Quantcast
Channel: Mugniar | Mamak Blogger Makassar
Viewing all 2017 articles
Browse latest View live

Menyiapkan Masa Depan Sehat Secara Syariah

$
0
0
Hemat pangkal kaya adalah salah satu peribahasa yang sering saya dengar saat kecil. Peribahasa yang terlihat jelas maknanya setelah sekian tahun ke depan. Memang nyata, orang-orang yang pandai berhemat akan menjadi orang kaya. Beberapa kali saya menghadiri sharing session dari mereka yang sukses menjadi pengusaha, mereka adalah orang-orang yang terbiasa berhemat hingga bisa 

Ada banyak bentuk tabungan untuk masa depan. Salah satunya adalah dengan berasuransi. Ada dua pilihan asuransi, yaitu dengan cara konvensional dan syariah. Sebagai muslim yang berusaha taat pada ajaran Islam, saya memilih asuransi syariah. Fatwa MUI, melalui FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL NO: 21/DSN-MUI/X/2001[1] Tentang PEDOMAN UMUM ASURANSI SYARI’AH[2]telah menegaskan kesahihan hukum asuransi syariah.

Sumber foto: brosur PruPrime Healthcare Syariah

Oya, Dewan Syari’ah Nasional[3](yang mengeluarkan fatwa tersebut) adalah lembaga yang dibentuk MUI yang tugas dan fungsinya adalah:  (1) Mengeluarkan fatwa tentang ekonomi syariah untuk dijadikan pedoman bagi praktisi dan regulator. (2) Menerbitkan rekomendasi, sertifikasi, dan syariah approval bagi lembaga keuangan dan bisnis syariah. (3) Melakukan pengawasan aspek syariah atas produk/jasa di lembaga keuangan/bisnis syariah melalui Dewan Pengawas Syariah. Dewan ini terdiri atas pakar dengan latar belakang disiplin keilmuan ekonomi dan fiqh Islam, serta praktisi LKS, dan perwakilan regulator.

Semakin tingginya kesadaran kaum muslim Indonesia membuat lembaga keuangan syariah makin digemari. Maka tak heran jika kemudian banyak lembaga keuangan syariah yang bermunculan. Mereka menawarkan aneka bentuk tabungan, termasuk dalam berasuransi syariah. Salah satu yang saya kenal sejak lama adalah yang ditawarkan oleh Prudential. Prudential, “nama pendek” dariPT. Prudential Life Assurance telah hadir di industri asuransi jiwa syariah selama 10 tahun.

Tidak berhenti dengan apa yang ada, pada tanggal 14 Juni 2017lalu Prudential menyelenggarakan PeluncuranPRUPrime Healthcare Syariahdi Hotel Four Points Makassar. Produk ini dikeluarkan, menyusul PRUlink Sharia Rupiah Asia Pacific Equity Fund yang diluncurkan pada pada bulan November 2016 lalu.

Peluncuran yang diselenggarakan dengan acara buka puasa bersama itu dihadiri oleh Nini Sumohandoyo– Corporate Marketing, Communications and Sharia Director, Prudential Indonesia, Ahmad Nuryadi, Anggota DPS Prudential Indonesia, dan Paradikma Subawa– Product Marketing Prudential Indonesia. Mereka menjelaskan mengenai PRUPrime Healthcare Syariah yang saya rangkum dalam tulisan ini.

Nini Sumohandoyo. Sumber foto: A. B.

PRUprime Healthcare Syariahadalah solusi proteksi komprehensif bagi keluarga Indonesia yang menanggung biaya rawat inap sesuai tagihan. Sejumlah keuntungan ditawarkan PRUprime Healthcare Syariah, dapat memberikan ketenangan pikiran bagi pemegang polisnya. Mengapa demikian? Sebab PRUprime Healthcare Syariah memiliki jangkauan global, termasuk perawatan dengan pembayaran secara cashless di Indonesia, Singapura dan Malaysia (khusus di Amerika Serikat hanya ada perawatan gawat darurat).

Selain itu, produk ini juga menawarkan manfaat yang terus berkembang, di mana Prudential Indonesia akan memberikan penambahan sebesar 10% (hingga maksimum 50%) dari batas manfaat tahunan awal jika tidak ada klaim yang dilakukan selama satu tahun polis berjalan. Di samping itu ada pula limit booster – sejumlah  dana tambahan yang dapat digunakan apabila seluruh batas manfaat tahunan telah dipakai. Dana tambahan tersebut bisa mencapai Rp 35 miliar, tergantung planyang dipilih. Prudential mengklaim tak ada lembaga sejenis yang menawarkan selain yang ditawarkan oleh Prudential Indonesia ini.

Prudential percaya pada konsep “syariah untuk semua”, di mana nilai-nilai syariah bersifat universal dan bermanfaat bagi nasabah muslim maupun non muslim. Memang, sih, siapa pun boleh menjadi peserta produk ini, meski bukan muslim. Tak ada pembatasan atau larangan sama sekali. Bagi non muslim, silakan saja mengikutinya jika menganggap asuransi syariah bisa menjadi solusi bagi masalah Anda.

Paradikma Subawa dan Ahmad Nuryadi. Sumber foto: A. B.

Asuransi berbasis syariah ini merupakan asuransi dengan prinsip syariah (Hukum Islam). Perbedaan utamanya dengan asuransi konvensional adalah prinsip dasar syariah dalam membantu satu sama lainnya dalam melakukan  urusan, termasuk di sini prinsip “risk sharing” atau berbagi risiko. Premi dalam asuransi syariah diperlakukan sebagai kumpulan dana yang dapat digunakan oleh pelanggan/kontributor agar perusahaan dapat menggunakannya untuk membantu mereka yang butuh setelah mengklaim risiko terjadi. Dalam skema ini, perusahaan asuransi jiwa syariah bertindak sebagai pengasuh kumpulan dana yaitu premi nasabah, bukan sebagai pemilik dana. Sedangkan konsep asuransi konvensional bersifat transfer risiko.

Oya sedikit menjelaskan tentang perbedaan asuransi konvensional dan syariah, saya mengutip Sekretaris Jenderal Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI) Tati Febriyanti kepada Republika Online[4], bahwa akad asuransi konvensional adalah akad jual beli sedangkan asuransi syariah akad tabarru’ (hibah) dan akad tijarah (Wakalah bil ujrah, Mudharabah, Mudharabah Musytarakah). Akad tabarru' adalah akad sesama peserta untuk saling tolong menolong dan saling melindungi dengan menghibahkan sebagian kontribusi ke dalam dana tabarru'. Akad ini bersifat dan bertujuan non-komersial[5].

Sebagai pemimpin pasar asuransi jiwa syariah, Prudential Indonesia berusaha mendengarkan dan memahami para nasabahnya dengan menawarkan produk dan layanan inovatif sesuai dengan kebutuhan mereka. Sejak masuk di segmen asuransi jiwa syariah pada tahun 2007, Prudential Indonesia bersyukur bisa menempati posisi pemimpin pasar, dengan kontribusi bruto dana tabarru’per akhir tahun 2016 sebesar Rp 2,2 triliun. Prudential Indonesia juga mencatat lebih dari 510,000 polis syariah yang aktif, serta aset sebesar Rp 3,4 triliun.

Sumber: brosur PruPrime Healthcare Syariah

Masih sangat besar potensi industri asurasi jiwa syariah di Indonesia untuk tumbuh dan berkembang, mengingat besarnya warga muslim di negara ini (mencapai 207 juta orang). Dengan demikian, diyakini bahwa perekonomian syariah memiliki peran penting bagi perekonomian negara kita secara keseluruhan. Permintaan (demand) untuk jasa/produk keuangan berbasis syariah akan terus meningkat sebagaimana bertumbuhnya kelas menengah. Potensi pasar ini juga terlihat dari terus tumbuhnya industri Asuransi jiwa syariah, dengan rata-rata pertumbuhan 18% setiap tahunnya berdasarkan CAGR dari tahun 2011 hingga 2016, dengan kontribusi sebesar 6% bagi industri asurasi jiwa. Nah, melalui kepemimpinannya di industri syariah, Prudential akan terus memperkuat komitmennya untuk mengurangi kesenjangan proteksi di masyarakat Indonesia dan memajukan perekonomian lokal berbasis syariah.

Semoga harapan tersebut tercapai, ya. Semoga pula Prudential tak lelah terus mengedukasi masyarakat mengenai apa itu asuransi syariah.

Makassar, 21 Juni 2017



Catatan kaki:

[1]Fatwa-fatwa lain yang mendukungnya adalah Fatwa MUI No.52 Tentang wakalah bil ujrah dan Fatwa MUI No.53 tentang tabarru Asuransi.

[2] Silakan baca mengenai Fatwa No: 21/DSN-MUI/X/2001  di: https://sites.google.com/site/asuransituksejahtera/fatwa-mui-tentang-asuransi-syariah

[3] Lihat https://dsnmui.or.id/

[4] http://www.republika.co.id/berita/ojk/ikbn-syariah/17/06/14/oriq36423-tenteram-bersama-asuransi-syariah

[5] Akad tijarah adalah akad sesama peserta dengan perusahaan asuransi yang bersifat dan bertujuan komersial. Akad ini biasanya terdiri dari akad wakalah bil ujrah yakni akad tijarah yang memberikan kuasa kepada pengelola sebagai wakil peserta melakukan pengelolaan dana tabarru' sesuai kuasa atau wewenang yang diberikan dengan menerima imbalan berupa ujrah(fee).  Mudharabahyakni akad tijarah yang memberikan kuasa kepada pengelola untuk melakukan pengelolaan investasi dana tabarru' sesuai kewenangan yang diberikan dengan menerima imbalan berupa bagi hasil yang besarnya ditentukan berdasarkan nisbah yang disepakati sebelumnya. Mudharabah musytarakah yaitu akad tijarah yang memberikan kuasa kepada pengelola untuk mengelola dana tabarru' yang digabungkan dengan kekayaan perusahaan sesuai kuasa atau wewenang yang diberikan (dikutip dari http://www.republika.co.id/berita/ojk/ikbn-syariah/17/06/14/oriq36423-tenteram-bersama-asuransi-syariah)

5 Cara Menghadapi Lomba Blog On The Spot

$
0
0

Sesekali mengikuti tantangan baru seru juga. Salah satu tantangan dalam dunia blogging yang seru adalah lomba blog di tempat (on the spot) atau yang baru-baru ini saya ikuti diistilahkan dengan Flash Blogging. Para peserta harus menyelesaikan satu tulisan dalam jangka waktu yang sangat pendek lalu upload ke blog masing-masing untuk kemudian langsung dinilai tim juri dan diumumkan para pemenangnya.

Sudah pernah menghadapi tantangan demikian? Kalau belum, cobalah sekali-kali! 😊

Saya sudah dua kali mengikuti lomba yang semacam ini. Pertama kali saya ikuti adalah lomba blog on the spot pada ajang ASUSPRO Media Roadshow pada bulan September 2016 lalu dan Flash Blogging dengan topik Aktualisasi Nilai-Nilai Pancasila dalam Bermedia Sosial yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informasi pada tanggal 16 Juni lalu.

Yang bikin seru dalam lomba seperti ini adalah sensasi rasa sepanjang waktu berlomba dan saat pengumuman disampaikan. Wuih, kalau mau dilukiskan dengan kata-kata, “rasa nano-nano” saja tidak cukup. Sensasi rasanya di atasnyalah, pokoknya. Karena hal-hal yang sudah kita pikirkan sebagai persiapan maksimal ternyata bisa saja belum tentu maksimal. Ada hal-hal tak terduga yang tiba-tiba muncul.


Dalam dua kali berlomba, pada lomba pertama saya berhasil meraih kemenangan sebagai juara 3. Sedangkan pada lomba kedua, saya kalah telak karena tidak berhasil upload tulisan pada batas waktu yang ditentukan, tidak memuat foto sama sekali, dan tidak menuliskan hashtag yang diminta. GaTot! 😊

Kali ini saya ingin merangkum kedua pengalaman itu di sini agar kelak kalau menghadapi lomba serupa, dengan mengingat ini, saya bisa lebih siap. Nah, berdasarkan dua pengalaman itu, menurut saya begini caranya menghadapi lomba blog di tempat:

1. Kalau sebagian persyaratan sudah disampaikan terlebih dulu kepada peserta, mulai bersiap dari apa yang bisa dipersiapkan.

Lomba kedua sudah memberi bocoran mengenai topik lomba, yaitu: Pancasila dan Fatwa MUI. Coba-coba saja siapkan hal-hal yang berkenaan dengan Pancasila. Misalnya infografis Pancasila, sejarah Pancasila, dasar hukum dan isi 45 Butir Pancasila, Fatwa MUI Nomor: 24 Tahun 2017 Tentang Hukum dan Pedoman Bermuamalah Melalui Media Sosial, dan lain-lain. Hal ini akan memperkaya tulisanmu, lebih daripada peserta lainnya (kecuali kalau peserta lain itu memiliki pikiran yang sama denganmu hahaha).

Satu contoh peralatan perang lomba blog on the spot yang patut kalian punyai

2. Persiapkan peralatan perang.

Peralatan perangnya, tentu saja bagi blogger yang paling pentingadalah laptop, HP, kabel power, dan kabel data. Saya menggunakan notebook Asus E202S, hadiah dari ajang ASUSPRO Media Roadshow pada saat lomba kedua. Notebook ini tipis dan ringan sehingga sangat mudah dibawa-bawa. Pada beberapa kesempatan, Asus E202S yang saya gunakan ini mengantar saya mendapatkan kemenangan pada kompetisi live tweet. Soalnya, karena cukup mungil – hanya 1,2 kilogram bobotnya, saya mudah saja meletakkannya di pangkuan dan menggunakannya untuk nge-tweet. Hebatnya lagi, notebook jenis ini punya kekuatan 8 jam tanpa baterai. Jadi, selama acara berlangsung saya tidak perlu pusing mencari colokan.

Bagi yang mau bawa kamera, flash disk, dan sambungan kabel untuk colokan, lebih bagus lagi. Kalau tidak bisa memastikan jaringan internet tersedia, mendingan bawa modem sendiri atau pastikan dulu kalau HP-mu masih tokcer digunakan kuotanya secara tethering-an dengan laptopmu.

Saat lomba terakhir, saya membuat kesalahan. Karena diadakannya di hotel, saya pikir pasti ada fasilitas WiFi tersedia. Ternyata tidak, kawan. Betapa bingungnya saya saat detik-detik terakhir mengetahui, ternyata fasilitas itu tidak ada. Sementara itu, HP saya bermasalah diajak tethering-an. Minta tolong pak suami mengantarkan modem juga tak banyak membantu karena beliau tiba di lokasi 15 menit setelah lomba berakhir.

3. Periksa baik-baik kondisi Laptop

Mengapa saya tuliskan tersendiri poin ini, adalah karena laptop sangat penting peranannya. Pada lomba pertama, saya membawa laptop milik suami yang engselnya sudah hampir putus. Notebook lama milik saya tak saya gunakan karena engselnya lebih parah lagi kerusakannya. Pastikan pula laptop masih bisa bekerja dengan cepat. Saat lomba pertama itu, saya terpaksa harus me-refresh berkali-kali si laptop gara-gara keseringan hanging. Hal ini bikin saya sport jantung. Rekomendasi saya adalah notebook E202S red rouge milik saya atau ASUS E202 yang tersedia dalam Windos 10 dan DOS.

