Quantcast
Channel: Mugniar | Mamak Blogger Makassar
Viewing all 2019 articles
Browse latest View live

Serba-Serbi Difabel

$
0
0
Acara kopdar (kopi darat) para anggota Komunitas Blogger Anging Mammiri yang berlangsung pada tanggal 5 Agustus ini mengambil tema Serba-Serbi Disabilitas. Namun setelah menyimak penjelasan dari salah satu nara sumber dan setelah sebelumnya sempat berpikir mengenai mana yang lebih manusiawi dipakai “DISABILITAS” (yang berasal dari kata DISABLE – yang berarti tidak dapat) atau “DIFABEL” (yang berasal dari kata DIFFERENT ABILITY – yang berarti berkemampuan berbeda) maka saya menggunakan kata DIFABEL pada tulisan ini.



Well, mengapa tema ini penting? Jawabannya adalah karena di dunia nyata kita hidup dengan beragam orang. Di sekeliling kita ada orang-orang yang memiliki kemampuan berbeda dibandingkan dengan orang kebanyakan, misalnya mereka yang matanya tidak dapat melihat atau kakinya tidak dapat berjalan.

Oleh karena itu, kita harus mengupayakan bagaimana supaya tidak canggung lagi dengan keadaan difabel dan bagaimana menulis supaya mereka tidak tersinggung (hal ini dijelaskan Daeng Ipul – moderator acara ini di awal acara).

Daeng Ipul, Syarif, Rahman, dan Ishak
Selanjutnya, saya kira teman-teman yang hadir sepakat dengan saya, bahwa talkshow kali ini membuka wawasan kami lebih lebar lagi. Dan bahwa hampir semua yang disampaikan oleh ketiga nara sumber: Abdul Rahman (Direktur PERDIK), Ishak (pendamping difabel), dan Syarif (low vision) merupakan hal-hal yang baru kami ketahui dan patut dibagi kepada khalayak agar lebih baik caranya mengambil sikap kepada para difabel.

Tentang Pengaruh (Tak Baik) Masyarakat 

Rahman menceritakan tentang PERDIK. PERDIK adalah singkatan dari Pergerakan Difabel Indonesia untuk Kesetaraan. Gerakan ini dimulai sejak 2015. Dalam usianya yang dua tahun ini, Perdik lebih fokus kepada kajian literasi sebagai pusat informasi kepada masyarakat. Perdik bertindak sebagai lembaga pengontrol juga.

Ishak memaparkan tentang hal-hal yang membuat saya terperangah. Dia mengatakan, “Kecacatan itu konstruksi sosial. Orang dsebut cacat karena cara pandang masyarakat yang mengkategorisasi mereka cacat. Harus ada cara pandang lain. Justru yang berkontribusi besar terhadap ketidakmampuan seseorang adalah lingkungannya. Baik di sekolah, rumah, kantor, bus, dan sebagainya.”


Program rehabilitas membuat kategorisasinya sendiri. Seperti: orang yang buta (hanya) jadi pemijat, cacat pada kaki jadi tukang jahit, tuna rungu jadi tukang parkir. Mereka dikondisikan hanya bisa bekerja di level bawah.

Segala yang di luar para difabel yang menyebabkan mereka mampu. Well, itu sebuah cara pandang dan itu tidak salah. Kita memang sebaiknya memahami hal ini sebab dalam keseharian kita ada beragam manusia yang kita temui, kan?

Oya, istilah “tuna” itu sebenarnya sama dengan cacat. Para difabel – kata Ishak – lebih senang disebut TULI saja atau BUTA saja, tanpa menyebut tuna rungu atau tuna netra. Cek kamus deh, tuna itu artinya “tidak memiliki, luka atau rusak, kurang”. Tetap tidak enak, kan?

Jadi penggunaan istilah “difabel” (berbeda kemampuan) yang dicetuskan sejak tahun 1996 adalah istilah yang paling mewakili mereka. Namun ketika disosialisasikan kepada ahli hukum dikatakan “apa itu?” Fiyuh padahal mestinya sekarang pendekatannya sudah berubah.


Syarif (penyandang low vision) menceritakan pengalaman hidupnya. Di saat umurnya 3 bulan Syarif terserang katarak mata. Namun orang tuanya hanya membawanya berobat ke dukun. Dia pernah menjalani operasi salah satu matanya pada tahun 2004. Masih ada satu mata lagi tetapi dia tidak merasa perlu karena dia merasa perubahan pada mata yang sebelumnya dioperasi tidak signifikan.

Menjelang tamat sekolah dasar orang tuanya hanya memikirkan untuk mengikutkannya kursus pijat karena stigma bahwa tuna netra hanya akan jadi tukang pijat. Syarif bertengkar dengan orang tua karena dia masih mau bersekolah. Syarif berkeras ke sekolah umum.  Dia menjalani masa SMA-nya di SMAN 6 yang awalnya menjalankan program inklusi. Tapi karena kepala sekolahnya berganti, dia sempat ditolak. Setelah melakukan advokasi, Syarif pun diterima bersekolah di SMAN 6. Hari pertama bersekolah Syarif terjatuh ke got. Namun itu tak menyurutkan semangatnya.

Bagaimana menjalani masa persekolahan? Di kelas 2 dan kelas 3, Syarif mengetikkan penjelasan gurunya. Kalau ada tugas langsung dia ketik dan meminta guru membacanya. Bahkan pernah juga Syarif SMSan dengan gurunya.


Di UNM, Syarif mendaftar di Jurusan PKN (Pendidikan Kewarganegaraan). Saat itu ada 12 orang dipersulit selain Syarif. Ada yang hanya karena jempolnya tidak ada satu. Untungnya kemudian sesudah diadvokasi dia dibolehkan kuliah di jurusan itu. Menurutnya lebih sulit masa-masa yang ia lalui di bangku SMA ketimbang di bangku kuliah. Di bangku kuliah ia hanya mengalami kesulitan mengakses buku-buku yang tidak visible. Caranya mengatasi, dia scan buku-bukunya, save di komputer, dan mempelajarinya dengan screen reader.

Rahman punya cerita yang sedikit berbeda. Keluarganya dulu pernah mengatakan pada orang tuanya, “Anakmu nanti jadi tukang pijat.” Namun oleh bapaknya, orang itu ditanggapi dengan kalimat, “Ko pergi atau saya buru ko pakai parang!”

Tentang Cara Pandang

Rahman mengingatkan, “Kita semua bisa menjadi difabel, orang normal bisa kecelakaan lalu kehilangan pengihatan.” Makanya kita harus mengubah pola pikir. Masih banyak diskriminasi yang diterima. Misalnya saat hendak naik pesawat terbang, para difabel harus menanda tangani formpanjang yang isinya mengatakan bahwa mereka naik pesawat dalam keadaan “sakit” sehingga kalau ada hal buruk yang tidak diharapkan terjadi, mereka ataupun keluarganya tidak berhak menuntut ganti rugi.


Jadi difabel akan selalu dianggap sakit. Padahal mereka sehat, sama dengan penumpang lainnya hanya saja kemampuan mereka berbeda. Kalau dalam membaca pesan WA misalnya, orang lain menggunakan matanya, orang buta menggunakan fasilitas suara pada gadget-nya. Hanya berbeda kemampuan, tidak berarti cacat atau sakit selamanya.

Daeng Ipul mengalihkan percakapan kepada Pak Andhar, Guru Pendamping Khusus (GPK) dari SD Inpres Maccini Baru yang sudah lama menjalankan program inklusi. Hal yang menarik karena di sekolah ini, anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) bisa bersekolah layaknya anak-anak lain. Ada 19 orang ABK di sekolah ini dan proses pembelajarannya digabung dengan yang lainnya. GPK mendampingi ABK, pelajarannya menggunakan kurikulum KTSP dengan modifikasi kurikulum. Jadi, ABK tidak dipaksakan harus sama dengan yang lain. Jalau berhitungnya hanya bisa sampai 50, tidak dipaksa untuk bisa sampai 100, misalnya.

Mengenai sekolah inklusi, Rahman menambahkan bahwa pada SK tahun 2009. Ada 123 sekolah dasar inklusi di Sulawesi Selatan. Jumlahnya lebih banyak dibandingkan sekolah tingkatan lebih lanjut. Secara keseluruhan, jumlah  sekolah inklusi se-Sulawesi Selatan ada 586.

Terima kasih Sophie Paris dan Teh Sosro
Namun ini kembali lagi pada masing-masing sekolah, apakah sungguh-sungguh menjalankannya atau tidak. Sebab ada yang menyatakan menjalankannya, ini saya lihat sendiri – tapi pada kenyataannya tidak. Dana BOS untuk inklusi terpakai tapi tidak ada satu pun ABK yang mendapatkan manfaatnya malahan salah satu ABK terpaksa berhenti sekolah. Miris, ya.

Ishak memaparkan bahwa dalam memahami difabel ada berbagai model. Yaitu cara pandang amal (karena kasihan), right basedatau basis HAM, ada cara pandang medik, menganggap difabel itu sakit, dan social model. Memang ada sisi medik dalam disabilitas. Tapi bagi para difabel, aspek medik bukan satu-satunya cara pandang.

Cara pandang medis ini sedikit aneh. Misalnya yang kakinya diamputasi seharusnya dianggap sudah sembuh setelah kakinya diaputasi. Tapi dalam cara pandang medis, orang yang diamputasi dianggap sakit terus sehingga harus tanda tangani surat sakit untuk naik pesawat.


Sekali lagi, Ishak mengatakan bahwa masyarakatlah yang men-disable-kan. Ini perkara perspektif. Kondisi sosiallah yang “mempengaruhi” para difabel dikatakan tidak mampu di sekolah, kantor, atau angkutan umum. Tengoklah bagaimana cara sinetron menggambarkan seorang buta yang kalau berjalan di dalam rumahnya saja harus selalu meraba-raba. Padahal pada kenyataannya tidak demikian. Mereka yang buta bisa berjalan santai di rumahnya. Bisa tersandung kalau ada yang lupa mengembalikan posisi barang di tempatnya semula.

“Ada Etika Disabilitas,” tukas Ishak. Bagaimana berperilaku terhadap difabel ada aturannya. Misalnya ketika berjalan dengan orang buta, beri tahu dia apa yang ada di depannya supaya dia bisa siap-siap. Jangan diam saja. Bagi yang berkursi roda, tanpa dibantu mendorong kursi rodanya pun tak mengapa, bersihkan saja jalur kursi roda di hadapannya. Jangan sampai ada aral melintang di sana. Kepada mereka yang tidak bisa mendengar, harus visual, jangan terlalu keras bersuara, jangan pula terlalu pelan.

Ishak juga menuturkan bahwa beribadah itu hak semua orang, begitu pun para difabel maka seharusnya rumah ibadah memiliki akses untuk kaum difabel. Misalnya apakah ada Qur’an Braille di dalam masjid dan akses masuk ke dalam masjid mudah bagi mereka, tidak harus melalui got misalnya.


Tak terasa waktu maghrib sudah masuk. Kenyamanan ruangan di lantai dua kantor cabang Sophie Paris ini terasa nyaman. Menyimak diskusi sambil menikmati Teh Sosro membuat saya hampir lupa waktu. Perbincangan pun harus segera diakhiri meskipun ada banyak hal yang masih ingin diketahui. Para nara sumber menitip pesan, jika ingin mendapatkan tambahan wawasan tentang difabel, silakan mengakses http://ekspedisidifabel.wordpress.com. Well, semoga pertemuan hari itu bermanfaat bagi semua – minimal membantu mengurangi kecanggungan – sebagaimana bagi saya, ada manfaatnya.


Makassar, 11 Agustus 2017

Menyalakan Lilin Melalui Buku untuk Indonesia

$
0
0
Better to light a candle than to curse the darkness.Atau dalam bahasa Indonesia berarti: lebih baik menyalakan lilin daripada mengutuk kegelapan adalah kalimat  motivasi yang terkenal di seluruh dunia. Di Indonesia kalimat ini dipopulerkan oleh Anis Baswedan dalam gerakan Indonesia Mengajar. Kalimat yang patut dilayangkan kepada mereka yang suka mencaci-maki pemerintah tetapi tak mampu melakukan apa-apa, hal positif yang kecil sekali pun.

Dalam bentuk lain, baru-baru ini saya kembali mendengarkan motivasi seperti ini dari mulut Andy F. Noya – jurnalis terkenal dari Metro TV yang sekaligus Duta Baca Indonesia tahun 2016. Saat itu saya menyimak penuturan Andy sebagai nara sumber pada talkshow Buku untuk Indonesiadi panggung acara Fun Walk BCA pada tanggal 23 Juli lalu. Bertepat di satu sisi pada Lapangan Karebosi Makassar, Andy yang pernah menjalani masa kecilnya di kota Makassar pada tahun 1960-an ini mengatakan, “Jangan selalu berharap pada pemerintah.”

Lakukan Sesuatu Meski Itu Hanya Menyalakan Sebatang Lilin

Gubernur Sulawesi Selatan (Syahrul Yasin Limpo) tengah bercakap dengan Andy F. Noya
Sumber foto: Eryvia Maronie (www.emaronie.om)
Melalui paket donasi kepada masyarakat luas yang kemudian dikonversi menjadi buku, BCA berkomitmen untuk menumbuhkan kembali minat membaca di berbagai pelosok Indonesia. Gerakan “Buku untuk Indonesia” berhasil mengundang banyak partisipasi dari masyarakat Indonesia. Pada periode I penggalangan donasi yang berlangsung sejak tanggal 15 Maret hingga 14 Juni 2017, dana yang terkumpul sudah lebih dari 1 miliar rupiah. Bisa Anda tebak, dari mana pemberi donasi terbesar pada gerakan ini? Makassar, yes! Ternyata masih banyak orang Makassar yang mau menyalakan lilin!

Nah, rencananya BCA akan membagikannya kepada 104 sekolah penerima donasi di 60 titik di Indonesia. Donasi minimal sejumlah seratus ribu rupiah bisa dilakukan di kantor BCA atau di gerai-gerai BCA, misalnya yang ada di Lapangan Karebosi saat cara ini berlangsung. Melalui donasi yang diberikan, BCA memberikan kepada Anda kenang-kenangan berupa kaos jersey. Mudah dan murah.

Frengky, Andy, dan Widya.
Penjelasan tentang program Buku untuk Indonesia ini dijelaskan oleh Kepala Kantor Wilayah BCA – Frengky  Chandra Kusuma dan Vice President Kerjasama Transaksi Perbankan BCA – Liza L. Widyasari saat mendampingi Andy di atas panggung talkshow Buku untuk Indonesia. Mengenai minat baca di Indonesia yang (konon katanya) rendah, Andy berpendapat bahwa itu tidak sepenuhnya benar. Menurutnya, banyak wilayah yang sulit terjangkau di negara ini. Anak-anak Indonesia banyak yang berminat terhadap buku, hanya saja akses mereka kepada buku amat terbatas.

Oya, tentang minat baca Indonesia yang rendah, hal ini diungkapkan oleh sebuah hasil studi tahun 2016. Studi itu berjudul Most Littered Nation in The World, dilakukan Central Connecticut State University. Di situ dinyatakan bahwa Indonesia negara ke-60 dari 61 negara soal minat baca. Negara kita berada persis di bawah Thailand dan di atas Botswana.

Lilin Berupa Buku untuk Indonesia

“Semoga Aksi Berbagi ini dapat berkontribusi positif dan menjadi pengingat kita semua akan pentingnya akses buku yang luas bagi tunas-tunas bangsa sebagai aset berharga dalam menggapai harapan dan cita-cita. Menjawab animo masyarakat yang tinggi, periode II gerakan berbagi Buku untuk Indonesia akan berlanjut hingga akhir tahun 2017. Kunjungi laman www.bukuuntukindonesia.com atau www.blibli.com untuk berpartisipasi dalam gerakan ini,” pungkas Frengky.

Sebagian peserta
Ah iya, hampir lupa. Sebelum talkshow, usai gubernur Sulawesi Selatan – Syahrul Yasin Limpo meninggalkan lokasi acara, sebanyak 11 kepala sekolah menerima secara simbolis donasi Buku untuk Indonesia. Mengapa secara simbolis saja? Karena buku yang mereka terima, masing-masing sebanyak 200 buku untuk satu sekolah. Kebayang kalau harus menerima buku sebanyak itu di atas panggung, hehe.

Ke-11 sekolah yang beruntung itu adalah: SDN Balang Baru, SDN KIP Bara-baraya II, SDN Inpres Borong, SD Negeri No 11 Bontojai, SDN Inpres Barombong 03, SD Inpres/Negeri BTN Pemda, SD Labuang Baji II, SDN Mamajang I, SD Inpres Gontang, SD Inpres Lanraki 2, dan SDN 178 Inpres Lamangkia.

Gerakan Buku untuk Indonesia mulai diselenggarakan sejak ulang tahun BCA yang ke-60. Sebelum di Makassar, beberapa wilayah sudah lebih dulu menjadi tempat pelaksanaannya, seperti di Jakarta, Semarang, dan Lampung.

Andy berfoto bersama para kepala sekolah dasar penerima donasi buku.
Setelah di Makassar, aksi berbagi Buku untuk Indonesia ini juga serempak diadakan di 5 daerah dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional. Kelima daerah tersebut adalah Garut mewakili Jawa, Manado mewakili Sulawesi, Kupang mewakili Indonesia Bagian Timur, Aceh mewakili Sumatera, dan Singkawang mewakili Kalimantan.

Melalui gerakan yang dilaksanakan dalam rangka HUT yang ke-60 ini, BCA berkomitmen untuk Menjadi Lebih Baik melalui tiga pilarnya belajar lebih baik, melayani lebih baik, dan memberi lebih baik. Aksi berbagi Buku untuk Indonesia ini merupakan perwujudan komitmen BCA untuk memberi lebih baik kepada masyarakat dengan harapan dapat berkontribusi meningkatkan minat baca di berbagai pelosok di Indonesia yang penting dalam menciptakan generasi muda yang cerdas, berkualitas, dan berakhlak mulia.

