunia ini meraih keuntungan yang lebih besar lagi: Apple, Google, Microsoft, Amazon, dan Facebook.

Penjelasan Frans berpindah kepada bentuk dunia digital baru yang kini beragam:
  • Financial technology (FinTech), proses pembayaran, transfer, jual beli saham, proses peminjaman uang secara peer to peer dan lain-lain. Contohnya: Paypal.
  • Sharing economy (GoJek, Uber, Grab).
  • virtual reality (Pokemon Go).

Orang-orang terkaya di dunia masa kini adalah yang menggeluti bidang teknologi:
  • Steve Job (Apple).
  • Mark Zuckenberg (Facebook).
  • Jack Ma (Alibaba).
  • Oliver Samwer (Rocket Internet).
  • Nadiem Makarim (GoJek).
  • Ahmad Zaky (Bukalapak).

Masa kini adalah eranya kolaborasi. Ada pergeseran: dari yang memiliki menjadi sharing. Data technology andalannya. Kelebihannya: cost lebih murah. Sehingga orang beralih ke aplikasi. Menemukannya bisa lebih cepat. Uber misalnya, dalam hitungan 1 menit menjangkau pelanggan. Bendingkan dengan Blue Bird yang butuh waktu lebih dari 10 menit mencari customer.

Sosok yang berada di balik kesuksesan Zalora ini lalu menceritakan bahwa Zalora membuat e-commerce, bukan hanya website. Tetapi bagaimana costumer bisa dipuaskan? Salah satu caranya adalah CEO Zalora tampil berbicara di kampus-kampus. Zalora bertumbuh bak “kecepatan cahaya”, sebesar 300 – 400%. Zalora ada di 100 negara, dengan lebih dari 800 brands.

Hak-hal yang diperhatikannya dalam membesarkan Zalora adalah:
  1. Kepuasan pelanggan.
  2. Produk.
  3. Customer Service.
  4. Website.
  5. Logistik, exspress delivery.
  6. Payment: COD, transfer.


Frans membagikan kiat-kiatnya lagi, dengan mengatakan, “Startup jangan hanya cari uang tapi penting punya dream;passion; values, meaning; hibur costumer; dan excellent produk.

Selain itu, masih ada kiat lain yang dibagkannya, “Kosongkan gelas Anda. Mimpi yang besar. Lakukan yang Anda cintai melebihi harapan. Berdiri untuk sesuatu yang penting. Dan ciptakan produk yang orang impi-impikan!”

Makassar, 20 Maret 2017

Bersambung

Baca juga tulisan-tulisan sebelumnya:
  1. Dunia Digital: Tantangan Bagi UKM Indonesia
  2. Tantangan dan Peluang Menjalankan Bisnis Secara Online
  3. Tantangan dan Peluang Menjalankan Bisnis Secara Online


Juga tulisan-tulisan lain tentang UMKM dan startup:


Perempuan-Perempuan yang Berbisnis dengan Passion

$
0
0
Tulisan ini merupakan tulisan keempat dari event Ayo Berwirausaha yang diselenggarakan oleh ADEI pada tanggal 4 Maret lalu. Tulisan sebelumnya berjudul Dunia Digital: Tantangan Bagi UKM Indonesia, Tantangan dan Peluang Menjalankan Bisnis Secara Online, dan Membangun Eksistensi Bisnis di Ranah Online.


Fauziah Zulfitri, CEO Insight Indonesiatampil pada sesi terakhir, bersama dua perempuan inspiratif lainnya. Sesi ini dipandu oleh Cheeqa Rahmat, ketua panitia eventAyo Berwirausaha. Perempuan lulusan Fakultas Psikologi UI ini menceritakan ucapan coach-nya yang menggerakkannya lebih terstruktur dalam menjalani kehidupan: “You have to live by design!” Usia 40 dia meninggalkan posisi direksi di sebuah perusahan dan mengembangkan usahanya sendiri. Hal ini sudah ia rencanakan sejak berusia 23 tahun.

Insight Indonesiayang dipimpinnya bergerak dalam bidang training, coaching, dan consulting di perusahaan-perusahaan. Dia pernah men-trainingUKM hingga UKM tersebut berkembang dari yang hanya memiliki 3 orang karyawan, berkembang menjadi 15 orang.

Fauziah memaparkan beberapa kiat yang patut diikuti mereka yang ingin sukses:

1. Building a dream.

Ketika bermimpi, mimpi itu harus diwujudkan menjadi sebuah action. Seperti yang dilakukannya, Fauziah merencanakan berhenti bekerja dan membangun bisnis sendiri sejak usia 23. Tetapi sepanjang karirnya selama 17 tahun, ia membangun personal branding-nya  dengan melakukan action sebaik-baiknya. Media sosialnya pun ia manfaatkan untuk memperkenalkan Insight Indonesia. Saat hendak memulai usahanya, Fauziah mengukur diri. Pesaingnya banyak di Makassar, dari Jawa semua pula namun ia tahu kekuatan dirinya. “Saya orang Makassar, bicara dengan bahasa sini, dan secara operasional saya terdukung oleh experience,” tandasnya.

2. Believe it will suceed.

Membangun sukses perlu 3 hal. Membangun bisnis pun perlu membangun 3 hal:
  • Capability, kemampuan diri.
  • Reliability, sanggup diandalkan atau tidak? Punya reputasi baik atau tidak.
  • Intimacy, kedekatan dengan konsumen. Intimacy sangat mudah dibangun dengan media sosial saat ini.


Sumber foto: di wall Facebook Cheeqa Rahmat

3. Bayangkan sukses satu step setelahnya.

Fauziah mengaku dirinya tidak punya tenaga marketingdalam menjalankan bisnis. Ia melakukan upaya “ketok pintu”. “Bangun brand di mana Anda touchable. Perlihatkan kepada orang sisi humanis,” pungkasnya.

4. Make it happen.

Gunakan rumus 3 C:
  • Clearity, mau bermanfaat buat orang lain. Make sure, misalnya mau bangun bisnis travel, tujuannya apa?
  • Commitment, “kejam pada diri sendiri”.
  • Consistency. Konsistensi, yang ini jelas, bukan? Di mana-mana, orang yang sukses pasti konsisten.


Winarni, owner Doubleyoucakesmenceritakan tentang bisnis kue yang dibangunnya sejak tahun 2010. Alumnus Fakultas Teknik jurusan Teknik Arsitektur ini memang suka bikin kue. Baginya itu menyenangkan. Selain itu ia suka mendekorasi kue. Ia memutuskan resign dari pekerjaannya karena selalu terpikir membuat kue yang menarik saat di kantor bila ada pesanan kue. Winarni pun belajar serius, dan mendapatkan passion-nya.

Untuk memasarkan produknya, Winarni memanfaatkan media sosial dan membuat website sendiri. Salah satu cara yang ditempuh Winarni adalah belajar coding agar bisa mengelola website-nya sebaik mungkin. Ia merasakan manfaat dari cara-cara yang ditempuhnya dengan mendapatkan market dari luar Makassar.

Pertanyaan mengenai bagaimana menghadapi orang yang meniru produknya, Winarni mengatakan bahwa itu menjadi sebuah hal yang harus disikapi dengan terus berinovasi. “Tidak usah takut ditiru,” tandas ibu satu anak yang juga aktif sebagai blogger ini.

Menghadapi pertanyaan dari moderator mengenai kesulitan terbesar yang dihadapinya, Winarni mengatakan bahwa dalam bermain online, harus siap 24 jam 7 hari. Dunia online marketing terus bekembang jadi tantangannya harus terus belajar, misalnya dengan rajin googling. Harus mencari tahu apa yang terbaru di online marketingjuga.

Kiri - kanan: Cheeqa Rahmat, Wahyuni Amiruddin, Winarni, dan Fauziah Zulfitri
Sumber foto: fanpage IKIKU

Wahyuni, founder Ikiku Food memulai usahanya dengan mencari cara agar “pisang ijo bisa dibawa-bawa”. Perempuan yang berlatar belakang pendidikan Teknik Informatika ini memanfaatkan media sosial dalam memasarkan produknya. Terhadap peniru, sama seperti Winarni, Wahyuni juga tidak memiliki kekhawatiran dalam menyikapinya. Kesulitan terbesar menurutnya adalah saat memulai. 

Winarni dan Wahyuni adalah contoh perempuan produktif yang mampu berkarya melalui passion-nya. Fauziah mengakhiri sesi ini dengan menjelaskan mengenai PASSION (LENTERA JIWA). Passion adalah hal yang dikerjakan dengan sepenuh hati. Tidak peduli berapa banyak uang dikeluarkan, tidak memikirkan diri sendiri, kadang-kadang tidak peduli kesehatan juga. “Kalau bicara passion, kita bicara tentang apa yang mau kita kobankan untuk passion itu. Bekerja karena passion, kita seperti tidak bekerja terhalang waktu,” imbuh Fauziah.

“Banyak orang bekerja seperti zombie,” ujar Fauziah saat menjelaskan bahwa orang-orang yang tidak mengerjakan hal-hal yang bukan passion-nya tampak seperti zombie saking tidak bersemangatnya. Saya suka sekali kalimat-kalimat yang diucapkan Fauziah berikut: “Passion tidak harus jadi pengusaha. Ada orang yang passion-nya jadi pelayan.”

Nah, buat saya, ini menggarisbawahi bahwa kita saling menghormati. Yang nyaman menjadi pekerja jangan diolok-olok, yaah. 😊

Makassar, 20 Maret 2017

Selesai

Sukses buat ADEI  dalam menumbuhkan dan mewujudkan ekonomi digital yang berdikari, berdaulat, dan berkepribadian Indonesia


Baca juga tulisan sebelumnya:



Juga tulisan-tulisan lain tentang UMKM dan startup:

Regus: Flexible Workspace, Sebuah Trend Baru

$
0
0
Yang saya suka kalau pergi di tempat berbeda-beda adalah tambahan wawasan yang saya dapatkan di sana. Seperti waktu saya ke Regus tanggal 8 Maret lalu. Pak Andi Harsanto, Country Manager Regus Indonesia ada di Regus Makassar. Lelaki yang aktif di properti dan industri pengelolaan fasilitas kantor ini sharing mengenai evolusi perkantoran dan kaitannya dengan perkembangan teknologi.  