Mengapa? Karena notebook ini sangat praktis dan mumpuni dibawa berlomba. Selain menawarkan masa aktif baterai hingga 8 jam seperti notebook milik saya, notebook berukuran A4 ini menggunakan prosesor Intel hemat daya dan memiliki port USB 3.1 Type-C yang sangat menghemat waktu. USB ini dapat dicolok dengan berbagai arah dengan colokan reversible setiap saatnya dan memiliki kecepatan transfer yang lebih cepat 11x dibandingkan USB 2.0. Oya, selain itu notebook yang tersedia dalam pilihan warna silk white, dark blue, lightning blue, dan red rougeini juga dilengkapi dengan WiFi 802.11ac dan Bluetooth 4.0 yang juga mampu memindahkan data secara cepat.


Keunggulan ASUS E202 red rouge milik saya

4. Baca baik-baik aturan lomba

Pastikan jangan sampai ada yang terlewatkan olehmu. Usahakan selesai tepat waktu. Hindari mengedit  setelah upload karena bisa jadi tim juri memperhatikannya dan justru langsung mendiskualifikasi namamu. Perhitungkan waktu sebaik-baiknya, apalagi jika ada jeda untuk coffe break atau shalat di antara waktu berlomba. Waktu bisa jadi jebakan buatmu.

5. Berdo’a dan pasrah.

Kalau saya, yakin do’a akan sangat membantu meraih sesuatu. Sebelum berangkat minta restu dulu pada orang-orang tersayang dan berdo’alah. Selajutnya, setelah semua usaha maksimal, pasrahkan hasilnya. Kalau menang syukuri rezekimu. Kalau kalah, jangan baper dan mencari-cari kesalahan secara tidak wajar. Kalau mengingat kesalahan dalam rangka memperbaiki diri ke depannya tidak masalah ya tapi jangan menjadikan bahan untuk menjelek-jelekkan orang lain.

Well, semua sensasi rasa setelah melewati lomba, beserta hasilnya – apapun itu, akan sangat berguna. Paling tidak (walaupun kalah) kamu akan memperoleh tiga hal ini: pengalamanmu dalam blogging dan berlomba bertambah, wawasanmu bertambah, dan kamu jadi punya bahan tulisan baru. Kalau percaya hal ini, yakinlah kalaupun kalah, kamu akan merasa ikhlas dan kalah dengan terhormat. So, are you ready for the battle? Say, YES!

Makassar, 22 Juni 2017

Tulisan ini diikutkan Blog Competition ASUS E202 by uniekkaswarganti.com

Ramadhan Berlalu, Semoga Maafmu Masih Berlaku

$
0
0



Memang benar, ya kata orang bahwa setelah berpisah atau setelah tiada barulah terasa keistimewaan seseorang atau sesuatu itu. Tanggal 1 Syawal kemarin (25 Juni) baru saya merasa sedih karena merasa tidak maksimal menjalani bulan Ramadhan– bulan yang lebuh baik daripada 1000 bulan. Baru terpikir, bagaimana kalau kelak tidak mendapatinya lagi.

Bagi sebagian orang mungkin lebay. Tapi tidak bagi mereka yang memang sungguh-sungguh ingin memperbaiki diri selaku hamba-Nya, perasaan sedih itu tak dibuat-buat. Dalam Ramadhan dan Idul Fitri selalu terkait hal-hal kebendaan atau keduniaan yang sama sekali tak bisa saya tepis. Sama sekali tak bisa saya abaikan. Sebab saya hidup di antara orang tua, suami, dan anak-anak, tanpa PRT (pekerja rumah tangga). Selalu saja ada tuntutan dalam kebersamaan kami yang saya tak pentingkan/butuhkan tetapi buat mereka itu penting atau mereka butuhkan. Saya tentu tak boleh egois.

Dalam kesedihan saya merenungkan “kegagalan” saya. Ramadhan berakhir berarti berakhirnya salah satu ujian. Rapor sudah dicatat untuk Ramadhan kali ini. Bukan menyalahkan yang terbaik (hampir saja saya terjatuh dalam keadaan mempersalahkan keadaan). Seharusnya tahun depan – kalau masih bisa berjumpa Ramadhan, saya berusaha melakukan yang terbaik. Kalau masih bertemu Ramadhan. Tapi itu belum tentu, kan. Maka seharusnya saya berusaha untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

Mobil hias gabungan dari masjid dekat rumah dan beberapa masjid lain di kelurahan
Rappocini

Maka izinkan saya dengan penuh kerendahan hati, meminta maaf sebesar-besarnya atas segala khilaf, kesalahan ucap/perilaku yang mungkin saya tak sengaja yang membuat Anda tak nyaman dengan saya termasuk atas apapun yang pernah saya tulis di blog ini. Bisa saja saya melakukan kesalahan padahal niat saya adalah berbagi manfaat dan kebaikan berdasarkan nilai-nilai kebaikan yang saya bawa.

Termasuk kepada teman-teman blogger yang belum sempat saya sambangi blognya untuk blog walking. Sungguh, bukan maksud saya untuk mengabaikan kegiatan yang satu itu. Situasi dan kondisi saya tak memungkinkan. Banyak sekali hal di dunia nyata yang membutuhkan perhatian saya dan menjadi hal yang lebih prioritas setelah saya urutkan skalanya. Kadang-kadang saya berandai-andai – waktu dalam sehari ada 50 jam, mungkin saya bisa melakukan semuanya yang saya inginkan.

Namun keadaan tak demikian. Dalam segala keterbatasan, saya yang dhaif ini hanya mampu meminta maaf sebesar-besarnya.

Ramadhan berlalu
Baru tersadar belum maksimal berlaku
Berharap maafmu masih berlaku
Mohon maaf atas segala khilafku

*Mugniar dan keluarga*


Makassar, 26 Juni 2017

Alarm yang Terabaikan dan Sang Penyelamat

$
0
0
Alarmadalah andalan saya untuk membangunkan sahur saat Ramadhan. Kalau bukan alarm jam meja, ya alarm HP, atau malah keduanya. Begitu pun pada Ramadhan tahun ini. Namun kali ini saya harus puas dengan alarm HP milik saya saja karena jam weker sudah lama pensiun dini.

Sesekali terbersit kekhawatiran kalau-kalau alarm gagal membangunkan saya. Seperti beberapa kejadian pada tahun-tahun kemarin. Walau alarm menjerit-jerit, tetap saja saya lelap selelap-lelapnya karena kelelahan meninabobokan saya tanpa ampun.


Ramadhan adalah tantangan tersendiri bagi saya yang sehari-harinya tanpa PRT (Pekerja Rumah Tangga) dengan anggota rumah berjumlah 7 orang. Pekerjaan rumah sambung-menyambung menjadi satu sejak mempersiapkan berbuka puasa sekaligus makan malam (mulai dari mempersiapkan makanannya – entah itu masak sendiri atau beli jadi, hingga menghidangkannya di meja makan), membereskan makanan dari meja makan, cuci piring, mempersiapkan makanan untuk sahur dan menghidangkannya, membereskan meja makan usai sahur, dan mencuci piring.

Terus seperti itu, menjadi pekerjaan berantai yang tak ada habisnya di samping pekerjaan rumah lain, aneka urusan anak-anak, dan hal-hal lain. Si bungsu Afyad yang baru mulai diajarkan berpuasa di tahun ini juga harus diperhatikan. Pembiasaan yang kami terapkan padanya agak terlambat dibandingkan kakak-kakaknya yang sudah belajar berpuasa pada usia lebih muda. Si bungsu ini baru belajar berpuasa di usia 7 tahun karena secara kemampuan dia tergolong berkebutuhan khusus. Tahu, kan, memperlakukan anak berkebutuhan khusus harus khusus pula. Begitu pun dalam membujuknya untuk ikut berpuasa walau makan sahurnya sering kali baru pada pukul 7 pagi.

Untuk segala tetek-bengek itu, tak jarang saya baru tidur pukul 24 lewat atau bahkan pukul 1 dini hari karena baru selesai mempersiapkan segala sesuatunya. Kebiasaan saya, memang seperti itu – tidur saat semua makanan untuk sahur sudah masak dan terhidang di meja.

Walaupun sesekali ada bala bantuan dari suami, anak-anak, dan Ayah, saya tetap saja sering merasa begitu lelah sampai-sampai bunyi alarm pun menjadi tantangan tersendiri selama bulan Ramadhan. Tentang tantangan yang ini, nanti akan saya ceritakan.

Jadi, si alarm sudah ter-set sejak malam menjelang sahur pada tanggal 1 Ramadhan. Volumenya saya setel maksimal. Saya pasrah saja saat salah satu anak saya mengganti bunyi alarm standard ponsel dengan lagu Bum Bum Tam Tam. Saya tak tahu siapa penyanyinya tapi lagu menghentak itu saya harapkan bisa sukses memaksa saya bangun pada pukul 3.30 dini hari.

Bum Bum Tam Tam versi animasi Sponge Bob

Hari-hari pertama, Bum Bum Tam Tam dari speaker HP yang tak begitu keras memang berhasil membangunkan saya. Namun tak sepanjang bulan Ramadhan. Beberapa kali saya terbangun sebelum alarm berbunyi. Bahkan dua kali kejadian, saya malah sama sekali tidak bangun sampai si bungsu Afyad yang membangunkan kami ...

Suatu kali, Afyad terbangun pukul 4 dini hari. Tiba-tiba saja dia minta makan pada ayahnya. Aneh, karena dia tidak pernah sama sekali bangun di jam itu hanya untuk makan. Tanpa melihat jam dan tidak menyadari sama sekali kalau kami harus bangun untuk makan sahur, si Papa mengambilkan makanan dan menyuapi Afyad dengan tenang. Usai makanan Afyad habis, barulah dia sadar kalau kami harus segera makan sahur, pada saat jam dinding sudah menunjukkan waktu pukul 4.30. Dengan panik pak suami membangunkan saya dan anak-anak. Kedua orang tua saya sudah selesai makan, terlihat dari piringnya yang sudah berada di tempat cucian piring. Ini berarti, saat mereka bangunkan pun kami bergeming, tak mendengarkan gedoran di pintu. Lalu Ayah dan Ibu pasrah dan kembali masuk ke kamar mereka.

Di waktu lain, alarm terdengar seperti back sound saja. Masuk di alam bawah sadar saya bukan sebagai tukang bikin bangun, melainkan hanya seperti suara latar yang sayup-sayup terdengar. Sampai Afyad membangunkan saya, minta ditemani ke kamar mandi. Barulah saya terkejut, jam dinding di ruang tengah menunjukkan waktu pukul 4 dini hari. Segera saya cek persediaan nasi. Ulala, nyaris habis. Pasti tak cukup untuk makan seisi rumah! Secepat kilat saya memasak nasi menggunakan dandang. Untungnya nasi bisa siap pada pukul setengah lima. Seisi rumah masih bisa makan sahur masih pada waktunya.

Alhamdulillah, Afyad menjadi penyelamat kami. Volume alarm tidak terdengar gahar lagi. Saya pikir, pada Ramadhan tahun depan, saya harus menggantinya dengan yang baru. Weker baru mungkin, atau sekalian handphone baru yang volumenya jauh lebih lantang. Saya pernah melihat HP-HP baru yang kualitasnya oke di Elevenia. Harganya bersaing dan bisa dicicil hingga 12 kali!

Kemudahan mencicil di Elevenia

Elevenia Escrow System: mudah, kan?
Elevenia memberikan penawaran cara pembelian yang mudah. Cukup menjadi member-nya, yaitu dengan masuk (login) maka kita bisa berselancar. Masuk ke setiap item dan meletakkan barang yang hendak dibeli di “keranjang belanjaan”. Masuknya (login-nya) pun sangat mudah. Bisa dengan hanya menggunakan akun Facebook atau akun Line saja. Sungguh sebuah kemudahan yang dihadirkan oleh kemutakhiran teknologi. Sepertinya saya perlu mencobanya sebab saya tak bisa mengharapkan Afyad selalu menjadi penyelamat kami di saat sahur, kan? Lagi pula, saya memang sedang butuh handphone baru.

Makassar, 6 Juli 2017


Tulisan ini diikutkan Lomba Blog Ramadhan Hepi Elevenia



HBH IKATEK UNHAS 2017: Dari Liga Futsal Hingga Jasad Ikan Paus

$
0
0
HBH(Halal Bi Halal) Ikatan Alumni Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin pada tahun ini berlangsung pada tanggal 28 – 29 Juni. Temanya Membumikan Silaturahmi untuk Berpacu Meraih Bintang. Acara pagi tanggal 28 Juni di Lapangan Karebosi tak bisa saya hadiri. Suami saya yang juga alumnus (Elektro angkatan 88) yang sempat menghadirinya, bersama putra sulung kami yang sekarang duduk di kelas 2 SMA. Saya baru hadir pada siang hari tanggal 28, di gelanggang futsal.




Sesaat di Liga Futsal

Pada siang harinya, di Gedung Futsal milik PT. Telkom (di jalan A. P. Pettarani), saya datang bersama suami. Kangen juga merasakan atmosfer maskulin ala anak Teknik. Pertandingann futsal ini diadakan dalam dua liga. Saya datang juga karena ingin melihat teman-teman seangkatan saya bertanding. Ini kali pertama angkatan 92 ikut dalam liga futsal. Beberapa kawan sejurusan (Elektro) juga turut bermain. Sayangnya, di babak semi final, tim futsal angkatan 92 harus menerima kekalahan dari tim futsal angkatan 90.😀 

Yah, tidak apa-apa, sih. Namanya juga “pengalaman pertama”, ya. Sudah lumayan bisa masuk babak semi final. Semoga saja pada tahun-tahun berikutnya bisa menang.

Tim futsal 92 dan cheerleader-nya. Foto: Ocha Haruna.
Laga futsal. Foto: Ocha Haruna
Yang menyenangkan di sini, saya sempat bertemu dengan 3 teman perempuan seangkatan (harap maklum mengapa saya senang, perempuan kan makhluk langka di FT 😁). Mereka adalah Nine dan Uche (Arsitektur) dan Ocha Haruna (Sipil). Juga sempat ngobrol lama dengan Nova Saridhani (Mesin ’93). Dan bertemu dengan Nyung – kawan blogger yang baru saya tahu ternyata dia dari Arsitektur 2003.

Mengenai hasil liga futsal, saya mendapatkan informasi, hasilnya sebagai berikut:
Zona Bintang (super senior, angkatan 87 - 2000):
  • Juara 1 angkatan 2000.
  • Juara 2 angkatan 87.
  • Juara 3 bersama angkatan 90 dan 97.
Zona bumi (2001 – terakhir):
  • Juara 1 angkatan 2006.
  • Juara 2 angkatan 2001.
  • Juara 3 bersama angkatan 2009 dan 2004
Selamat ya, Brothers. 👍

Focus Groud Discussion: Waste to Energy

Acara berikutnya yang saya memang niatkan hadiri adalah Focus Group Discussion. Karena tak bisa menghadiri acara puncak pada malam harinya, saya usahakan datang menghadiri FGD pada tanggal 29 pagi – siang di Fort Rotterdam. Pasnya lagi, pak suami juga berminat menghadiri FGD yang saya minati, yang temanya Energi Terbarukan (Waste to Energy).

FGD Waste to Energy
Saat tiba di gedung chapel di Fort Rotterdam, tempat diskusi dilangsungkan, acara baru saja mulai. Pak Jacky Latuheru(Praktisi Energi - The World Bank Indonesia) menyampaikan data yang dipunyainya, bahwa Indonesia merupakan negara penyumbang sampah laut terbesar ke-2 di dunia.

Sampah di negara kita rata-rata 60-65% organik. Sisanya anorganik. Kalau diolah dengan baik akan menghasilkan energi. Kalau tidak akan menghasilkan emisi yang menyebabkan pemanasan global. Misalnya gas metana yang dihasilkan sampah organik, 21 – 25 kali lebih besar daripada karbondioksida (CO2). Hal ini bisa menyebabkan perubahan energi. Efek perputaran iklim satu tempat yang alamnya rusak menyebabkan perubahan di tempat lain. Perilaku masyarakat yang suka membakar sampah, juga menghasilkan aneka gas yang mencemari lingkungan. Mulai dari gas monoksida, CO2 , dioksin, dan lain-lain yang dampaknya sangat berbahaya bagi kesehatan.