Kalau Anda-anda ingin ikut “menyalakan lilin” melalui gerakan ini, masih bisa, lho. Buku untuk Indonesia masih berlangsung hingga tanggal 15 September 2017. Segala sesuatunya terkait Buku untuk Indonesia bisa dilihat di website Buku untuk Indonesia.


Well, semoga lilin-lilin ini menyala abadi dan kelak bisa mendongkrak Indonesia menjadi 10 besar dunia dalam hal minat baca. Tidak mustahil, kan?

Makassar, 14 Agustus 2017


Catatan: 
Kunjungi website: http://bit.ly/2uDjIYZ untuk mencari tahu.

Ritech Expo: dari Sepatu Kulit Ikan Kakap Hingga Buku Maskulin Dendong

$
0
0
Sebagai pengagum hasil teknologi, saya ikut senang waktu tahu puncak Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Harteknas) ke-22 diadakan di Makassar. Jarang-jarang kan ada kegiatan besar yang disertai dengan pameran berskala nasional diselenggarakan di sini. Jadi saat tahu suami saya bersibuk-sibuk menyiapkan salah satu booth beserta kawan-kawannya, saya sudah pasang niat untuk melihat-lihat pameran yang diselenggarakan di Central Point of Makassar (CPI) ini.


Pameran bertajuk Ritech Expo ini diselenggarakan oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti). Berlangsung selama 4 hari sejak 10 Agustus 2017, tema Ritech Expoadalah Pembangunan Maritim Berbasis Pengetahuan dengan subtema Peran Sumber Daya Manusia dan Inovasi dalam Pembangunan Maritim Indonesia.

Inilah pameran pertama yang saya datangi sampai dua kali. Berhubung karena booth-nya banyak sekali dan menarik, sebagian besar meperlihatkan hasil dari penerapan teknologi yang signifikan perkembangan dan manfaatnya maka saya mau saja datang dua kali. Kenapa perlu dua kali? Banyak sekali gerainya, kawan. Lebih dari 100. Tepatnya ada 144 gerai!

Yang pertama kali saya datangi di Ritech Expo bersama suami adalah gerai-gerai di tenda terluar. Oya, di sini ada dua area gerai. Ada yang berada di Wisma Negara yang megah. Ada yang berada di dalam tenda besar. Udara di dalam tenda sejuk karena ada pendingin ruangannya. Relatif samalah kenyamanan suhunya dibandingkan dengan yang berada di Wisma Negara.

Sepatu dari kulit ikan kakap (waiting for investment)
Baru di booth pertama Ritech Expo, saya sudah terpukau-pukau. Di gerai milik Balitbang (Balai Penelitian dan Pengembangan) Perindustrian, saya melihat sepatu yang terbuat dari kulit ikan kakap. Kalau sepatu yang terbuat dari kulit buaya itu sudah biasa, ya. Yang ini kulit ikan kakap. Wow.

Di situ juga ada alat pemurni air laut. Sayangnya, air laut di ember penampungannya habis jadi kami tak bisa merasakan hasilnya. Alat yang bernama PUFFER ini sudah diperjualbelikan. Yang mengejutkan saya, perusahaan yang menanganinya ternyata di jalan Rappocini Raya, dekat sekali dari rumah kami. Selain itu ada manisan rumput laut, dendeng ikan, abon ikan, bandeng asap, dan lain-lain.

Biasanya melihat bandeng presto seperti ini, yang ini bukan. Ini bandeng asap.
Puffer, perangkat pemurni air laut menjadi air tawar.
Lanjut ke booth kedua di Ritech Expo, saya dan suami mencari tahu di booth Balitbang Kesehatan. Di dinding gerai terpasang fakta-fakta bergambar mengenai beberapa keadaan kesehatan di negara ini. Ada Fakta Kesehatan Nelayan Indonesia, Paparan Logam Berat dari Makanan, dan Paparan Bahan Tambahan Pangan.

Di sini saya ngobrol dengan Mbak Suci. Suami saya ngobrol dengan mas-mas yang satunya (saya tidak tahu namanya). Saya bertanya bagaimana caranya mendapatkan data tentang bidang kesehatan. Kata Mbak Suci, bisa searching di http://www.litbang.depkes.go.id. Serunya, di gerai ini ada photo booth-nya (sepenglihatan saya, satu-satunya booth yang punya photo booth ya di sini).

Salah satu booth.
Mbak Suci menyampaikan, kalau ada yang berminat menulis karya tulis ilmiah di bidang Kesehatan: baik itu tentang Farmasi, Kedokteran, atau Kesehatan Masyarakat, bisa mengirimkannya ke Balitbangkes.

Saat hendak pulang, saya melihat buku berjudul menarik: Maskulin Dendong pada Komunitas Gay, Waria, dan LSL di Kota Makassar (merupakan buku riset Etnografi Kesehatan 2016). Saya berhenti sejenak dan menjamah buku itu. Menelusuri sampulnya, lalu bertanya, “Buku ini bisa didapatkan di mana?”


Eeh, tidak dinyana, Mbak Suci dan mas-mas itu memberikannya kepada saya. Gratis. Aih, senangnya. Siapa tahu buku ini bermanfaat kelak karena saya bergabung dengan komunitas Peduli Sahabat yang giat mengedukasi masyarakat dan juga melakukan terapi kepada para penyuka sesama jenis yang ingin kembali straight. Saya pernah menuliskan tentang Sosialisasi Peduli Sahabat. Bisa baca tulisan-tulisan saya berikut ini:

“Mbak, blogger, ya?” tanya Mbak Suci. Tadi saya memang mengakui bahwa saya biasa menulis tapi tidak menyebutkan bahwa saya seorang blogger. Sesekali saya perlu mencari data makanya saya menanyakannya. Saya pun sempat memperlihatkan akun Instagram saya ketika ditanya oleh Mbak Suci. Mungkin Mbak Suci melihat dari keterangan di akun saya itu, hehe.


Saya memberi tahu alamat blog saya. “Nanti saya baca blognya, ya, Mbak,” kata Mbak Suci. Aih senangnya. Semoga Mbak Suci membaca tulisan perdana tentang RitechExpo ini. Saya mau mengucapkan terima kasih sekali lagi. Terima kasih ya Mbak Suci, sudah meladeni pertanyaan-pertanyaan saya, sudah membaca blog saya, dan sudah menghadiahi saya sebuah mugbertuliskan Departemen Kesehatan, usai posting foto di akun Instagram saya. Kebetulan sekali, sekarang saya lagi senang-senangnya mengumpulkan mug bertuliskan nama instansi/lembaga/organisasi seperti itu.

Makassar, 14 Agustus 2017


Tentang Ritech Expo belum selesai ya. Saya mau bersiap menuliskan penelusuran saya selanjutnya. Stay tune.  😃

4 Keistimewaan Sophie Paris yang Anda Perlu Tahu

$
0
0
1. Beauty Class Gratis

Beauty Class gratis berhasil menggerakkan saya untuk datang ke kantor cabang Sophie Paris Makassar pada beberapa bulan lalu. Mengapa? Karena saya sudah benar-benar care mengenai perawatan wajah. Usia saya sudah tidak muda lagi. Mudah sekali untuk kelihatan kusam dan pasti akan sangat berat efeknya kalau terlalu lama terpapar sinar matahari. Maka saya mulai meninggalkan bedak bayi (err, Anda tak salah baca, setua ini saya baru berhenti pakai bedak bayi di wajah 😁😅😆). Saya pikir bedak bayi tidak efektif lagi menjaga wajah saya dari paparan sinar matahari. Wong biasanya saya hanya pakai pelembab wajah lalu langsung menggunakan bedak bayi. Bedak bayi kan cepat sekali terhapus dari wajah.



Tapiii, apa bedak pengganti yang cocok buat saya? Apa warnanya? Warna bedak kan beda-beda. Saya tidak mau bedak membuat wajah saya jadi terlihat seperti sedang memakai topeng. Saya tidak mau kulit wajah saya jadi terlalu berubah warnanya gara-gara bedak. Tidak bagus, kan kalau terlihat artificial. Satu lagi, fondation (alas bedak) yang bagaimana yang bagus untuk saya?

Nah kebetulan, Beauty Class saat itu mendatangkan beauty consultant Sophie dari Jakarta. Maka saya mantap mendaftarkan diri ikut Beauty Class-nya (apalagi gratis makin mantap dong, hehehe). Cerita selengkapnya tentang Berauty Classyang saya ikuti itu bisa dibaca di tulisan berjudul Make Up No Make Up di Beauty Class Sophie Paris.

Nah ini, nih hal menarik pertama tentang Sophie yang mau saya ceritakan, ada beauty class gratisnya dan mengundang blogger pula. Kalau Anda seorang blogger dan di kota Anda ada kantor cabang Sophie atau ada member Sophie, barangkali saja suatu saat Anda diundang buat ikutan beauty class gratis!

Lipnicure (chestnut). Sumber: www.sophieparis.com

2. Keanggotaan Seumur Hidup

Ini yang paling saya suka dari Sophie Paris. Keanggotaannya bersifat seumur hidup. Makanya, usai mengikuti Beauty Class, saya langsung saja daftar jadi member. Pas pula saat itu biaya pendaftarannya sedang diskon. Dari yang biasanya Rp. 70.000, hanya tinggal Rp. 25.000. Bedanya hanya bahwa dengan pembayaran Rp. 70.000 sudah dapat tas, tumbler, dan beberapa buku penting. Namun dengan membayar Rp. 25.000 pun sudah sangat memadai karena sudah dapat katalog terbaru dan kartu anggota. Cus, langsung pula saya beli bedak, fondation, dan lipstik sewarna bibir yang di kemudian hari jarang dipakai 😅. Lipstiknya namanya Lipnicure keluaran terbaru dari Sophie Paris. Lipstiknya cair dan matte, langsung nempel di bibir dan kering. Oya, pembayaran keanggotaan sebesar Rp. 25.000 itu ternyata ada setiap 3 bulan. Murah ternyata, ya.

3.  Menyediakan Aneka Barang

Satu hal yang membuat saya tercengang ketika datang ke Sophie Paris saat Beauty Class itu adalah, sekarang Sophie menyediakan aneka barang. Bukan hanya tas, dompet, dan peralatan kosmetik. Yang saya tahu sebelumnya, Sophie Paris memang sudah terkenal dengan aneka tas dan dompetnya yang elegan dan awet. Bahwa Sophie juga menyediakan aneka peralatan kosmetik baru saya tahu saat membaca undangan beauty class. Namun bahwa Sophie Paris juga menyediakan aneka barang keperluan rumah tangga, barus saya ketahui saat ke kantor cabang Sophie pertama kali itu. Ada aneka alat masak hingga kompor gas portabel. Ada aneka peralatan makan dan minum pula. Bahkan ada alat pengasah pisau!

Peralatan rumah tangga di Sophie Paris

Barang-barang lain pun ada, mulai dari pakaian lelaki, tas lelaki, asesoris lelaki (seperti kaca mata, ikat pinggang, dan sarung tangan untuk bermotor). Ada juga pakaian dan tas sekolah anak-anak. Saya makin tercengang ketika melihat-lihat katalog, ternyata ada juga lampu emergency, sarung bantal, alarm pengaman sepeda motor, tas untuk helm, seprei satu set, kawat penghalang nyamuk, kelambu, rak susun plastik untuk pakaian, gantungan hijab, dan mainan anak-anak. Wow, bisa untuk one stop shopping rupanya!

4. Produk Baru Ada Setiap Bulannya

Setiap menjelang akhir bulan, katalog baru terbit. Ada saja produk baru di dalam katalog baru itu. Ini keistimewaan tersendiri terkait Sophie Paris.

Mungkin masih ada keistimewaan-keistimewaan lain dari Sophie Paris yang belum saya ketahui. Teman-teman yang sudah lebih tahu dari saya boleh share kepada saya, dong, untuk melengkapi pengetahuan saya.


Makassar, 15 Agustus 2017

Kata Maaf yang Dibabat

$
0
0
"Maafkanya, Dek," Athifah meminta maaf kepada anak yang habis dikerjai Afyad.Bocah lelaki itu mengangguk pelan.

Bukan karena sengaja, Afyad menerbangkan semen kepada anak tersebut. Afyad melakukannya juga kepada kakak dan sepupunya. Saat Athifah melarangnya, Afyad tak menghiraukannya.

Afyad melakukannya karena tidak mengerti. Dikiranya semen bubuk itu serupa pasir putih yang dimainkannya di Taman Pakui Sayang.

"Apa, minta maaf! Kau sudah lempari anakku semen!" sergah ibu si anak galak.

"Bukan saya, Bu. Adikku yang melemparinya."

"Bohong!"

Tegopoh-gopoh saya keluar rumah setelah dengan bergegas Athifah memanggil saya. Saya baru habis menegur keras Afyad, memarahinya tepatnya. Sekali lagi saya meminta maaf atas ulah si bungsu.

www.stockunlimited.com

Saya menjelaskan kalau putra bungsu saya seorang speech delay. Di usianya sekarang, ada sebagian dirinya yang masih seperti anak-anak yang berusia tiga – empat tahun lebih muda daripada dirinya. Tapi dibandingkan balita, Afyad sudah lebih mudah dipahamkan tentang mana benar dan mana salah ketika dijelaskan makanya saya memarahinya karena saya memang sudah beberapa kali melarangnya melempar-lempar apapun kepada orang lain, bahkan kepada kakak-kakak kandungnya sendiri. Saya tak suka anak-anak bermain yang merugikan anak lain. Melempar-lempar sesuatu mungkin menyenangkan bagi anak yang melakukannya. Tapi tak menyenangkannya bagi anak yang kena lempar, kan?

Baru saja saya katakan kepada Afyad, “Bagaimana kalau mamanya anak itu datang dan marah-marah di sini? Bagaimana kalau mata anak itu jadi buta?”

Beruntung si ibu terdiam dan pergi setelah mendengar penjelasan saya. Dia sempat mengatakan ketakutannya bila serbuk semen menyebabkan hal yang tidak baik bagi pendengaran putranya. Saya maklum makanya saya berulang kali menyebut kata “maaf”. Saya maklum kalaupun ibu itu memarah-marahi saya.

Saat masuk rumah, Athifah menceritakan kronologi kemurkaan si ibu. Seiris perih tergores di hati ketika nona mungilku menceritakan detailnya. Permintaan maaf anakku dibabat oleh ibu itu! Terbuat apa hatinya sampai tega membentak seorang anak kecil yang meminta maaf atas kesalahan yang tak dilakukannya?

"Terima kasih, Nak. Sudah memintakan maaf adikmu," saya memeluk nona mungil kesayangan. Rasa perih berangsur berkurang ketika merasakan hangat dirinya dalam pelukan saya. Seperti kehangatan yang menjalar di hati saya. Masya Allah laa quwwata illaa billaah. Alhamdulillah.

Tak apa ada sedikit perih. Tak apalah kalau ibu itu tak memaknai permintaan maafdari seorang anak perempuan bertubuh kurus. Yang penting kedua anakku telah belajar sesuatu. Begitu pun saya. Hari ini saya belajar untuk lebih ringan lagi berucap kata "maaf".

#Merdekalah dari kedangkalan wawasan.
Sebab hidup bukan soal benar-salah semata.
Sebab hidup bukanlah soal hitam-putih semata.


Makassar, 18 Agustus 2017

Catatan Kasih di Hari Kemerdekaan

$
0
0
Sumber www.stockunlimited.com
Ikut Lomba 17 Agustusan Lalu Kalah?

Tidak apa-apa, Nak.
Kemenangan bukan yang utama.
Kamu berlomba bukan untuk menang.
Melainkan untuk belajar.
Tidak apa-apa kalah dalam berlomba.
Sebab kamu akan belajar sesuatu.
Pada proses yang kamu lalui.

#Merdekalahdari kedangkalan wawasan.
Hidup bukan soal menang-kalah semata.



Anak-anakku Berlomba

Tak apalah sampai malam hari.
“Athifah tak serius berlomba,” makanya dia kalah, begitu pendapat sang oma.
Padahal tak mengapalah kalah.
Kekalahan itu toh bagian kehidupan. Santai saja, Nak.

“Mana kelihatan serius atau tidak kalau dilihat dari belakang?” saya membela sang putri.
Berlombalah, Nak. Nikmati lomba sebagai kegiatan yang mengasyikkan.
Salah satu cara asyik mempelajari kehidupan adalah melalui berlomba.
Nothing to loose. Pasti akan ada sisi positifnya.
Semangat!

 
Salah satu lomba di lingkungan kami

Kalah pada Semua Lomba Hari Ini, Nak?

Tak mengapa. Kalian pasti belajar jauh lebih banyak daripada sekadar kata kalah. Kalian belajar sabar menunggu giliran meski tadi mentari sempat garang teriknya. Kalian belajar bahwa kekalahan adalah hal yang biasa dalam hidup, bukanlah sesuatu yang berhak menjagal harga dirimu. Masih banyak lagi pelajaran yang kita dapatkan hari ini, kalau kalian mau tahu. Mama bisa rincikan untuk kalian.

Orientasi kita memang PROSES, Nak, bukan hasil. Seperti pun kelak di akhirat, yang diaudit adalah PROSES kehidupan yang kita jalani, bukan semata hasil yang tampak di depan mata.

Tidur yang Nyenyak, ya Nak.
Besok kita mulai "perang" yang baru lagi.

*Catatan di Hari Kemerdekaan*


Makassar, 18 Agustus 2017

Geospasial: Eksplorasi Singkat di Ritech Expo

$
0
0
Ini cerita setelah Ritech Expo: dari Sepatu Kulit Ikan Kakap Hingga Buku Maskulin Dendong

Masih cerita tentang hari pertama mendatangi Ritech Expo (pada tanggal 11 Agustus), penjelajahan saya berlanjut ke gerai Badan Informasi Geopasial. Saya memasuki gerainya dengan pertanyaan dibenak, “Apa itu Badan Informasi Geospasial?