Trend Baru Dunia Kerja dan Perkantoran


Pak Andi menceritakan mengenai kenyataan yang terjadi di luar negeri. “Ada perubahan yang drastis dalam dunia bisnis. Ada riset dalam dunia bisnis yang menyatakan bahwa umur perusahaan dari 75 tahun, sekarang rata-rata tinggal 15 tahun karena ada 3 hal yang mendorong perubahan.”

Apakah ketiga hal itu? Ini dia:

1. Teknologi.

Perkembangan teknologi pesat sekali. Sekarang, dengan gadget saja di manapun bisa akses internet. Kecepatan teknologi pun luar biasa. Ada istilah artificial intelligence. Beberapa pekerjaan akan hilang, seperti help desk. Ada istilah virtual reality, membuat dunia maya seolah-olah ada di dunia nyata seperti Pokemon Go yang heboh itu. Tak diragukan lagi, teknologi mengubah konsep bisnis. MEA.

Nah, namanya era keterbukaan, persaingan semakin tinggi. Ada beberapa hal yang berkembang pesat:

Uberisation, istilah ini sudah masuk buku tesaurus. Adalah fenomena, perubahan bisnis menjadi technology based. Bisa kita lihat sekarang, angkutan konvensional gentar pada perusahaan transportasi online.

Airbnb. Sekarang ada perorangan yang menyewakan ruangan/rumah seperti hotel, bersaing dengan hotel.

2. FinTech (financial technology).

Mobile banking. Ini adalah trend kedua. Kantor bank konvensional tugasnya adalah sebagai perantara antara yang punya duit dan bank. Bayangkan kalau digantikan aplikasi. Lazada, malah sudah punya solusi. Tidak perlu bank, investor dan yang butuh uang ketemu di aplikasi. Maka suatu saat bank bisa hilang. “Itulah teknologi dan kompetisi,” tandas Pak Andi.

3 Demografi.

Generasi millenial kenapa penting? Generasi millennial adalah generasi yang lahir dalam rentang tahun 1980 – awal 2000 dan mereka sangatlah fasih teknologi karena mereka terlahir dan dibesarkan dengan internet dan piranti cerdas. Nah, 60% tenaga kerja saat ini adalah generasi mileneal, mereka yang suka bekerja dengan teknologi.


Dalam hal tempat kerja, generasi millenial ini trend-nya adalah co working, tidak mau terkungkung. Mereka pun senang mobile. Berbeda dengan zaman dulu. Cukup dengan tempat kerja berupa kubikel. Dari sisi perusahaan, perusahaan akan tertantang untuk bagaimana mendapatkan talent. Generasi millenial adalah generasi pekerja paling besar saat ini. Maka perusahaan harus lebih kompetitif, harus mendapatkan talent yang terbaik supaya bisa survive untuk mendapatkan yang terbaik.

Gedung Graha Pena. Regus terletak di lantai 5
Masalahnya, perusahaan besar gampang saja mendapatkan pekerja yang terbaik karena punya uang. Tinggal investasi. Yang sulit mengejar adalah perusahaan kecil yang sudah investasi dari awal. Jika sudah investasi ruko, bagaimana mendapatkan talent yang pas? Ini akan menjadi masalah. Nah, di sinilah Regus berperan. Bukan sebagai service office tapi sebagai penyedia kantor terbesar di dunia. Leading, mengikuti perkembangan zaman.

Lalu, apa sajakah yang dibantu Regus?

Masalah utama dari perusahaan utk mengikuti perkembangan adalah investasi di kantor. Itu tidak murah. Co workingmemberikan solusi supaya tidak perlu investasi tapi tetap bisa mendapatkan benefit yang diharapkan untuk menjaga talent, fleksibilitas.

Pak Andi menceritakan keadaan di Jakarta, “Di Jakarta ada klien besar. Regusmanage mereka hampir satu lantai. Tujuh puluh lima persen, hampir 150 orang karyawannya. Ada juga yang menggunakan virtual office. Mereka masuk ke Regus tidak perlu investasi. Tinggal masuk, bisa bayar bulanan. Perusahaan tinggal fokus ke bisnisnya dengan fasilitas yang maju. Klien Regus punya fleksibilitas, bisa kerja dari 120 negara di 3000 lokasi.”


Regus menawarkan fleksibilitas lokasi dan ukuran. Yang karyawannya 150 orang, tinggal mengembangkan tempat atau mengecilkan jika jumlah pekerjanya bertambah atau berkurang. Jika jumlah karyawan bertambah, ruangan tinggal ditambah. Kalau berkurang, tinggal dikurangi. Bayangkan kalau sudah berada dalam satu gedung milik sendiri. Kalau  terjadi pengurangan karyawan maka pemakaian ruangan tidak efisien. Sebaliknya jika terjadi penambahan karyawan, butuh usaha tak sedikit untuk menambah ruangan.

Sementara itu, pada kenyataannya setiap hari kantor, kosong 40%. Tingkat okupansi 60% karena penghuninya meeting di tempat lain, pergi jualan, dan lain-lain. Nah, Regus mengikuti trend seperti yang dilakukan Uber dan Airbnb, dengan berbagi kantor.

Pilih Lokasi Kantor yang Tepat


Pak Andi menceritakan mengenai keadaan di Jakarta yang “lebih sadar zonasi”. Di Jakarta ada peraturan pemerintah yang melarang warga berbisinis di rumah sehingga mereka bekerja di area perkantoran. Bisnis lebih berkembang di daerah perkantoran daripada di rumah.

Klien-klien Regus di Jakarta beragam. Ada klien yang pindah dari lokasi perumahan karena daerah sebelumnya banjir. Selain itu ada juga klien yang memiliki bisnis kecil-kecil, seperti konsultan pendidikan, konsultan kecantikan, dan pebisnis tambak. Ternyata dengan berkantor di Regus, dengan lokasi yang tepat mereka mampu menghasilkan lebih banyak lagi.


Sumber foto: Abby Onety (www.abbyonety.com)

Tentang Kelebihan Regus dan Hal-Hal Lain yang Di-support


Mereka yang memilih di Regus mempertimbangkan mengenai biaya-biaya jika menempati ruko yang bisa jadi lebih mahal dibandingkan biaya menempati Regus (apalagi kalau rukonya beli sendiri). Bayangkan, di ruko ada biaya: cleaning service, pemeliharan gedung, listrik, internet, dan air. Belum lagi kalau di ruko harus di-fit-out(diperlengkapi) dengan furniture seperti AC split, meja, dan lain-lain. Kalau dihitung modalnya lumayan tinggi: 4 – 6 juta rupiah per meter.

Kalau mengontrak bagaimana? Sama saja. Pemakaian ruang belum tentu seefisien yang seharusnya. Boleh jadi space yang dipakai tidak banyak tetapi harus membayar lebih banyak. Nah, kalau di Regus bisa bertahap, bisa ambil VO (virtual office) dulu, lalu sewa space secara bertahap sesuai kebutuhan. Tidak perlu bayar banyak. Space bertumbuh sesuai pertumbuhan bisnis. Di Regus, ada keuntungan lain, yaitu networking sebanyak 4.000 di seluruh dunia. Bayangkan kalau bisa berjejaring!

Di samping itu misi pendukung Regus sangat bersesuaian dengan UMKM. Regus memiliki harapan bisa mendukung bisnis yang skalanya mendukung 60% pendapatan Indonesia. Sebanyak 98% perusahaan Indonesia adalah UMKM. UMKM di era ini lebih kuat dibanding zaman Presiden Soeharto. UMKM bisa mengambil VO. Dengan virtual office saja, di Makassar sudah bisa mengurus perizinan (ini yang membedakan dengan Jakarta, kalau di Jakarta harus menempati workstation).


Keamanan dan keselamatan kerja pun lebih terjamin di Regus. Di Regus ada peralatan keselamatan kerja (di antaranya ada alat pemadam kebakaran dan tangga darurat). Berbeda halnya kalau mengusahakan ruko sendiri, kita harus mengusahakan sendiri standard keamanan dan keselamatan kerja. Pertimbangkan hal ini karena biaya jika terjadi inside jauh lebih tinggi dibanding reputasi dan kenyamanan.

Selain itu, Regus bisa menjadi “disaster recovery solution”. Contohnya bila perusahaan yang tidak boleh berhenti beroperasi walau gedung manajemennya bermasalah, bisa pindah ke Regus. Contohnya jika terjadi kebakaran.

Di ruang 530
Regus membantu meminimalisir atau bahkan meniadakan kesalahan yang umumnya terjadi pada pengusaha Indonesia: yaitu pada investasi awal. Misalnya, sudah berinvestasi gedung untuk 10 orang padahal belum tentu efisiensinya seperti itu.

Dukungan Regus besar di awal. Kalau membuka website-nya pun, kita tidak langsung diperlihatkan harga sewa. Website Regus mengarahkan calon klien untuk berkomunikasi dulu dengan pihak Regus agar tak gegabah menentukan space yang pas. Pertama kali Regus akan menganalisa dulu, bisnisnya seperti apa. Sekali lagi, salah satu tujuan Regus adalah untuk support UMKM Indonesia.

Namun demikian, ada calon klien yang tidak bisa diterima Regus, yaitu bidang medis, rekrutmen, dan bank. Karena keramaian di kantor-kantor bidang usaha tersebut akan mengganggu customer lain. Selain itu, peruntukan gedung untuk hal-hal tersebut harus medapatkan izin dari pemerintah. Wow, menarik sekali pemaparan panjang dari Pak Andi mengenai Regus sebagai Industri Flexible Workspace ini. Saya pulang dengan perasaan senang karena membawa pulang sejumlah tambahan wawasan. Terima kasih Pak Andi.