Namun pengolahan sampah yang baik bisa meminimalisir dampak lingkungan, menghasilkan aneka hal bermanfaat, sekaligus bisa menjadi sumber energi, seperti listrik. Meski bisa dilakukan dalam skala kecil, industri pengolahan sampahlah yang dipresentasikan oleh Pak Jacky. Tersebab oleh keinginan besarnya agar masalah sampah di kota Makassar bisa terselesaikan dengan baik. Mengingat “produksi” sampah di kota ini mencapai 1200-an ton per harinya. Besar sekali potensi pengolahan sampah di kota berpenduduk 1,5 juta jiwa ini.

Yang dimaksud dengan Waste to Energy yang dibicarakan hari ini adalah Adalah proses menghasilkan energi berupa listrik dan / atau panas dari pengolahan limbah utama. Sebagian besar proses WtE menghasilkan listrik dan / atau panas secara langsung melalui pembakaran, atau menghasilkan bahan bakar yang mudah terbakar, seperti metana, metanol, etanol, atau bahan bakar sintetis.

“Teknologi yang kami pegang di-endorse oleh US Air Force,” tutur Pak Jacky. Bantar Gebang di Bekasi adalah contoh pengolahan sampah terbesari di Indonesia (seluas 110 Ha). “Di Bali sudah dikembangkan tetapi tidak berjalan.’Teknologi yang dipakai plasma arc gasification atau plasma gasification process (PGP),” lanjut Pak Jacky lagi.

Pak Jacky menjelaskan, jika sistem pengolahan sampah berlangsung dengan baik maka baru masuk ke TPA saja, semua sampah sudah terpilah saat dimasukkan ke dalam sistem pengolahan sampah. Langsung diproses berdasarkan jenisnya. ZERO WASTE TO LANDFILL, istilahnya. “Semua sampah ‘dimakan’. Disortir. Dihasilkan energi. Waste is not problem. Akan dijadikan kosong!” pungkas Pak Jacky.


Mau lihat pengolahan sampah yang keren di negara maju? Ini dia!

Pak Jacky menceritakan mengenai negara-negara yang pengolahan sampahnya bagus, seperti Swedia dan Jerman. Di Jerman, ada detektor di selokan-selokannya untuk mendeteksi pembuangan sampah yang tidak semestinya. Saat terdeteksi, langsung dilaporkan, dan ditegur pelakunya. Swedia, sudah menjadi negara pengimpor sampah untuk dijadikan Waste to Energy yang menghasilkan energi panas dan listrik.

Bagaimana dengan Indonesia?

Terdiri atas 416 kabupaten dan 98 kota, seharusnya Indonesia bisa memanfaatkan implementasi WtE (Waste to Energy). Obligasi pengelolaan sampah adalah kebijakan pemkot/pemkab (pemerintah kota/pemerintah kabupaten) setempat. “Tapi sebagian besar tidak ada kemampuannya. Alasannya klasik – tidak ada dana dan lain-lain. Padahal, berdasarkan UU Nomor 18 Tahun 2008, pemerintah harus mengelola sampah. Ada penalti kalau tidak melaksanakan,” tutur Pak Jacky.

UU Nomor 18 tahun 2008 itu didukung juga dengan UU Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, UU Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat Dan Daerah, dan Permen ESDM No 44 tahun 2015 Tentang Pembelian Tenaga Listrik Oleh PT PLN (Persero) Dari Pembangkit Listrik Berbasis Sampah Kota. Namun keberadaan Permen ESDM Nomor 12 Tahun 2017 yang mengatur Pemanfaatan Sumber Energi Baru Terbarukan (EBT) untuk Penyediaan Tenaga Listrik kurang mendukung peraturan-peraturan terdahulu.

“Hanya segelintir Pemda di Indonesia yang membayar untuk pengelolaan sampah – salah satunya adalah Bantar Gebang. Tidak ada fleksibilitas dalam birokrasi pemerintah. Untuk mengurus surat-surat saja sering kali dilempar dari satu bagian ke bagian lain. Soalnya pengelolaan sampah butuh uang. Padahal ketika investor datang, pengelolaan sudah bagus, bisa dilaksanakan WtE. Sayangnya tidak demikian realitanya,” ujar Pak Jacky.

Menurut Pak Jacky, banyak investor yang mau bekerja sama jika sistem pengolahan sampah (yang merupakan kewajiban pemerintah) sudah siap. Harus ada pembatas dari ruang terbuka di TPA supaya tidak mencemari udara. “Sayangnya, penanggulangan terhadap terjadinya pencemaran lingkungan tidak ada. Sampah dibuang begitu saja. Dengan demikian, tidak tecipta iklim yang bagus untuk mendukung industri WtE. Kalau full support dari pemerintah, 17 bulan sudah bisa siap sistemnya (cepat, ya). Kita perlu swasta untuk berinvestasi karena pemerintah tak sanggup,” lanjut Pak Jacky lagi.

Inilah tantangannya:
  • Peraturan nasional tidak mendukung pengembangan EBT, khususnya pengelolaan sampah kota.
  • Peraturan Feed in Tariff  (FIT) tidak mendukung pengembangan investasi pembangunan WtE.
  • IKATEK Unhas jika sudah siap dengan “PT”-nya bisa berkontribusi. “Kepada kawan-kawan yang duduk di pemerintahan: cobalah punya hati untuk memasukkah pengelolaan sampah dalam programnya! Ini peluang berkolaborasi. Kalau tak bisa mewujudkan sistem yang lengkap, landfill-nya saja. Investor sebenarnya berjejer, sayangnya peraturan saling bertabrakan,” pungkas Pak Jacky. Oya, landfill adalah sebuah area yang menjadi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah dengan metode dan perlakuan tertentu.
Persiapan acara puncak di malam 29 Juni. Sayangnya, saya tidak bisa hadir 😔

Humanisme pada FGD Teknik

Bagi saya, yang paling menarik dari penyampaian Pak Jacky pada siang itu adalah kenyataan yang diperolehnya pada sebagian besar kota di Indonesia yang diriset. Yaitu, di mana ada penyumbatan ada sampah-sampah diapers (popok sekali pakai) dan pembalut kewanitaan di dalamnya. Ada pula ditemuinya 3 tempat sampah berjejer tapi sampahnya malah dibuang di sekeliling tempat sampah. Dalam tempat sampahnya malah kosong.
FGD hampir selesai ketika saya menyadari, saya satu-satunya perempuan dalam ruangan itu. Ah, ini materi maskulinkah? Bagi saya materi ini menarik, bukan bahasan teknisnya tapi wawasan yang saya dapatkan dari FGD ini. Saya kira, bukan khusus untuk lelaki. Perempuan juga perlu tahu. 

Konsultan, Senior Field Researcher & Coordinator, Environment & Natural Resources di The World Bank yang dulunya angkatan 83 di Teknik Mesin UNHAS ini menitip pesan mengenai perlunya kepedulian edukasi kepada keluarga sebagai induk awal penghasil sampah. Jangan buang sampah di saluran air. Pada tanggal 4 Februari 2017 lalu seekor ikan paus ditemukan terdampar di pantai Pulau Sotra, Norwegia. Para peneliti dari University of Bergen yang menanganinya menyimpulkan kondisi paus ini terlalu parah. Akhirnya mereka menyuntik matinya karena kesakitan akibat mengalami gangguan usus. Terdapat limbah plastik bekas di dalam perut ikan paus tersebut. Mamalia itu ditengarai salah kira kantong-kantong plastik itu sebagai cumi-cumi yang biasa dijadikan santapannya.

Hm, saya pun memimpikan kota ini bebas sampah, juga bebas polusi lingkungan. Kota ini sudah terlalu padat dengan kendaraan bermotornya. WtE akan menjadi solusi yang sangat menguntungkan warga kota. Kapan, ya bisa terlaksana?

Makassar, 10 Juli 2017

Catatan:


Sayangnya, hanya FGD yang dipandu Kak Habibie Razak ini saja yang saya hadiri karena kami sudah harus pulang sebelum FGD sesi berikutnya (Tentang ROAD MAP Teknik Perminyakan UNHAS) sebab ada agenda lain yang perlu dihadiri.

Nenek Te’ne, Pedagang yang Menyunggi Bakulnya

$
0
0
Daeng Te’ne, pedagang keliling berusia tujuh puluhan tahun ini sering terdengar suaranya berkeliling di sekitar rumah kami. “Bawang merah, bawang putih, kacang hijau,” adalah salah satu ucapan yang disebutkannya dengan nada khas setiap berkeliling. Kekhasannya yang lain adalah, dia selalu menyunggi (menjunjung di atas kepala) bakul dagangannya. Sungguh pemandangan yang selalu saja membuat saya terpesona.


Namun tak setiap hari saya mendengar suaranya. Kalau sudah berjualan di Rappocini, dari ujungnya di Jalan Veteran (sebelah barat) hingga ke ujung satunya di Jalan Buakana (di sebelah timur) pada hari ini misalnya maka keesokan harinya Nenek Te’ne mengganti rutenya. Rute berikutnya bisa di sekitar Jalan Pelita (belakang PU) atau di Jalan Kelapa Tiga, atau di wilayah-wilayah lain lagi.

Jalan Rappocini Raya membentang sekira 1 kilo meter panjangnya. Namun jarak yang ditempuh oleh pedagang keliling ini, saya kira jauh lebih panjang daripada 1 kilo meter karena dirinya menyusuri lorong-lorong yang saling sambung-menyambung di kawasan Rappocini Raya.

“Di mana ki’ tinggal?” tanya saya.

“Di jalan Andi Tonro Empat, dekat mesjid besar, Nak. Dekat Indomaret,” jawab Nenek Te’ne.

“Jalan kaki ki’ ke Rappocini?” tanya saya lagi.

“Tidak, Nak. Naik pete-pete[1]ka’ sampai di ujung,” tangan Nenek Te’ne menunjuk ke arah barat, maksudnya dia turun di persimpangan jalan Rappocini – Veteran.



Stamina Nenek Te’ne sungguh luar biasa. Saya yang jauh lebih muda merasa pasti tak sanggup setiap hari menyunggi barang dagangan di atas kepala. Jadi malu berdekatan dengannya. Perempuan yang mengaku beranak banyak ini masih mengingat kejadian saat Jepang masuk ke Makassar.

Mengenai usianya, saat saya tanyakan apakah dia masih ingat tahun kelahirannya, Nenek Te’ne mengatakan dia lahir tahun 1945. “Saya masih ingat waktu ada Jepang, Nak. Kalau datang ki, kita sembunyi di dalam tanah,” kenangnya. Maksud Daeng Te’ne, dia berlindung di dalam bunker. Kalau masih mengingat keberadaan tentara Jepang, seharusnya ia lahir sebelum tahun 1945, ya. Pada tahun 1945 Jepang kan sudah angkat kaki dari negara kita. Jadi seharusnya dia lahir kira-kira 4 - 5 tahun sebelumnya (tahun 1940), dong, ya.

Bakul yang dibawanya dimodali oleh seseorang. Kata Nenek Te’ne, “Kalau ada lebih-lebihnya, dapat ma’ juga bagian.” Maksudnya, dia mendapatkan bagi hasil dari keuntungan dagangannya. Di dalam bakul itu ada aneka kacang-kacangan: kacang merah, kacang hijau, kacang putih, dan kacang hitam. Ada jagung pulut untuk bahan baku bassang (makanan khas Makassar yang dimasak hingga menjadi bubur jagung). Juga ada bawang putih, bawang merah, kunyit halus, dan kerupuk. Semuanya dikemas dalam plastik bening berukuran kecil dan dibandrol dengan harga lima ribu rupiah.

“Anakku banyak, Nak tapi ndak ada uangku,” pengakuan Daeng Te’ne. Karena itulah dia masih mencari uang dengan menyunggi bakul, keliling kota.

“Terima kasih, Daeng,” rasa kagum terus melekat di hati saya.

“Sama-sama, Nak,” jawabnya seraya mengangkat kembali bakul di atas kepalanya. Nenek pedagang keliling ini kembali berjalan kaki menjauhi rumah kami, bergerak ke arah barat. Berkeliling lagi sebelum menuju Jalan Veteran untuk naik angkot yang akan membawanya pulang ke Jalan Andi Tonro. Semoga Allah senantiasa menganugerahimu kesehatan dan kelapangan rezeki, ya Daeng Te'ne.

Makassar, 11 Juli 2017




[1]Pete-pete adalah sebutan untuk angkutan umum (angkot)  di kota Makassar.

Kursus Bahasa Inggris Online yang Asyik, Bisa Via WA/BBM/Line/Skype

$
0
0
Saat duduk di bangku SMA saya memilih jurusan Fisika (coba tebak, tahun berapa itu). Namun demikian, pada dua mata pelajaran yang berkenaan dengan BAHASA (Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris) di rapor, saya sering kali mendapatkan nilai tinggi. Sementara nilai mata pelajaran eksakta saya, tidak selalu setinggi nilai mata pelajaran bahasa. Weh, ini anak eksakta atau anak bahasa, ya. 😌


Di sini saya mau mengakui, saya jatuh cinta dengan Bahasa Inggris sejak mulai mempelajarinya di bangku SMP kelas 1. Di samping itu, saya masih menyukai pelajaran Matematika yang saya senangi sejak sekolah dasar. Bahasa Inggris dan Matematika adalah dua pelajaran yang sangat saya favoritkan. Sayangnya, saya sering tidak teliti mengerjakan Matematika. Kebalikannya, saya lebih teliti dan punya ingatan lebih kuat pada mata pelajaran Bahasa Inggris.

Namun sayangnya, akhirnya Bahasa Inggris yang saya pelajari nyaris tidak ada gunanya karena saya nyaris tidak pernah menggunakannya lagi, kecuali sesekali saat menemukan bahan referensi tulisan berbahasa Inggris atau saat menjalankan kerjaan sampingan sebagai mystery shopperdi Helion.


Bukannya menjadi terpacu untuk belajar, saya malah lebih memilih menghindari referensi berbahasa Inggris ketimbang mendalaminya. Juga berusaha seminimal mungkin berkomunikasi via e-mail dengan area manager Helion untuk Indonesia yang berada di Bulgaria.

Saat pertama kali dihubungi oleh sang manager via telepon, saya berdalih suara speaker dari masjid membuat saya harus buru-buru mengakhiri pembicaraan yang baru saja dimulai. Saat dia telepon, masjid sebelah sedang bersiap-siap memasuki waktu maghrib sehingga lantunan dzikir dari pengeras suaranya terdengar keras. Buru-buru saya mengatakan, “Pardon me, Sir. So noisy here. I can’t hear you.” Lalu pak manager pun mengatakan akan menghubungi saya lewat e-mail saja. Spontan saya mengucap syukur dalam hati karena sebenarnya saya takut akan tergagap-gagap bercakap lisan dengannya atau malah konyol, lupa apa bahasa Inggris yang harus saya sampaikan padanya untuk menyatakan maksud hati. Eh, maksud hati? 😅


Nah, buat mereka yang punya ketakutan terhadap Bahasa Inggris seperti saya, sekarang ada cara asyik belajar Bahasa Inggris. Melalui WA (Whatsapp)/Line/BBM/Skype, dengan guru privat yang bisa Anda pilih sendiri di British English Class. Kualifikasi gurunya oke punya. Skor tes TOEFL mereka minimal 550, atau IELTS minimal 6.5.