Ada tiga bapak paruh baya di sini. Salah seorang dari mereka langsung mendekati saya dan menjelaskan ketika saya bertanya. Entah mau bertanya mulai dari mana tetapi dua dari mereka yang saya hadapi, begitu terbuka menceritakan tentang BIG (Badan Informasi Geospasial) kepada saya.

Badan Informasi Geospasial (BIG)adalah Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden. BIG dipimpin oleh seorang Kepala. Tugasnya adalah melaksanakan tugas pemerintahan di bidang Informasi Geospasial.

“Ibu pernah dengar BAKOSURTANAL?” tanya bapak kedua yang mengajak saya bercakap-cakap.

Nggak ngeh, Pak,” saya mencoba mengimbangi dialek Jawa lelaki tersebut. Ingatan saya tak berhasil menjamah secara jelas istilah BAKOSURTANAL. Kayaknya pernah dengar tapi ndak yakin juga.

“Dulu nama badan ini adalah BAKOSURTANAL (Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional). Ibu mungkin pernah dengar. Tahun dua ribu sebelas baru berganti nama menjadi Badan Informasi Geospasial. Namanya aja beda, orang-orangnya itu-itu aja. Kantornya juga masih kantor yang dulu,” bapak itu menjelaskan lagi sembari tertawa ringan.

Rada-rada bingung juga di dalam booth-nya, saat mendengarkan penjelasan kedua bapak itu tapi saya justru tidak akan punya wawasan apa-apa tentang istilah geospasial jika sama sekali tidak masuk dan bertanya-tanya di situ.

Oya, apa itu geospasial? Kalau istilah kasarnya berhubungan dengan “bumi” dan “ruang”, ya – itu yang ada di benak saya saat berada di booth BIG. Nah, berdasarkan penelusuran saya di salah satu buku yang saya peroleh di booth BIG, pengertian Geospasial adalah:
  • Data tentang posisi, objek, dan hubungannya dengan ruang bumi.
  • Aspek keruangan yang menunjukkan lokasi, letak, dan posisi suatu objek atau kejadian yang berada di bawah, pada, atau di atas permukaan bumi yang dinyatakan dalam sistem koordinat tertentu.


Sedangkan informasi geospasial berarti: data geospasial yang sudah diolah sehingga dapat digunakan sebagai alat bantu dalam perumusan kebijakan, pengambilan keputusan, dan/atau pelaksanaan kegiatan yang berhubungan dengan ruang kebumian.

Penerapannya di antaranya adalah informasi spasial bencana alam, informasi potensi wilayah perbatasan Indonesia dengan negara lain, melengkapi data dan informasi tentang perairan Indonesia, dan lain-lain. Well, kalau masih belum jelas, silakan langsung baca-baca di websitenya: www.big.go.id, ya. Saya cuma bisa cerita sampai di sini saja, hehe.

Bagi teman-teman blogger, kebetulan sekali, saat ini sedang berlangsung Lomba Blog Geospasial untuk Kita, bisa sekalian mencari bahan lomba blog. Ada e-Book yang bisa di-download, jugalho di website-nya. Sayang sekali saya baru tahu tadi malam mengenai informasi lomba blog ini. Andai tahu sejak lama, saya pasti akan mencari lebih banyak lagi informasi di booth BIG.

Tapi tak masalah. Ada yang menyenangkan hati saya. Dari booth Badan Informasi Geospasial ini, saya dan suami yang masuk tidak bersamaan mendapatkan oleh-oleh berupa dua peta NKRI dan 3 buku keren. Buku-bukunya berjudul: Peran Informasi Geospasial dalam Pembangunan Indonesia, Informasi Potensi Wilayah Perbatasan Kalimantan Barat – Malaysia, dan Informasi Spasial Bencana Alam. Andai kalian melihat wajah saya keluar dari gerai BIG, pasti kalian melihat betapa berbinar-binarnya mata saya karena buat saya peta Indonesia dan buku gratis itu harta tak ternilai!

Makassar, 23 Agustus 2017


Bersambung ke cerita tentang Ritech Expo yang lain

Ritech Expo: dari Brownies Sagu Hingga 360 Derajat Gyro Extreme

$
0
0
Ini masih cerita eksplorasi hari pertama saya ke Ritech Expo (pada tanggal 11 Agustus lalu). Usai dari booth Balitbang Perindustrian, Balitbang Kesehatan, dan Badan Informasi Geospasial, saya menjelajahi booth-booth lainnya lagi. Oya baca dua tulisan sebelumnya ya: Ritech Expo: dari Sepatu Kulit Ikan Kakap Hingga Buku Maskulin Dendong dan Geospasial: Eksplorasi Singkat di Ritech Expo.


Pada booth Direktorat Kawasan Sains dan Teknologi, dan Lembaga Penunjang Lainnyasaya diajak mencicipi kue brownies sagu. Di situ ada “beras analog” (jika ingin tahu apa itu “beras analog”, saya pernah menuliskannya di tulisan berjudul Belajar Tentang Gula Darah dan Nasi Analog di Blog Ardiba). Juga ada Pindang Patin Kaleng dan aneka jenis herbal yang dijadikan minuman dan makanan.



Brownies sagu



Pindah ke boothUPP Iptekin Bappeda Provinsi Jawa Tengah, saya menemukan hal baru: Kopi Biji Salak dengan brand Kiebae, buatan Arkan Food, Wonosobo. Terbuat dari biji salak tapi rasanya serupa kopi. Bukan hanya terbuat dari biji salak pilihan, keunggulan lainnya (menurut brosur yang saya baca) adalah tidak mengandung kafein, tidak membuat perut perih sehingga aman untuk lambung, dan juga aman untuk jantung. Zat yang terkandung di dalamnya adalah polifenol yang mampu berperan sebagai antioksidan. Jika ingin tahu lebih lanjut, silakan browsing di www.kiebae.id.

UPP IPTEKIN BAPPEDA Jawa Tengah


Yang seru di gerai Balitbangda Provinsi Kalimantan Selatanadalah produk-produk dari tumbuhan gaharu. Biasanya yang saya tahu gaharu itu kayunya untuk dijadikan bahan bangunan, ternyata daunnya bisa dijadikan minuman yang menyehatkan.

Balitbangda Provinsi Kalimantan Selatan
Konon, karena fungsinya banyak, seperti melancarkan peredaran darah, menambah energi, mencegah penuaan dini, membantu mencegah penggumpalan darah, dan membantu meringankan penyakit astma. Selain minuman dari daunnya saja, ada pula yang mencampurnya dengan teh dan ada yang mencampurnya dengan kopi. Bahkan ada juga yang dijadikan sabun. Untuk lebih jelasnya, silakan lihat-lihat di www.makinjayaagung.co.id.  

Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual

Pada gerai Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual, saya tidak bisa memperoleh satu pun brosur. Kelihatannya di sini tempat bagi mereka yang sudah tahu tentang direktorat ini dan ingin tanya-tanya tentang bagaimana mempatenkan kekayaan intelektual secara langsung. Ada 4 buah buku mengenai kekayaan intelektual namun sayangnya keempat buku tersebut tidak dibagi-bagi seara gratis. Keempat buku tersebut adalah:
  • Pengenalan Kekayaan Dasar Desain Industri.
  • Pengenalan Kekayaan Dasar Indikasi Geografis.
  • Pengenalan Kekayaan Dasar Hak Cipta.
  • Pengenalan Kekayaan Dasar Merek.


Karena penasaran dengan istilah “indikasi geografis”, saya mencari tahu pada buku terkait. Ternyata pengertian INDIKASI GEOGRAFIS (IG) adalah:
Suatu tanda yang digunakan pada barang-barang yang memiliki kualitas, reputasi, dan ciri-ciri yang disebabkan tempatnya berasal. Paling umum, IG termasuk nama tempat asal barang. Misalnya hasil pertanian biasanya memiliki kualitas yang berasal dari tempat diproduksinya barang tersebut dan dipengaruhi oleh faktor-faktor lokal tertentu, seperti iklim dan tanah. Konsep IG ini sekarang diakui oleh WTO (World Trade Organization).
Untuk mengetahuinya secara lebih detail, silakan searching di www.dgip.go.id.

Pusat Peragaan Iptek (PP Iptek) adalah gerai yang paling ramai dikunjungi anak-anak saat itu karena adanya alat-alat peraga IPTEK di situ. Pada setiap alat peraga ada keterangannya masing-masing bagaimana alat tersebut bekerja. Ada Energi Ombak, Tornado Air, Halilintar, Sel Surya, dan Gyro Extreme (Aerotrim).

"Tornado Air" di booth PP IPTEK
Simulasi energi ombak
Anak-anak yang lebih besar badannya dan orang dewasa, bergantian mencoba Gyro Extreme. Menantang sekali rasanya diputar sampai 360 derajat di alat itu. Gyro Extreme digunakan antara lain untuk mempersiapkan astronot dalam kondisi tanpa bobot dan untuk penyembuhan sakit tulang belakang.

Gyro Extreme, memutar 360 derajat. Berani?
Pada banner besar yang terletak di dekat alat ini, saya membaca keterangan sebagai berikut:
Mesin ini bekerja dengan posisi tubuh dalam ruang relatif terhadap tarikan gravitasi dan resistensinya dan kemudian memindahkannya pada kelompok otot. Resistensi pada kelompok otot berubah karena tarikan gravitasi. Semakin cepat memindahkan massa tubuh yang dimiliki untuk bergerak dan semakin besar pula jumlah energi yang dibakar.

Makassar, 23 Agustus 2017


Bersambung ke cerita tentang Ritech Expo yang lain

Big Dream Never Give Up, Featuring Bruno Hasson – CEO & Founder Sophie Paris

$
0
0
Bagi saya, apapun latar belakang seseorang, inspirasi dari cerita kehidupannya selalu menarik untuk disimak. Apalagi kalau dia bersedia membagikan motivasi khusus dalam satu sesi yang khusus pula.

Hal itulah yang menjadi alasan saya untuk menghadiri acara bertajuk Big Dream Never Give Upyang diselenggarakan pada tanggal 13 Agustus lalu. Acara ini dihelat oleh Sophie Paris yang terkenal dengan salah satu brand tas yang diusungnya: Sophie Martin.


Sophie Paris Branch Makassar

Pernah dengar nama Bruno Hasson? Saya pernah. Saya pernah dengar bahwa dialah CEO dan founder perusahaan direct selling asal Indonesia ini. Adalah hal yang luar biasa jika brand Sophie Martin  mampu bertahan hingga saat ini – selama 22 tahun. Dan tentu saja, ada peran besar Bruno Hasson di situ. Maka tak berlebihan jika saya mengatakan bahwa Bruno adalah alasan terbesar saya untuk hadir di acara Big Dream Never Give Up ini.

Sebelum Bruno tampil, ada dua nara sumber yang lebih dulu tampil. Yang pertama adalah Deasy Rahayu - Country Branch Manager dari Sophie Paris. Dia mempresentasikan mengenai cara untuk bisa sukses di Sophie Paris. Deasy menekankan pentingnya untuk membina member yang direkrut. Untuk itu ada langkah-langkah yang harus dilakukan, salah satunya adalah menghadiri pertemuan-pertemuan yang direkomendasikan. Cara lainnya adalah dengan memanfaatkan program rekrut seharga Rp. 25.000 setiap tiga bulannya. Biaya pendaftaran yang biasanya Rp. 70.000 didiskon hingga Rp. 25.000 pada saat-saat tertentu.

Nara sumber berikutnya adalah Gregory Fauvet yang mempresentasikan tentang Marketing Strategy. Gregory mengawali presentasinya dengan mewanti-wanti hadirin untuk menghilangkan hambatan seperti rasa malu atau takut.

Sophie Paris Branch Makassar

Menurutnya, ada 5 golden rule yang harus dilakukan bila ingin sukses:

Rule number 1: NEVER GIVE UP

Hindari melihat segala sesuatu – bahkan bencana sekali pun dari sisi negatif. Jika ingin keluar dari kesulitan, jika mau sukses maka kita harus punya semangat. Jangan menyerah dan selalu berpikir positif. Berpikirlah seperti olahragawan dengan men-training pikiran kita. Punyailah cara erpikir positif meskipun di keadaan buruk. Taklukkanlah diri sendiri.

Rule number 2: PERCAYALAH PADA DIRI SENDIRI.

Dengan percaya pada diri sendiri, kita akan “mendapatkan kemampuan kita”. Percayalah pada kekuatan diri sendiri, jangan meng-under estimate diri.  Setiap hari katakan pada diri sendiri, “Apa pun yang terjadi saya harus berhasil!”

Rule number 3: JANGAN DENGARKAN PERKATAAN NEGATIF ORANG LAIN.

Mendapatkan feed back dari orang lain penting karena dapat membuat kita berupaya lebih baik lagi. Tapi banyak orang yang suka mengucapkan kata-kata seperti ini dengan seenaknya: TIDAK BISA, TERLALU SUSAH, BUKAN UNTUKMU. Kata-kata itu, kalau kita dengar dan ikuti maka akan menghentikan langkah kita.

Sophie Paris Branch Makassar
Fashion show

Rule number 4: KERJA KERAS.

Tidak ada keberuntungan. No pain no gain. Jika tidak ada kesusahan maka tidak ada kesenangan. Orang mungkin melihat seseorang beruntung dalam mencapai keberhasilannya padahal idaklah demikian. Yang tidak diketahui orang yang menilainya beruntung adalah bahwa dia telah bekerja keras.

Rule number 5: JANGAN TAKUT UNTUK GAGAL.

Kegagalan adalah bagian dari hidup dan bisnis. Yang paling penting adalah belajar dari kesalahan. Bila mengalami kegagalan, katakanlah, “Saya tidak gagal, saya sedang belajar.” Cobalah untuk mengubah hal negatif untuk menjadikan kita belajar menjadi lebih baik.

Gary menutup presentasinya dengan kata-kata pamungkas, “Yang membantu kita untuk sukses adalah impian. Kalau ini impian kita maka jangan tunggu lagi. Kejar sampai dapat. Kenapa? Sebab jika tak kita lakukan maka akan ada yang ambil kesempatan itu. Kalau mau sukses, jangan tunggu lama-lama. Segera ambil kesempatan itu!”

Sophie Paris Branch Makassar
Bruno, Deasy, Gregory, dan Jerome

Akhirnya tiba juga giliran Bruno Hassonyang membawakan materi Tips Sukses Berbisnis di Sophie Paris.

Bruno menceritakan saat datang ke Indonesia, dirinya mulai dari nol. Bagaimana mulai dari nol yang dia maksud? Kendaraannya becak. “Pabrik pertama”-nya hanya memiliki satu mesin jahit. Dia memulai bisnisnya “dari ruang tamu”. Ruang tamunya dijadikan show room yang diisi hanya oleh 5 tas. Bruno kemudian membagi kiat-kiat suksesnya kepada hadirin: jadi duta Sophie, beli katalog baru, bikin acara/demo produk, aktif pada kegiatan Sophie, dan aktif di media sosial. Well, media sosial memang “senjata” ampuh di zaman ini. Sayang sekali kalau tidak dimanfaatkan, yah.

Bukan hanya mendengarkan paparan para nara sumber, Big Dream Never Give Up juga mengetengahkan recognition anggota yang berhasil meraih kualifikasi tertentu (Ibu Gusmiati dan Ibu Johari) dan pemberian penghargaan, serta fashion show produk fashion Sophie. Pakaian yang diperagakan adalah yang diperuntukkan bagi perempuan yang berhijab dan tidak berhijab. Saat bincang-bincang blogger dengan Bruno, Bruno mengatakan ada produk Sophie yang khusus untuk muslimah. Produk dengan brand Muslimah ini sudah tersertifikasi halal. Tak tanggung-tanggung, sertifikat halalnya ada dua: dari JAKIM, lembaga sertifikasi halal milik pemerintah Malaysia yang telah diakui oleh LPPOM MUI dari dari Indonesia.

Sophie Paris Branch Makassar
Mudah-mudahan suatu saat, kalau ada Fancy Grill ini di door prize Sophie,
saya dapat rezeki ini 😍. Gambar: sophieparis.com

Di ajang itu juga ada kuis berhadiah dan sesi bagi-bagi door prize. Tidak tanggung-tanggung banyaknya hadiah yang dibagi-bagi. Bukan hanya tas dan dompet, ada juga tempat penampungan air minum berbahan stainless steel yang dari penampakan luarnya saja sudah terlihat keren. Kata kawan saya, harga yang seperti itu berkisar lima ratus ribu rupiah. Wow!

Sayangnya saya tidak beruntung mendapatkan satu pun hadiah itu, hehe. Tidak mengapa, Sophie Branch Makassar tak lupa menghadiahi para pesertanya dengan goodie bag cantik. Sudah beruntung bisa bertatap muka dengan Bruno Hasson dan mendengar langsung tentang kisah di balik kesuksesannya.


Makassar, 25 Agustus 2017

Karena Jantungmu Adalah Jantung Keluargamu

$
0
0
Sesekali, perlu ada “korban” yang bercerita di depan mata baru kita sadar akan pentingnya sesuatu yang luput diperhatikan. Apa yang di-share oleh Pak Hendrawan ketika talkshow pada ajang Gerakan Jantung Sehat: Indonesia Tangkal Kolesterol Bersama Nutrive Benecolyang diselenggarakan pada tanggal 27 Agustus lalu adalah contoh dari kalimat yang saya maksud di awal paragraf ini. Hal-hal yang disampaikannya sangat menggugah. Luar biasa kepedulian dan kemauannya untuk berbagi kisahnya mengenai serangan jantung yang dialami pada usia 37 tahun pada tahun 2016.



Sang istri juga berbagi melalui video yang kami tonton bersama. Dia menceritakan ketakutan-ketakutannya ketika suaminya mengalami serangan jantung. Bukan hanya takut kehilangan belahan jiwa, nyonya Hendrawan juga takut membayangkan masa depannya bersama dua anak mereka yang masih kecil-kecil. Ujian itu menjadi titik balik keduanya untuk hidup sehat.