Makassar, 23 Maret 2017

Untuk informasi lebih lanjut silakan langsung ke:
Telepon: 0411-3662100 (nomor Regus Makassar)


Baca juga:

Cara Gampang Cari Kost Lewat Ponsel dengan Aplikasi Mamikos

$
0
0
Bagi mahasiswa atau pekerja, sewa kost adalah solusi untuk masalah hunian di kota rantau. Seperti yang diketahui, banyak mahasiswa ataupun pekerja yang menuntut ilmu dan bekerja di kota rantau. Saya tidak pernah mengalami indekost tetapi saya punya banyak teman yang nge-kost.

Sumber: mamikos.com

Pada era 1980-an, para perantau tinggal di rumah keluarga mereka atau menumpang di rumah orang lain di kota ini dengan rela membantu pekerjaan rumah tangga, semakin ke sini, para mahasiswa dan pekerja rantau lebih suka tinggal di tempat kost. Usaha kost pun kini makin berjamur. Di sekitar rumah saya pun ada beberapa tempat kost.Nah, berburu tempat kost menjadi agenda tersendiri ketika pertama kali menjejakkan kaki di kota rantau.

Menyewa rumah atau kontrak sering kali bukan solusi yang tepat, terutama bagi mahasiswa dan pekerja yang masih lajang. Selain biaya sewa yang tinggi, rumah juga sepertinya terlalu luas jika hanya ditinggali satu orang saja. Bahkan terkadang yang sudah berkeluarga pun – kalau belum memiliki anak atau jika anaknya masih usia balita, lebih memilih tinggal di tempat kost. Menyewa kamar kost kemudian menjadi solusi yang tepat bagi masalah hunian ini.


Sewa-menyewa kamar kost sudah umum dilakukan, apalagi di kawasan sekitar kampus. Namun sayangnya, hingga hari ini, proses menyewa kamar kost masih terbilang tidak mudah. Delapan puluh persenorang masih harus mencari kost dengan survei langsung. Mereka harus mendatangi lokasi kost satu per satu. Hal ini tentunya banyak memakan waktu dan biaya, ya. Ada pula yang mencoba mengandalkan data kost dari internet kemudian mencoba menghubungi pemilik kost. Namun terkadang, informasi kost yang ada di internet sudah tidak up-to-date sehingga mempersulit proses pencarian kost. Duh!

Adanya kendala saat mencari kost inilah yang kemudian mendorong munculnya MAMIKOS. Aplikasi yang tersedia untuk smartphone Android maupun iOS ini bertujuan untuk mempermudah pencarian kost bagi mahasiswa, pekerja, atau siapapun yang ingin segera mendapatkan kost yang nyaman. Yuk, mari kita simak informasi tentang beragam fitur dari MAMIKOS yang akan mempermudah proses pencarian kost.

Data Kost yang Lengkap dan Terpercaya


Aplikasi MAMIKOS dilengkapi dengan data yang lebih terorganisir, lengkap, dan up todate. Jadi, tidak perlu khawatir tertipu dengan informasi kost yang ada di aplikasi ini. Semua informasi kost yang ada di MAMIKOS 100% asli dan jelas. Terdapat pula foto lengkap dari bangunan dan kamar kost sehingga Anda dapat melihat dengan jelas kondisi kost. Ada pula foto kamar mandi dan fasilitas umum kost yang ditampilkan di aplikasi ini. Semua data kost dilengkapi pula dengan informasi fasilitas, harga sewa, biaya tambahan, dan lain sebagainya. Kini, aplikasi MAMIKOS juga sudah dilengkapi dengan foto 360 di mana Anda dapat berkeliling melihat kondisi kamar kost dengan lebih mudah.

Info Kost Lengkap di Berbagai Daerah


Aplikasi MAMIKOS memiliki lebih dari 10,000 data kost. Data kost ini terdiri dari kost Jakarta, kost Jogja, kost Malang, kost Surabaya, kost Tangerang, kost Bandung, kost Bogor, kost Depok, dan lain sebagainya. Semua data diambil langsung oleh pihak MAMIKOS di kost tersebut untuk memastikan data kost yang valid dan terpercaya. Jenis kost yang didata oleh MAMIKOS juga beragam. Baik kost putra, kost putri, atau kost campur di berbagai daerah ada datanya di MAMIKOS. Anda bisa mendapatkan informasi tentang kost exclusive jogja, kost putri Jogja, kost campur Jakarta, dan lain sebagainya hanya di aplikasi MAMIKOS.


Fitur Pencarian yang Lebih Mudah dan Terintegrasi


Selain data yang lengkap dan terpercaya, beragam fitur di aplikasi MAMIKOS dibuat untuk membuat proses pencarian kost lebih mudah dan cepat. Useraplikasi MAMIKOS dapat mencari kost berdasarkan lokasi ataupun area kampus. Anda bisa mencari kost harian jakarta atau kost putra dekat UGM dan lain-lainnya hanya dengan sekali sentuh. Aplikasi MAMIKOS juga dilengkapi dengan peta yang langsung menampilkan cluster jumlah kost di area tersebut. Anda tinggal membandingkan harga kost yang ada di daerah itu dan memilih yang cocok dengan budget Anda.


Nah, dengan aplikasi MAMIKOS, mencari kost sebagai hunian sementara tidak akan lagi menguras waktu dan tenaga.Dengan aplikasi dalam genggaman, mencari kost kini lebih mudah. Untukinstall aplikasi MAMIKOS di smartphoneAnda, tinggal mencari aplikasi ini. Mudah, kan?


Makassar, 24 Maret 2017

Belajar Parenting di Blog Lendy Agasshi

$
0
0
Momblogger dengan dua anak ini membuat saya terpana kagum. Tulisan-tulisannya menunjukkan betapa dirinya seorang pembelajar. Di blognya, saya lihat cukup banyak materi parenting dan pengembangan diri. Sebagian berasal dari oleh-oleh seminar. Keren, ya.



Blogger Bandung yang dikaruniai dua putri ini memiliki nama lengkap yang manis: Lendy Kurnia Reny. Namun nama bekennya di dunia blogging adalah Lendy Agasshi. Setengah mati menahan diri untuk tidak bertanya, tentu saja membuat rasa penasaran saya tidak hilang. Dengan rasa penasaran yang makin membuncah akibat menelusuri blognya karena ingin menuliskan tentangnya, akhirnya saya mengirimkan pesan pribadi padanya untuk bertanya, “Penasaran dengan nama ‘Agasshi’, artinya apa?”

Lendy pun menjawab, “Agasshi artinya ‘panggilan nona – dalam bahasa Korea, biasanya dipakai untuk memanggil di kasta yang terhormat’.” Spontan saya ber-“Oooooooh” – haha panjang amat jejeran huruf O-nya. Sampai-sampai yang ditanya jadi sungkan, hehe.

Buru-buru saya menjelaskan bahwa nick name yang digunakannya itu membuat saya teringat dengan Andre Agassi, mantan pemain tenis profesional no. 1 dunia dari Amerika Serikat. Petenis itu selalu tampil trendy, membuatnya tak hilang dari ingatan masa kecil saya yang mengetahui dirinya dari televisi.

Kembali ke nama “Agasshi” yang digunakan Lendy sejak tahun 2015. Kenapa ia menggunakan bahasa Korea? Karena ibu ini one of “drama Korean lovers”. Sampai-sampai di blognya: http://www.lendyagasshi.com ada label khusus bernama Korean Drama. Yang suka drama Korea, bisa tuh saling tukar cerita dengannya 😄

Ah ya, kembali ke tulisan parenting. Salah satu tulisan yang saya suka adalah Belajar Mengenai : Konsep Diri. Tulisan itu membahas bagaimana sugesti pikiran melalui konsep diri sangat penting.
Pendidikan karakter sebaiknya dimulai dengan pendidikan KONSEP DIRI, anak-anak bahkan orang tua bebas memilih jati diri, mau jadi apa, mau punya sifat seperti apa. | JATI DIRI ITU KITA PILIH, bukan terbentuk mengalir dalam kehidupan kita. | Untuk menjadi orang tua yang bisa menanamkan konsep diri yang kuat pada anak, maka konsep diri kedua orang tuanya dahulu yang harus dikuatkan. Tidak boleh sering-sering menggalau tidak jelas. Agar anak mendapat figur baik dan penguatan diri.

Ada juga tulisan berjudul [Resume RB-Cikutra] Pendidikan Seksualitas Anak Sejak Dini. Ini sekelumit kutipan dari tulisan tersebut:
Dan banyak pertanyaan ajaib anak-anak usia balita yang ingin mereka ketahui jawabannya dari orang yang mereka percaya, yakni kedua orang tuanya. | Bagaimana yang terjadi bila orang tua bingung, atau menjawab dengan jawaban asal-asalan yang tidak bijak? | Anak akan mencari tau dari berbagai sumber. Karena anak-anak sekarang anak generasi X yang dihujani oleh kemudahan informasi. Dari mulai televisi, internet, bahkan dari lingkungan yang ada di sekitarnya. Maka, untuk mencegah itu semua, hendaklah membekali diri menjadi orang tua yang dekat dengan anak.

Satu tulisan lain yang saya sukai adalah NLP Talks : Menjadi Tuan Atas Diri Sendiri. Tulisan ini mencerahkan sekali. Menjadi penambah wawasan sekaligus pengingat bagi saya yang masih suka kelepasan 😟. Beruntung sekali rasanya sudah berselancar di blog Lendy hari ini.

Kutipan yang menarik dari tulisan tersebut adalah:
Jadilah orang-orang yang hidup di atas garis. | Apakah itu? | Orang yang hidup di atas garis biasanya bertanggung jawab atas dirinya sendiri. Tidak sibuk mencari kambing hitam atas masalah yang dihadapi. | "Karena dia, hidup saya menjadi menderita" | Jadi hidup kita bergantung pada orang lain. Bukan pada diri kita sendiri. | Itulah salah satu contoh orang yang hidup di bawah garis.

Iih, betapa nelangsanya, ya jadi orang yang “hidupnya di bawah garis”. Energinya habis untuk mengukur dirinya ke orang lain. Pengetahuan ini penting bagi seorang ibu yang notabene akan menularkan segala hal baik itu positif maupun negatif kepada anak-anaknya ((catatan untuk saya pribadi ini)).