Bukan sekadar ngiklan, lho. Saya sudah merasakan suasana kursus Bahasa Inggris online di Brtitish English Class (BEC) dot com ini. Kebetulan, karena satu dan banyak hal, saya punya pengalaman dengan 3 guru berbeda. Ceritanya panjang, singkatnya, ada hal-hal yang menyebabkan kursus yang saya jalani berjeda selama setahun baru lanjut kembali.

Salah satu percakapan dengan guru Bahasa Inggris saya. Jangan diketawain yah.
Ada yang salah, tuh English-nya 😂

Ketiga guru saya itu punya passion mengajar yang luar biasa dan tidak pelit berbagi ilmu. Pun sama-sama menyenangkannya. Sebelum belajar, saya ditanya mengenai kebutuhan akan Bahasa Inggris. Karena sedang butuh peningkatan kemampuan untuk translate teks, saya meminta diajari Reading and Comprehension. Para guru meluaskan saya memberikan bahan lalu mereka membimbing saya berdasarkan kebutuhan saya itu. Dalam proses belajar, kesalahan grammar dan tenses langsung dikoreksi dan dijelaskan oleh para guru. Mereka juga memotivasi saya untuk aktif dan tidak takut berbahasa Inggris. 


Ah, rasanya bagaikan CLBK (cinta lama bersemi kembali) kepada English. Ingatan-ingatan saya kembali digali. Di antaranya mengenai idiom dan penggunaan pronoun. Sebagian ingatan saya masih ada sehubungan dengan grammar. Namun terkait vocabularydan keberanian mengungkapkan pikiran, masih terasa kurang sekali. Untungnya guru yang mendampingi saya selalu bersedia menjelaskan pertanyaan-pertanyaan yang saya lontarkan. Saya sama sekali tak malu bertanya karena “hanya ada saya dan pengajar”. Guru BEC tak pernah menertawai sekonyol apapun pertanyaan dan kesalahan saya.

Kelas berlangsung asyik dan seru. Para guru tak sungkan memberikan saya pengetahuan tambahan di luar daripada teks yang sedang kami bahas untuk memperkaya kemampuan berbahasa Inggris saya. Saking asyiknya, sesekali perbincangan kami berlangsung hingga lewat dari batas waktu yang disepakati sejak awal. Untungnya tak ada satu pun dari mereka yang protes, ngambek, atau dengan semena-mena meninggalkan percakapan. Pun tak ada yang meminta fee tambahan atas waktu mereka yang sudah saya “ambil”. Baik, ya mereka. 😄



Oya, melalui website-nya, Anda bisa pilih jenis kelas yang diinginkan dan memilih guru yang disukai setelah membaca profilnya. Ada lebih dari 150 guru di BEC. Kesemuanya punya kualifikasi yang bagus dalam berbahasa Inggris.

Saat mendaftar, Anda akan diminta mengisi bio data dan membuat essay singkat untuk mencocokkan guru dan mengetahui kemampuan Bahasa Inggris Anda secara general. Jangan takut-takut di bagian ini, ya. Kan bukan ujian. Mau tidak mau penyelenggara kursus harus punya bayangan mengenai kualifikasi calon peserta didiknya supaya bisa memberikan yang terbaik, bukan?

Yang diminta hanya seputar bagaimana Anda menggambarkan diri Anda dalam Bahasa Inggris. Bukan keadaan politik luar negeri saat ini, koq. 😀 Lalu bio data yang diisi, selain data pribadi, juga berkenaan dengan kebutuhan belajar (untuk apa), jenis kelas yang diminati, mendeskripsikan Anda menginginkan belajar dengan guru yang seperti apa, menulis data akun media sosial apa saja yang dimiliki, apakah sudah pernah mengikuti kursus Bahasa Inggris sebelumnya atau belum, dan inginnya mengikuti kelas pada waktu pagi, siang, sore, atau malam.


Buat Anda-Anda yang sibuk, yang mobile setiap harinya. Cara kursus seperti ini patut dicoba. Sedang ada promo FREE TRIAL 1 SESSION, lhoo (untuk fast response, silakan menghubungi nomor WA kursus Bahasa Inggris online ini:  082110009343).

Makassar, 12 Juli 2017

Sekilas tentang kursus Bahasa Inggris Online "BritishEnglishClass.Com":
Kami bukan perusahaan internet biasa yang berbasis kapital melainkan Sumber Daya Manusia. Kami tidak memiliki banyak uang tapi semangat besar melakukan perubahan (pada laman About di website BEC).

Merupakan startup yang yang didirikan oleh Vivi Phinisia pada tahun 2015, BEC mempertemukan mereka yang ingin belajar Bahasa Inggris, Bahasa Mandarin, atau Bahasa Jepang dengan guru-guru yang berpengalaman di bidangnya.


British English Class
WA: 0821.1000.9343
E-mail: admin@britishenglishclass.com
Pendaftaran: 082110009343
Page Facebook: Britishenglishclass.com
Instagram: @britishenglishclass

Silver Reunion SMADA 92: Anjangsana Nostalgia

$
0
0
Penantian sejak tahun lalu akhirnya berujung juga. The daysilver reunionSMA Negeri 2 angkatan 92 pun tiba. Tanggal 30 Juni pagi, saya bertemu kawan-kawan seangkatan di ruang pertemuan kantor PT. Telkom, di jalan Balaikota. Angkatan 92 yang dimaksud di sini adalah yang berada di SMAN 2 tahun 1989 – 1992. Tidak harus selama 3 tahun bersekolah di SMAN 2 (SMADA), boleh juga yang sempat sekolah selama setahun atau dua tahun. Misalnya kelas dua saja yang sekelas dengan kami atau hanya pada kelas 1 dan 2.


Rasanya susah move on dari silver reunion ini, karena masa-masa yang sebagian masih lekat di benak menyeruak kembali, melampaui era sebanyak lima lustrum. Kawan-kawan dari luar kota, beberapa dari luar negeri berdatangan ke kota Makassar untuk saling ber-silaturahimdan bernostalgia.


Well, kerja keras segelintir panitia yang mempersiapkan acara tidak sia-sia. Acara pagi hingga siang hari di gedung Telkom itu berlangsung dengan lancar dan meriah meski terlambat mulainya. Ketua IKA SMADA 92 beserta segenap jajaran pengurus terpilih melalui sebuah proses pemilihan yang dipenuhi suara bercakap di sana-sini. Yah, kenyataannya, kami-kami ini bagai kembali berusia SMA. Bertemu setelah sekian tahun – ada yang setelah 25 tahun karena telah terpisah jarak, manalah bisa membuat suasana menjadi khidmat? Ngobrol adalah satu-satunya cara melepas kangen 😁


Syamsari Kitta terpilih menjadi ketua IKA (Ikatan Alumni) SMADA 92. Bupati Takalar ini dianggap mampu menakhodai komunitas yang membawa motto “We Are Here to Inspire” ini. Berharap ke depannya, masih ada serangkaian kegiatan yang bisa dilakukan seperti aneka kegiatan yang terselenggara dalam setahun ini.

Musyawarah para calon ketua IKA SMADA 92 (foto: Yulia)
Sebelum acara berlangsung
Kelas Fisika 1
Kelas saya (Fisika 2)
Sebagian warga Biologi 1



Dari gedung Telkom, kami bergerak menuju SMAN 2, di jalan Baji Gau. Gedung sekolah yang tampilan fisiknya sudah banyak berubah ini tak pernah putus membangkitkan kenangan kami akan masa-masa seru dulu. Rombongan terbagi per kelas-kelas, menuju kelas masing-masing untuk kembali memahat kenangan bersama. Tak semua ingat persis letak kelasnya. Seperti saya. Saya hanya ingat letaknya di bagian mana dari gedung sekolah lokasi ruang kelas tiga kami tetapi saya lupa, persisnya di lantai satu atau dua 😅
               

Agenda berfoto bersama adalah kewajiban. Ada yang menclak-menclokke kelas-kelas lain, ikut berfoto bak penumpang gelap. Bukan hanya kenangan lama yang jadi topik. Seseorang yang sepertinya sedang mencari calon istri (lagi) dengan spontannya menegur seseorang dari kelas lain, “Kamu janda? Saya duda!” Yang ditegur bersungut-sungut menjawabnya, “Hei, siapa bilang! Saya masih punya suami!” Menanggapi keterjutan yang mendengarnya, si lelaki berdalih bahwa waktu yang ada hanya sedikit, perlu gerak cepat. Weleh weleh weleh.

Di depan kelas 3 Fisika 2
Bersama Aqha - ketua panitia dan beberapa warga Biologi 1
Kelas Biologi 2


Foto bersama di depan mushala Baitur Rauf
Tak sampai di situ, saya ikut saja ketika teman-teman perempuan yang sekelas spontan janjian makan siang bersama di warung makan Aroma Palopo, jalan Andi Mappanyukki. Obrolan berlanjut di situ. Ada cerita drama yang belum lama berlalu dan kondisi masa kini para mamak berjiwa muda. Novi yang baru pertama kali meninggalkan keluarganya sejauh ini sibuk meladeni WA dari keluarganya di negara tetangga. Diana berinisiatif menurunkan termos berisi minuman markisa segar dari mobilnya, lalu dengan cueknya dia meletakkan termos tersebut di atas meja makan yang kami pergunakan.

Tak lama kemudian, beberapa kawan laki-laki bergabung, termasuk salah satu pemilik warung makan – A. Nusawarta. Para mamak yang sudah kekenyangan setelah menyantap kapurung, lawar, lanynye-lanynye, pisang ijo, dan lain-lain (termasuk minuman markisa) ikut duduk saja sembari mengobrol dengan para bapak ini. Menunggui mereka selesai makan lalu pulang ke rumah masing-masing guna bersiap-siap untuk acara puncak.

Di Aroma Palopo jalan A. Mappanyukki
By the way, warung makan ini recommended lho buat yang mencari makanan khas Sulawesi Selatan, khususnya makanan khas Kabupaten Luwu. Warung yang selalu ramai ini sajiannya enak-enak!


Makassar, 13 Juli 2017

Bersambung ke tulisan berjudul Acara Puncak Silver Reunion SMADA 92

Catatan:
  • Foto-foto berasal dari Kole, Aqsha, Yulia, Jumriani, Linda, Fahmi, dan Nusawarta.
  • Kalau ada yang merasa asal foto yang saya pasang namanya belum saya tulis di sini, mohon disampaikan, ya Kawan ...

Meriahnya Acara Puncak Silver Reunion SMADA 92

$
0
0
Lanjutan dari tulisan berjudul Silver Reunion SMADA 92: Anjangsana Nostalgia

Acara puncak Silver Reunion SMADA 92 pada malam hari tanggal 30 Juni 2017 berlangsung di Hotel Swiss Belinn. Karena menyanggupi menemani Nine membawakan puisi tentang persahabatan di atas panggung, saya datang lebih awal. Masih sore, sekira pukul setengah enam, saya sudah tiba di ruangan paling besar yang ada di lantai dua.




Bersama Nine, saya latihan membaca puisi. Puisi yang disodorkan panitia kami ganti dengan puisi persahabatan karya Kahlil Gibran yang secara rasa lebih pas dibacakan dan diperdengarkan oleh/untuk orang-orang berusia di atas kepala 4. Untungnya tak sulit untuk klik dengan Nine karena kami sudah berteman sejak SMP, di SMA selalu sebangku, dan sering berjumpa saat kuliah karena kami kuliah di fakultas yang sama, hanya berbeda jurusan.

Gandrang Bulo – tarian tradisional yang diiringi tabuhan gendang dan bambu yang dibawakan sejumlah anak lelaki usia sekolah dasar memulai malam berkesan itu. Dengan lincahnya mereka meliuk-liuk di antara penonton dan mengajak para bapak dan ibu guru, serta beberapa kawan untuk mengikuti tarian dinamis itu bersama mereka.


Di samping kata-kata sambutan, ada penyerahan cinderamata secara simbolis kepada guru-guru SMADA dan murid terpilih penerima beasiswa dari IKA SMADA 92 dan pengukuhan pengurus baru IKA SMADA angkatan 92. Rangkaian acara keseluruhan berlangsung di tengah suara obrolan terdengar di mana-mana di dalam ruangan besar berisi kira-kira 250-an orang ini. 

Kegiatan kami bukan hanya pada kegiatan pagi hingga siang hari dan malam puncak ini. Beberapa kegiatan lain bisa dibaca pada tulisan berjudul Toilet untuk SMADA dan SMADA 92 Berbagi: Episode Bus Mamminasata. Bahkan sehari sebelum acara puncak ini, kawan-kawan berpartisipasi menjadi pendonor darah di outlet PMI yang dilangsungkan di Mal Ratu Indah.

Bersyukur sekali para guru kami seperti Pak Umar (guru Fisika), Pak Bakri (guru Fisika), Bu Rosmin (guru Olah Raga), Pak Yusuf (guru Biologi), dan Pak Asri (guru Matematika) beserta istri bisa hadir di acara puncak silver reunion ini. Terima kasih tak terhingga kepada bapak-bapak dan ibu-ibu guru SMADA yang mengajar kami pada rentang tahun 1989 - 1992.

Foto bersama Pak Bakri (guru Fisika) dan Pak Asri (guru Matematika), dua
guru favorit saat itu.
Pak Umar menyampaikan kata sambutan. Guru yang terkenal suka mengetukkan kunci mobil ke kepala anak-anak yang kurang memperhatikan pelajaran ini meminta maaf kalau-kalau ada yang kepalanya pernah terkena kunci. Bukan untuk menyiksa, seperti itulah dulu caranya mendidik kami. Kami pun tak berkeberatan. Syukurnya, saya tidak pernah merasakan ketukan kunci dari beliau.


Mendadak baca puisi
Duo MC yang ternyata juga merupakan alumni SMADA (Kak Eddyman – senior dan Nurjannah – yunior) memandu acara dengan baik. Kedua jurnalis televisi lokal ini mengenal guru-guru SMADA dan lingkungannya sehingga bisa bercampur dan menyatu dengan acara puncak silver reunion ini. Nine dan saya menemukan cara yang enak untuk membawakan puisi kami – setidaknya menurut kami begitu, tidak tahu menurut yang nonton bagaimana. 😌 Tentunya, “keberhasilan” misi kami malam ini tak lepas dari peran pengiring musik latarnya juga – personil dari Aploes.


Fadli dan Bento
Bernanto (Bento) – sosok vokalis di angkatan 92 berhasil mendatangkan Fadli PADI/Musikimia untuk menyumbangkan suaranya. Ini membuat acara semakin meriah dengan beberapa lagu hingga lagu Joget Maumere yang membuat sebagian hadirin turut berjoget. Panitia tak lupa menyiapkan door prizesberupa barang-barang kebutuhan rumah tangga seperti rice cooker dan kompor gas.

Senang sekali menyaksikan acara malam itu berlangsung sukses. Kerja keras panitia Silver Reunion SMADA 2 berbuah manis. Segala drama yang sempat terlakon pupus seketika. Bukan sok tahu, dalam pengurusan acara sebesar ini pasti ada masalah-masalah tak terduga atau di luar kendali. Bohong banget kalau tidak ada. Iya, kan yee? 😄 Namun berhubung semuanya sudah sama-sama dewasa (tepatnya: tua .. sudah pada beruban 😀), segala sesuatunya menjadi baik kembali.

Kelas Fisika 2 dan Pak Bakri
Diperkirakan 250 alumni hadir di acara puncak ini.
Terima kasih banyak ya teman-teman panitia yang dikomendani Aqsha. In syaa Allah, semua peluh yang bersimbah menjelang acara akan menjadi catatan amal baik tersendiri. Semoga ke depannya IKA SMADA 92 bisa menjadi semakin bermanfaat bagi banyak orang, terkhusus bagi yang membutuhkan. Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain. Semoga kita semua menjadi manusia yang bermanfaat.