Dari kisah yang disampaikan bapak dan nyonya Hendrawan, bisa ditarik kesimpulan bahwa pemicu serangan jantung pada usia muda yang dialami oleh Pak Hendrawan adalah: faktor genetika (diabetes dari kedua orang tua Pak Hendrawan), pola makan yang tak sehat (gemar mengkonsumsi makanan berlemak dan berprotein tinggi), obesitas (berat badannya pernah mencapai 100 kilo gram), stres karena beban pekerjaan, dan merokok (bisa 2 – 3 bungkus per hari).

Untungnya saya dan suami, juga keluarga besar saya jauh dari asap rokok namun risiko tetap ada, karena adanya beberapa faktor. Saya sendiri mulai waswas karena usia yang sudah tidak muda lagi. Dari sisi ayah dan ibu saya ada beberapa penyakit genetika yang bisa menjadi faktor risiko serangan jantung. Saya merasa bersyukur menghadiri acara ini.



Bukan hanya kisah Pak Hendrawan yang disimak peserta, bagaimana mengenali, mewaspadai, dan mengatasi pemicu-pemicu serangan jantung dijelaskan juga oleh dua nara sumber lainnya: dr. Vito A. Damay, Sp.JP, M.Kes, FIHA, FICA– spesialis  jantung dan pembuluh darah yang juga pengasuh Redaksi Medis dari Klikdokter.com dan dr. Lily Haryanto, SpKJ yang juga aktif dalam sebuah gerakan pencegahan bunuh diri.

Turunkan Risiko Jantung Koroner dengan Menghindari 5 Hal Ini

Data yang dilaporkan oleh European Prospective Investigation into Cancer and Nutrition (EPIC) pada tahun 2008 memperlihatkan bahwa kematian akibat kebiasaan malas gerak (sedentari)jumlahnya dua kali lebih banyak dibandingkan kematian karena obesitas. Jika pola makan yang tidak seimbang dan kebiasaan yang tidak sehat seperti merokok atau minum alkohol mengikuti gaya hidup sedentari, maka gaya hidup ini berisiko menyebabkan penyakit jantung.

Ramainya Meja Registrasi
Para peserta ngaso sejenak
Berdasarkan data dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI tahun 2013, sebanyak 42% atau hampir separuh proporsi penduduk yang masuk dalam kelompok usia di atas 10 tahun, berperilaku sedentari. Atau 1 dari 4 penduduk Indonesia, menerapkan perilaku sedentari minimal 6 jam setiap harinya. Sementara data dari Badan Kesehatan Dunia atau WHO, menunjukkan bahwa gaya hidup sedentari adalah 1 dari 10 penyebab kematian terbanyak di dunia. Dan, tahukah Anda, tiap 12 detik ada 1 orang Indonesia kena serangan jantung?

Dokter Vito menjelaskan, pentingnya menghindari 5 hal ini demi menurunkan risiko terkena serangan jantung: hipertensi, diabetes, kolesterol tinggi, obesitas, dan merokok. Khusus tentang merokok – aktivitas ini 4 kali meningkatkan risiko terjadinya serangan jantung dibandingkan pada orang yang tak merokok. Oya, kesamaan dari 5 hal ini ada 4: dapat dicegah, dapat dikenli lebih awal, dapat dikendalikan, dan dapat ditangkal.Yeah, yang kadang-kadang sulit dicegah itu NAFSU MAKAN, kan, ya padahal enaknya di lidah doang. Turun di kerongkongan bisa jadi racun *pengingat buat diri sendiri*.

Pak dokter juga menjelaskan bahwa kolesterol dan penyakit kardiovaskuler juga terkait oleh proses yang disebut ateroklerosis, yaitu suatu kondisi yang terjadi ketika terbentuk plak pada dinding pembuluh darah arteri. Plak yang menumpuk dapat mempersempit arteri, sehingga darah sulit untuk mengalir melalui arteri. Plak juga bisa pecah (ruptur) dan memicu terbentuknya pembekuan darah dan gangguan aliran darah. Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya serangan jantung atau stroke. Salah satu faktor utama penyebab ateroklerosis adalah dislipidemia, yaitu peningkatan kadar kolesterol, trigliserida, atau keduanya, atau penurunan kadar HDL dalam plasma darah yang berkontribusi pada perkembangan aterosklerosis.

Practical Cooking Show
dr. Vito, Pak Hendrawan, dr. Lidya, dan moderator.
Di sesi tanya jawab, ada yang bertanya bagaimana menghindari makan daging-dagingan saat lebaran haji. Lebaran haji kan sudah dekat, ya, jatuhnya pada tanggal 1 September. Kata dokter Vito, konsumsinya sedikit saja, sekadar untuk menghargai tuan rumah. Tips-nya, minum dulu air putih sebelum makan sehingga lambung cepat terisi dan mengirimkan “sinyal kenyang” ke otak lalu kunyah makanan dengan baik, hingga 2 menit. Nah, ketika sinyal kenyang sampai ke otak, nafsu makan lebih bisa dikendalikan.

Pentingnya Sehat Jiwa

Untuk mengatasi masalah kehidupan, dokter Lidya Heryanto, SpKJ memaparkan perlunya mengupayakan kesehatan jiwa, dengan cara:
  • Mengenali stressor jiwa (apakah itu beban kerja, beban hidup, rasa bosan, atau karena sesuatu yang mendadak misalnya kehilangan orang yang dicintai).
  • Nilailah kesehatan jiwa kita.
By the way, daya tahan seseorang menjadi faktor yang mempengaruhi jiwanya sakit atau tidak sakit. Daya tahan tiap orang berbeda, tergantung pada kemampuan dan pengetahuannya. Jika salah menghadapi masalah, misalnya melampiaskannya dengan cara mager (malas gerak) atau makan sembarangan (makan apa saja) maka timbullah pola hidup tak sehat.

Aneka door prize yang disiapkan Kalbe
Pemeriksaan penyakit jantung koroner.
Saat stres, otak akan mengeluarkan hormon kortisol. Semakin banyak hormon ini keluar, mampu menyebabkan metabolisme tubuh menurun. Metabolisme yang menurun menjadi makin parah bila berpadu dengan pola hidup tak sehat. Untuk mengatasi stres, orang mencari kebahagiaannya masing-masing untuk meningkatkan kebahagiaannya. Ketika bahagia, hormon endorfinnya meningkat. Masalahnya, ada yang mengira cara yang paling cepat untuk membuat dirinya bahagia adalah dengan makan atau merokok. Padahal tidak demikian, kan.

Berkomunitas, berolahraga, dan berdo’a juga bisa dilakukan untuk meningkatkan hormon endorfin kita. Selain itu, dukungan keluarga juga penting dalam hal ini. Nah, jika stres (apalagi jika disertai pola hidup tak sehat) berlangsung dalam waktu lama, stres berisiko menimbulkan serangan jantung.

Nutrive Benecol

“Di Tahun 2017 ini, kembali bersama dengan Kementerian Kesehatan RI, Yayasan Jantung Indonesia dan KlikDokter.com, Kalbe Nutritionals ingin meneruskan kesuksesan momentum di tahun 2016 untuk menjadi yang terdepan dalam inovasi penurunan kolesterol, risiko stroke dan jantung koroner masyarakat Indonesia, lewat rangkaian program Indonesia Tangkal Kolesterol Bersama Nutrive Benecol dengan tema GERAKAN JANTUNG SEHAT yang diadakan di 5 kota besar di Indonesia selama bulan Juli sampai dengan bulan Oktober. Setelah Makassar, akan diadakan di Bandung pada tanggal 23 September 2017 dan di Jakarta pada tanggal 8 Oktober 2017. Info selanjutnya silakan simak di akun Instagram @nutrivebenecol_id.

Ambil darah dulu
Talkshow
Program Indonesia Tangkal Kolesterol 2017 sejalan dengan visi dan misi Kalbe Nutritionals yaitu membantu meningkatkan kesehatan masyarakat Indonesia menuju kehidupan yang lebih baik. Dalam hal ini, melalui rangkaian edukasi dan inovasi produk untuk meminimalisir penderita kolesterol dan jantung koroner di Indonesia,” ungkap Diny Elvirani selaku Group Business Unit Special Needs and Healthy Lifestyle, Kalbe Nutritionals melalui siaran persnya.

Nutrive Benecol telah diakui dapat membantu menurunkan kolesterol dan risiko penyakit jantung koroner. Plant Stanol Ester yang dikandungnya merupakan bahan aktif yang mampu memberikan manfaat kesehatan. Dalam hal ini, telah teruji di lebih dari 70 uji klinis dengan latar konsumen berbeda mampu menurunkan kolesterol hingga 10%-17% jika dikonsumsi rutin selama 2-3 minggu. Plant Stanol Ester adalah senyawa dari tumbuhan yang menyerupai kolesterol sehingga mampu menggantikan kolesterol dalam proses penyerapan di usus. Kesamaan bentuk molekul antara Plant Stanol Ester dan kolesterol, menjadikan proses penyerapan kolesterol oleh usus tergantikan. Artinya, proses penyerapan kolesterol akan berkurang, karena tergantikan oleh Plant Stanol Ester.

Tak hanya talkshow mengenai penyakit jantung dan kesehatan jiwa, pada ajang ini digelar pula senam BFit dan aneka booth yang ramai dikunjungi para peserta. Kegiatan-kegiatan yang berlangsung di booth-booth tersebut adalah: pemeriksaan kadar CO2 dalam tubuh, pemeriksaan kemungkinan penyakit jantung koroner, pemeriksaan kolesterol, photo booth yang fotonya langsung jadi, spot untuk foto selfie (ada lomba foto selfie-nya juga), cooking show, dan minum gratis produk Benecol.

Keramaian di photo booth
Mencicipi sereal Nutrive Benecol rasa Vanilla Veggie Mix. Enak!
Tak ketinggalan, saya ikut memeriksakan potensi penyakit jantung koroner hingga 10 tahun ke depan. Saya tergerak melakukannya mengingat usia saya sudah di angka 43 sementara anak-anak saya masih membutuhkan saya untuk mendampingi mereka. Pada pemeriksaan ini, faktor yang berpengaruh selain tekanan darah adalah usia dan kebiasaan merokok. Lagi-lagi soal rokok, ya. Well, tahu kan kalau asap rokok itu mengandung 4.000 bahan kimia berbahaya yang dapat merusak tubuh? Rokok mempengaruhi semua tahap pembentukan plak pembuluh darah, mulai dari kerusakan dinding pembuluh darah hingga memicu terbentuknya trombosis (sumbatan pembuluh darah) yang menyebabkan terjadinya serangan jantung dan stroke. Alhamdulillah, hasil untuk pemeriksaan kolesterol bagus namun saya harus berhati-hati dengan kadar gula darah saya yang mudah sekali naik sebab bisa menjadi faktor risiko serangan jantung.

Buat mereka yang tubuhnya sudah menyimpan tumpukan kolesterol ataupun ingin mencegah, bisa mengonsumsi Nutrive Benecol sereal dua kali sehari dan Nutrive Benecol smoothies 2 botol sehari setelah makan. Dengan demikian, kadar kolesterol dapat diturunkan hingga 7 – 10% dalam 2 – 3 minggu dan mengurangi risiko penyakit jantung koroner. Di samping itu, Nutrive Benecol ini aman untuk penderita diabetes karena kandungan indeks glikemiknya rendah.

Keramaian di booth Pemeriksaan Kolesterol
Lebih lengkapnya, lakukan langkah TANGKAL sebagai berikut:
  • Teratur periksa kolesterol.
  • Awasi asupan dan pola makan.
  • Nikmati hidup tanpa rokok dan minuman beralkohol.
  • Giat berolahraga gerakan B-Fit.
  • Kendalikan berat badan dan hindari stres.
  • Awasi tekanan darah Anda.
  • Lengkapi dengan Nutrive Benecol dua kali sehari.
Wow, banyak sekali pengetahuan dan pencerahan yang saya peroleh dari ajang ndonesia Tangkal Kolesterol Bersama Nutrive Benecol dengan tema GERAKAN JANTUNG SEHAT ini. Saya semakin menyadari pentingnya menjaga kesehatan jantung KARENA “JANTUNGMU ADALAH JANTUNG KELUARGAMU” - satu jantung bermasalah, seluruh keluarga akan terkena imbasnya.

Makassar, 2 September 2017

SMADA 92: Raker Trip to Galesong

$
0
0
Trip to Galesong ini bukan trip biasa. Bukan tentang perjalanan yang memuaskan naluri traveling semata. Melainkan tentang perjalanan menjaga keberlanjutan makna sebuah komunitas yang terbentuk karena satu kesamaan: sama-sama alumni SMAN 2 Makassar angkatan 92 (lulus tahun 1992 atau pernah bersekolah di SMAN 2 sekelas dengan yang masa sekolahnya dalam kurun waktu 1989 – 1992).


Ini bukan cerita tentang indahnya pemandangan di Galesong melainkan tentang bagaimana serombongan mamak-mamak dan bapak-bapak melakukan brain storming terkait rencana kerja yang akan dilakukan selama setahun ini agar bersesuaian dengan slogannya: We Are Here to Inspire.

Kami berangkat dari titik kumpul – sebuah resto ayam goreng cepat saji di bilangan Sultan Alauddin. Aneka makanan dan minuman menyertai perjalanan yang lamanya berkisar satu jaman. Saya duduk di sebelah Leli, pada bangku kedua dari belakang. Walau rasanya bagai naik kuda karena goncangan bus yang terasa sekali di tempat saya duduk dan udara terasa begitu hangat karena AC di atas kami lupa dinyalakan, perjalanan ini tetap asyik karena kami tak kehabisan bahan pembicaraan. Saya dan Leli dulu menghuni kelas yang berbeda namun kami cukup akrab karena sama-sama berasal dari fakultas dan kampus yang sama saat kuliah, makanya ada saja bahan pembicaraan yang bisa dieksplorasi.

Di dalam bus
Membaca konsep yang disusun Ayat
Tiba di lokasi, saya kaget melihat sambutan tuan rumah – kawan kami, Syamsari Kitta, ketua umum IKA SMADA Makassar Angkatan 92 yang juga bupati terpilih Takalar ini. Sambutannya luar biasa. Ada hamparan tenda yang di bawahnya memuat sejumlah (sekira 30) kursi. Sedangkan kami yang datang hanya 19 orang. Beberapa kawan yang menyusul – langsung ke lokasi, menggenapkan jumlah kami  hingga menjadi hampir 25 orang. Tadinya yang mengisi namanya di list sebagai peserta Raker ada 30 orang. Rupanya pas pada hari H, beberapa orang terpaksa batal ikut karena alasan urgent.

Setelah cukup beramah-tamah, kursi-kursi diformasikan melingkar agar mudah interaksinya. Untungnya Ayatullah sudah menyusun draft konsep Raker jadi lebih mudah membicarakan rencana kegiatan. Raker menjadi lebih bertujuan. Kami membicarakan rencana program kerja divisi-divisi dalam bahasa umum. Teknis pelaksanaan kelak bisa menyesuaikan. Sembari ngobrol, aneka makanan “kecil” seperti ubi goreng plus sambalnya, kue-kue tradisional, dan kelapa muda menjadi teman ngobrol yang hangat nan menyenangkan.

Sadar kameraaa 😀
Serius tapi santai
Beberapa pembahasan dibicarakan, baik pada kelompok besar maupun pada kelompok-kelompok kecil. Ide untuk Baksos (bakti sosial) ke sebuah sekolah dasar yang sudah menjalankan program inklusi sejak tahun 2003 di kawasan kecamatan Tamalate juga dibicarakan. Kebetulan sekali, salah seorang kawan kami – Hasan Sulaiman menjabat sebagai camat Tamalate saat ini.

Rapat belum benar-benar selesai ketika tuan rumah mengajak makan siang. Sebelumnya, hilir mudik sejumlah warga Galesong mempersiapkan meja panjang ala prasmanan di dekat kami. Aneka makanan ada di sana. Mulai dari ikan bakar, perkedel jagung, sambal, dan lain-lain.

Serius
"Makanannya enaak!"
Makanan sudah hampir ludes saat saya ingat, tidak ada kawan-kawan yang khusus memotret makanan yang terhidang di atas meja. “Diah, ndak ada yang foto-foto makanan, dih? Harusnya ada yang foto, baru kita share di grup, kasih cemburu-cemburu kiteman-teman yang ndak datang,” jail saya kumat. “Hehehe, sudah pada kelaparan mi. Ndak yang ingat foto-foto makanan,” ujar Diah. Ya sudahlah. Setidaknya dosa pertemanan tak bertambah hari ini hahaha. Saya sendiri sedang malas upload-upload. Hanya sempat share dua tweet di Twitter saja. Padahal sinyal XL di daerah Galesong, kabupaten Takalar (kurang lebih jaraknya 29 kilo meter dari kota Makassar) masih lancar. Sinyal kuat XL dari paket Xtra Combo menemani perjalanan saya sejak Makassar hingga kabupaten Takalar.

Kemungkinan lain yang membuat teman-teman kurang berfoto-foto sendiri hari itu alasannya adalah karena kawan kami – Kole yang hobi fotografi, membawa kameranya. Barangkali saja para kawan ini sama kayak saya, mengandalkan foto dari Kole. Eh atau jangan-jangan saya saja, ya yang berpikir demikian haha. Thank to Kole yang foto-fotonya selalu keren.

Kelompok-kelompok kecil yang serius
Foto bareng
Kisah perjalanan ke Galesong yang diwarnai pembicaraan serius tapi santai, penuh senda-gurau ini berlanjut dengan acara makan siang dan shalat zuhur berjama’ah dan berakhir dengan sesi foto bareng. Kami membawa pulang pekerjaan rumah berupa teknis pengejawantahan program yang dibicarakan. Yaitu seputar kegiatan bermanfaat yang in syaa Allah akan makin menguatkan tali silaturahim di antara kami, antara kami dan alumni angkatan lain, serta kegiatan yang bermanfaat untuk para siswa SMAN 2 Makassar dan masyarakat Makassar. Mohon do’anya supaya kami istiqomah, ya.