Oya, ada juga sejumlah tulisan yang dibuatnya di blog http://lendyagasshi.wordpress.comterkait tugas-tugas mengenai reporttentang aktivitas keluarga di IIP (Institut Ibu Profesional) – sebuah komunitas belajar ibu-ibu, yang diinisiasi oleh Ibu Peni Septi Wulandari. Di blog itu juga ada tulisan-tulisan menariknya saat mengikuti lomba maket yang mana persiapannya dilakukan sekeluarga. Keluarga kecil itu membuat maket Taman Labirin Bandung. Wow!

Well, kalau mau belajar parenting lebih daripada tulisan yang sekadarnya ini, silakan cus ke blog Lendy, yaah.

Makassar, 26 Maret 2017


Arisan Link komunitas Blogger Perempuan, Grup 4


Agar Bayi Cepat Tidur, Ini Tips Memilih Ayunan Bayi

$
0
0

Bayi butuh banyak waktu tidur dibandingkan orang dewasa agar bisa berkembang maksimal. Bayi yang usianya 0-2 bulan membutuhkan tidur 16 jam per hari. Waktu tidur ini terus berkurang seiring bertambahnya usia bayi. Pada usia 12 bulan, waktu tidur yang dibutuhkan bayi adalah 13 jam.



Ketiga anak saya sewaktu bayi terbiasa tidur di tempat tidur. Habis menyusu atau minum susu, atau bermain, sudah bisa tidur. Sesekali ada rewel-rewelnya juga, sih. Namanya punya anak bayi, pasti ada dinamikanya. Tidak mungkin anak anteng terus pada waktu tidurnya. Waktu masih bayi, menidurkan di kereta bayi, sembari keretanya didorong maju-mundur, sesekali manjur juga.

Namun, tak semua bayi bisa ditidurkan dengan mudah maupun menggunakan cara yang sama. Dari semua cara yang digunakan, memanfaatkan ayunan bayi adalah salah satu taktik yang sangat efektif, dan memiliki bonus bagi sebagian ibu. Karen bisa membuat sang ibu menjadi lebih leluasa beraktivitas.

Ayunan bagi bayi tersebut sekarang ini banyak dijual-belikan dalam bentuk tradisional maupun modern. Yang tradisional misalnya yang berbahan seperti kainatau bambu misalnya. Tentu saja, ayunan modern juga semakin banyak macamnya, penuh dengan fitur ekstra untuk membuat bayi tidak rewel. Nah, yanglebih menyenangkan lagi adalah, Anda akan bisa menemukan ayunan ini di banyak toko peralatan bayi, baik online maupun offline.

Oya, berdasarkan pemantauan saya, ada beberapa manfaat ayunan bayi. Di antaranya adalah:

1. Bayi lebih gampang tidur
Ayunan membuat bayi lebih mudah tidur dan tidak rewel. Ritme ayunan yang lembut, disertai musik di ayunan modern, akan membantunya merasa nyaman dan tidur nyenyak, memberikan kesempatan bagi bayi berkembang maksimal.

2. Membebaskan sang ibu untuk beraktivitas
Adanya ayunan akan membuat sang ibu bisa beraktivitas leluasa, sementara ayunan sang bayi berada di dekatnya.

3. Mengusir gerah serta serangga
Ayunan bayi moderndilengkapi kelambu serta peralatan khusus untuk mengusir serangga. Selain itu, ayunan perlahan dari alat tersebut akan membuat bayi juga tak kegerahan.

Pilihlah ayunan yang tepat bagi bayi Anda. Mau tahu jenis apa saja yang ada di pasaran saat ini? Well, ada beberapa jenis, yaitu:

1. Baby bouncer
Ayunan berbentuk kursi malas, dengan ayunan ke atas dan bawah. Bouncer bergerak mengikuti gerakan bayi, dan mirip dengan timangan orang tua. Ada yang dilengkapi dengan mainan serta lampu. Bisa dipakai sampai bayi umur 6 bulan.

Bouncer. Sumber foto: bukalapak.com


2. Swing grip
Box bayi yang juga berfungsi sebagai ayunan. Memiliki kayu pengunci yang bisa dilepas sehingga box mengayun. Harganya lebih mahal dari bouncer tapi bisa dipakai sebagai tempat tidur. Biasa dipakai hingga anak berumur 6 bulan.

Swing grip, sumber foto: babyfactory.co.nz


3. Swing chairs
Dipakai bayi yang sudah lebih besar (di atas 5 bulan). Bentuknya mirip ayunan, dengan busa empuk dan pengaman agar bayi tak jatuh. Gampang dipindah karena ringan, cocok untuk bayi aktif.

Swing, sumber foto: toysrus.com


4. Baby bungee
Dipakai oleh bayi usia 6 bulan ke atas. Ayunan ini memiliki lubang untuk tempat bayi menjulurkan kaki hingga ke bawah sehingga bayi bisa mengayun sendiri. Tiangnya bisa dipasang pada plafon maupun kusen pintu.

Baby bungee. Sumber foto: amazon.com


Bagi Anda yang tertarik dengan ayunan seperti ini, sebaiknya memperhatikan tips berikut sebelum membeli:
  • Pastikan bahan yang dipakai untuk membuat ayunan tersebut terbuat dari bahan yang kuat, ringan, dan juga nyaman serta aman bagi bayi.
  • Periksa dulu setiap sambungan dan kaitan yang dimiliki, pastikan semuanya bisa menahan beban bayi dan mainan nya.
  • Ukurlah ukuran ayunan tersebut, dan pastikan bahwa bayi Anda bisa masuk ke dalamnya.
  • Pilih yang bisa menstimulasi bayi seperti ada mainan dan musik, maupun mudah bagi Anda untuk melepaskannya dan menggunakannya secara manual.
Jika Anda ingin menggunakan ayunan bayitapi takut nantinya tak terpakai lagi setelah bayi tumbuh besar, Anda bisa menyewa saja, lho. Sekarang ini ada banyak persewaan peralatan bayi, dari baby walker, stroller, sampai dengan ayunan seperti ini. Semua bisa disewa dengan harga yang biasanya berkisar antara Rp30-100 ribu per bulan. Bagi para orang tua yang tidak ingin keluar uang lebih banyak untuk pemakaian peralatan yang sementara saja, bisa mempertimbangkan hal ini. Kalaupun Anda memutuskan membelinya, di zaman yang serba mudah ini, jika suatu saat tak ingin menggunakannya lagi, mudah saja. Jual lagi kembali atau persewakan kepada yang membutuhkannya. Mudah, kan?

Makassar, 27 Maret 2017

Bagaimana Membahasakan Isu Perempuan dan Anak dengan Etis

$
0
0
“Aliansi Jurnalis Independen awalnya dibentuk untuk melawan rezim orde baru,” Agam Qodri Sofyan – ketua AJI (Aliansi Jurnalis Independen) Makassar mengawali pertemuan dengan menceritakan secara singkat sejarah AJI. Tudang Sipulung Komunitas Blogger Anging Mammiri pada tanggal 18 Maret lalu berlangsung di Kafe Flash Back Ice Cream & Coffee di Pasar Segar ruko RB8. Induk organisasi jurnalis ini dideklarasikan pendiriannya di Bogor pada tanggal 7 Agustus 1994.

Belajar Lagi Menjadi Peliput dan Penulis yang Etis dari Kasus-Kasus Terdahulu

Agam menjabat sebagai ketua di kepengurusan baru sejak tahun 2016. Pengurus AJI Makassar kali ini membawa misi ingin mengembalikan cara menulis sesuai kode etik kepenulisan. Mengapa? Karena belakangan makin banyak berita hoax yang menyebar. Demikian pula informasi yang bias terhadap perempuan dan anak. Di samping itu media sosial dipakai untuk menjerat generasi baru kita menjadi generasi cabul. “Titik tekan kami adalah penguatan pada peliputan dan penulisan isu perempuan, anak, dan difabel,” ujar Agam.

Suasana Tudang Sipulung kali ini. Foto: Nuur Almarwah Asrul
Agam yang juga menjadi produser di iNews TV Makassar ini menceritakan satu contoh kasus berita yang menyebabkan perempuan menjadi korban secara berkali-kali. Sang perempuan mengalami pelecehan seksual yang dilakukan atasannya. Berita tentang pelecehan itu merebak karena liputan tentangnya tersiar secara nasional. Namun apa yang terjadi kemudian? Atasan tidak tersentuh hukum sementara si perempuan justru diusir dari kampung karena dianggap aib bagi kampung dan rumahnya dibakar. Dia mendapatkan perlakuan tidak adil dengan menjadi korban berkali-kali. Baru satu contoh kasus namun ini menunjukkan bahwa kita tak boleh seenaknya menuliskan apa saja tentang sebuah kasus.

Kasus lain, masih ingat kasus anak SMA yang memukul gurunya? Kasus ini menjadi besar hingga si anak mengalami bully yang berlebihan. Dia dikeluarkan dari sekolah dan dibuat tidak bisa diterima di sekolah mana pun. Seseorang memasang foto yang salah di media sosial dan menyebutkan bahwa itu foto anak tersebut. Apa yang terjadi jika anak yang disebar fotonya menjadi korban bully? Lalu, bagaimana masa depan anak yang bersangkutan? Apakah kita memikirkannya? Pada kenyataannya, berdasarkan Undang-Undang Perlindungan Anak, dia masih anak-anak yang punya hak sama dengan anak-anak Indonesia lainnya. Dalam hal ini dia bukan hanya pelaku namun juga sebagai “korban”.

“Tulislah yang baik dan benar. Cek dan ricek. Khusus untuk peliputan isu perempuan, anak, dan difabel: penting untuk menetapkan keberpihakan pada korban dan keberpihakan pada kebenaran!” tandas Agam.

Lebih Baik Menjadi Jurnalis Advokasi Ketimbang Jurnalis Obyektif


Agam mengajak hadirin untuk menjadi jurnalis warga yang berperspektif perempuan, anak, dan difabel, “Dari jurnalis obyektif, berubahlah menjadi jurnalis advokasi.”