Makassar, 13 Juli 2017


Catatan:
  • Cerita reuni akan berlanjut ke cerita reunian khusus Kelas Fisika 2 (tapi setelah post tentang food court baru di Makassar yang baru-baru ini menggelar soft opening-nya, yaa).
  • Foto-foto berasal dari Hendra, Kole, Yulia, Alif, Nine. Kalau ada di antara kawan yang fotonya terpakai di sini tapi tak saya sebutkan namanya, mohon memberi tahu saya, ya.

UBOX, Tempat Nongkrong yang Out of The Box

$
0
0
Peti kemas (Inggris: ISO container) adalah peti atau kotak yang memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan International Organization for Standardization (ISO) sebagai alat atau perangkat pengangkutan barang yang bisa digunakan diberbagai moda, mulai dari moda jalan dengan truk peti kemas, kereta api dan kapal peti kemas laut (Wikipedia.Org).


Terkait peti kemas, saya adalah orang yang selalu saja excited melihat benda sangat besar ini berada di tempat yang tidak semestinya. Saya pernah melihat peti kemas di Caltex (sekarang Chevron) di Riau dan di Inco (sekarang Vale) di Sorowako (ujung tenggara provinsi Sulawesi Selatan) dijadikan kamar tidur bagi pegawai baru di kedua perusahaan tambang itu.

Maka ketika melalui jalan Pelita, melihat ada tumpukan barang yang biasa disebut kontainer ini, saya sangat penasaran. Saat melewatinya lagi untuk yang kedua kalinya, saya masih penasaran karena tidak tahu apa yang ada di dalam tumpukan kontainer yang berada di balik pagar/pintu tertutup bertuliskan URBANISTBOX itu. Hingga pada tanggal 8 Juli lalu, saat menghadiri soft opening UBOX, rasa penasaran saya terjawab tuntas.

Ternyata yang saya kira tumpukan peti kemas dari luar sana, bukanlah seperti tumpukan peti kemas biasa. Sejumlah 7 kontainer di situ ditata rapi pada dua lantai menjadi tempat bagi 10 tenant yang menawarkan aneka makanan dan minuman khas yang asli diproduksi oleh UKM lokal.

Owner Dapur Mama Puji dan Fajas Assaad
Salah dua dari tenant-tenant tersebut berasal dari daerah. Publice yang memproduksi aneka olahan es krim berasal dari Takalar dan Durian Cantikayang memproduksi aneka olahan durian berasal dari Barombong. Maksud saya, bermula dari buka usaha daerah kini mereka buka cabang di UBOX.

Penataan UBOX seperti huruf U dengan mini stage berada di depannya. Semua pengunjung UBOX  bisa menyaksikan kegiatan yang sedang berlangsung di panggung, kecuali yang berada di lantai 2 yang letaknya tepat di atas mini stage. Tapi suara dari bawah terdengar ke atas karena konsep outdoor di food court ini.

Mengenai tulisan “Urbanistbox” di bagian depan, Fajar Assaad – mewakili manajemen mengatakan, “Urbanistbox adalah (nama) areanya. Di Urbanistbox ada tiga bisnis: food court – UBOX, restoran (La Marowa), dan coworking space, namanya Kemae.”

Kue cubit red velvet
Kue cubit green tea. Foto: Andy Hardiyanti
La Marowa dan Kemae sedang dalam tahap pembangunan. Area untuk komunitas agar bisa beraktivitas secara eksklusif secara bertahap, akan dibangun di lantai 3.  Rencana ke depannya, tanah di samping kiri Urbanistbox akan dijadikan lapangan parkir dan mushala. Mushala menjadi perhatian penting saya bila ke tempat umum. Saya senang, Urbanistbox memperhatikan hal ini. Untuk sementara, salah satu kontainer beralaskan karpet dijadikan mushalla. Ada perlengkapan shalat berupa sajadah dan sepasang mukena di situ. Hati tenang berada lama-lama di situ walaupun menjelang/pada waktu shalat karena tetap bisa shalat pada waktunya.

Bagi anak muda dan yang tua berjiwa muda, tempat nongkrong yang terletak di Jalan Pelita Raya Nomor 41 ini out of the box. Bukan hanya konsep outdoor dan peti kemasnya, saat mentari sudah bersinar teduh, lantai dua nyaman ditempati sembari mendengarkan musik dari pusat sound system yang letaknya persis di dekat mini stage. Dua pekan sekali UBOX menyajikan live music.


Pilihan makanannya banyak. Selain dari dua tenant yang saya sebutkan di atas, ada aneka pilihan lain dari UBOX Drinks, Fine Fries, LeN Cofftea, Kebab Lover, Warunk Box, Good Kedai, Dapur Mama Puji, dan Rotimo!

Bingung juga saya memilih hendak makan dan minum apa. Akhirnya saya memilih minuman hangat berasa  moka dan kue cubit rasa red velvet. Kue cubitnya saya suka, rasanya tidak terlalu manis, tidak bikin eneg.Beberapa teman blogger memilih street mocktail dari Good Kedai. Mereka bilang enak. Owner Good Kedai mengklaim bahwa Good Kedai merupakan pelopor street mocktail pertama di Indonesia. Dengan pengalaman jam terbang selama 14 tahun dan 30 cabang di seluruh Indonesia, wajar saja teman-teman mengatakan rasanya enak.

Mushalla di kontainer
Kalau kamu mencari makanan berat, bisa mencoba aneka mie dan bakso di Dapur Mama Puji. Andalannya adalah mie pedas. Ada pilihan sumber karbohidrat lain, seperti aneka roti (di antaranya: burger) dan kentang goreng.

Selain menghadapi pesanan saya sendiri, saya juga ikut mencicipi pesanan kawan: aneka gorengan dari Fine Fries. Alhasil saya merasa kenyang padahal sudah niat dari rumah untuk tak memenuhkan organ pencernaan di sore itu. Soalnya bukan waktu makan biasanya, hehehe.

Kopdar dengan Andy Hardiyanti dan suaminya, blogger Mataram di UBOX (09/07).
Foto: Andy Hardiyanti
Urbanistbox tak berdiri sendiri. Ada ADEI (Asosiasi Digital Entrepreneur Indonesia) dan MCN (Makassar Creative Network) yang mendukungnya. Selain itu ada pula dukungan dari kartu diskon Mr. Deals. Saat itu sedang ada promo Mr. Deals juga, gratis pebuatan kartu bagi yang men-download aplikasi Android dan memperlihatkannya kepada perwakilan Mr. Deals. Sayangnya, HP saya tidak memadai lagi memorinya untuk menambahkan aplikasi baru. Padahal startup ini sudah bekerja sama dengan 150 merchant di Makassar dan punya 11.000 member. Oke buat mamak-mamak pecinta diskon.

Sembari menikmati makanan dan minuman, di dekat panggung dilangsungkan lomba makan. Saya ikut kuis “menulis apa saja yang bisa dilakukan di UBOX”. Menulisnya di Note HP. Alhamdulillah saya meraih predikat pemenang 1. Acara berlangsung hingga malam. Ada talkshow kewirausahaan yang sedianya akan digelar. Namun saya sudah harus pulang usai maghrib.


Makassar, 14 Juli 2017

Silver Reunion: Spesial Kelas Fisika 2

$
0
0
Masa SMA adalah kenangan tersendiri yang menetap dalam ruang memori banyak orang. Mungkin karena itulah, saat silver reunion (reuni perak) SMAN 2 Makassar seangkatan saya dihadiri oleh banyak alumni. Banyak kawan dari luar kota yang hadir. Bahkan beberapa orang kawan yang tinggal di negara lain sempat menghadiri acara reuni. Dan tidak lengkap rasanya, kalau tidak ada reuni kelas ...


Bagi saya pribadi, hal yang paling berkesan adalah pencarian jati diri saya dimulai saat SMA. Ketika melalui Kajian Akhwat di suatu hari Jum’at saya menemukan tujuan hidup manusia dalam al-Qur’an adalah untuk beribadah kepada Allah(al-Qur’an surah Adz-Dzaariyaat ayat 56 yang artinya "Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku”). Adalah hal yang baru bagi saya sekaligus sangat dalam kesannya. Pengetahuan baru inilah – berkat rahmat Allah juga – yang kemudian menuntun saya untuk tetap/kembali berada pada rel yang seharusnya saat menemukan jalan kehidupan dan masalah yang berliku.


Oke, sampai di sini dulu nostalgia pencarian jati diri, mari kembali kepada cerita reuni kelas yang saya maksud di paragraf awal ...

Ada serangkaian acara yang diselenggarakan pada reuni angkatan se-SMA. Pada pagi hari tanggal 30 Juni lalu, saat diminta kawan-kawan sekelas (Kelas Fisika 2, 1990 – 1992) mewakili mereka menyampaikan kesan-kesan semasa di SMAN 2 Makassar, ada dua hal yang muncul spontan dalam ingatan saya. Yaitu wali kelas kami, almarhumah Ibu Hawang (wali kelas 2, guru PMP) dan almarhum Bapak Musafir Nawir (wali kelas 3, guru Kimia). Selain itu, takkan pernah saya lupakan “kenakalan-kenakalan” dengan kawan-kawan perempuan sekelas.

Di Aroma Palopo, jalan Pengayoman
Bukan kenakalan besar, sih. Jadi ceritanya, di kelas saya itu banyak anak mushalanya. Anak laki-laki tapinya. Anak-anak perempuannya kebanyakan ceriwis. Termasuk satu-satunya yang berjilbab, dia ramainya sama dengan yang lain-lainnya.

Sebagian dari anak-anak laki tidak senang dengan kelakuan kami. Kalau ribut ngobrol sampai cekikikan, sebentar-sebentar ada yang memberi isyarat supaya diam, “Sssst!” Ada yang memberi isyarat dengan lirikan mata setajam silet. Yang oleh anak-anak cewek malah ditambah-tambahi dengan kegaduhan sehingga jadi makin ribut. Anak laki-laki kemudian ada yang sampai tepuk jidat dan geleng-geleng kepala 😌




Itu 25 – 26 tahun yang lalu. Sekarang sudah pada tuadewasa. Sudah pada tahu bagaimana selayaknya bersikap. Segala drama masa lalu dimaklumi, diklarifikasi, dan dimaafkan. Bukan begitu? 😏. Bertemu pada tanggal 30, di pagi hari sampai siang, lalu di malam hari rasanya tidak bisa menghabiskan bahan cerita kami.

Acara kumpul-kumpul berlanjut di rumah makan Aroma Palopo, jalan Pengayoman milik A. Nusawarta pada tanggal 3 Juli. Rumah makan ini menyajikan aneka makanan khas Luwu dan khas Bugis/Makassar. Saat itu ada menu pisang ijo duriannya yang khas dan lezat (jangan lupa di-order kalau Anda ke sini). Selain itu, jenis-jenis makanan/minuman lainnya sama-sama lezatnya.


Acara kumpul-kumpul kelas Fisika 2 berlanjut pada tanggal 5 Juli di salah satu kafe di bilangan Pantai Losari. Mungkin yang baca ini pada heran, mamak-mamak dan bapak-bapak ini masih doyan nongkrong, ya hahaha. Ada satu alasan kuat yang membuat kami ketemuan lagi. Yaitu, baju kelas yang disponsori seorang kawan yang baik hati dan didesain oleh kawan lainnya baru tiba di tangan kami 5 hari setelah acara reuni. Sungguh menggemaskan!

Kantor Pos kali ini kebangetan pelayanannya. Saat dicek jauh hari sebelumnya, barang dinyatakan sudah dikirim dari Bogor – tempat baju dipesan. Sudah berangkat dari Tanjung Priok tanggal 9 Juni. Beberapa kali penelusuran tentang keberadaan barang tidak membuahkan hasil yang memuaskan hingga akhirnya barang diambil oleh dua orang kawan pada tanggal 4 Juli.



Maka dari itu muncul ide untuk foto-foto kelas dengan baju seragam, mumpung masih banyak yang belum balik ke daerahnya berdomisili. Buat kenang-kenangan, mumpung masih banyak yang bisa ngumpul. Olehnya itu kami janjian lagi bertemu pada tanggal 5 Juli itu.

Well, momentum yang seru, Brothers and Sisters. Entah kapan akan terulang kembali. Terima kasih untuk kehangatan dan keseruan ini.

Logo SMADA 92 di baju seragam kelas Fisika 2.

Makassar, 18 Juli 2017


Baca juga cerita-cerita reuni SMA lainnya:

Catatan:
  • Foto-foto berasal dari Kole dan Alif.
  • Video dari channel YouTube Fahmi.


Bilang Tempe Ini ENAK! .... ENAK!

$
0
0
Hari kedua mengantar si bungsu di sekolahnya, Mama ikut membeli tempe dari penjual tempe yang boleh masuk di pekarangan sekolah. Belinya cuma sepotong soalnya, berkaca dari pengalaman yang lalu-lalu, kalau membeli satu papan utuh, biasanya tak habis. Untung tukang sayurnya fleksibel. Bukan hanya fleksibel dalam soal harga, dia juga bersedia Mama membeli tempenya cuma sepotong. “Bisa dipotong,” katanya.

Sepotong tempe pun dibawa pulang ke rumah. Mama pikir akan mudah memasaknya. Dibumbui bawang putih, bawang merah, dan kecap saja. Namun rupanya tidak sesderhana itu. Tempe yang cuma sepotong itu dipinta oleh dua anak terkecil menjadi dua macam masakan: tempe kecap dan tempe garam. Tempe garam itu maksudnya tempenya direndam dulu dengan air yang sudah dilarutkan bawang putih dan garam yang sudah ditumbuk halus ke dalamnya, selama sekira 10 menitan.


Oke, baiklah. Mama sedang baik hati jadi mengiyakan permintaan kedua bocah itu. Tempe kecap siap lebih dulu sementara bahan untuk tempe garam masih direndam.

Lalu terjadi percakapan ini:
Mama (M): Athifah sini, coba rasa tempenya. Enak!
Athifah (A) mendekat dan mengambil sepotong kecil tempe yang Mama beri.
Mama memperhatikan wajah nona mungilnya mengunyah tempe.
M: Enak, toh?
A: Mmm ... Lumayan.
M: Heh, masa (cuma) lumayan. Ini enak. ENAK!!!????!!!

Makassar, 18 Juli 2017


Edisi mamak over confidence (rasa percaya dirinya kelewatan) yang tetiba baper. 😁😂😆

Makanan Ringan yang Aman untuk Tubuh

$
0
0
Saya terpaku membaca sebuah tulisan yang di paragraf awalnya mengatakan, “Namanya manusia tidak akan dapat dipisahkan dengan mengemil.Wih, saya banget ini.Saya sanggup sajaseharian tidak mengkonsumsi nasi, asalkan tidak lepas dari yang namanya mengkonsumsi makanan ringan. Well, mengemil tentu bukanlah suatu masalah besar yang harus dilarang. Bukan hendak mencari teman senasib jika saya mengatakan: bagi kamu yang memiliki hobi mengemil, tidak perlu merasa bersalah– karena memang tidak ada undang-undang yang melarang, hehe. Akan tetapi apabila Anda sedang menjalankan program diet, alangkah baiknya jika memperhatikan dengan baik mengenai jenis makanan ringan yang dapat dikonsumsi tanpa membuat berat badan kamu nambah.

Tak dapat menjaga tubuh agar terhindar dari kemungkinan menjadi gemuk (baca: tidak sehat)  – itu yang sering membuat orang yang senang ngemilmerasa bersalah. Jujur, ini yang saya rasakan. Karena ketika kepincut sama satu jenis makanan ringan, saya sanggup menghabiskannya sendiri, sebanyak apapun itu. Kalau tidak habis dimakan selama sehari, saya bisa konsisten mengkonsumsinya selama berhari-hari!