Makassar, 5 September 2017

Catatan:
Foto-foto semua dari Kole (Achmad Yasir Baeda)

Baca juga cerita-cerita reuni SMA ini:

Lipstik Purbasari yang Kini Menjadi Dambaan

$
0
0
Tentu untuk barang yang satu ini semua wanita akan mengenalnya, yang mana banyak dari kaum hawa menggunakan lipstik sebagai salah satu cara untuk menunjang penampilannya. Untuktampilan bibir yang mempesona,  penggunaanlipstick Purbasari kini sedang banyak dicari kaum hawa masa kini yang sudah mencari tahu mengenai kelebihan serta keunggulan dari lipstik yang satu ini. Bahkan saya juga punya, lho. Saya dapat dari hadiah giveaway di akun Instagram Mbak Yonna Kairupan.


Sebenarnya, brand Purbasari memang sudah terkenal sejak dulu untuk perawatan kulit serta kosmetik. Kini penyebarannya sudah merambah ke seluruh pasaran Asia Tenggara. Purbasari pun juga memiliki banyak produk yang juga mengalami naik daun diantara para perempuan. Lipstik salah satunya. Untuk mendapatkan lipstik dari brand Purbasari pun juga dapat ditemukan dengan cara yang mudah dan praktis, yang mana saat sudah banyak toko onlineyang menjualnya. Jadi, untuk mendapatkan lipstik atau produk Purbasari pun tidak harus datang ke toko kosmetik.

Kalau mau seperti saya (yang dapat banyak macam produk Purbasari gratis melalui giveaway), lipstik Purbasari bisa diperoleh dengan menyatroni media sosial lalu ikuti kuis atau giveaway yang diadakan. Kalau di akun media sosial Purbasari, sesekali ada kuis, tuh. Atau, mungkin saja suatu saat nanti Mbak Yonna menyelenggarakan lagi giveawayberhadiah produk kecantikan Purbasari, hehe. Eh ini, sih untuk orang yang pikirannya mengharapkan gratisan seperti saya , ya hahaha. Kalau memang ingin mendapatkan produk yang terbaik di jenisnya, sebaiknya jangan terlalu sayang uangnya, deh yang jelas cari tahu dulu apa kelebihan produknya.

Memang tidak bisa dipungkiri bahwa semakin pesatnya tingkat permintaan yang ada di pasaran, maka sudah sewajarnya bila lipstik Purbasari hingga saat ini menjadi andalan para wanita yang selalu ingin tampil cantik karena adanya banyak kelebihan yang mungkin tidak dimiliki oleh brandyang lainnya. Well, sekadar informasi saja – olehsebab itulah,brand lipstik yang satu ini mengalami peningkatan yang luar biasa di pasaran.

Saya pernah dapat hadiah giveaway produk kosmetika Purbasari. Salah satunya lipstik ini
Jika Anda masih penasaran mengenai lipstik dari brandPurbasari, maka Anda dapat menyimak beberapa ulasan di bawah ini mengenai kelebihan dari lipstik brand Purbasari:

1. Dari segi luar atau kemasan.
Dari kemasannya listrik ini memiliki kesan yang elegan, yang mana memiliki bentuk yang ramping berwarna hitam dengan letteringberwarna emas sehingga lipstik ini memberi kesan harga yang mahal, padahal harganya tidak semahal pada kemasannya.

2. Memiliki banyak warna.
Lipstik brand Purbasari memang sudah terkenal dengan banyaknya warna yang dapat dipilih sesuai dengan selera.

3. Memiliki tekstur yang melembabkan bibir.
Untuk lipstik brand yang satu ini memang tidak akan pernah mengecewakan para penggunanya karena lipstik ini akan kesan lembab pada bibir. Bibir tidak terasa kering saat memakainya.

4. Tahan lama.
Meskipun berkali-kali makan atau minum lipstik ini tidak mudah terhapus atau luntur karena lipstik Purbasari mampu bertahan lama.

Diantara keempat kelebihan dari lipstik Purbasari seperti yang ada di atas bisajaditidak akan Anda jumpai pada produk lipstik lain karena memang ada banyak produk lipstik yang ada di pasaran. Hal tersebut membuat para perempuan dibingungkan oleh banyaknya pilihan. Nah, dengan adanya ulasan mengenailipstik Purbasari ini, mudah-mudahan bisa menjadi referensi Anda dalam memilih lipstik.


Makassar, 12 September 2017



Keterangan gambar:
  • Yang paling atas berasal dari www.bukalapak.com
  • Gambar paling bawah berasal dari koleksi pribadi.

SHOWCASE: Ide dan Inspirasi dari Utopia dan Rumput Laut

$
0
0
Saya menjadi bersemangat menghadiri SHOWCASE saat mencari tahu tentangnya dan menemukan keterangan bahwa format acara ini terinspirasi oleh TED – sebuah diskusi global yang mengangkat ide-ide seputar teknologi, entertainment, dan desain – ketiga subyektif yang secara kolektif membentuk masa depan kita.


Saya pernah menyaksikan TEDx[1]pada tahun 2012 dan saya menyukainya. Penyelenggara TEDx saat itu – BaKTI (Bursa Pengetahuan Kawasan Timur Indonesia) yang juga menyelenggarakan Showcase[2]kali ini maka makin bersemangatlah saya. Sudah berkali-kali saya menyaksikan acara yang diselenggarakan oleh BaKTI dan semuanya luar biasa. Oleh karenanya, saya menyimpulkan bahwa Showcase pasti tak kalah luar biasanya!

Maka saya menjadi salah satu peserta event bertajuk Imajining the Future pada tanggal 26 Agustus lalu di Gedung Kesenian Sul Sel (Societeit de Harmonie). Saya berbaur dengan banyak orang yang punya antusiasme yang sama dengan saya, menikmati sarapan berupa teh/kopi dan kue-kue tradisional yang disuguhkan. Sembari sarapan, hadirin dihibur dengan performance disc jokeyRizkand.

Tak berapa lama, hadirin dipersilakan masuk ke ruang pertunjukan. Wahyu Lahang, penari asal Pinrang yang sedang menempuh pendidikan S2 Sendratasik di UNM menjadi penampil pertama. Jujur, saya tak bisa menangkap maksud tariannya. Saya menebak-nebak, mungkin tariannya menunjukkan kekhawatiran akan masa depan? Namun demikian saya bisa merasakan ekspresi yang ditampilkannya selama pertunjukan tarinya. Menurut saya, ini luar biasa. Wahyu bisa memancarkan ekspresi tegang, cemas, dan sedih dari tempatnya menari ke tempat duduk saya!

Tarian ekspresif dari Wahyu Lahang
Sebuah Utopia Namun Bukan Tak Mungkin Karena Kita Menghendakinya

Tak berpanjangan lagi, host Showcase – Rezky Mulyadimemanggil pembicara Showcase pertama: Violet RishVice Consul, Australian Consulate General Makassar menyampaikan presentasinya. Presentasi yang dibawakan orang Australia yang sudah lama bekerja di Indonesia ini berjudul A Utopia for My Daughter. Kekhawatiran dirinya dan sebagian orang Australian tentang dunia masa depan membuka presentasi yang berlangsung selama 15 menit ini. Menurut perempuan lulusan Peace and Conflict Studies dari University of Sidney ini, banyak orang Australia yang tidak mau punya anak. Dia pun sempat berpikir demikian. Namun disadarinya kemudian, kekhawatiran itu akan berdampak negatif.

Menyadari kemungkinan-kemungkinan negatif yang akan terjadi di masa depan, orang-orang Australia sekarang sudah memahami pentingnya penemuan dalam 3 bidang yang kelak akan menunjang kehidupan anak-anak mereka. Ketiga hal tersebut adalah: rumah, transportasi dan energi, serta bidang pekerjaan.

Violet Rish
Violet yang juga menjadi Konsultan Kebijakan Ekonomi untuk Oxfam ini memaparkan lebih jelas lagi mengenai ketiga hal tersebut yang sudah mulai diterapkan di Australia. Menurutnya, hal-hal yang sudah akan lazim berlangsung pada tahun 2034 ini akan menjadi solusi bagi putrinya kelak:
  1. Sekelompok orang secara bersama-sama membeli tanah, merancang, dan membangun apartemen untuk tempat tinggal mereka tanpa melalui developer. Dengan demikian, harga permukiman bisa menjadi jauh lebih murah dibandingkan membelinya melalui developer.
  2. Sekelompok masyarakat secara bersama-sama membeli dan memiliki mobil dan pembangkit energi terbarukan. Mobil dipakai secara bergantian dan listrik tak perlu selalu berharap dari pemerintah.
  3. Dalam bidang pekerjaan, ilmuwan menjadi profesi yang sangat dihargai. Banyak profesi yang tergantikan dengan robot. Namun demikian, robot dimanfaatkan untuk membuat manusia menjadi semakin produktif.


Rumput Laut: Bukan Tumbuhan Biasa

Imran Lapongbiologist lulusan Fakultas Ilmu Kelautan dan Ilmu Perikanan Universitas Hasanuddin dan James Cook University, Queensland Australia ini tampil sebagai pembicara kedua. Selama 15 menit memaparkan presentasinya yang berjudul Red Seaweed + Blue Economy = Indigo Indonesia, Imran berhasil membuat saya benar-benar terkesima dan takjub dengan rumput laut.

Tumbuhan yang dalam bahasa Makassar di sebut agara’ ini dibudidayakan secara internasional karena mengandung hidrokoloid (gel) yang digunakan untuk berbagai kebutuhan mulai dari makanan, bir, lipstik, cat, dan kertas.

Tak membosankan menyimak penuturan lelaki yang juga bergabung dalam ACIAR Project – Improving Seaweed Production & Processing Opportunities in Indonesia bekerja sama dengan Pemerintah Australia ini. Karena sesekali dia melemparkan joke-joke segar. Namun dia selalu kembali kepada topik yang sedang dibahasnya.

“Tujuh miliar dollar Amerika Serikat dihasilkan dari bisnis rumput laut. Dari 27 ton produksi rumput laut dunia per tahun, sebanyak 11 juta ton per tahun dipoduksi Indonesia,” tukas Imran.

Imran Lapong
Sulawesi Selatan menyumbang 30% produksi rumput laut nasional, sekaligus menjadi produsen rumput laut tertinggi di Indonesia. Secara letak geografis, Sulawesi Selatan berada di episentrum budi daya rumput laut dunia. Namun sayangnya, industri pengolahannya belum ada di sini sementara itu, petani rumput laut kita (yang jumlahnya mencapai 120 ribu orang) hanya dibayar sedikit per satu kilo gram rumput laut yang dihasilkannya, yaitu berkisar pada nominal Rp. 3.000 – Rp. 7.000. Padahal produktivitas rumput laut amat tinggi. Dari 10 kilo gram yang ditanam, dalam waktu 40 hari bisa menjadi 60 kilo gram, tanpa perlu diberi makan. Seharusnya kenyataan ini bisa menjadikan petani rumput laut kita kaya.

“Delapan puluh persen limbah dunia yang masuk ke laut itu tidak ada treatment-nya. Justru rumput lautlah yang menjadi pengurainya!” ungkap Imran lagi.

Rumput laut mendukung konsep blue economy (konsep pembangunan yang berlandaskan pada keberlanjutan). Inilah sebaik-baiknya konsep pembangunan, yakni berlandaskan pada sebuah ekosistem bekerja. Contoh sederhananya adalah dedaunan yang berguguran di hutan akan diserap lagi menjadi nutrien bagi tanah. Nah, rumput laut pun demikian karena mampu menyerap limbah di laut, menjadikannya makanannya. Rumput laut menyerap nutrien dari limbah (seperti nitrogen dan fosfor) yang masuk ke laut. Dengan demikian, tumbuhan ini punya “jasa lingkungan”.

Jasa lingkungan yang diberikan oleh rumput laut tak hanya sebagai pengurai limbah yang masuk ke laut. Jasa lainnya adalah, rumput laut membantu membersihkan zat CO2 di udara – penyebab pemanasan global. Seperti diketahui, CO2 juga memicu kerusakan terumbu karang. Sebanyak 90 ton CO2 per tahun diserap oleh rumput laut. Nitrogen juga sebanyak itu (Imran Lapong). Jasa-jasa lingkungan yang disumbangkan oleh rumput laut inilah yang dimaksud Imran sebagai “INDIGO INDONESIA”.

Lalu apa yang seharusnya dilakukan untuk membantu para petani rumput laut kita? Imran telah merumuskan langkah-langkah yang bisa kita lakukan:
  • Memvaluasi daya serap terhadap nutrien dari limbah laut dan CO2.
  • Mengorganisir petani rumput laut dan mengedukasi masyarakat.
  • Membangun business model.
  • Mendistribusikan nilai.
Nah, siapa yang bersedia membantu meningkatkan kehidupan para petani rumput laut kita?

Makassar, 12 September 2017

Bersambung

Silakan disimak juga:

Walaupun Showcase pertama diadakan di Makassar namun acara ini juga dapat diselenggarakan di tempat lain oleh siapa saja yang memiliki misi yang sama: menyebarkan ide-ide luar biasa ke khalayak luas. Instagram/Twitter: @showcasemks
Facebook: ShowcaseBeInspired



[1] TEDx: program di bawah TED yang memungkinkan terselenggaranya event TED secara independen oleh panitia lokal di seluruh dunia (https://brainly.co.id/tugas/1128965)
[2] Pada penyelenggaraan Showcase kali ini BaKTI bermitra utama dengan Australian Consulate General serta mendapatkan dukungan dari Percetakan Bintang, Dewi Wisata Tour and Travel, Hotel Remcy, Kopi Ujung, Mama Toko Roti, Kue, dan Es Krim, dan Best Western Plus.

SHOWCASE: Ide dan Inspirasi dari Pasikola, Genoil, dan Film

$
0
0
PASIKOLA – angkutan umum untuk anak sekolah di Makassar, sudah beberapa bulan terakhir ini membuat saya penasaran. Saya sering melihat 1 unit Pasikola di persimpangan jalan Veteran Selatan – jalan Sultan Alauddin. Di Showcase, saya mendapatkan jawaban atas rasa penasaran saya. Selain Pasikola, ada dua topik lain yang memikat. Yaitu tentang bagaimana minyak goreng bekas dan seni bisa berpengaruh di masa depan.

Pasikola: Bukan Angkutan Biasa

Saat tahu materi Pasikola beserta Mansyur Rahim (Anchu)speaker-nya akan hadir di event Showcase, niat saya semakin kuat untuk hadir sebagai peserta Showcase. Apalagi Anchu sudah cukup lama saya kenal dalam dunia blogging. Anchu – lelaki yang juga dikenal dengan nama Lelaki Bugis dalam dunia media sosial di Makassar ini ternyata merupakan manajer program Pasikola. Pada kesempatan kali ini, dia membawakan presentasi berjudul The Future of Public Transportation ini Makassar.

Oya, apa itu Pasikola? Pasikola (Pete-pete Anak Sekolah) adalah sebuah inovasi transportasi publik untuk anak sekolah.
Pasikola atau Petepete Anak Sekolah berawal dari lokakarya design thinking bagaimana menciptakan transportasi publik yang dicintai masyarakat. Lokakarya ini diselenggarakan oleh UNDP bekerja sama dengan UN Pulse Lab Jakarta, Bursa Pengetahuan Kawasan Timur Indonesia (BaKTI), Pemerintah Kota Makassar-Dinas Perhubungan, Organisasi Angkutan Darat (Organda) pada bulan November 2016 (http://bakti.or.id/berita/inovasi-transportasi-publik-kota-makassar-pasikola-petepete-anak-sekolah).

Di awal penampilannya, Anchu menyampaikan mengenai salah satu penyebab kemacetan di kota Makassar: dari 1,7 juta orang penduduk kota Makassar, 1,5 juta orang punya kendaraan sendiri. Di lain pihak, akses transportasi tidak mengikuti perkembangan kota. Misalnya ada siswa SMPN 5 yang tinggal di Sudiang, siswa SD Mangkura yang tinggal di Barombong – dengan jarak rumah – sekolah yang jauh,  mereka setiap hari melalui jalur dan menaiki angkutan umum dengan cara yang cukup berbelit (salah satu penyebabnya karena macet). Padahal kondisi idealnya adalah jalanan berbasis kebutuhan warga sebagai penggunanya.

Mansyur Rahim (Anchu)
Untuk memecahkan permasalahan warga di jalur yang macet dan mengurangi kendaraan pribadi inilah Pasikola hadir. Untuk uji-coba, Pasikola melayani dua rute, untuk siswa-siswa di SDN IKIP dan SMPN 3 yang dikenal sebagai dua daerah macet pada waktu-waktu pergi dan pulang sekolah. Kendaraan yang digunakan adalah pete-pete konvensional yang disulap sedemikian rupa sehingga aman dan nyaman untuk anak-anak, dengan pengemudi yang terlatih dan profesional. Fasilitasnya adalah perpustakaan mini, air minum, terali pengaman, colokan listrik, penyejuk ruangan, pengharum ruangan, sistem audio, tabung pemadam kebakaran, dan tenpat sampah.

Pengemudi, penyelenggara Pasikola, dan orang tua siswa terhubung ke aplikasi sehingga bisa memantau perjalanan anak-anak mereka dari rumah – sekolah, hingga kembali ke rumah lagi. Di dalam aplikasi tersebut ada agenda sekolah, pengumuman/info sekolah, dan kalender akademik.

Kue-kue tradisional dan Kopi Ujung. Sumber foto: fan page FB SHOWCASE
Pasikola merupakan angkutan umum yang ramah anak. Selain karena fasilitasnya, juga karena pengemudi Pasikola harus paham bagaimana memperlakukan anak-anak dengan baik. Saat turun-naik kendaraan, pengemudi mengantar dan memastikan anak-anak aman. Mereka dijemput dari pintu/pagar rumahnya, dituntun/ditemani hingga naik ke kendaraan. Begitu pun saat pulang, dituntun naik ke atas pete-pete dan diantar hingga ke pintu/pagar rumahnya. Dengan demikian para orang tua merasa aman dan nyaman melepaskan anak-anak mereka pergi-pulang sekolah.