Masih berulang lagi ajakan untuk mengubah mind set dari “jurnalis obyektif” menjadi “jurnalis advokasi”. Melakukan advokasi (pembelaan) kepada siapa/apa? Ya, seperti yang disebutkan oleh Agam sebelumnya: “keberpihakan kepada korban” dan “keberpihakan kepada kebenaran”.

Tiga contoh disebutkan oleh Agam. Yaitu mengenai peliputan isu pekerja seks komersial (PSK). Yang jamak dibentuk adalah kesan bahwa PSK-nyalah yang salah, karena menjadi pelacur. Mengapa tidak digali mengenai alasannya menjadi PSK? Lalu, mengapa saat penangkapan, bukan lelaki yang menggunakan jasa mereka yang ditangkap?



Atau pada kasus anak pelaku begal yang masih di bawah 18 tahun usianya. Janganlah diekspos anaknya hingga lokasi sekolahnya atau tempat tinggalnya. Tapi galilah penyebabnya misalnya bahwa si anak sebenarnya berasal dari keluarga yang berkecukupan tapi ayah-ibunya sibuk. Dan si anak menjadi begal “hanya” karena mau menunjukkan eksistensi kepada kedua orang tuanya bahwa dirinya masih ada!

Contoh lain yang disebutkan adalah pada kasus oknum guru yang salah kirim foto. Foto pribadinya terkirim ke sebuah grup Whatsapp. Padahal yang seharusnya dia mengirim foto tersebut kepada seorang dokter perempuan yang merawat tumor payudara yang diidapnya. Yang terjadi kemudian adalah ekspos bahwa dia melakukan tindakan tak terpuji dan dihukum secara massal. Menyedihkan.

Agam sekali lagi menghimbau agar para blogger menuliskan hal-hal yang baik dan benar dan memperhatikan kedua hal berikut:
  • Cek dan ricek, serta kroscek.
  • Cari rujukan lain, jangan hanya satu.
Sebuah kabar gembira, nanti akan ada rujukan kita dalam menulis. Karena AJI, bekerja sama dengan program MAMPU dari BaKTI saat ini sedang dalam tahap penyelesaikan dalam memproduksi Buku Saku Penulisan dan Peliputan Isu Perempuan, Anak, dan Difabel. Kalau bukunya sudah selesai, mudah-mudahan blogger Makassar bisa mendapatkan buku fisiknya atau e-book-nya.

Setelah memperlihatkan kepada kami sejumlah pilihan diksi yang etis dalam meliput isu  perempuan, anak, dan difabel, Agam tak membahas panjang lebar tentang draft penulisan dan peliputan isu tersebut. Karena memang belum selesai dan rencananya nanti masih akan ada pertemuan untuk menyempurnakan draft buku ini.

Menjadi Blogger yang Mengedepankan Etika


Saat sesi tanya-jawab, saya bertanya:
“Apa yang bisa kita lakukan jika menjadi korban dari penulisan berita yang tak berpihak dan jika menyaksikan berita yang tak berpihak pada anak/korban?”

Saya memberi contoh satu berita dari stasiun televisi lokal mengenai anak korban perkosaan yang tidak disebutkan namanya tetapi identitas sekolahnya diperlihatkan jelas-jelas, termasuk ruang kelas dan bangku tempat si anak bersekolah.
“Jika tayangan itu bias, bisa ajukan hak koreksi atau hak jawab,” jawab Agam.

Oya, pengertian kedua hak itu adalah:
  • Hak Koreksi adalah hak setiap orang untuk mengoreksi atau membetulkan kekeliruan informasi yang diberitakan oleh pers, baik tentang dirinya maupun tentang orang lain. Hak koreksi digunakan ketika seseorang atau sekelompok orang merasa terdapat kekeliruan informasi yang menyangkut dirinya atau orang lain dalam pemberitaan media, baik media cetak, media elektronik, atau pun media siber (Wikipedia)
  • Hak Jawab adalah hak seseorang atau sekelompok orang untuk memberikan tanggapan atau sanggahan terhadap pemberitaan berupa fakta yang merugikan nama baiknya. Hak jawab digunakan ketika pemberitaan di media, baik media cetak, media siber, maupun media elektronik, bertolak belakang dengan fakta yang terjadi dan mencemarkan nama baik seseorang atau sekelompok orang (Wikipedia).

Dalam kesempatan itu, berikan somasi[1], dengan jangka waktu 3 atau 4 bulan. Sampai media memberikan koreksinya. Jika tidak, datang ke organisasi media seperti AJI. Nanti didampingi ke LBH (lembaga bantuan hukum) untuk dibuatkan kronologinya. Nah, nanti Dewan Pers yang akan memanggil media yang bersangkutan, untuk menanyakan mengapa tidak menjawab somasi. Keputusan berikutnya ada di Dewan Pers, apakah redaktur dan media diberi sanksi (dipecat atau ditutup), atau bagaimana.

A. Bunga Tongeng menanyakan tentang dilematika penulisan isu seputar anak-anak di LeMina (Bunga merupakan blogger yang aktif di Lembaga Mitra Ibu dan Anak). Para relawan LeMina selama ini dibiasakan menuliskan hasil pantauan mereka di lapangan. Sesekali ada isu kekerasan dan isu mengenai tidak berjalannya edukasi seksual sementara anak-anak dengan mudahnya terpapar konten pornografi. Ada kekhawatiran, jangan sampai anak-anak atau warga menjadi korban.
Agam mengingatkan untuk berhati-hati. Timbang-timbang dengan seksama manfaat menyebarkan beritanya di ranah publik. Lihat sisi edukasinya di mana. Hati-hati dalam memilih kata. Jika di ranah publik ada konsekuensi hukumnya dan itu harus ditaati. “Jangan sampai bermaksud baik malah jadi buntung,” ujar Agam.

Ada ide dan keprihatinan untuk memasukkan blogger sebagai produk jurnalis. Karena Dewan Pers saat ini belum menganggap blog sebagai produk jurnalis. Hal ini dimaksudkan supaya bisa sama-sama mengontrol diri, baik bloggernya, pun Dewan Pers bisa mengontrolnya. Bila blogger terverifikasi di Dewan Pers, jika ada sengketa, Dewan Pers bisa membelanya. Caranya bisa dengan secara berkelompok dalam bentuk yayasan (berbadan hukum) dan akta notaris. Atau mendaftar menjadi anggota AJI.

Pertanyaan terakhir dari Fadli adalah mengenai etika dan mempublikasikan foto kehidupan pemulung. Bagaimana kalau di foto itu ada istri si pemulung yang terekspos, walau tak terlihat jelas wajahnya namun dia hanya mengenakan sarung?

Hadirin di Tudang Sipulung AM Maret

Agam mengingatkan agar tak mengeksploitasi pemulung sebagai “kasta terendah”. Pikirkan baik-baik apa yang hendak ditampilkan, apa esensinya menampilkan istri pemulung yang hanya bersarung. Apa tujuannya dan apakah tujuannya tercapai? Agam juga mengingatkan untuk berhati-hati meliput dan memilih kata.

Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 6 sore. Sudah waktunya mengakhiri Tudang Sipulung kali ini. Bagi saya, pertemuan ini menunjukkan bahwa ada sekelompok jurnalis di Makassar yang menunjukkan dan membuktikan itikad baik mereka dalam memihaki korban sekaligus kebenaran. Dan bahwa memang masih banyak hal yang perlu diketahui oleh para blogger dalam meliput suatu isu mengingat sesekali blogger menulis setelah sebelumnya meliput sebuah kejadian atau event.

Saat menutup diskusi, saya mengutip kata-kata yang pernah saya dengar dari Pak Muliadi Mau – dosen  Ilmu Komunikasi FISIP UNHAS saat beliau menjadi nara sumber di pelatihan yang diselenggarakan oleh AJI Makassar yang saya ikuti. Pak Muliadi mengatakan, “Media tidak netral. Itu fakta. Itu makanya kita harus kritik terhadap media.”

Nah, sebagai orang yang menjalankan fungsi sebagai media (perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan), kita juga harus mampu mengkritik diri sendiri sebelum menaikkan tulisan. Dan konsekuensinya adalah, berani menerima akibat dari pesan yang kita sampaikan.

Makassar, 28 Maret 2017

Baca juga tulisan-tulisan terkait penulisan isu perempuan dan anak dan AJI Makassar yaa:

Mengusir Tikus dengan Bunyi yang Tak Terdengar

$
0
0
Pernah merasakan tidak enaknya rumah kemasukan tikus? Saya pernah. Duh. Melihat kotorannya berceceran di mana-mana, sangat menjijikkan. Masih untung kalau dia tidak mendapatkan makanan di atas meja makan. Kalau lolos sampai ke atas meja makan, apa boleh buat, makanan yang sudah tercemari harus dibuang juga. Soalnya si tikus ini makan makanan kita sembari kencing dan BAB di situ. Bayangkan penyakit yang bisa disebabkannya (seperti leptospirosis, pes, dan kutu tikus). Waks!


Sebenarnya rumah kami aman dari serbuan tikus kalau semua pintu tertutup rapat. Jalan masuknya tikus adalah pintu dapur. Hewan mengerat ini masuk dari got pembuangan di halaman belakang. Got itu bersambung ke saluran pembuangan air di depan rumah.

Ketika pintu tertutup, tak ada tikus yang bisa masuk. Namun, sesekali ketika pintu dapur terbuka dan kami lengah, masuklah dia. Kalau sudah masuk ... ampun deh. Yang lalu-lalu, ketika si tikus berhasil masuk rumah, suami saya yang berhasil mengusirnya. Pak suami mengusirnya dengan cara mengejarnya lalu menggebuknya tanpa ampun. Di masa mudanya, beliau memang pernah menjadi pendekar pengusir tikus di rumah orang tuanya hihi.


Lain lagi cara ayah saya. Ayah menyebar lem tikus di tempat-tempat yang dilalui tikus. Kadang-kadang cara ini apuh namun tidak selalu. Kalau tikusnya pandai, makan yang berada di sekitar lem tikus diambilnya tetapi dia sendiri tidak terperangkap haha. Konon, tikus termasuk hewan yang pandai. Perangkap pun tak selalu bisa menjebaknya. Kalau dia mau, makan di dekat perangkap bisa dia bawa tanpa terganggu oleh perangkap tersebut. Hebat, ya?