Namun demikian saya menyadari, hal seperti ini harusdiperhatikan dengan baik untuk kesehatan diri sendiri. Ketika umur semakin bertambah, metabolisme tubuh berpotensi besar mengalami kemerosotan. Yang perlu dilakukan yaitu menghindari cemilan-cemilan yang membuat perut keroncongan ketika melihatnya, dan menjadikan ngiler ketika sudah berusaha sekuat tenaga untuk menghindarinya karena menjadi penyebabkegemukan. Tahu, kan kalaukebanyakanmakan cemilan enak itu mengandung kalori tinggi, banyak lemak, serta memiliki kandungan gula yang jauh lebih banyak?

Nah, penggemar cemilan tidak sedikit yang mengetahuinya. Namun sayangnya, di sisi lain banyak penggemar cemilan yang memutuskan untuk melakukan program diet dan menjauhi makanan ringan yang justu melakukan kesalahan-kesalahan seperti ini:
  1. Memilih cemilan yang memiliki banyak kandungan gula dan lemak padahaljenis makanan ringan yang dipilihnya ini tidak memberikan efek kenyang sehingga tanpa disadari dia telah menghabiskan sekantong cemilan.
  2. Memilih makanan ringan berkarbohidrat tinggi misalnya yang terdapat pada buah pir atau apel sementarajenis buah-buahan ini dapat dengan cepat diproses oleh sistem pencernaan sehingga yang mengkonsumsinya dengan cepat akan merasakan lapar (lalu makan lagi).
Bagi Anda yang sedang dalam program diet tetapi Anda tipe orang yang tidak bisa atau tidak sanggup menghindarkan diri dari ngemilmakanan ringan untuk menemani aktivitas maka di bawah ini saya berikan tips dari kawan saya yang patut dicoba agar gaya hidup ngemilitu tidak memberikan dampak buruk kepada pertambahan berat badan Anda:

1. Pilih makanan yang kaya dengan serat larut.
Cara ini dapat untuk kamu temui pada makanan, sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan, biji-bijian. Pilihlah sayuran yang mengandung serta nutrisi, dengan mengkonsumsi susu rendah lemak, daging tanpa lemak.

2. Kacang Almond.
Kacang merupakan cemilan yang memiliki waktu lama untuk dapat diproses atau dicerna sehingga kamu dapat memilih cemilan jenis ini.

3. Yogurt.
Selain enak di lidah, yogurt merupakan susu yang memiliki lemak rendah.

4. Konsumsi buah.
Anda bisa menggantikan cemilan dengan mulai mengkonsumsi buah-buahan yang membuat kenyang lebih lama, seperti alpukat.

5. Biji-bijian.
Selain sebagai cemilan anti gemuk, makanan jenis ini pun juga mampu menurunkan kolesterol. Contohnya adalah cereal.

Bagi orang yang tidak memiliki wawasan luas mengenai kesehatan atau seputar informasi yang lainnya, pasti akan menganggap mengemil itu akan membuat badan melar, akan tetapi kenyataan yang ada tidak seperti itu, karena masih ada cara lain yang dapat untuk dilakukan bagi kamu yang memiliki hobi mengemil. Tapi harus diingat, untuk mengganti makanan ringanyang tak sehat dengan salah satu dari 5 jenis cemilan di atas. Karena yang namanya hobi itu susah untuk dihilangkan, bukan? Melakukan hobi itu rasanya seperti sedang ber-me time. Oleh karena itu selagi masih ada cara lain untuk menanggulangi cemilan tanpa membuat berat badan naik, kenapa tidak?“Kita hanya perlu mengubah persepsi saja!” begitu kata orang-orang bijak. Semoga saya bisa mengikutinya ... (note to my self).


Makassar, 19 Juli 2017

Cerita Kopdar Spesial Bercanda dengan EYD

$
0
0
Kesibukan di dunia nyata membuat saya terpaksa posting tulisan tentang kegiatan pada tanggal 3 Juli lalu pada hari ini. Semua “utang” tulisan harus saya selesaikan berdasarkan urutan waktu dan prioritasnya. Tapi jangan berpikir kalau saya menghidangkan tulisan basi, ya. Apa yang mau saya sampaikan ini isinya masih amat relevan, koq sampai bertahun-tahun ke depan pun. 😃

Bukan Udang Kering Tapi EBI

Jadi begini, Mbak Anna Farida – Cikgu EBI (Ejaan Bahasa Indonesia), nama terbaru dari EYD (Ejaan yang Disempurnakan) di grup pusat IIDN (Ibu-Ibu Doyan Nulis) sedang berada di Makassar makanya IIDN Makassar mengajak beliau ketemuan. Sekaligus halal bi halal – ketemuan pertama usai bulan Ramadhan. Mumpung suasana halal bi halal masih hangat-hangatnya. Maka bertempat di salah satu ruang meeting di Regus– sebuah coworking space keren di kota ini, pertemuan itu diadakan di pagi hari.

Saat membuka pertemuan, saya jujur mengatakan kepada Mbak Anna bahwa saat sedang berkomunikasi jalur pribadi (japri) di media sosial, saya meras agak-agak tegang. Takut kalau-kalau ejaan yang saya gunakan dalam bahasa tulisan saya kacau haha. Namanya masih belajar, kan. Namun Mbak Anna mengatakan, kalau dalam berkomunikasi biasa, ia tak mempersoalkan gaya bertutur lawan bicaranya. Beda halnya kalau memang sedang dalam keadaan belajar.

Okeh, tidak berpanjangan lagi. Hasil jumpa-jumpa kami kala itu, saya rangkum di bawah ini, yaa ...

Ibu-ibu yang bergabung di IIDN bisa memanfaatkan media sosial (medsos) untuk mngedukasi orang lain dan diri sendiri tentang EYD. Saat saya menukas, lebih enak ya menyebut EYD ketimbang EBI – kayak udang kering saja, Mbak Anna mengatakan, mari kita pakai EYD saja. Bahasa itu kesepakatan. Kalau enaknya bilang EYD maka mari kita pakai EYD, bukannya EBI.

Cara Mbak Anna membuat anggota IIDN belajar EYD adalah dengan membuat gimmick khas, misalnya dengan tokoh fiktif tertentu. Dia juga menciptakan istilah “Bercanda dengan EYD”. Bagi yang mau belajar EYD, silakan browsing. Ada e-book yang bisa di-download tentang EYD dengan judul dari istilah tersebut. Download pedoman EYD. Menurut Mbak Anna, “Penggunaannya begitu-begitu saja.” Perlu menggunakannya sehari-hari dan mempergunakannya secara luas. Salah satu tugas kita adalah mengedukasi masyarakat. Agar orang lebih mudah memahaminya, gunakan gimmick khas.

“Dulu stasiun televisi hanya ada satu channel. Koran hanya dua atau tiga. Media menjadi pendidik kita. Sekarang itu many to many (banyak ke banyak). Kewenangan ada di warga juga (citizen journalism), potensi besar mengedukasi masyarakat,” tutur Mbak Anna.

Sekarang, dengan hadirnya media online, makin mengurangi kemampuan orang membaca kalimat panjang. Kalau dulu kita terbiasa membaca kalimat panjang, sekarang tidak. Orang sekarang lebih terbiasa membaca kalimat pendek. Tantangannya, buku harus dibuat visualisasinya lebih hebat karena saingan kita adalah games, televisi, dan video. “Bukan kemerosotan, bukan kemajuan. Itu dinamika,” Mbak Anna menanggapi fenomena sekarang sebagai sesuatu yang mau tidak mau harus dihadapi.

“Bahasa itu kesepakatan antar penggunanya. Kalau penggunanya sepakat, itulah yang terjadi. "MERUBAH" bisa jadi bahasa baku kalau disepakati (menggantikan kata MENGUBAH). Bukan menyangkut mana yang benar dan yang salah tapi mana yang baku. Makanya kita-kita yang paham mengedukasi dengan kaidah yang benar,” ujar Mbak Anna. Menyangkut keragaman dalam berbahasa, menurut Mbak Anna keragaman bahasa itu menyenangkan. Bukan berarti yang tidak baku salah.

Sebenarnya banyak dari kita yang paham aturan itu (EYD) tapi karena paparan dari dunia luar (misalnya adanya emotikon dan lain-lain. Seperti marah diganti emotikon. Cinta diganti dengan gambar hati) makanya powerdari tanda baca dan aturan lain jadi bergeser (bukan berkurang). Sekali lagi Mbak Anna menekankan bahwa ini “bukan perubahan tapi pergeseran”.

Lalu, apakah dengan menggunakan EYD kemudian membuat tulisan tidak enak dibaca atau tidak gaul? Tidak demikian. Bisa koq kita membuat tulisan tetap enak dibaca dengan menggunakan EYD. Tulisan yang dibuat bisa tetap renyah, kalau kata Mbak Anna. Nah, untuk istilah yang tak baku, misalnya yang berasal dari bahasa asing atau bahasa daerah tulislah dengan huruf miring. Gunakan secara konsisten.

Nah, hal terakhir tentang EYD yang disampaikan oleh Mbak Anna adalah bahwa EYD membantu kita memastikan pesan yang disampaikan benar. Misalnya dalam menggunakan tanda koma. Perubahan letak koma saja dapat mengubah makna. Ada 3 kalimat yang sepintas terlihat sama namun bisa berbeda maknanya dicontohkan oleh Mbak Anna:
  • “Mau beli galon, Pak Tono.”
  • “Mau, beli galon Pak Tono?”
  • “Mau beli, galon Pak Tono.”

“Belajar EYD sedikit demi sedikit saja.  Belajar berbahasa tidak bisa sekaligus,” pungkas Mbak Anna.

Di akhir topik pembicaraan tentang EYD, saya mencatat tips dari Mbak Anna:
  • Menulislah dengan memakai sentuhan khas. Itu akan sangat bagus. Mbak Anna misalnya, melakukannya dengan cara bercanda. Mbak Anna menyebut dirinya dan kita semua sebagai “juru siar”. So, mari kita siarkan bersama-sama, ari kita pelihara bareng-bareng (pembelajaran terkait EYD).
  • Mbak Anna senang melatih artikulasinya dengan menyebut kata-kata baru. Misalnya selama melakukan perjalanan di Sulawesi Selatan, setiap membaca kata-kata baru terpampang di papan penunjuk jalan/nama tempat maka Mbak Anna mengucapkannya. Dengan demikian bagian dari artikulasinya yang selama ini kurang bergerak bisa terlatih. Ini perlu nih agar lancar berbicara di depan orang.
  • Melatih menulis dengan memasukkan satu kata baru setiap menulis.

Panjang juga pembicaraan tentang EYD. Untungnya ruang meeting di Regus nyaman. Pendingin ruangan dan ketenangannya membuat diskusi kami terasa hangat dan nyaman. Dukungan ruangan memang perlu, ya dalam sebuah pertemuan. Ini pertemuan IIDN Makassar yang kesekian kalinya yang disponsori Regus – coworking space yang konsepnya ala-ala “hotel kantor”. Usai pemakaian ruangan, tak perlu pusing dengan sampah, akan diurus oleh pengelola Regus. Bagi yang berkantor di sini, tinggal membayar sewa bulanan saja untuk berbagai fasilitas termasuk AC, listrik, dan sinyal WiFi.
Lounge di Regus Makassar

Ada Cara Lain Selain Menerbitkan Buku di Penerbit Mayor

Topik selanjutnya adalah mengenai penerbit. Penerbit mayor punya slot, tiap tahun. Apakah hendak menerbitkan buku anak, buku parenting, dan lain-lain. Jumlahnya sudah tertentu. Jika naskah yang Anda kirim ditolak, bukan berarti tidak bagus. Bisa jadi alasannya adalah karena tema tidak cocok dengan yang diinginkan penerbit atau slotsudah terisi. Satu lagi realita di penerbit mayor adalah ngantri naskahnya lama. Patut dimaklumi karena ini berhubungan dengan pemasaran dan harga cetak jadi harus mencetak dengan jumlah banyak supaya murah. Pokoknya, pertimbangannya banyak, deh.

Namun, tahukah Anda kalau menerbitkan buku di penerbit besar:
  • Risikonya kalau penerbit bangkrut, buku harus diobral habis (daripada rugi, kan?).
  • Ada gengsi khusus.
  • Isu lingkungan yang lagi gres. Menghasilkan 2000 buku berarti menebang 2000 batang pohon!

Meskipun demikian, janganlah membanding-bandingkan penerbit mayor dengan penerbit indie. “Karena tidak apple to apple. Keduanya adalah dua hal yang berbeda. Pada penerbit indie, buku yang dicetak adalah yang benar-benar dibutuhkan,” tutur Mbak Anna mengenai alasan, mengapa tidak boleh membandingkan kedua jenis penerbitan ini.

Ada banyak cara untuk berkarya dalam dunia menulis. Salah satunya, di luar menerbitkan dalam bentuk buku adalah bisa dengan menerbitkan e-book. Mengawalinya bisa dengan sharesesuatu yang gratis. Terkait memilih penerbit, janganlah kaku dengan mematok “harus begini” atau “harus begitu”. Alternatif lainnya adalah dengan upload suara, di Sound Cloud misalnya. Intinya BE OPEN-lah, jangan saling menjelekkan.

Makassar, 26 Juli 2017

Ehm, berkarya melalui blog juga bisa, lhoo, teman-teman. Hanya perlu kuota internet, hehe. Manfaat blog banyak sekali, di antaranya pernah saya tulis di:


Ah ya, terima kasih ya buat teman-teman yang sudah menyempatkan diri hadir di Regus saat itu. Kalau berminat mencari tahu lagi tentang Regus dan pertemuan-pertemuan kami, bisa baca tulisan-tulisan berikut:

Terima kasih banyak buat Regus, sudah memfasilitasi kami. Kopdar (kopi darat) kali ini menyenangkan karena dihadiri oleh kawan-kawan dari Lampung, Jakarta, dan Bandung.Juga dihadiri kawan-kawan IIDN Makassar yang baru pertama kali ikut kopdar.


Untuk informasi lebih lanjut tentang Regus, silakan langsung ke:

Siapa yang Bawa Kunci Rumah?

$
0
0
Fiyuh, urusan ketemuan dengan klien sudah. Urusan jemput si bungsu dari sekolah sudah. Sekarang masuk rumah, beristirahat sejenak di kursi lalu lanjut aktivitas lain lagi ...

Namun saat hendak mengunci pintu rumah, Mama tersentak. Kunci pintu depan itu tak ada. Mama melihat ke paku, tempat biasanya kunci rumah tergantung di kusen pintu, sekumpulan kunci itu tak ada. “Lha, kuncinya di mana? Mama tak bawa kunci, Papa pun tidak!” Mama membatin.



Mama tak berani bertanya dengan suara keras. Soalnya Oma akan marah bila mengetahui baik Mama maupun Papa tak membawa kunci rumah. Biasanya memang kalau mau keluar rumah sementara Ato’ (kakek, dari kata “Lato’” – bahasa Bugis) dan Oma (bukan padanan kata lato’ sebenarnya hehe) juga keluar rumah, Mama dan Papa membawa kunci namun kali ini tidak karena Oma dan Ato’ tidak mengatakan hendak keluar rumah.

Memang, sih waktu mau keluar tadi, Oma sempat bertanya bagaimana kalau Oma dan Ato’ mau keluar rumah. Mama menjawab kalau Mama akan membawa kunci rumah karena Ato’ kan membawa kuncinya serepnya.