Anchu mengatakan bahwa kata kunci transportasi transportasi publik masa depan ini adalah “konektivitas”. Konsepnya dibangun atas data dan fakta yang ada di masyarakat. Sebelum menjalankan Pasikola, tim Pasikola turun ke warga dengan cara menanyakan apa permasalahan mereka atau apa yang mereka harapkan dari angkutan umum untuk anak sekolah. Model Pasikola ini diharapkan bisa diterapkan dan masih bisa dikembangkan. Tergantung nanti bagaimana pemerintah kota menanganinya.

Oya, bagi Anda yang ingin tahu lebih lengkap tentang latar belakang Pasikola dan bagaimana prosesnya hingga sekarang, silakan baca 2 tulisan di blog Anchu ini: Mengurai Kemacetan di MakassardanPASIKOLA, Petepete Anak Sekolah.

Genoil: Bukan Minyak Goreng Bekas Biasa

Anak muda yang menjadi penampil berikut sudah tak asing lagi bagi saya. Pertama kali saya mengenalnya saat menghadiri undangan BaKTI. Saat itu Andi Hily Mutawakkilmenjadi nara sumbernya, bersama dengan kawan-kawannya di Genoil. Anda bisa membaca tentangnya di blog ini pada tulisan berjudul Kisah Sulap Minyak Jelantah Menjadi Bahan Bakar Biodiesel.

Andi Hilmy
Dari yang pada awalnya tidak dikenal, kini Hilmy sudah menjadi terkenal – identik dengan Genoilnya. Bagaimana tidak, founder dan CEO dari perusahaan pengolahan minyak biodiesel (Genoil) ini bersama kelima temannya berhasil menjuarai Idea Fest tahun 2016 di Jakarta. Dia juga  juga merupakan delegasi Indonesia di Global Entreprise Network (GSEN) United Kingdom 2016 dan Ketua Bidang Riset dan Teknologi di Himpunan Pengusaha Muda Indonesia Perguruan Tinggi Sulawesi Selatan. Selain itu, Hilmy telah berkali-kali menjadi pembicara dalam berbagai kesempatan, baik skala lokal maupun nasional. Kembali, pada Showcase dia menjad salah satu nara sumber dengan presentasinya yang berjudul Used Cooking Oil for The Future.

Hilmy memulai social entrepreneurship-nya dengan keprihatinan akan 3 masalah yang ada di masyarakat kita:
  1. Minyak goreng bekas yang beredar kembali di pedagang gorengan. Ada juga yang dijual kembali sebagai minyak goreng curah. Ancaman berbagai penyakit degeneratif berada di balik banyaknya minyak goreng bekas yang beredar itu. Di kota Makassar saja, setiap harinya terproduksi sebanyak 17,6 ton minyak goreng bekas.
  2. Sementara itu, ada masalah di tengah para nelayan kita. Biaya operasional kapal nelayan sangat besar hingga mencapai 21 juta rupiah per bulan (Rp. 700.000 per hari). Akses BBM yang terbatas menyebabkan makin lama makin sedikit nelayan yang melaut. Data BPS menunjukkan, jumlah nelayan yang pada tahun 2003 – 2013 ada 1,6 juta nelayan, kini hanya tersisa 864 ribu orang. Akibatnya, akan ada ancaman kurangnya tangkapan ikan. Selain itu, pada tahun 2025 nanti negara kita terancam mengalami krisis energi nasional karena semakin berkurangnya cadangan energi kita.
  3. Keberadaan preman meresahkan masyarakat. Andai bisa dicarikan solusi sehingga mereka bisa berdaya pasti akan sangat membantu. Pada kenyataannya, para preman sebenarnya ingin menjadi orang yang berguna.
"Produksi" minyak goreng bekas di Makassar
Genoil membantu menjadi solusi dari ketiga masalah tersebut. Berbekal dari usaha mati-matian yang dilakukan Hilmy dan kawan-kawannya – sampai menggadaikan motor, mobil, dan tanah, Genoil – pabrik biodiesel pertama di Indonesia Timur berdiri. Genoil memproses 2.000 – 4.000 liter minyak goreng bekas per hari menjadi biodiesel, bahan bakar dengan harga sangat terjangkau bagi para nelayan. Dengan perbandingan antara minyak goreng bekas dan biodiesel yang dihasilkan 1 : 1, bahan bakar ini sangat aman bagi lingkungan karena sama sekali tidak ada yang terbuang, sama sekali tidak menghasilkan limbah. Hasilnya pun tidak mengecewakan karena memenuhi standard mutu.

"Saat ini Genoil mampu menghasilkan omset hingga 170 - 300 juta rupiah per bulan dengan produksi sebanyak 30.000 - 60.000 liter per bulan. Total edaran jelantah dari sektor komersial saat ini mencapai 528ribu liter perbulan. Namun baru 30-60 ribu yang bisa diamankan oleh Genoil, sisanya lepas bebas," jawab Hilmy ketika saya mengkonfirmasi kembali perolehan Genoil.

Para nelayan pun terbantu. Dengan menggunakan BBM yang diproduksi Genoil, mereka bisa berhemat 20% dibandingkan sebelumnya. Selain itu, banyak preman yang terbantu dengan menjadi pengepul minyak jelantah untuk Genoil.

Sumber foto: fan page FB SHOWCASE

Film: Bukan Sekadar Tontonan Biasa

Penampil terakhir adalah Yandy Laurens, putera Makassar yang sekarang menetap di Jakarta. Saat ini Yandy aktif sebagai dosen di IKJ (Institut Kesenian Jakarta) dan berprofesi sebagai sutradara. Prestasinya dalam bidang penyutradaraan film sudah banyak. Karyanya yang berjudul Wan An berhasil memenangkan piala FFI pada tahun 2012 sebagai Film Pendek Terbaik dan meraih penghargaan pada XXI Short Film Festival 2013, serta menjadi nominasi pada Europe On Screen. Selain itu, pada Shorts Film Festival Asia & International di Tokyo Film Friend (2015) dia mendapatkan pernghargaan Gold Awards Indonesia di DigiCon6 Asia 18th di Jepang. Webseries SORE – Tropicana Slim Stevia yang disutradarainya tahun ini menjadi viral di YouTube.

Yandy Laurens. Sumber foto: fan page FB SHOWCASE
Yandy ingin membangkitkan kesadaran anak muda akan peran besar seni dalam membentuk kehidupan di masa depan. Pada kesempatan kali ini di Showcase, dia membawakan presentasi berjudul How Art Shape The Future.

Menurut Yandy, ada 5 hal yang menjadikan kesenian penting, yaitu:
  1. Mampu membuat orang optimis karena seni bisa membuat perasaan lebih tangible (nyata) karena menjadi lebih mudah diungkapkan.
  2. Mampu membuat orang menghargai proses (misalnya dalam pembuatan film yang harus melalui proses yang tidak sederhana).
  3. Mampu membuat orang berinovasi.
  4. Mampu membuat orang menyeimbangkan pikirannya tentang dunia (mampu membuka wawasan menjadi lebih luas, misalnya dengan mengumpulkan berbagai pendapat atau sudut pandang tentang hal tertentu tanpa mengunggulkan opini pribadi).
  5. Mampu membuat orang berapresiasi.

Yandy menceritakan bagaimana dalam kelas yang diajarnya, dia membuat para mahasiswa berdiskusi mengenai perbedaan-perbedaan yang ada. Topik yang diambilnya tidak biasa, misalnya mengenai bagaimana para mahasiswanya berpendapat tentang LGBT. Pada diskusinya, Yandy mengangkat semua ide ke permukaan dan mengajarkan bagaimana menghargai perbedaan pendapat satu sama lain. Sutradara harus bisa melihat semua perbedaan dengan jernih dan menghargainya.

Video iklan karya Yandy - Indonesia Itu Rumahku

Apa yang bisa kita lakukan? Yandy menawarkan 3 hal sebagai berikut:
  • Sadari dan bergerak.
  • Menciptakan ruang.
  • Investasi jiwa ke generasi selanjutnya.

Menurut Yandy, sekolah-sekolah sebaiknya mengajak siswa agar bisa mengapresiasi semua kesenian. Sebab dengan mengapresiasi, bisa membuat seseorang menghargai perbedaan dan menjadikannya “kaya”.

Nadya & Tenri DAKOCHANK - Sumber foto: fan page FB SHOWCASE
Rizcky de Keizer - Sumber foto: fan page FB SHOWCASE
Dengan berakhirnya presentasi dari Yandy, berakhir pula Showcase perdana. Acara ini dilengkapi dengan sajian dari Nadya dan Tenri – Dakochank[1]dan Rizcky de Keizer[2]. Salah satu ciri khas BaKTI adalah menghadirkan seni dalam event seperti ini. Seperti yang saya duga sejak awal – dan itu terbukti: acara Showcase ini memang luar biasa. Bukan hanya kemasan, namun juga kontennya. Semoga semua yang menyaksikan menjadi terinspirasi dan bergerak. Minimal ikut menyebarkan hal-hal baik yang ada di Showcase kepada orang-orang terdekatnya. Sukses Showcase, sukses BaKTI. Ditunggu Showcase berikutnya.

Para pendukung acara - Sumber foto: fan page FB SHOWCASE

Makassar, 13 September 2017

Selesai

Showcase diselenggarakan oleh BaKTI, bermitra utama dengan Australian Consulate General serta mendapatkan dukungan dari Percetakan Bintang, Dewi Wisata Tour and Travel, Hotel Remcy, Kopi Ujung, Mama Toko Roti, Kue, dan Es Krim, dan Best Western Plus.


    Walaupun Showcase pertama diadakan di Makassar namun acara ini juga dapat diselenggarakan di tempat lain oleh siapa saja yang memiliki misi yang sama: menyebarkan ide-ide luar biasa ke khalayak luas. Instagram/Twitter: @showcasemksFacebook: ShowcaseBeInspired






    [1]Dakochank merupakan band indie Makassar beraliran pop jazz. Beranggotakan 6 orang, di antaranya Nadya dan Tenri. Single pertama mereka – PERNAH, dirilis tahun 2012 dan menjadi hits lagu indie di beberapa radio di Indonesia.
    [2] Rizcky de Keizer adalah vokalis sekaligus basis grup band Rizcky and te Strangers yang beraliran pop rock. Belakangan Rizcky tampil dengan konsep One Man Show, sebagaimana yang ditampilkannya di acara ini.

    8 Keistimewaan Festival F8 Tahun 2017 yang Perlu Anda Tahu

    $
    0
    0
    Hiburan dan aneka pengetahuan tampil dalam aneka warna pada Makassar International Eight Festival and Forum. Event yang juga dikenal dengan istilah Festival F8 yang berlangsung pertama kali pada tahun lalu, mampu memesona saya. Seumur hidup, saya baru menyaksikan festival kaya warna yang semeriah itu di kota ini.

    Baca tulisan saya tentang F8 tahun lalu ini, ya: Serunya Festival Internasional F8 di Pantai Losari


    Tahun ini, Festival F8 kembali digelar, tepatnya pada tanggal 6 – 10 September 2017. Tempat sama seperti tahun lalu, di Pantai Losari juga. Namun perencanaan kali ini jauh lebih meriah dengan berbagai acara di semua area F8 (Food & Fruit, Fashion, Fiction Writers & Font, Film, Fine Art, Flora & Fauna, Folk, dan Fusion Music).  Saya mencoba merangkum untuk Anda 8 keistimewaan Festival F8 tahun ini:

    1. Diramaikan oleh 24 negara dan ±50 kabupaten/kota seindonesia.

    Negara-negara yang memastikan hadir pada Festival F8 tahun ini adalah German, Switzerland, Jepang, India, Taiwan, New Zaeland, Thailand, Prancis, Kuwait, Georgia, Afganistan, Iran, Amerika Serikat, Singapore, Malaysia, Irak, Korea selatan, Inggris, Denmark, Belgia, Kanada, Afrika Selatan, China. Negara-negara tersebut bukan hanya ikut serta di booth-booth sepanjang Pantai Losari melainkan juga pada pertunjukan seni tari dan film.

    Bendera-bendera negara-negara yang ikut Festival F8
    Ulos di booth Tebing Tinggi, Sumatera Utara.
    Sementara kabupaten/kota yang hadir di antaranya adalah dari berbagai kota di pulau Jawa dan Sumatera. Peserta Festival F8 dari luar Makassar pada tahun ini, lebih banyak daripada tahun 2016 lalu. Tahun lalu tercatat 20 negara dan 42 kabupaten/ kota menghadiri Festival F8.

    2. Berlangsung paralel dengan 5 kegiatan besar dan banyak kegiatan kecil.

    Bukan hanya Festival F8. Ada yang berbeda di tahun ini. Festival F8 diselenggarakan berbarengan dengan 5 kegiatan besar ini: Sport event Flying Kite, Flying Board, Jetski, Indonesia Creative Cities Conference 2017 (ICCC 2017), dan Metro TV Fest 2017. Selain itu, ada banyak kegiatan lainyya seperti atraksi akrobatik pesawat sukhoi dan Jupiter dan berbagai kegiatan menarik di semua area F sejak pukul 4 sore hingga pukul 10 malam (seperti lomba kepatuhan binatang peliharaan, lomba kreasi resep masakan soto, pemeriksaan hewan gratis, dan lain-lain).

    Sayang sekali saya tidak bisa menghadiri Metrofest padahal ada anak muda kebanggan saya di sana: Andi Hilmy Mutawakkil. Saya pernah menulis tentang mahasiswa UNM yang menjadi founder dan CEO Genoil - produk biodiesel dari bahan baku minyak goreng bekas di tulisan berjudul Kisah Sulap Minyak Jelantah Menjadi Biodiesel dan SHOWCASE: Ide dan Inspirasi dari Pasikola, Genoil, dan Film. Walaupun pernah menulis tentangnya setelah dua kali menghadiri acara yang mendaulat dia sebagai salah satu nara sumber dan menonton dua acara televisi nasional yang menayangkannya, saya belum bosan mendengarkan kisah luar biasa mahasiswa Arkeologi pecinta kimia ini. Rasanya selalu bersemangat jika mendengarkan kisah dia.

    Ada komunitas pecinta kelinci dengan beberapa spesies kelinci lucu di F8.

    3. Mempresentasikan keterlibatan 13 dari 16 sub sektor ekonomi kreatif.

    Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Triawan Munaf memuji Festival F8 dan sebuah forum yang berlangsung paralel – Indonesia Creative Cities Conference (ICCC) 2017sebagai acara yang sangat menarik. Menurutnya, Festival F8  telah mempresentasikan keterlibatan 13 sub sektor ekonomi kreatif, yaitu: desain komunikasi visual, desain produk, fashion, film, animasi video, fotografi, koreo, kuliner, musik dan penerbitan, serta periklanan, seni pertunjukan, seni rupa, dan keberadaan siaran televisi dan radio.

    Seni lukis mobil? 😅
    Body painting. Sumber foto: akun Instagram F8 Makassar
    Pentas dongeng Nene' Pakande di panggung Fiction Writers & Font oleh Safira,
    pendongeng yang pernah mewakili Indonesia di pentas internasional di Seoul.
    Bentuk yang indah di mata saya.
    Penari latar di panggung utama saat malam penutupan.

    4. Nilai transaksi selama 5 hari mencapai 7,6 miliar rupiah

    Pencapaian sebesar itu diperoleh dari sebanyak 226 booth. Detailnya, masing-masing tenantatau kuliner (Food) 133 booth, Fashion 30 booth, lalu 8 booth untuk kedutaan negara-negara asing, 15 boothuntuk kota/kabupaten se-Indonesia, 20 boothsponsorship dan 20 booth khusus kepanitiaan. Selama 4 hari saja, pengunjung Festival F8 sudah menembus angka 1 juta pengunjung. Tentunya, para pelaku UKM dan juga rakyat kecil mendapatkan keuntungan besar dari ajang ini mengingat banyaknya pelaku UKM yang ambil bagian di booth-booth yang tersedia. Bahkan ada pula yang berjualan ala kaki lima di sekitar lokasi Festival F8.



    5. Kerja sama yang solid antara semua pendukung acara.

    Pemerintah Kota Makassar didukung oleh banyak elemen dalam pelaksanaan Festival F8 di tahun ini. Kompetensi para kurator dan jajaran panitia yang mumpuni menjadi salah satu kuncinya. Selain itu ada keikutsertaan aneka komunitas, seperti aneka komunitas seni, Makassar Berkebun, Penghimpunan Penggemar Bonsai, OwlCommunity, Komunitas Pencinta Iguana Regional Makassar, dan lain-lain. Para artis ibu kota di antaranya Ari Lasso, Anji, Daniel Sahuleka, dan Yovie and The Nuno amat menghibur masyarakat Makassar. Artis lokal pun mendapat tempat di ajang ini, seperti Rizcky and The Strangers dan The Legend of Makassar. Selain itu, banyak pula UKM yang terlibat dan bekerja sama demi suksesnya acara ini. Tak boleh dilupakan dukungan dari para petugas kesehatan dan keamanan yang berjaga-jaga dengan penuh dedikasi selama acara.


    6. Penandatanganan kerja sama dengan negara lain.

    Perjanjian kerja sama yang dimaksud adalah antara Duta Besar (Dubes) Perancis untuk Indonesia Jean-Charles Berthonnet bersama Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan Pomanto. Penandatanganan kerja sama bidang saftey city ini dilakukan di atas sebuah kapal phinisi. Kerja sama tersebut melibatkan Engie Ineo Perancis, berkaitan dengan Teknologi Pengembangan Smart City. Engie Ineo adalah salah satu perusahaan terbesar di Prancis yang bergerak di bidang rekayasa listrik, informasi dan sistem komunikasi.

    Selain itu dilakukan penjajakan kerja sama dengan New Zealand untuk Energi Terbarukan, Georgia di bidang Pariwisata, dan Afganistan pada sektor Perdagangan.