Sudah lama tak kedatangan tikus, kira-kira 3 minggu yang lalu di halaman belakang terlihat kotoran-kotoran hewan ini. Kami sempat mengira ada yang masuk ke dalam rumah, untungnya tidak terjadi. Kalau sudah terlihat kotorannya bertebaran, kami sudah harus waspada lagi. Kebetulan sekali, saya mendapatkan informasi tentang EXTRO. EXTRO adalah electronic pest repeller, merupakan produk pengusir tikus dari Tissor. Kami pasanglah perangkat ini di gudang, dengan harapan bunyinya yang tak terdengar bisa memengaruhi makhluk malam yang berkeliaran di sekitar rumah kami.

Jangan heran dengan istilah “bunyi yang tak terdengar” karena perangkat ini bekerja secara elektrik dengan menghasilkan bunyi yang frekuensinya tak dapat didengar oleh manusia tetapi amat mengganggu bagi tikus.

Tutorial Alat Pengusir Tikus Extro

Mengapa bunyi yang dihasilkan oleh EXTRO ini tidak terdengar oleh manusia? Karena EXTRO menghasilkan bunyi dalam ranah gelombang ultrasonik, yaitu 35.000 Hz. Sementara manusia mendengarkan suara pada range 20 Hz sampai 20.000 Hz (istilahnya “audible”). Bunyi pada ranah di bawah 20 Hz dan di atas 20.000 Hz tidak dapat didengarkan oleh manusia tetapi masih bisa didengarkan oleh hewan-hewan lain. Nah, gelombang 35.000 Hz itu terdengar oleh tikus serupa bunyi yang meresahkan. Mirip-mirip kita yang diberondong dengan sirine setiap saat. Pasti tidak nyaman, bukan?

Selain itu, alat ini juga menghasilkan gelombang elektromagnetik. Gelombang ini dapat mengganggu sistem syaraf tikus tetapi tidak mengganggu manusia, hewan peliharaan, dan tidak meningkatkan daya elektromagnetik dari kabel listrik di rumah kita. Hal ini dijamin oleh perusahaan pembuatnya. Gelombang elektromagnetik akan membuat tikus merasa berada di daerah musuh sehingga mereka merasa gelisah dan menghindar.

Setelah megikuti petunjuk yang ada di dalam kemasan EXTRO, tidak terlihat lagi kotoran tikus di halaman belakang rumah kami. Alhamdulillah. Semoga seterusnya hewan pengerat itu tidak balik lagi ke sini.


Makassar, 28 Maret 2017

Meningkatkan Kapasitas Pekerja Sosial untuk Layanan Kesejahteraan Anak Integratif

$
0
0
Tulisan ini dimuat di BaKTI News No. 133, Januari - Februari 2017

Menebak tangis bayi pada orang tua baru adalah teka-teki. Apakah sang bayi menangis karena lapar/haus, karena buang air, atau karena merasa tidak nyaman. Kalau tidak nyaman pun perlu diidentifikasi lagi, apakah tidak nyaman karena sakit, ingin buang air tetapi tidak bisa keluar, ataukah ada gigitan serangga. Bagaimana kalau salah menebak? Pasti akan salah penanganan!



Begitu pun para petugas lapangan sebagai yang dalam tugas-tugas sosialnya adalah manusia biasa yang punya kelebihan dan kekurangan. Betapa pun cerdas dan baiknya dia, jika salah mengidentifikasi permasalahan yang ditemui maka dipastikan terjadi salah penanganan. Bisa fatal akibatnya.

Maka dari itu Yayasan BaKTI bersama UNICEF, dengan dukungan Pemerintah Kota Makassar dan Kabupaten Gowa menyelenggarakan Pelatihan Peningkatan Kapasitas Bagi Petugas Frontline PPKAI (Pusat Pelayanan Kesejahteraan Anak Integratif) Kota Makassar dan Kabupaten Gowa pada tanggal 18 – 21 Januari 2017 di Hotel Best Western. Kedua wilayah ini merupakan bagian dari program percontohan untuk Layanan Kesejahteraan Anak Integratif yang diterapkan di 5 kabupaten/kota di Indonesia, bersama-sama dengan Tulungagung, Klaten, dan Solo.

Kegiatan yang diikuti oleh 64 orang yang berasal dari berbagai institusi yang terlibat dalam layanan keserjahteraan anak ini bertujuan membangun pemahaman dan keterampilan petugas layanan terdepan (frontline) yang terlibat langsung dalam layanan anak integratif sesuai tugas dan fungsinya. Selain itu, melalui pelatihan ini diharapkan dapat membangun kerja sama yang baik antara pekerja sosial, Tenaga Kerja Sosial, dan pengelola layanan anak integratif dalam menjalankan tugas dan fungsinya.

Pekerja sosial adalah “profesi” yang masih sangat dibutuhkan, mengingat masih besarnya angka-angka yang menunjukkan betapa keadaan sebagian anak di Kota Makassar dan Kabupaten Gowa masih sangat memprihatinkan walau Indonesia secara umum telah mencapai kemajuan signifikan dalam mereformasi sistem peradilan anak dengan melindungi anak lebih baik.

Amelia Tristiana (Ibu Tria) – Child Protection Specialist UNICEF memaparkan bahwa di Sulawesi Selatan, kasus diversi[1] telah meningkat dari 53 anak pada tahun 2014 menjadi 314 anak di tahun  2015. Pada periode trimester pertama di tahun 2016, rata-rata anak yang melewati diversi adalah 26 anak per bulan. Kota Makassar sendiri mencatat 41% kasus diversi Sulawesi Selatan dilayani melalui Kantor Bapas (Balai Pemasyarakatan[2]) yang berada di Kota Makassar. Namun sangat disayangkan ketika anak kembali ke rumah, belum ada mekanisme pemantauan dan pemberian layanan bagi anak-anak yang berhadapan dengan hukum tersebut sehingga mereka rentan berhadapan dengan hukum kembali.

Hal-hal lain yang secara tidak langsung menunjukkan kerentanan dan potensi masalah adalah bahwa sejumlah besar anak tinggal di lembaga penitipan anak. Sebanyak 4.679 anak di Makassar tinggal di 102 lembaga penitipan anak (Dinas Sosial Kota Makassar, 2015) dan 4001 anak di Gowa tinggal di 42 lembaga penitipan anak (Kantor Dinas Sosial Gowa, 2014 ) meskipun mayoritas dari mereka masih memiliki satu atau kedua orang tua mereka masih hidup.


Selain itu, patut diwaspadai tingkat putus sekolah untuk anak usia 7 – 12 tahun adalah 3,03% di Makassar dan 1,78% di Kabupaten Gowa. Untuk anak usia 13 – 15 tahun sebesar 4,63% di Makassar dan 14,26% di Kabupaten Gowa. Dan untuk usia 16 – 18 tahun adalah 29,73% di Makassar dan 41,41% di Kabupaten Gowa. Meskipun ada peraturan daerah di Kabupaten Gowa yang memberi kewajiban bagi orang tua untuk menempatkan anak-anak di sekolah tetapi tampaknya kebijakan ini hanya berlaku untuk anak-anak sekolah dasar. Semakin tinggi sekolah, semakin banyak anak putus sekolah terutama di kabupaten Gowa.

Selain Ameliana Tristiana, pelatihan ini didukung oleh 4 fasilitator lainnya, yaitu: Akbar Halim, peneliti PUSKAPA UI (Pusat Kajian Perlindungan Anak Universitas Indonesia), Adie Erwan Soetopo (Balai Diklat Kemensos Regional 5), Andi Nurlela (Supervisor Sakti Peksos Sulawesi Selatan), dan Jumardi (Commit Foundation).

Pentingnya PPKAI Bekerja dalam Sistem yang Baik


Ketika ada kasus, pekerja sosial hendaknya memahami alur penanganannya. Di wilayah kita terdapat banyak lembaga. Setiap kasus dampaknya multi aspek yang butuh dukungan multi aspek tapi tidak ada lembaga tunggal yang bisa memberikan layanan. Layanan yang ada adalah layanan multi sumber. Layanan multi sumber ini membutuhkan kolaborasi atau kesepakatan bersama. Dalam perjalanannya, manajemen kasus adalah bentuk operasional untuk menyediakan layanan yang tepat. Dalam hal ini, penting adanya supervisi. Ada supervisor, seseorang yang memastikan orang-orang dalam lingkupnya mengerjakan tanggung jawabnya dengan benar dan bisa membantu mereka menjalankan tugasnya dengan baik, bukan sekadar mengkoordinasi.  (notulensi)

Nah, di sinilah pentingnya peran PPKAI. PPKAI adalah lembaga yang punya kemampuan mengidentifikasi sehingga nanti para pekerja sosial yang berada di garis depan punya daftar network yang dibuat PPKAI. Adalah tugas PPKAI untuk membuat kolaborasi tingkat lembaganya. PPKAI harus mengembangkan manajemen kerangka kasus yang terencana. Ada pemetaan, asesmen. PPKAI akan menentukan kasus yang masuk berisiko tinggi, sedang, atau rendah lalu membuat perencanaan penanganan kasusnya. PPKAI yang memilah apakah layanan individu atau layanan kelompok yang akan diberikan. Misalnya ada 40 anak tidak punya akta kelahiran. PPKAI akan memfasilitasi pembahasan lintas sektor.


Setelah PPKAI menerima laporan, dianalisa dulu. Selanjutnya diputuskan apakah akan langsung ditangani atau dirujuk. Keputusan tersebut dikembalikan pada mekanisme yang disepakati di setiap wilayah. Lima wilayah yang memiliki layanan kesejahteraan anak integratif punya mekanisme yang berbeda.