Maka tertuduhnya, siapa lagi kalau bukan si bungsu Afyad. Saat Mama bertanya dengan suara dipelankan (yang akhirnya didengar juga oleh Oma, untungnya tak sampai membuatnya tahu kalau Afyad yang membawanya), anak bungsu Mama ini mengeluarkan kunci pintu rumah dari saku seragam sekolahnya.

Mama bergidik membayangkan kunci rumah itu tadi dibawa Afyad ke sekolah. Dibawanya “berjalan-jalan” di lingkungan sekolah. Duh duh, untungnya kuncinya selamat ikut pulang ke rumah. Kalau jatuh bagaimana? Kalau ada yang tahu Afyad bawa kunci rumah, bagaimana?

Wajah bocah itu semringah saat memasang kembali anak kunci ke lubang kuncinya. Waduh, ini anak, dia belum tahu kalau membawa kunci rumah itu rasanya seperti membawa brankas! Tanpa beban, Afyad memutar kunci dengan mantap lalu dia melangkah masuk ke ruangan dalam. Meninggalkan Mama yang masih setengah bengong.

Untung kunci rumah tidak hilang. Untungnya lagi, tidak ada orang lain yang tahu Afyad tadi membawa-bawa kunci rumah ke sekolah.

Makassar, 27 Juli 2017



Jual Sepatu Original Murah, Cara Promosi yang Harus Diwaspadai

$
0
0
Sepatu original sebenarnya bukan terkait gengsi, ya toh? Memiliki sepatu original merupakan sebuah hal yang memang sudah seharusnya menurut kalangan. Alasan penting di baliknya adalah selain dari segi daya tahan dan keawetan dalam pemakaian, secara umum memiliki sepatu original akan lebih memberikan nilai penghematan yang lebih dalam diri pemakainya.

Mengapa hemat? Karena si empunya tidak perlu lagi bolak-balik membeli sepatu baru untuk mengganti sepatu yang rusak karena memang kualitas sepatu KW tidak dapat bertahan lamaseperti daya tahan yang dimiliki oleh sepatu original. Nah, tinjauan dari sisi manfaat dan daya tahan penggunaan sepatu inilah yang kemudian mengharuskan kita untuk memilih dan membeli sepatu dengan kualitas original. Pasti semua setuju, deh dengan alasan ini. Ya sudahlah kalau ada yang pengen sepatu original hanya karena alasan gengsi semata, itu urusan dia.

www.stockunlimited.com

Namun Anda mungkin tahu bahwa kini produk tiruan atau KW mulai banyak beredar dipasaran dan melabelkan diri mereka sebagai produk originalberharga murah.Promo jual sepatu original murah ini, biasanya dapat dengan mudah kita temukan baik dipasaran konvensional maupun pasaran sepatu online. Oleh karena itu tetaplah waspada dan berhati-hati dalam membeli produk originaldipasaran dan jangan mudah terpancing hanya dengan iming-iming harga murah yang ditawarkan oleh penjualnya.

Untuk mendapatkan produk-produk originaldari berbagai sepatu yang akan Anda beli, ada baiknya jika Anda membelinya secara langsung pada counterpenjualan sepatu original resmi, yang memang tercatat sebagai mitra penjualan dari brand sepatu tersebut. Untuk itu, memang perlu waktu ekstra sih, untuk menelusurinya. Tapi tidak sulit koq mendapatkan informasi terkait hal itu.Counter resmi penjualan produk sepatuoriginal biasanya terdapat diberbagai pusat pembelanjaan yang ada di kota besar. Jika ingin membelinya secara online, maka pastikan bahwa situs penjualan online tersebut memang rekanan resmi dari penjualan produk sepatu originalyang Anda inginkan.

Jika Anda menemukan promo jual sepatu original dengan harga murah, maka pastikan bahwa produk tersebut memang benar-benar memiliki tingkat keaslian sesuai dengan yang dikeluarkan oleh pabrikan resminya. Menurut nara sumber saya, berikut ini beberapa ciri dari sepatu original yang dapat Anda gunakan sebagai pedoman dalam menentukan kualitas dari sepatu yang akan dibeli:
  • Perhatikan kardus/kotakdari sepatu tersebut, pastikan kotaknya sepatu terbuat dari bahan yang tebal, dengan cap dan gambar yang berkualitas (mestinya beda, ya dengan yang KW. Kadang-kadang yang KW malah ada perbedaan huruf dengan yang original). Perhatikan nomor seri dan kode produksi yang terdapat dipermukaan kotaknya. Secara umum sepatu originalmemiliki nomor seri dan kode produksi yang tercantum dalam kardus dan lidah sepatu, namun kode dan nomor tersebut tidak sama antara satu sepatu dengan sepatu yang lainnya.
  • Perhatikan sol dari sepatu yang akan Anda beli, sepatu originalbiasanya akan menggunakan bahan karet asli dengan berat yang ringan sehingga nyaman untuk dikenakan.
  • Jahitan pada sepatu original biasanya rapi dan kuat, serta memiliki pola tertentu yang menjadi ciri khas sepatu merek tersebut.
  • Perhatikan bagian dalam lidah sepatu, cocokkan nomor seri dari lidah dengan yang tertera pada kotak sepatunyakarena nomor seri ini biasanya akan memiliki kesamaan.

Jika menemukan kejanggalan pada sepatu yang dipromosikan tersebut, ada baiknya Anda mengurungkan niat untuk membeli sepatu berlabel originaltersebut, karena nantinya Anda bisa menyesal telah terjebak membeli produk KW yang tidak memiliki keawetan seperti layaknya sepatu original. Oleh karena itu sebelum membeli produk sepatu yang dipromosikan, telitilah dulu dengan seksama.

Untuk harga jual sepatu original sendiri biasanya memang lebih mahal dan berada pada range minimal 500 ribuan rupiah hingga jutaan rupiah, bergantung pada model, fitur sepatu, serta merek yang Anda pilih. Berhati-hatilah dalam memilih produk sepatu original yang akan Anda kenakankarena dengan demikianberarti Anda telah memilih melakukan penghematan yang akan menguntungkan diri Anda nantinya.

Makassar, 28 Juli 2017


Bincang-bincang Tentang Islamic Parenting di Harian Amanah

$
0
0
Tanggal 22 Juli lalu ada artikel di Harian Amanah yang menuliskan nama saya. Bukan sebagai penulis, saya sebelumnya diwawancarai oleh Bu Neni. Pertanyaan dan jawabannya sebenarnya yang saya tuliskan di sini tetapi yang dimuat di rubrik Islamic Parenting itu sudah di-edit. Ada sedikit kesalahan (misalnya usia saya ditulis lebih tua 6 tahun dari informasi yang saya berikan, hehe) dan ada poin yang tidak masuk tetapi tidak mengurangi esensi jawaban saya.  


Ini pertanyaan-pertanyaan dari Bu Neni:
1. Ibu setuju jika mendidik anak yang baik itu sesuai pesan Rasulullah?  Alasannya apa?
2. Bagaimana cara mendidik anak sesuai pesan Rasulullah?
3. Apa-apa yang harus diterapkan dalam mendidik anak?
4. Hal-hal apa yang tidak boleh dilakukan dalam mendidik anak?
5. Tips mendidik anak.

Sebenarnya saya merasa agak risih karena merasa punya banyak kekurangan dan kekhilafan. Hanya saja, saya kemudian berpikir ... mudah-mudahan sekadar berbagi mengenai konsep saya, tidak masalah lah, ya. In syaa Allah bisa menjadi cara saya melakukan kebaikan yang di-ridhai Allah subhanahu wata’ala.

Maka bismillaahirrahmaanirrahiim, saya menjawabnya sebagai berikut:

1. Sebagai orang Islam, tentunya harus mengikuti sunnah Rasulullah. Saya bukan ahli parenting, hanya berusaha mengikuti apa yang Islam perintahkan - taat kepada Allah dan rasul-Nya, termasuk dalam mendidik anak.


2. Dalam semua aspek kehidupan anak, pendidikan itu berlangsung. Yang utama adalah dalam pendidikan akhlak dan pembentukan karakter. Dengan pemberian contoh dan kontrol dari orang tua. Rasulullah juga telah mencontohkan dengan perilakunya yang termaktub dalam hadits-hadits, dan tentunya yang ada di al-Qur'an. Memang harus (banyak) belajar dan mempraktikkannya. Kalau al- Qur'an memerintahkan anak untuk taat kepada orang tuanya di jalan kebaikan, tentunya orang tua yang pertama memberi contoh. Kalau Rasulullah mengajarkan untuk menyuruh anak shalat sejak usia 7 tahun dan memukulnya (bukan pukulan yang menyakitkan) jika tak mau shalat di usia 10 tahun maka tentunya orang tua juga harus memberikan contoh dengan mendirikan shalat. Begitu pun dengan ibadah-ibadah lain, termasuk dalam bermuamalah dengan sesama manusia, seperti mencontohkan mengatakan salam atau mengucapkan terima kasih.                       

3. Banyak sekali tapi pada prinsipnya, yang diterapkan adalah apa yang diperintahkan dalam Islam. Termasuk dalam kehidupan sehari-hari, bagaimana anak bisa menjalani kehidupannya hingga siap memasuki usia dewasa agar dia menjadi manusia yang berkualitas baik.

4. Yang tidak boleh dilakukan adalah yang bertentangan dalam Islam. Atau berlebih-lebihan dalam hal yang tidak diperintahkan, misalnya terlalu fokus untuk membuat anak pintar dalam bidang studi tertentu sehingga memaksa anak di luar kemampuannya.


5. Kalau Anda meminta saya memberikan tips, jujur saja. saya sebenarnya agak keberatan karena saya bukan pakarnya hehehe. Saya hanyalah seorang ibu biasa yang masih berusaha jadi belum pantas memberikan tips. Hanya saja, kalau boleh membagi kiat, saya berusaha untuk:
  • Terus belajar meningkatkan kemampuan diri dan mencari tahu apa tantangan dunia (dan akhirat) di masa depan, agar bisa memberi bekal yang baik untuk anak-anak. Termasuk juga tidak egois, mau memperbaiki diri jika salah, dan memperhatikan kebutuhan fisik dan psikis anak. Buat orang tua, belajar menjadi orang tua tidak pernah akan ada habisnya karena dalam setiap menit perkembangan anak selalu ada hal-hal berbeda. Tiap anak unik sekali pun anak kandung kita, pun tidak mungkin sama dengan anak orang lain. Belajar dari mana saja, dari siapa saja, dan kapan saja. Bukan hanya dari bacaan, juga dari alam, dan dari orang-orang di sekeliling kita - termasuk dari anak-anak kita.
  • Memahami bahwa anak-anak itu unik dengan kemampuannya masing-masing. Salah satu caranya adalah, saya mengatakan kepada anak-anak  bahwa ranking itu tidak penting sementara di sisi lain banyak orang di sekeliling kami yang menganggap ranking penting. Saya ingin anak-anak saya belajar karena ingin menjadi lebih baik bukan karena mengharap ranking. Saya berharap anak-anak memahami bahwa yang lebih penting itu proses, hasil adalah akibat dari proses. Rasulullah adalah contoh pribadi yang menjalani proses luar biasa.                       




Mugniar Marakarma, ibu 3 anak, istri dari Solihin Tahir.
*Blogger dan freelance content writer. Saat ini menjadi Ketua Presidium komunitas Ibu-Ibu Doyan Nulis wilayah Makassar. Sesekali menulis di koran, dan aktif menulis tentang banyak hal di blog pribadinya di www.mugniar.com. Salah satu yang mendasarinya untuk terus menulis adalah keinginan untuk menjadi manusia yang bermanfaat(sebagaimana sabda Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam: Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain) dan berharap menjadi contoh bagi anak-anaknya.


Makassar, 29 Juli 2017

Lelaki Tua Pejuang Kehidupan dan Posternya

$
0
0
Saat masih ada urusan di sekolah si bungsu sehingga harus menungguinya di ruang perpustakaan, seorang bapak berusia kira-kira enam puluhan tahun memberi salam dan masuk ke dalam ruang perpustakaan.

Bapakyang membawa banyak poster edukatif beragam jenis ini mendekati kami: saya yang sedang membaca, dua orang ibu guru, dan suami saya yang sedang membantu memperbaiki salah satu laptop di ruang perpustakaan.


www.stockunlimited.com


Bapak itu langsung membuka poster-poster yang dibawanya sembari menawarkannya kepada kami. “Sepuluh ribu, beli tiga, Bu. Saya sudah tiga puluh dua tahun jualan gambar, Bu. Ini mi pekerjaanku. Yang penting halal,” ungkapnya.

“Bagus itu, Bu. Dokter-dokter dan mahasiswa kedokteran biasa beli itu. Biasa ditempel di dinding,” ujarnya ketika perhatian saya beralih pada gambar anatomi tubuh manusia. Saya lagi berpikir-pikir untuk membelikannya untuk si sulung Affiq dan si tengah Athifah.

Poster, selalu menarik perhatian saya. Anak-anak juga senang melihat gambar-gambar. Saya akhirnya memilih poster do’a dan belajar membaca untuk si bungsu Afyad dan poster rumus Matematika untuk Athifah.

Tiga poster yang saya beli
“Tinggal di mana ki’, Pak?” feeling saya “menyuruh” saya untuk bercakap-cakap dengan bapak itu.

“Di Tallo, Bu,” lelaki tua itu menyebut wilayah di sebelah utara kota. Saya tahu lokasi itu letaknya cukup jauh dari sekolah anak saya.

“Wah, jauh itu, Pak,” tukas saya.

“Tidak ji, Bu. Tidak jauh,” bantah si bapak. Lalu dia menceritakan kegiatannya berjualan poster yang bisa menjangkau jarak yang lebih jauh lagi, yaitu ke beberapa kabupaten di Sulawesi Selatan! Dia biasa berjualan hingga di Gowa, Maros, Pangkep, bahkan sampai ke Bone!


Pantas saja, dia mengatakan jarak tempat tinggalnya dari sekolah Afyad dekat, hehe. Sementara bagi orang yang jarang bepergian jauh macam saya ini, jarak segitu sudah jauh.

“Dekat ji ke sini, Bu. Kan naik motor ka’,” lanjut si bapak lagi.

Samar-samar, ingatan saya menjangkau ke masa 2 – 3 tahun lalu. Saya pernah membeli poster edukatif di sekolah Athifah yang terletak lebih di tengah kota Makassar. Sepertinya bapak ini  yang juga berjualan di sana.

Hanya gambar ini yang saya dapatkan. Yang paling kiri
adalah bapak penjual poster itu.
“Tiap hari ki’ menjual, Pak? Atau hari-hari sekolah ji? Hari Minggu libur ki’ barangkali di’?” rasa penasaran membuat saya bertanya lebih banyak lagi kepada bapak yang dari raut wajahnya terlihat sabar ini. Mumpung kedua ibu guru di ruang perpustakaan masih memilih-milih poster yang akan mereka beli.

Si bapak mengambil kursi kosong lalu duduk di sebelah kiri saya, “Biar hari Minggu saya jualan juga, Bu. Kan saya bisa ke Pasar Terong, Pasar Pa’baeng-baeng, atau ke pasar-pasar lain.”

Wow, gigih sekali bapak ini. Bahkan dia tak memilih beristirahat di hari Minggu!

“Berapa anak ta’, Pak?” tanya saya lagi.

“Empat anakku, Bu. Yang besar jadi guru SMA di Sorowako. Suaminya kerja di PT. Vale. Anakku yang bungsu masih kelas 3 di SMK. Sebenarnya anak-anakku larang ka’ berjualan, kerja mi tiga orang tapi saya tidak mau berhenti,” tuturnya.