    7. Pemutaran film-film karya sineas Makassar.

    Di Festival F8 inilah baru saya tahu ada 9 film keren produksi sineas Makassar. Mungkin banyak juga yang seperti saya, baru tahu tentang film-film ini saat menghadiri Festival F8. Kesembilan film ini diputar di panggung Film. Kesembilan judul film tersebut adalah  Suhu beku, Cindolo Na Tape, Paotere, Molulo, Makassar Underground, Ati Raja, Silariang, Halo Makassar, dan Pengejar Mimpi. Selalu saja saya merasa excited ketika tontonan berdialek Makassar diberi perhatian khusus seperti ini. Sudah saatnya anak-anak muda Makassar difasilitasi tontonannya dengan tontonan yang dekat dengan keseharian kita, tidak melulu tontonan ala “pusat”.

    Trailer film Cindolo Na Tape
    Trailer film Ati Raja

    8. Penggalangan dana spontan untuk Rohingya

    Saat sudah berjalan hendak meninggalkan panggung ketika memberikan kata sambutan pada penutupan Festival F8, Danny Pomanto terlihat bergerak kembali mendekati MC dan mengatakan ada yang dilupakannya. Danny meraih pengeras suara dan menghimbau hadirin untuk menyisihkan dana untuk membantu Rohingya sebagai wujud perhatian kita kepada dunia. Penggalangan dana spontan ini berhasil mengumpulkan sebanyak kurang lebih 26 juta rupiah untuk warga Rohingya.

    Pak wali kota saat menutup Festival F8, 2017.
    Sumber foto: https://kabar.news/

    ***

    Padatnya pengunjung Festival F8 di hari terakhir
    Peragaan busana karya Adjie Notonegoro di panggung utama

    Well, kerja keras wali kota Makassar beserta seluruh pendukung Festival F8 perlu diacungkan jempol. Ini kerja kolektif dari banyak elemen yang pastinya sangat menguras waktu, tenaga, dan pikiran. Banyak hal positif yang bisa disaksikan selama Festival F8 berlangsung. Jika ada kekurangan, itu hal yang lumrah mengingat dalam semua pelaksanaan kegiatan ada sisi kesuksesannya dan ada pula kekurangannya. Tetapi bukanlah hal yang patut dibesar-besarkan mengingat begitu banyaknya hal positif yang mengikut pada pelaksanaan Festival F8 - sebut saja salah satunya adalah peningkatan pendapatan bagi para pedagang pisang epe’ yang menempati area anjungan di Pantai Losari. Satu juta lebih pengunjung selama 5 hari, Kawan! Coba jujur, deh, apakah Anda kalau membuat kegiatan selalu berlangsung sukses dan sempurna? Lebih baik kita berharap dan berdo’a agar di tahun-tahun mendatang, Festival F8 bisa lebih sukses dan lebih bermanfaat lagi dan kalau ada kekurangan pada pelaksanaan barusan – semoga di tahun mendatang bisa diatasi. Ewako Makassar!

    Makassar, 13 September 2017




    Referensi tambahan dari:
    • http://f8makassar.com
    • http://makassar.rakyatku.com/post/dispar-makassar-siapkan-ragam-konsep-food-fruit-di-f8-2017.html
    • http://www.inikata.com/2017/09/11/selama-perhelatan-f8-makassar-transaksi-mencapai-rp-76-miliar/
    • https://web.facebook.com/makassarF8/
    • http://www.antaranews.com/berita/651786/makassar-prancis-tandatangani-mou-di-atas-pinisi
    • https://kabar.news/index.php/9-film-asli-makassar-menambah-semarak-f8
    • http://harianamanah.com/berita--disebar-10-menit-di-penutupan-f8-kotak-amal-rohingya-himpun-donasi-rp26-juta-.html



    Sebuah Kisah Tentang Aturan: Tegakkan atau Langgar

    $
    0
    0
    Orangtua perlu mengajari anaknya taat aturan supaya hidup keluarganya tertib dan disiplin. Sebagai orang dewasa, untuk hal yang berkaitan dengan aturan, kita ingin agar aturan itu ditegakkan dengan baik. Misalnya kita tak senang kalau ada yang menyerobot antrean di depan kita. Maka implikasinya, kita pun tentunya tak boleh melakukan hal yang melanggar aturan – sesederhana melanggar aturan antrean.

    Anehnya manusia, ketika di posisi dirugikan, ada orang yang mati-matian menegakkan aturan tetapi ketika dalam posisi menguntungkan, tanpa malu dirinya melanggar aturan. Dalam urusan antre saja, saya pernah melihat ibu-ibu yang sudah berumur mencak-mencak ketika ada yang menyerobot giliran antrenya. Namun di lain hari, ketika dia melihat ada peluang untuk menyerobot giliran orang di depannya, dia nekad menerobos tanpa peduli tatapan sebal orang-orang di sekelilingnya.


    Beberapa hari yang lalu saya mengamati perihal penerapan aturan sederhana di dekat pintu masuk area Festival F8di Patai Losari. Saat tu, saya tengah menunggu suami yang hendak menjemput di dekat pintu yang ada jalur karpet merahnya. Sekelompok petugas dari beberapa satuan (kepolisian dan Laskar Merah Putih) sedang berjaga di pintu masuk.

    Beberapa orang dari mereka berdiri, yang lainnya duduk-duduk saja di sekitar situ. Yang berdiri (terlihat berusaha) mengawasi dengan baik lalu-lintas manusia di sekeliling mereka. Kalau ada yang salah, hendak keluar di pintu masuk, dengan tegas ada yang menunjuk ke arah lain dan berucap, “Jangan keluar lewat sini. Ini pintu masuk. Lewat sana ki’.”

    Berkali-kali kalimat itu diucapkan oleh petugas itu. Kadang-kadang terdengar nada kesal dari mulutnya. Terbayang oleh saya, kalau saya di posisi penjaga pintu masuk, pasti saya akan merasa kesal juga. Apalagi ada yang ndableg, sudah dilarang dan diarahkan ke jalan yang benar, masih saja nekad menerobos. Alhasil suara sang petugas terdengar meninggi sesekali.


    Tak berapa lama ada pengunjung yang berhasil lolos. Dia keluar melalui pintu masuk. Salah seorang dari petugas ngedumel, “Jangan ko biarkan ada yang keluar dari sini. Nanti yang lainnya mau juga, akhirnya orang-orang keluar dari sini.”

    Saya tersenyum dalam hati. Menegakkan aturan memang susah, ya. Padahal ini saling berhadapan. Saling melihat. Pantesan, aturan Allah banyak yang suka melanggarnya karena Allah tak tertangkap oleh indera penglihatan kita.

    Selama beberapa menit kemudian, aturan bisa ditegakkan dengan baik. Beberapa dari petugas yang berdiri terlihat lengah. Masing-masing dari mereka sedang memperhatikan obyek yang berbeda-beda, ada yang berdiri membelakang ketika dua orang – satu laki-laki dan satu perempuan melenggang begitu saja melewati mereka. Lolos, tanpa teguran sama sekali. Tak ada yang melihatnya. Rasanya saya ingin tertawa terbahan-bahak menyaksikan hal itu. Beginilah yang namanya rezeki, dia datang layaknya anugerah. Tak bisa diramalkan kapan datangnya dan tak dapat ditolak.

    Karena melihat orang di depannya lenggang kangkung, keluar melalui pintu masuk – seseorang yang sebelumnya berjarak sekian meter dari sepasang orang yang melenggang tadi juga ngotot agar ia diperbolehkan keluar di melalui pintu masuk.

    “Itu tadi boleh lewat!” tukasnya.
    Tentu saja para petugas bingung, siapa yang dia maksud.
    “Kenapa itu orang tadi boleh lewat, saya tidak!” berkeras lagi orang itu.
    “Yang tadi itu petugas!” salah seorang petugas menjawab asbun (asal bunyi).

    Lagi-lagi saya menahan rasa ingin ngakakmemperhatikan semua kejadian ini. Mana ada petugas berpakaian sipil dan terlihat sangat biasa-biasa saja seperti sepasang orang yang lewat tadi?

    Akhirnya, pengunjung yang ingin keluar itu menyerah. Dia pergi membawa rasa sebal karena diperlakukan berbeda.

    Well. hal tersebut bersesuaian dengan apa yang pernah dikatakan Thomas Hobbes – seorang filusuf terkenal di Inggris, "Manusia adalah serigala bagi manusia lainnya". Maksudnya sejatinya manusia akan saling menyakiti satu sama lain, oleh karena itu manusia memerlukan aturan agar dapat menghindari hal tersebut.

    Dalam Islam, ketundukan pada aturan di antaranya dibahas pada Qur’an surah An-Nisa’ ayat 59 yang artinya: 
    Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri (penguasa) di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.

    Mengutip Pendidikan Agama Islam (http://www.academia.edu/27669870/PENDIDIKAN_AGAMA_ISLAM_ximia2):
    Taat memiliki arti tunduk, sedangkan aturan adalah tindakan atau perbuatan yang harus dijalankan. Taat pada aturan adalah sikap tunduk kepada tindakan atau perbuatan yang telah dibuat. Dalam agama islam, Peraturan dibuat oleh Allah, Nabi, ulil amri, atau yang lainnya.

    Maka jelaslah, bahwa agar beradab, manusia memang harus menjalankan aturan yang berlaku pada saat dan tempatnya berada, sesuai norma-norma yang berlaku. Kalau tak mau menjalani aturan, buang diri sajalah ke rimba raya Afrika atau ke puncak gunung Latimojong. Setuju?


    Kembali ke suasana di pintu masuk berkarpet merah di area Festival F8 ...

    Akhirnya suami saya datang juga. Dia memerlukan waktu lebih lama karena harus memutar untuk sampai ke tempat saya menunggu. Eh, tunggu dulu. Kenapa si bapak sampai harus memutar, ya? Saya kan sudah menunggu di pintu masuk?

    “Tadi, waktu saya mau masuk sini, ada petugas yang larang saya. Katanya ini untuk VIP. Eh, waktu ada bule mau masuk, dia loloskan. Apa petugas itu tentara KNIL?” curhat suami saya dengan nada satire.

    Lagi-lagi, saya merasa ingin tertawa miris. Sesama orang Indonesia suka pelit sama orang Indonesia. Kalau ada orang berkebangsaan lain, buru-buru diperlakukan berbeda. Ataukah memang ada aturan memperlakukan orang bule – siapapun dia sebagai VIP? Hm, bisa saja. Sebagai sesama pribumi, kita terpaksa menerima peraturan seperti ini walaupun ... walaupun aturan ini aneh sebenarnya. Karena dari tadi sudah lalu-lalang banyak orang pribumi di hadapan saya, melalui pintu masuk, masuk ke dalam area Festival F8 karena tamu VIP sudah masuk sejak tadi, pintu masuk tidak lagi “diharamkan” untuk warga. Sejak tadi, sudah banyak orang Indonesia masuk lewat pintu ini.

    Jadi, begitulah. Yang namanya peraturan memang sulit ditegakkan. Kurang lebih 30 menit mengamati pintu masuk, saya merasa sudah nonton sajian komedi situasi yang sarat pelajaran. Bukan hanya karena yang dikenai peraturan bandel melainkan juga karena yang harus menegakkannya suka aneh-aneh. Manusia memang sulit menjalankan peraturan padahal pemberi aturan ada di depan mata. Bagaimana pula aturan Allah yang tak bisa ia jangkau?

    Punya pengalaman menggelikan tentang penegakan peraturan seperti ini juga? Share, yuk!


    Makassar, 14 September 2017

    My Blue Bird dan Jelajah Kota

    $
    0
    0
    Frasa kata “Blue Bird” sudah sangat familiar bagi saya meskipun armada taksi yang menggunakan lambang burung berwarna biru ini baru sekira dua tahun beroperasi di Makassar. Saat saya baru menikah, pada tahun 1999 dan saya serta suami harus berada di Jakarta untuk sebuah keperluan, hanya taksi Blue Bird-lah yang kami pilih sebagai moda transportasinya. “Cuma Blue Bird yang bisa dipercaya,” kata suami saya waktu itu. Banyak cerita positif soal Blue Bird ini, mulai dari barang-barang penumpang yang ketinggalan pasti balik ke pemiliknya hingga attitude sopir-sopirnya yang terkenal sopan. Makanya saat tahu perusahaan transportasi yang sudah berusia 45 tahun ini akan menggelar gathering dengan media dan blogger, saya pun mendaftarkan diri.



    Gathering berlangsung di Goedang Popsa, jalan Ujungpandang (di seberang Fort Rotterdam) pada tanggal 9 September lalu dibuka oleh Mbak Dossy Iriani – Branding and Activation Blue Bird. Mbak Dossy menjelaskan tentang sejarah Blue Bird yang awalnya memakai mobil Holden Torana pada tahun 1972. Saya tidak mencatat seluruh perjalanan panjang Blue Bird, hanya beberapa saja, sebagai berikut:
    • Tahun 1990, Blue Bird membangun call center yang computerized.
    • Pada tahun 1992, Blue Bird punya taksi kelas eksekutif yang berasal dari armada eks KTT Nonblok tahun 1992.
    • Tahun 2007, Silver Bird pertama kali menggunakan Mercedez Benz.
    • Pada tahun 2008 Blue Bird menggunakan fasilitas pembayaran dengan EDC.
    • Tahun 2011 bisa memesan Blue Burd dengan menggunakan aplikasi di smartphone. Blue Bird merupakan perusahaan transportasi yang menggunkan aplikasi sebagai salah satu cara pemesanan armadanya di Indonesia.
    • Pada tahun 2013 diluncurkan program Life Care Taxi, merupakan program untuk penumpang kategori khusus, seperti difabilitas, orang tua, dan ibu hamil.
    • Tahun 2016, aplikasi My Blue Bird dilucurkan. Telah diadakan peluncuran di beberapa kota di Indonesia dan kali ini diadakan di kota Makassar.



    Mbak Dossy menyampaikan nanti akan diadakan game Jelajah Kota bersama My Blue Bird, di mana kami bermain dalam aturan yang sudah ditetapkan denggan mendatangi beberapa spot pariwisata Makassar yang ditentukan.

    Pak Didik Budianto
    Sebelumnya, Pak Didik Budianto – Kepala Pool Blue Bird Makassar berkesempatan menjelaskan mengenai aplikasi My Blue Bird, yaitu:
    1. Pada aplikasi My Blue Bird ada fitur untuk mengetahui di mana armada terdekat.
    2. Terdapat estimasi biaya perjalanan di aplikasi.
    3. Ada fitur Call Driver pada aplikasi ini sehingga pelanggan bisa langsung menghubungi tanpa harus menghubungi call center untuk mengetahui keberadaan driver yang hendak menjemput. Namun demikian nomor ponsel pelanggan tidak akan tampak di perangkat Mobile Data Terminal yang ada di mobil. Ini berarti nomor pemesan tidak akan diketahui oleh driver taksi, untuk menjaga privasi pemesan (ini poin penting dari aplikasi ini, jadi pengguna Blue Bird tidak perlu khawatir ditelepon oleh sopir yang ngefans dengannya atau yang sentimen dengannya).
    4. Pelanggan bisa melakukan lebih dari satu pemesanan dan bisa memesan taksi untuk keesokan harinya.
    5. Saat melakukan pemesanan bisa untuk beberapa tujuan.
    6. Akan hadir fitur pembayaran nontunai dan via kartu kredit.
    7. Pada aplikasi ada fitur “Share My Joruney” yang memungkinkan pelanggannya untuk share perjaanannya ke akun media sosialnya.
    8. 100 unit Blue Bird di Makassar siap melayani warga Makassar dengan promo saat ini: diskon 20% untuk warga Makassar.



    Tibalah pada sesi seru-seruan: Jelajah Kota Makassar dengan memanfaatkan aplikasi Blue Bird. Hadirin dibagi ke dalam 6 kelompok. Masing-masing kelompok dipinjamkan tablet yang sudah ada aplikasi My Blue Bird dan kuota internetnya. Selain itu, tiap kelompok dibekali dengan 3 lembar voucher senilai Rp. 150.000.

    Terserah bagaimana rutenya, yang jelas setiap kelompok harus mendatangi Museum Kota, Lapangan Karebosi, Monumen Mandala, Pantai Losari, dan Fort Rotterdam. Mbak Dossy meminta para peserta mengirim foto-foto hebohnya di setiap spot yang didatangi melalui fitur Share My Journey.


    Saya masuk dalam kelompok 1, bersama Bimo, Lina, dan Umma. Dimulai dari lamanya menunggu taksi yang terjebak macet hingga harus membatalkan dan memesan yang baru, perjalanan kami ke titik-titik wisata yang telah ditentukan itu seru sekali. Menyenangkannya, perjalanan kami itu tidak memakan biaya besar. Karena lagi ada diskon 10 persen, total biaya perjalanan hanya sekisar 56 ribu rupiah. Pak Suaib, driver yang membawa kami diberikan dua voucher atas kebaikan hati kami (ehm, voucher-nya bukan milik sendiri makanya baik ye kaan 😜). Satu voucher lainnyadikembalikan kepada panitia.

    Sayangnya, kami kalah karena beberapa hal yang agak konyol:
    • Gaptek menggunakan Ipad (biasanya Android biasa hihi). Jadi menggunakan aplikasi plus perangkatnya agak terhambat kelancarannya.
    • Semuanya cool, praktis tidak ada foto yang heboh seperti foto-foto para pemenang (Ini pelajaran penting, lain kali saya harus mencari teman kelompok yang heboh 😆).