Terkait pengelolaan data, contohnya adalah bagaimana pekerja lapangan bisa mencari data, selanjutnya data itu termanfaatkan secara rapi oleh PPKAI. Data-data makro tidak menyentuh sisi kemanusiaan. Hanya berupa data besar. Tapi kalau data mikro yang dikasih, tidak akan ada kepala daerah yang tidak tersentuh. Data mikro, lebih bisa menjelaskan kerentanan dan risiko dari masalah-masalah masyarakat. Dalam pemeliharaan data, ada protokol tertentu yang mengaturnya. Juga ada panduan detail tentang bagaimana mengelola catatan kasus yang baik. Penting pula untuk diatur mengenai etika, prinsip, teknik menjaga kerahasiaan, mengendalikan penggunaannya, dan sebagainya. 

Bicara tentang Sistem Perlindungan Anak, penting pula mengetahui komponen-komponennya, yang berupa: norma, struktur, dan proses. Perubahan perilaku untuk solusi menuju keadaan yang lebih baik bisa diwujudkan tetapi ada prosesnya. Saat ini kita tidak bekerja berdasarkan isu lagi, melainkan bekerja berdasarkan sistem. Pendekatan Pengembangan Sistem bertujuan mempromosikan suatu Sistem Perlindungan Anak yang komprehensif, dengan menangani faktor risiko yang diketahui guna meminimalisasikan kerentanan anak dan merespons semua bentuk kekerasan, eksploitasi, perlakuan salah, dan penelantaran

Visi baru perlindungan anak memberi peran kepada lembaga/institusi yang berfokus pada reintegrasi anak dengan keluarga. Di dalamnya ada pengakuan atas keberagaman, norma, dan budaya serta kekuatan dalam keluarga yang melibatkan relawan dan masyarakat lokal. Oleh sebab itu penting ada penguatan profesi pekerja sosial dan posisinya di pemerintahan. Pekerja sosial memiliki kewenangan untuk bekerja dalam lingkungan keluarga dan masyarakat. Sementara itu pemerintah provinsi memiliki wewenang dan anggaran untuk menyediakan layanan. Perluasan rentang layanan perlindungan anak ini mulai dari pencegahan (intervensi primer, intervensi dini), intervensi sekunder, hingga dukungan intensif terhadap anak dan keluarga (intervensi tersier).

Bersambung.





[1]Undang-undang ini berfokus pada diversi dan keadilan restoratif dan menyatakan pemenjaraan anak adalah tindakan pilihan terakhir.

[2]Balai Pemasyarakatan (Bapas) adalah salah satu unit pelaksana teknis di bidang pembinaan luar lembaga pemasyarakatan. Balai ini bertugas memberikan bimbingan kemasyarakatan dan pengentasan anak. Itu sebabnya, eksistensi Bapas sudah diakomodir dalam Undang-Undang No. 3 Tahun 1997 tentang Peradilan Anak (sumber: http://www.hukumonline.com/berita/baca/hol9409/peranan-bapas-dalam-peradilan-anak-perlu-ditingkatkan).

Meningkatkan Kapasitas Pekerja Sosial untuk Layanan Kesejahteraan Anak Integratif (2)

$
0
0

Tulisan ini merupakan kelanjutan dari tulisan berjudul Meningkatkan Kapasitas Pekerja Sosial untuk Layanan Kesejahteraan Anak Integratif. Dimuat di BaKTI News No. 134, Februari - Maret 2017

Akbar Halim menyampaikan hasil sebuah survei yang menyatakan bahwa tempat-tempat yang paling tidak aman bagi anak adalah sekolah dan tempat ibadah. Hal yang mengejutkan. Untuk mengingatkan kembali pasal-pasal yang perlu digarisbawahi oleh para pekerja sosial, Akbar Halim memaparkannya kembali. Dia mengingatkan kembali bahwa pekerja sosial harus kuat dari sudut asesmen.

Memahami Layanan Anak Integratif untuk memperkuat Sistem Perlindungan Anak


Pada UU (Undang-Undang) Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014, Tentang Perubahan Atas UU Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak, Pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa Perlindungan Anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi Anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.

Kemudian pada pasal 9 ayat 1a, pada UU yang sama disebutkan bahwa “Setiap anak berhak mendapatkan perlindungan di satuan pendidikan dari kejahatan seksual dan kekerasan yang dilakukan oleh pendidik, tenaga kependidikan, sesama peserta didik, dan/atau pihak lain”.

Akbar Halim juga mengingatkan kembali kepada para peserta mengenai pasal-pasal penting pada UU Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak, yaitu pasal 13 ayat 1, pasal 15, pasal 16, pasal 17  ayat 1, dan pasal 18. Pasal-pasal tersebut menjelaskan pada keadaan bagaimana anak perlu mendapatkan perhatian serius dan perlindungan.

Prinsip dan Etika dalam Bekerja dengan Anak dan Keluarga Rentan


Melalui materi ini para peserta diharapkan memahami konsep nilai dan prinsip etik, nilai-nilai dan prinsip-prinsip penting serta batasan-batasannya  dalam bekerja dengan anak dan keluarga rentan. Melalui materi ini diharapkan para peserta  mampu memahami, menjelaskan, dan mempraktikkan nilai-nilai dan prinsip-prinsip etik bekerja dengan anak dan keluarga rentan  dalam bekerja dengan anak dan keluarga rentan.


Nilai-nilai merupakan suatu bentuk keyakinan yang terletak di pusat sistem keyakinan menyeluruh yang dimiliki seseorang atau sekelompok orang tentang apa yang dianggap berharga atau tidak berharga untuk dicapai. Etika merupakan salah satu bagian dari nilai (values). Etika adalah tuntunan sosial yang berdasarkan nilai-nilai yang mengatur perilaku dan bagaimana melakukan aktivitas. Tidak semua nilai menjadi etika, hanyalah nilai-nilai yang mewakili standard normatif perilaku atau dianggap benar (berbasis moral) yang menjadi etika ketika diterjemahkan dalam perilaku. Nilai-nilai normatif tersebut misalnya kejujuran, kesetiaan, kasih sayang terhadap anak, menepati janji, dan menghargai privasi.

Sedangkan prinsip-prinsip  dasar layanan anak dan keluarga rentan yang harus diperhatikan adalah: prinsip-berfokus pada anak, prinsip-kemitraan dengan keluarga, prinsip kemitraan dengan masyarakat, prinsip- responsif terhadap budaya, prinsip-menguasai kompetensi dasar, prinsip-menguasai keahlian yang berhubungan dengan peran pekerja sosial, dan prinsip tidak merugikan.

Mengapa nilai dan prinsip etik profesi penting? Karena semua itu  dibutuhkan untuk menjaga identitas dan keberlangsungan suatu profesi, menjamin akuntabilitas, mendukung efektivitas layanan serta memberikan pedoman dalam menghadapi konflik atau dilema nilai/etik. 

Kolaborasi dalam Jejaring


Layanan Perlindungan Anak Integratif merupakan kolaborasi antara penyedia layanan, pemerintah, masyarakat bersama-sama, dilaporkan dalam bentuk standar yang dikelola oleh Pekerja Sosial dan Tenaga Kerja Sosial (TKS). Kolaborasi yang dimaksud adalah dengan melibatkan keluarga, komunitas, pemerintah, masyarakat umum). Pekerja Sosial dan TKS diharapkan mampu memetakan layanan yang dibutuhkan dan bekerja berdasarkan SOP multi layanan yang integratif. Dalam perencanaan intervensi perlu melibatkan keluarga, komunitas, layanan pemerintah dan masyarakat sesuai hasil asesmen.

Fasilitator memberikan contoh kasus kepada para peserta untuk dianalisa. Kasus itu menceritakan tentang Cempaka (nama samaran, 16 tahun) yang tinggal dengan ayah tiri, ibu kandung, dan adik-adiknya. Seorang lelaki dewasa, kerabat keluarga sering datang menginap di rumah mereka. Rumah kontrakan yang sempit tanpa sekat, dan kamar mandi yang tanpa pintu, hanya berbatas tirai. Dia sering mendapat perlakuan diskriminatif dari tetangga karena tidak memiliki ayah. Sementara ayah tirinya memaksanya membantu berjualan di terminal di malam hari. Sementara Cempaka tidak merasa nyaman karena sering menerima perlakuan tidak menyenangkan dari para pembeli. Bukan hanya itu, ada berbagai masalah yang terjadi di rumah keluarga kecil itu.

Ketika bicara layanan perlindungan anak. Bicara pencegahan, fokusnya adalah pengurangan risiko. Tidak bisa menanganani dengan akurat kalau tidak bisa identifikasi dengan akurat faktor risikonya apa. Para peserta menganalisa bersama contoh kasus tersebut. Mereka mengidentifikasi faktor risiko dan faktor pelindung. Penting kemampuan mengidentifikasi tiap faktor risiko. Secara cerdas, pilihlah faktor risiko mana yang akan paling berdampak untuk mengurangi faktor risiko, Karena keterbatasan sumber daya, maka harus memilih, tidak mengambil semuanya. Jika tiba saatnya intervensi untuk mengurangi faktor risiko, bisa diambil tindakan yang tepat.

Dalam meninjau faktor risiko, perhatikan adakah yang bisa dikurangi? Dalam kasus Cempaka, usianya 16 tahun. Fisiknya sedang dalam keadaan matang-matangnya, kenyataan ini tidak bisa diubah. Yang bisa diubah (dalam hal ini ditingkatkan) adalah kemampuannya menjaga diri. Mengenai rumah kontrakan sempit, tak bisa diubah. Faktor ini tak dapat dikurangi risikonya. Nah, yang mungkin dilakukan adalah mendesain penataan rumah yang lebih aman. Faktor pelindung yang dibangun: ibu kandung Cempaka menginginkan berada di rumah. Dia mulai mengerti tapi belum cukup memahami kalau Cempaka membantu berjualan di terminal pada malam hari, dampaknya akan bagaimana. Nah, faktor pelindung ini bisa ditingkatkan dengan mengedukasi si ibu. Dalam hal ini, pekerja sosial bisa berfokus pada pencegahan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.