Kekaguman saya yang dari tadi sudah tersemai, tumbuh makin subur. Masya Allah, luar biasa bapak ini. Tiga anaknya sudah berpenghasilan. Seharusnya dia bisa lebih santai tinggal di rumah tapi dia tak melakukannya.

Lelaki tua itu juga bercerita tentang pentingnya mengajarkan anak melakukan shalat. “Tidak ada gunanya banyak anak ta’ kalau tidak shalat ki,” ujarnya. Saya mengangguk-angguk, membenarkan perkataannya.
Lalu si bapak bercerita tentang perjumpaan anak sulungnya dengan suaminya yang tanpa melalui proses pacaran. Konon sang menantu mencari kriteria yang ada pada putrinya. Ia juga bercerita tentang usaha tak putusnya berdo’a kepada Allah guna memohon rezeki, “Saya kalau berdo’a minta rezeki, bukan di shalat wajib, Bu. Kalau shalat sunnahpaka’, di situ mi saya berdo’a supaya Allah kasih ka’ rezeki.”

Rasa kagum yang semakin besar bertambah dengan rasa haru. Hampir saja mata saya menitikkan airnya di hadapan si bapak. Seketika merasa malu hati ini berhadapan dengan kebesaran jiwanya yang tak pernah putus mengharap rahmat Allah. Saya merasa kerdil karena masih banyak memiliki kekurangan dalam berupaya.

“Tiga puluh dua tahun begini ji pekerjaanku, Bu,” dia mengucapkan lagi kata-kata yang membuat saya semakin bertambah kagum.

“Mau maki’ pulang ini, Pak?” tukas saya saat melihatnya berkemas.

“Tidak. Mau ka’ ke SD lain lagi,” sungguh, rasa kagum yang luar biasa makin merajai hati saya. Benar adanya, Allah-lah penjamin kehidupan. Bukan jenis pekerjaan yang digeluti seseorang.

Video tentang Nenek Te'ne ini saya upload memanfaatkan free YouTube

Ah, menyesal. Menyesal sekali saya lupa menanyakan nama bapak itu. Menyesal sekali saya tak meminta untuk memotretnya atau merekamnya seperti ketika saya meminta Nenek Te’ne – pedagang keliling dan Pak Bahar – kurir usaha rumahan aneka olahan ikan bandeng untuk saya wawancarai ala-ala YouTuber amatir lantas mengunggahnya ke akun YouTube saya (bisa baca kisah Nenek Te’ne di tulisan berjudul Nenek Te’ne: Pedagang yang Menyunggi Bakulnya).

Menyesal sekali saya padahal koneksi internet yang saya gunakan mantap sekali. Padahal dengan paket Xtra Combo dari XL yang baru saya isi, saya mendapat gratis 2GB YouTube 24 Jam dan gratis tanpa kuota pada jam 01.00-06.00 WIB. Dengan demikian saya bisa langsung menyebarkan tentang semangat si bapak di akun-akun media sosial saya. Besok-besok saya harus lebih tanggap lagi. Semoga masih bisa bertemu bapak pejuang kehidupan ini di lain kesempatan.

Makassar, 2 Agustus 2017


Ketika melihat tiga poster yang baru saya beli di rumah, si sulung mengatakan bahwa pernah ada seorang bapak menjual aneka poster di SMA-nya. Saya hampir yakin, penjual poster itu bapak yang sama dengan yang saya temui di sekolah Afyad dan Athifah. Baarakallahu fiik, Pak. Semoga rezeki Bapak lancar dan berlimpah (bantu aminkan, ya pembaca).

Ngobrol Seru di Car Free Day Sudirman

$
0
0
Sebenarnya bukan karena tidak mau move on dari reuni tapi karena teman-teman alumni SMA 2 Makassar seangkatan menjadi bagian dari Ikatan Alumni (IKA) SMADA maka saya berminat menghadiri acara olah raga bersama IKA SMADA di area car free day, Jalan Jendral Sudirman pada tanggal 30 Juli lalu. Tapiii bukan untuk ikut olah raganya, cuma mau bertemu, ngobrol santai, dan ikut sarapan kue-kue yang disiapkan karena bertepatan pada hari itu angkatan 92 kebagian menjadi penanggung jawab konsumsinya. 😁




Selama senam, saya duduk saja di pinggir jalan sembari ngobrol dan ngemil. Dalih saya tak ikut berolah raga adalah karena sepanjang hari saja kegiatan saya sudah serupa berolah raga. Saya pernah mengukurnya pakai alat bernama step counter (bisa baca ceritanya di 4 Langkah Donor Kalori Ala Ibu Rumah Tangga), setiap harinya jumlah langkah yang saya habiskan menyamai jalan kaki sepanjang 3 – 4 kilo meter. So, saya tidak mau “buang-buang” energi di luar rumah dulu. Kalau pulangnya saya capek dan pengen tidur lagi, bagaimana saya bisa beraktivitas di rumah? (Mantap kan alasan saya? haha).

Let’s back to the topic. Acara senam yang dipandu instruktur enerjik yang terlihat sangat berpengalaman dan ngobrol santai diakhiri oleh pemberian door prize dari IKA SMADA 92 (teman-teman alumni SMAN 2 Makassar seangkatan saya) kepada peserta senam. Caranya, para peserta harus menjawab pertanyaan yang diberikan dengan tepat. Setelah itu, MC mengumumkan, yang menjadi “tuan rumah” (penyedia konsumsi) olah raga di car free day, pada lokasi yang sama di pekan berikutnya adalah angkatan 83.



Dari jalan Jendral Sudirman, saya ikut Uli, bersama dengan Diah, Nine, dan Laeli menuju Cangkir Cafe, di jalan Bonto Langkasa. Di sana saya menyimak pembicaraan kawan-kawan mengenai rencana program kerja IKA SMADA 92 selama setahun ini. Sayangnya, Syamsari – sang ketua umum tidak bisa ikutan karena ada urusan mendadak.

Di cafe, obrolan kami lebih banyak santai tetapi diselipi tentang lemparan ide-ide mengenai hal-hal yang bisa dilakukan IKA SMADA 92. Kegiatan yang diusulkan lebih banyak kepada kegiatan sosial, untuk membantu sesama. Tapi belum final, sih. Karena rencananya pada bulan Agustus ini akan ada Raker (rapat kerja) pengurus, yang membahas tentang program kerja tersebut. Baru beberapa hari yang lalu, di grup Kelas Fisika 2 – kelas saya waktu SMA membicarakan tentang ini juga. Bisa jadi setiap kelas nantinya akan punya usulan-usulan bagus tentang kegiatan yang bisa kami lakukan bersama-sama. Semoga Raker nanti berlangsung dengan lancar dan menyenangkan bagi para pengurus. Ditunggu hasilnya 😊




Makassar, 7 Agustus 2017

Catatan: 
Foto-foto berasal dari Uli, Arief, Uche, dan Aqsha.

Baca juga cerita-cerita reuni SMA ini:






Bergembira di Happy Wonderland dan 5 Bahasa Kasih

$
0
0
Kebahagiaan dan kesehatan itu ada hubungan timbal-baliknya. Talkshow pada press conference #LactogrowHappyWonderland di Boncafe pada tanggal 5 Agustus lalu memaparkan hubungan antara keduanya.



Bahagia Bermain di Happy Wonderland

Usai MC memanggil para nara sumber, Gusti Maulani Kattani, Brand Manager Nestle LACTOGROW menyampaikan bahwa LACTOGROW percaya bahwa sehat itu penting tetapi lebih penting lagi kebahagiaan keluarga karena penting untuk tumbuh kembang anaknya. Oleh karena itu, “Kita (Nestle LACTOGROW – red) menggagaskan konsep: Happy Date, yaitu kegiatan orang tua dan anak, yang telah kita identifiedbagaimana supaya keluarga lebih bahagia lagi.”

Gusti Maulani Kattani, Brand Manager Nestle Lactogrow
Kalau dulu Nestle LACTOGROW hadir dengan Happy Beach, Happy Winterland, dan Bubble Park maka kali ini, hadir dengan Happy Wonderland. Tema wonderland untuk 11 kota dipilih karena ingin menghasilkan tema-tema berbeda setiap tahunnya.

Happy Wonderland adalah tempat main untuk keluarga yang berkualitas. Di sini keluarga bisa memainkan permainan yang mengenalkan pentingnya saluran cerna yang sehat, yaitu dengan minum susu. Selain itu, fisik pun distimulasi sembari mengajarkan anak mengenai adanya baketri baik dan bakteri buruk (di Happy Tummy Journey). Ada pula permainan Magical Art: mewarnai, hasilnya nanti bisa di-scan dan keluar di layar yang besar. Gambarnya akan responsif, mengeluarkan suara, dan bergerak. Ada photo box di Fantasy Box dengan aneka properti yang bisa dipakai berfoto. Dan tak kalah serunya, ada Carousel Craft di mana anak dan orang tuanya bisa bersenang-senang tanpa distraksi dengan cara mengerjakan carousel dari bahan-bahan yang disedikan yang bisa dibawa pulang.

Happy Wonderland di Mal Panakukang


Komunikasi Antara Otak dan Saluran Cerna

Dokter Saptawati Bardosono, MSc atau yang akrab disapa dengan Dokter Tati tampil sebagai nara sumber kedua, mebawakan presentasi berjudul Nutrisi untuk Kesehatan Pencernaan. Dokter Tati membuka pemaparannya dengan menyampaikan fungsi saluran cerna, sebagai berikut:
  • Penyerapan zat gizi makanan
  • Pergerakan usus untuk membawa makanan dan mengeluarkan sisa makanan
  • Fungsi kekebalan tubuh oleh adanya selaput lendir di sepanjang permukaan saluran cerna. Kekebalan tubuh di saluran cerna mewakili 80% seluruh kekebalan tubuh pada anak.
  • Keseimbangan mikrobiota/bakteri usus (pengetahuan baru).
Saluran cerna dan otak melakukan komunikasi timbal balik. Apa yang dirasakan saluran cerna langsung dikomunikasikan ke otak. Kalau otaknya sedang tidak baik, maka saluran cernanya juga merasa tidak baik. Itu makanya ada orang yang kalau menghadap bos lalu dimarahi, perutnya langsung merasa mulas. Atau ada orang yang saat mau menjalani ujian merasa mulas. Sebaliknya, kalau saluran pencernaan terganggu, kerja otak juga terganggu. Sedemikian “akrabnya” mereka sehingga sering dikatakan “saluran cerna adalah otak kedua”.

Dokter Tati dan psikolog Lizzy
Dalam saluran cerna ada 400-500 spesies mikrobiota. Salah satunya adalah Lactobasilus Reuteri. Bakteri ini ada di ASI dan saluran cerna dan berfungsi menjaga kesehatan saluran cerna. Bakteri ini mencegah anak supaya tidak mengalami kolik. Bagaimana agar bakteri baik ini dapat befungsi baik adalah dengan mengusahakan bakteri baik tetap hidup supaya bisa mencerna terutama kalsium untuk tumbuh kembang anak dan anak mengkonsumsi vitamin seperti B untuk menjaga kecerdasan anak. Cara lain yang bisa dilakukan adalah dengan mengkonsumsi susu. Laktosa dari susu berfungsi sebagai prebiotik sehingga dapat menjaga kesehatan saluran cerna sehingga kemudian menjaga kesehatan anak.

Suasana press conference

Pentingnya Bahasa Kasih

Psikolog Elizabeth Santosa, M.Psi., Psi., ACC (Lizzy) mengatakan bahwa keterlibatan orang tua dalam membentuk kebahagiaan keluarga itu penting. “Anak yang punya kualitas waktu yang baik dengan orang tua akan tumbuh bahagia. Kualitas waktu adalah kebersamaan yang kita berikan kepada orang-orang terdekat tanpa distraksi. Tidak boleh ada gangguan,” tukas Lizzy.

Salah satu cara menerapkan waktu kualitas adalah melalui 5 Bahasa Kasih berikut:

1. Afirmasi (menyampaikan kata-kata yang memotivasi atau mendukung).

Misalnya dengan memberikan pujian kepada perilaku baik, usaha, dan kerja keras anak. Dengan pujian, motivasi dan ekspresi, kasih sayang, dopamine meningkat. Bahasa kasih ini penting sekali. Ada banyak cara mengekspresikan cinta. Kadang-kadang kalau berbeda bahasa kasih yang diberikan dengan yang diinginkan anak malah tidak ada manfaatnya. Misalnya kita suka memuji tapi anak tidak suka dipuji. Jadi, kita harus tahu mengidentifikasi bahasa cinta anak.

2. Waktu berkualitas.

Jadilah pendengar yang baik bagi anak, jaga kontak mata. Bukan fokus pada jenis aktivitas namun pada waktu bersama. Lakukan kebersamaan tanpa ada distraksi.


Permainan Bahasa Kasih

3. Sentuhan fisik.

Bahasa kasih yang ini diberikan dengan pelukan, belaian, mengusap pundak, tangan, kepala, atau membiarkan anak bermanja ria.

4. Memberikan apresiasi.

Ekspresi kasih sayang diberikan melalui hadiah/rewards. Hadiah sebagai simbol kasih sayang, bukan dinilai dari harga. Hadiah sederhana dapat dibuat sendiri.

5. Melayani atau membantu.

Maksudnya adalah membantu si kecil dalam melakukan kegiatan. Misalnya menolong saat anak meminta bantuan (PR, membetulkan mainan rusak, dan sebagainya). Anak mencari perhatian dan kasih sayang dengan cara seperti ini.

Menurut Lizzy, tiap orang menyenangi dominan satu atau dua bahasa kasih. Meskipun membutuhkan kelima-limanya, ada yang lebih dominan yang diinginkannya. Dia pun cenderung memberikan bahasa kasih jenis yang sama kepada orang dekatnya.

Lihat, betapa care Fachri Albar pada River 😊
Pasangan suami istri Renata Kusmanto dan Fachri Albar yang datang bersama putra sulung mereka River juga membagikan pengalamannya terkait bahasa kasih ini. Renata yang sekarang fokus jadi ibu rumah tangga mencurahkan waktunya untuk kedua buah hatinya: River dan Clover. “Dengan nyuapin, mandiin, nidurin. Fokus, sesekali ada distraksi tapi tidak bisa ngapa-ngapain karena selalu digangguin anak,” papar Renata tentang kesibukannya. Fachri sendiri masih fokus dengan kerjaan di dunia entertainment tetapi selalu berusaha semaksimal mungkin memberikan waktu berkualitas dengan anak-anaknya.

Misalnya ketika si sulung minta main tetapi dia sibuk di laptop. Ketika menyadarinya, Fachri menutup laptop dan bermain dengan River. “Waktu berkualitas (itu penting), bukan kuantitasnya. Even 10 – 15 menit dari 24 jam asalkan bisa total dan fokus, itulah,” papar Fachri. Usai bermain dengan River, biasanya bocah lucu itu tidak membiarkannya pergi lagi.  Fachri setuju dengan identifiksai 5 Bahasa Kasih. Dia dan Renata sudah mengidentifikasi bahasa kasih yang dinginkan River.

Para blogger perempuannya Makassar yang ikut press conference

Nah, pembaca, setelah sampai di paragraf terakhir ini, sudahkah mencoba mengidentifikasi bahasa kasih yang dibutuhkan anak-anak kita? Nah, bahasa kasihnya pas tuh dipraktikkan di Happy Wonderland.

Makassar, 9 Agustus 2017

Catatan:


Setelah Makassar, Happy Wonderland berikutnya akan diselenggarakan di Surabaya (16 – 17 September) dan Medan (30 September – 1 Oktober). Bersiaplah warga Surabaya dan Medan.
Viewing all 2017 articles
Browse latest View live


<script src="https://jsc.adskeeper.com/r/s/rssing.com.1596347.js" async> </script>