Kembali pada PPKAI, diharapkan lembaga ini nantinya mampu menyusun daftar atau katalog layanan/program di Makassar/Gowa yang bertujuan meningkatkan kapasitas keluarga sehingga bisa menururunkan faktor risiko atau meningkatkan faktor pelindung. Misalnya program untuk pasangan yang mau menikah di KUA, mengadaptasi program BKKBN, atau program sekolah. Contohnya di Jakarta, ada program yang mengharuskan guru-guru secara berkala mendatangi rumah orang tua murid yang bermasalah. Di Makassar ada Program ‘Sentuh Hati’ yang merupakan program dari camat dan lurah untuk berkunjung ke rumah warga pada hari-hari tertentu.

Mengelola Stres Karena Pekerjaan


Sebagai motivasi awal, Adie Erwan mengingatkan mengenai proses terjadinya manusia. Bahwasanya karena itu, siapa pun dia, adalah pemenang karena sel sperma yang jadi pemenang itu mengalahkan ratusan juta sel sperma lainnya. Jarak dari mulut rahim sampai ke dalam rahim sebenarnya pendek tetapi dalam konteks perjalanan sel sperma, jarak itu bagaikana berpuluh-puluh kilo meter. Artinya sebesar apapun rintangan, seharusnya pekerja sosial bisa menghadapinya dan menyelesaikan segala masalahnya.

Namun demikian, stres normal ditemui dalam kehidupan ini. Stres adalah suatu kondisi yang dinamis saat seorang individu dihadapkan pada peluang, tuntutan, atau sumber daya yang terkait dengan apa yang dihasratkan oleh individu itu dengan hasil yang dipandang tidak pasti atau berbeda dengan harapan.

Dalam kedaan stres, ada gejala-gejala yang timbul. Gejala-gejalanya bisa berupa gejala psikologis, gejala fisiologis, dan gejala perilaku. Akibatnya dalam lingkungan kerja, gejala-gejala yang timbul dapat berupa kepuasan kerja rendah, kinerja menurun, semangat dan energi hilang, komunikasi tidak lancar, pengambilan keputusan jelek, kreatifitas dan inovasi kurang, dan/atau hanya bergulat pada tugas-tugas yang tidak produktif.

Pekerjaan yang berkaitan dengan kemanusiaan seperti pelayanan sosial sejatinya merupakan pekerjaan yang menunjukkan bahwa kita peduli pada orang lain. Orang yang menderita, dalam kasus yang ditangani sangat membutuhkan bantuan. Akan tetapi, bekerja di area ini, khususnya dalam pendampingan perempuan yang mengalami kekerasan, penuh dengan tantangan. Belum lagi kalau ada ancaman dari lingkungan, bertambahlah beban pekerjaan. Dalam proses pemulihan, pendamping (pekerja sosial) pun berisiko mengalami stres dan kelelahan fisik maupun mental.

Ada dua kondisi yang mungkin dialami oleh pekerja sosial selaku pendamping korban, yaitu (1) trauma sekunder, yaitu ketika pendamping mengembangkan trauma yang serupa dengan yang dirasakan oleh klien. Dan (2) burnout,  yaitu keadaan lelah secara fisik, emosional dan mental yang disebabkan oleh keterlibatan jangka panjang dalam situasi yang menekan secara emosional. Akibatnya amat buruk, pekerja sosial yang mengalami stres bisa menjadi depresi, mati rasa, tidak peduli, sinis, merendahkan orang lain, dan lain sebagainya.

Lalu, bagaimanakah cara mengelola stres?

Ada 3 cara yang bisa dilakukan. Pertama: pencegahan primer, caranya adalah dengan melakukan sesuatu sebelum stres datang. Pencegahan primer dilakukan dengan strategi yang bersifat individual dan pendekatan organisasional. Penting untuk diingat bahwa diri kita bukanlah manusia super. Berpikirlah sebagai tim dalam menyelesaikan masalah. Kedua: pencegahan sekunder, yaitu dengan menyiapkan diri saat menghadapi stressor yang mulai datang. Pencegahan sekunder dilakukan misalnya dengan latihan fisik, diet, tidur yang cukup, dan rekreasi. Cara yang ketiga adalah penanganan tersier, yaitu dengan menangani dampak stres yang terlanjur ada. Penanganan tersier ini dilakukan dengan bantuan profesional atau orang lain.

***

Selama pelatihan, para fasilitator bertindak fleksibel dalam metode. Banyak terjadi diskusi untuk menggali, memahami, dan memberi masukan para peserta. Senda gurau dan gelak tawa menjadi penghias pelatihan yang berlangsung selama 4 hari ini. Selain itu, para fasilitator memberikan pre test, post test, dan tes analisa tingkat stres kepada para peserta. Pada akhir pelatihan peserta dituntun untuk menyusun RTL (Rencana Tindak Lanjut) dalam dua kelompok besar berdasarkan wilayah (Makassar dan Gowa) dan ada pemberian reward dari panitia kepada peserta untuk beberapa kategori. Semoga, selepas mengikuti pelatihan ini tercapai peningkatan kapasitas yang diharapkan sehingga setelah sistem PPKAI siap, para frontliner ini mampu bekerja dengan dedikasi tinggi.



SMADA 92 Berbagi: Episode Bus Mamminasata

$
0
0
Sayang sekali saya tak bisa mengikuti semua kegiatan yang diselenggarakan teman-teman SMA seangkatan. Namun demikian, saya senang sekali mengetahui kawan-kawan melakukan kegiatan “SMADA 92 Berbagi" pada tanggal 26 Maret lalu. Kegiatannya sederhana saja tetapi bermanfaat bagi anak-anak yang diajak berkeliling kota dengan moda transportasi darat ini.


Sumber foto: Trisnawati

Jujur saja, saya lebih suka kegiatan yang seperti ini. Lebih berusaha memberikan manfaat kepada orang lain. Tidak perlu jor-joran, cukup dengan cara yang sederhana. Soalnya dalam berbagai kesempatan, sering kali ajang yang mempertemukan alumni sebuah sekolah dengan alumni lainnya atau alumni dengan civitas akademika di sekolah yang bersangkutan justru menjadi ajang untuk gagah-gagahan, bahwa di A sudah berhasil karena sudah menjadi kepala bagian anu atau si B sudah berhasil karena menjadi pejabat inu.

Bukannya salah, sih tapi tidak benar. Eh, apa maksudnya haha. Ya, buat orang lain itu bisa jadi tidak salah. Buat saya itu tidak benar walau sebenarnya saya juga tidak mau menyalahkan sepenuhnya. Sebab menurut saya, jauh lebih baik menjadi orang bermanfaat dengan melakukan hal yang bermanfaat, tidak peduli apa posisi atau jabatannya ketimbang menjadi orang yang terlihat hebat tetapi sesungguhnya banyak celanya atau tidak bermanfaat buat sekelilingnya.

Sumber foto: Diah Purnama

Eh ini kenapa malah curhat ya 😅. Kembali ke topik yang ingin saya ceritakan. Jadi begini, hari Ahad itu, 11 orang kawan alumni SMAN 2 (SMADA) Makassar seangkatan saya (angkatan 92 ... ketahuan deh umurnya) mengadakan acara berbagi dengan 15 anak usia sekolah dasar dari panti asuhan Hikmah yang beralamat di jalan Kakatua 2, beserta 2 pembinanya.

Kalau kata Aqsha, pak ketua panitia Reuni Perak (Reuni Perak insya Allah akan dilangsungkan setelah lebaran tahun ini), tujuannya adalah ingin mengajak anak-anak itu menikmati suasana kota Makassar dengan Bus Mamminasata (nama BRT – Bus Rapid Transit di Kota Makassar) bersama dengan Keluarga Besar Alumni SMADA angkatan 92. Sekaligus berbagi kenikmatan dan kenyamanan di hari libur.

Sumber foto: Imelda

Sepanjang rute perjalanan Mall Panakkukang - Mal MaRi - Mal GTC - Mal Trans - Karebosi - kembali ke Mal Panakkukang, teman-teman sharing beberapa materi kepada anak-anak tersebut. Materi-materi yang diberikan adalah tentang bagaimana menjaga kesehatan oleh dokter Ani Junus. Juga tentang bagaimana kepribadian yang baik sesama manusia dan wawasan umum oleh Shafwan. Serta tentang dasar agama dan keselamatan anak-anak di sekolah oleh Yulia Ekawati.

“Semoga menjadi pandangan positif bagi masyarakat luas, (bahwa) dengan menggunakan Bus Mamminasata dapat mengurangi kemacetan di Kota Makassar,” Aqsha menjelaskan kepada saya melalui pesan pribadi.

Sumber foto: Shafwan

Semoga juga dapat menadi inspirasi bahwa keliling kota dengan BRT ini bisa memberikan manfaat bagi orang lain, ya. Anak-anak senang diajak keliling kota, sekaligus bisa memberikan muatan positif kepada mereka. Ini, sih harapan saya.

“Ide ini dari teman-teman SMADA 92. Bento (Bernanto) sebagai ketua pelaksana kegiatan. Alhamdulillah, berjalan sesuai harapan,” lanjut Aqsha mengenai kegiatan yang berlangsung pada pukul 14.00 sampai 16.00.

Sumber foto: Aqsha

Sumber foto: Diah Purnama

“Kegiatan selanjutnya apa rencananya?” tanya saya.

“Rencana insya Allah ‘Donor 1.000 kantong Darah’, diadakan secara nasional untuk semua alumni SMADA angkatan 92,” jawab Aqsha, menutup chatting kami hari itu.

Proud of you, brothers and sisters, mohon maaf saya sering tidak bisa ikut di rangkaian kegiatan menuju Reuni Perak angkatan kita. Tetapi saya berusaha membantu sebisa saya. Buat teman-teman angkatan 92 yang hendak ikut serta dalam Reuni Perak ataupun kegiatan-kegiatan sebelum Reuni Perak, silakan menghubungi koordinator kelas masing-masing. Untuk kelas Fisika 2, silakan hubungi Muhammad Amri atau Rini, sebagai bendahara kelas untuk Reuni Perak.

Makassar, 3 April 2017

Silakan baca juga cerita-cerita lain tentang SMADA 92:

Viewing all 2017 articles
Browse latest View live


<script src="https://jsc.adskeeper.com/r/s/rssing.com.1596347.js" async> </script>