    Kelompoknya asyik tapi kalau difoto ndak heboh 😆
    Tapi kekalahan bukanlah masalah. Gathering kali ini menyenangkan. Makanannya enak, pengetahuan baru seputar aplikasi My Blue Bird jadi bertambah, bisa jalan-jalan gratis sembari bermain game Jelajah Kota yang seru, dan saat pulang, dioleh-olehi voucher taksi. Alhamdulillah. Terima kasih, ya Blue Bird. Bulan depan bikin acara seru lagi, ya. Eh 😏

    Makassar, 16 September 2017



    3 Hal Menarik Tentang Madura di Blog Dian Ekawati Suryaman

    $
    0
    0
    Begitu tahu Dian Ekawati Suryaman– blogger yang akrab saya sapa dengan “Mbak Dian” ini berasal dari Madura, rasa penasaran saya mengenai Madura semakin bertambah. Soalnya ibu dari 2 anak ini beberapa kali menulis tentang Madura. Eh, bukan beberapa lagi. Saat iseng-iseng searching kata “Madura” demi mencari referensi tulisan tentang Madura yang sudah pernah dibuatnya, ada 48 hasil pencarian ... wih, berarti Mbak Dian ini sudah banyak menuliskan tentang Madura.


    Nah, karena itulah, rumah maya blogger Madura ini layak dijadikan acuan bila hendak berkunjung ke pulau Madura. Di blognya sudah banyak kisah yang ditulisnya, dengan gaya bahasa yang mengalir sehingga enak membacanya. Saya kasih bocoran, ya:

    Satu: Itinerary Perjalanan Wisata di Pulau Madura

    Itinerary dalam melakukan traveling bisa dibaca di tulisan Mbak Dian yang berjudul Famstrip Blogger #Menduniakan Madura. Dalam tulisan ini, Mbak Dian menceritakan pengalamannya saat perjalanan bertajuk Famstrip Bloggerbersama puluhan blogger lainnya dari seluruh Indonesia. Tujuannya adalah untuk menyebarluaskan kabar mengenai pariwisata pulau garam ini. Giliyang– sebuah pulau kecil yang keadaan oksigennya terbaik kedua di dunia setelah Laut Mati termasuk dalam destinasi perjalanan yang dilakukan selama 4 hari 3 malam ini. Bukan hanya itu, blogger Madura ini pernah membuat tulisan berjudul Pilihan Transportasi ke Madura juga. Komplit, kan, ada tulisan bagaimana mencapai Madura, ada pula tulisan tentang rencana perjalanan selama di Madura.


    48 pencarian tentang Madura di blog Mbak Dian


    Dua: Pentol Gepek

    Ada penjelasan tentang Pentol Gepek, salah satu makanan khas di pesisir utara pulau Madura.
    Pentol gepek yang baru mulai ngehits sekitar tahun 2015 awalnya memang berbentuk pentol bakso yang bahannya ikan tongkol. Ikan tongkol adalah salah satu hasil tangkapan yang paling umum di kalangan nelayan di wilayah ini. Dinamakan gepek, karena bakso ikan yang kenyal itu dipress atau dipenyet dengan alat yang dipanaskan bersamaan dengan tahu bakso. Keduanya dipenyet  sampai  berubah bentuk jadi lembaran tipis.

    Tentang Pentol Gepek ini bisa dibaca di tulisan Mbak Dian yang berjudul: Pentol Gepek, Kuliner Unik di Pesisir Timur Madura. Selain Pentol Gepek, ada beberapa tulisan lain yang membahas tentang kuliner Madura yang unik: di antaranya Tajin Sora, Tradisi di Bulan Muharram, Sate Madura, Terkenal di Nusantara Hingga Mancanegara, dan Wisata Kuliner Sumenep : Palotan Pendhang.

    Tiga: Catatan Rekomendasi Wisata Bahari Keren

    Di blog emak blogger ini ada beberapa tulisan tentang wisata bahari di Pulau Madura. Pada dua tulisannya saya membaca tentang kegiatan snorkeling Mbak Dian di Labak. Pada tulisan berjudul Gili Labak, Wisata Bahari di Timur Madura, Mbak Dian menulis pengalaman pertama dia snorkeling bersama kawan-kawannya, lalu beberapa lama setelahnya Mbak Dian membawa serta kedua putrinya bersnorkeling ria (baca di tulisan berjudul  Mengajak Anak Bersnorkeling). Wuih, keren, ya.
    Setelah itu mereka mulai mencoba melompat ke laut dari atas perahu. Wow, sudah bisa diduga, anak-anak sukak banget. Jadilah mereka bolak balik lompat dari atas perahu. Anak-anak juga memberi makanan pada ikan yang membuat ikan-ikan mengerubuti mereka. Hahah, langsung pada histeris kegirangan deh anak-anak.

    Takjubnya saya saat membaca tulisan ini adalah karena Mbak Dian mengaku tak bisa berenang tetapi dia berani saja bersnorkeling dan bahkan memberikan contoh kepada kedua buah hatinya. Tadinya saya pikir, snorkeling itu hanya buat yang jago berenang saja *tepuk jidat* 😆. Rupanya tak ada halangan buat mereka yang tak bisa berenang, ya untuk menikmati keindahan alam bawah laut. Pasti menjadi pengalaman yang luar biasa bagi anak saat bisa menyaksikan aneka ikan warna-warni dan terumbu karang di bawah laut bersama ibunya.

    Saat Mbak Dian snorkeling bersama kawan-kawan.
    Pengalaman pertama anak Mbak Dian lompat dan snorkeling di Gili Labak
    Anak-anak pasti senang ya bisa snorkeling bareng ibunya 😊
    Tulisan ini sekaligus jadi pelajaran penting buat saya, kalau-kalau di suatu hari nanti anak-anak saya mau snorkeling, saya tidak boleh melarangnya karena pengalaman bersnorkeling itu menakjubkan.

    By the way, masih ada tulisan-tulisan lain tentang wisata bahari Madura di blog Mbak Dian, misalnya pada tulisan berjudul Pesona Pantai Sembilan Giligentingdan Gua Mahakarya Giliyang Sumenep. Untuk lebih jelasnya, cus ya langsung saja ke blog yang bersangkutan.

    Makassar, 18 September 2017

    Keterangan:
    Foto-foto diambil dari www.dianesuryaman.com


    Tulisan ini untuk Arisan Link Kelompok IV komunitas Blogger Perempuan.



    Kata Anak-Anak Perempuan Itu: Arloji Bergambar Princess Sofia Itu Kekanakan

    $
    0
    0
    Rasanya baru saja saya melihat semringah di wajah Athifah – putri kedua saya saat di pagi hari dia menuju sekolah dengan arloji barunya namun pulang sekolah, ada kelesuan terlihat di situ. Ah, mungkin dia lelah, pikir saya.


    “Temanmu lihat jam tanganmu?” dasar mamak kepo, saya penasaran dengan tanggapan kawan-kawan Athifah. Reaksi anak-anak perempuan kawan sekelas Athifah selalu menarik bagi saya. Sering sekali saya dibuat melongo dengan cerita-cerita interaksi Athifah dengan kawan-kawan sebayanya itu. Putri mungil saya mengangguk, wajahnya masih tetap lesu.

    Belum lama ini saya memesankan Athifah sebuah jam tangan anak lucu di Sophie Branch Makassar. Arlojinya bisa dijadikan proyektor, dengan menampilkan gambar karakter-karakter kartun yang disukai anak-anak perempuan. Saya saja senang melihatnya, apalagi Athifah, begitu pikir saya saat melihat gambarnya pertama kali di buku katalog Sophie bulan Agustus 2017.

    Athifah memang senang saat saya tawarkan apakah dia mau memiliki arloji Sofia Projector (Ref JTX1714) itu. Untuk Afyad, saya pilihkan Diecast Truck 2 in 1 (Ref H698M4). Si bungsu ini pun senang melihat gambar mainan truk di katalog Sophie.

    “Teman-temanku bilang, ‘ih jam tangan anak-anak!’,” Athifah menceritakan komentar kawan-kawannya.

     “Jam tangan anak-anak kata temanmu? Kalian kan memang masih anak-anak? Baru kelas lima es de, jadi masih anak-anak memang. Terus, yang bagaimana itu jam tangan anak-anak?” saya bingung dan terlongo sepersekian detik.


    Anak-anak sekarang terlalu cepat dewasa, ya? Saya saja masih suka, lho lihat gambar princess Sofia yang menghiasi arloji unyu itu. Lalu, jam tangan bagaimana yang cocok untuk anak kelas lima es de?

    Benar-benar saya tak habis pikir. Untungnya putri saya tetap menyenangi arlojinya. Dia tetap memakainya (hingga saat tulisan ini ditayangkan dia masih memakai arlojinya, setelah diledek kawannya lebih sepekan yang lalu).

    “Temanmu yang bilang jam tanganmu itu jam tangan anak-anak – dia ikut mainkan arlojimukah?” mamak-mamak ini kembali kepo maksimal.

    “Iya,” jawan Athifah pelan. Walaupun ada yang meledek jam tangan kepunyaannya sebagai hal yang kekanakan, anak-anak itu tetap saja memainkan proyektornya.

    Seingat saya, di usia mereka, saya masih menyenangi memiliki barang bergambar kartun yang ngehits di zamannya. Tetapi tidak dengan kawan-kawan Athifah, di antara mereka ada yang dengan terang-terangan meledeknya. Namun lucunya, mereka tetap memainkannya. Ini menunjukkan bahwa mereka sebenarnya masih kanak-kanak, kan?

    “Temaku juga bilangi ka’, kalau label bukuku gambar anak-anak, Ma,” lapor Athifah lagi. Semua buku tulis Athifah memang ditempeli label nama bergambar princess Sofia juga. Dan corak di label ini rupanya diartikan juga sebagai gambar yang terlalu kenakan untuk mereka.

    Handy LED Insect Killer, dibutuhkan oleh seisi rumah. Saya punya barang ini.
    Gambar dari: www.sophieparis.com
    “Jadi, yang mana itu arloji yang untuk anak-anak?” tanya saya penasaran.

    Saat saya menceritakan hal ini kepada pak suami, komentarnya adalah bahwa anak-anak sekarang memang tidak punya artis atau tokoh anak-anak yang menjadi “model” mereka. Tidak ada lagu anak-anak yang bisa mereka idolakan. Kalaupun ada, anak-anak itu menyanyikan lagu orang dewasa.

    Bisa jadi karena itulah teman-teman Athifah berkomentar seperti itu. Lagu anak-anak yang dibawakan penyanyi anak-anak terahir, seingat saya nge-top saat putra sulung saya masih berusia di bawah 3 tahun atau sekira 13 – 16 tahun yang lalu. Hubungan antara artis dan arloji adalah bahwa kalau ada penyanyi anak-anak kan gaya fashion mereka bakal memengaruhi kesukaan anak-anak Indonesia yang menonton penampilan mereka. Kalau tidak ada, maka mereka mungkin memilih meniru gaya fashion artis-artis remaja. Mungkin, ya ... mungkin.

    Oya, barangkali ada yang bertanya-tanya ya, saya tadi menyebut bahwa arloji Athifah dan mainan truk untuk Afyad saya pesan di Sophie Paris. Begini, sekarang ini Sophie memang menyediakan juga barang-barang untuk anak laki-laki dan anak perempuan – selain untuk orang dewasa laki dan perempuan. Bukan hanya arloji, ada juga tas, pakaian, sepatu, dan sandal untuk anak-anak. Dengan sifat keanggotaan yang berlaku seumur hidup, Sophie bisa menjamin member-nya setia menggunakan produk Sophie karena semua kebutuhan dan keperluan member-nya sekeluarga bisa diperoleh di Sophie (sampai obat nyamuk elektrik juga ada). Semacam one stop shopping-lah.

    Sophie Leadership Conference. Gambar dari www.sophieparis.com.
    Bahkan kalau mau berbisnis, Sophie pun meyediakan sistemnya dengan rapi. Tersedia bermacam-macam pelatihan yang bisa mendongkrak kompetensi member. Bahkan ada pelatihan yang gratis, seperti Sophie Leadership Conference (SLC) bagi member yang mencapai kualifikasi tertentu. Para member yang ikut SLC ini diberangkatkan gratis ke Jakarta dan mendapatkan akomodasi gratis. Selain itu, mereka juga mendapatkan ilmu yang mumpuni dari Pak Bruno Hassonfounder sekaligus CEO Sophie Paris. 


    Kembali ke arloji ...

    Kalau arloji remaja, di Sophie Paris banyak pilihannya. Kadang-kadang malah tidak jelas mana arloji yang untuk remaja dan mana yang untuk dewasa. Bisa saja remaja menyukai arloji orang dewasa. Atau sebaliknya, orang dewasa menyukai arloji untuk remaja. Yang saya kira tidak mungkin adalah bila anak-anak menyukai arloji orang dewasa.

    Namun, perkiraan saya ternyata salah.

    Seorang kawan memesan jam Hawley JTX157M2– sebuah arloji untuk perempuan yang dikeluarkan oleh Sophie Paris, di katalog Agustus 2017. Tak dia sangka, arloji berwarna maroon ini tidak pas di pergelangan tangannya (kekecilan). Maka jam Hawley tersebut dia berikan kepada ibunya. Tak dinyana, keponakannya yang masih duduk di kelas 3 sekolah dasar menyenangi si Hawley dan memintanya. Kawan saya pun merelakannya berpindah ke tangan mungil keponakannya.”Pas ki di tangannya keponakanku, Kak,” cerita kawan saya itu.

    Keponakan yang lebih kecil, yang masih duduk di kelas 1 sekolah dasar merasa cemburu dan mengamuk. Kawan saya menjanjikan akan memesankan untuknya jam tangan anak yang ada proyektornya (seperti kepunyaan Athifah) di bulan berikutnya. Saat melihat gambarnya, bisa tebakapa yang dikatakan gadis kecil itu?

    Jam Hawley yang dipesan kawan saya.
    Jujur, saat mendengar ceritanya, saya tak bisa menebak apa yang akan dikatakan gadis mungil kelas satu es de ketika melihat jam tangan anak bergambar princess. Maksudnya, tidak akan tertebak oleh saya kalau dia tak suka. Saya kira, semua anak perempuan pasti akan menyukainya! Saat mendengar kawan saya mengisahkan reaksi keponakan kecilnya, saya sontak melongo. Seperti mendengarkan “kisah bersambung” dari kisah arloji Athifah.

    Gadis mungil berusia 6 tahun itu mengatakan, “Tidak mau. Itu jam tangan anak-anak!” Gadis kecil itu justru menginginkan arloji seperti kepunyaan kakaknya. Spontan saya tertawa geli, “Ya ampun, Naak. Dirimu apa kalau bukan anak-anak?” Yah sudahlah, saya pasrah saja kalau zaman sekarang memang seperti ini: anak kecil menganggap jam tangan bergambar kartun itu terlalu kekanakan.Welcome to the new world, Mamak!


    Makassar, 18 September 2017 

    Relaksasi Dulu, Yuk

    $
    0
    0
    Sebagai ibu rumah tangga, menyengaja relaksasi saya rasa perlu dilakukan sesekali. Mengingat tekanan yang saya rasakan sungguh besar. Apalagi bukan hanya ibu rumah tangga, saya juga berperan sebagai anak yang masih harus selalu menjalankan kewajiban sehari-hari sebagai anak. Termasuk secara psikologi masih harus seperti saat masih kanak-kanak dulu di hadapan orang tua.


    Untungnya saya punya me time menulis. Jadi saya sering berada dalam keadaan nyaman dan tenang. Walaupun sekeliling saya hiruk-pikuk, saya bisa merasa hening dan sendiri karena tenggelam dalam dunia menulis. Ibu Nina Marlina – hipnoterapis (dalam bahas Inggris disebut hypnoterapist) juga mengatakan kepada saya dan teman-teman blogger bahwa menulis bisa membuat seseorang dalam kondisi hipnosis[1]. Saat itu, tepatnya pada tanggal 11 September beliau berkenan bertemu dengan kami di Warunk Upnormal dan memandu kami untuk relaksasi. Saya tidak menyela saat beliau berbicara tetapi dalam hati saya membenarkan. Saya sendiri punya banyak pengalaman hipnosis ketika sedang menulis.

    Kondisi hipnosis lainnya adalah misalnya ketika shalat khusyuk, atau ketika orang yang sedang asyik nonton televisi dipanggil-panggil tak mendengar dan ketika film sedih diputar, orang yang sedang menontonnya sampai menangis tersedu-sedu. Saat sedang berkendara pun seseorang bisa saja “terjebak” dalam kondisi hipnosis, misalnya ketika dia tiba-tiba merasa sudah sampai saja padahal belum lama menyetir kendaraannya. “Kondisi hipnosis bukan seperti yang di televisi,” pungkas Ibu Nina.

    Pembahasan masuk ke topik TRAUMA. Trauma terjadi ketika program pikiran masuk dan tertanam kuat. Terjadinya pada situasi atau kondisi demikian:
    • Yang ngomong punya figur otoritas yang tak terbantahkan, seperti: guru atau orangtua.
    • Pada saat emosi sedang intens, misalnya saat sedang sangat bahagia atau sedang sangat sedih.
    • Emosi memaknai peristiwa netral dengan cara berbeda. Peristiwanya biasa saja namun emosi bereaksi berlebihan.
    • Repetisi (pengulangan).
    • Karena sesuatu dilakukan oleh orang-orang di dalam sebuah kelompok.

    Tak jarang masalah seseorang adalah karena muatan emosi dari masa lalu yang diperkuat dengan beberapa kejadian berikutnya sehingga membesarkan emosi. Kondisi hipnosis membantu klien dengan kondisi seperti ini untuk mengatasi masalahnya. Klien dibawa kepada emosi negatifnya tersebut untuk mencari apa akar penyebab masalahnya. Masalah diatasi pada akarnya. Untuk menjadi klien hipnoterapi[2],syaratnya adalah harus pasrah, ikhlas, dan tidak menganalisa terapis.

    Hipnoterapi memasuki alam bawah sadar seseorang. Alam bawah sadar itu “super memory” yang selalu teringat karena “datanya” ada terus. Hanya sebentar saja Bu Nina mempraktikkan kepada kami seperti apa itu, dengan memperlihatkan foto yang netral, foto 4 orang anak berada dalam sebuah masjid tetapi kami bisa menceritakan foto yang dimaksud. Saat diminta untuk menghapus ingatan mengenai foto yang baru dilihat, terasa sulit bagi kami. Bayangkan, untuk hal netral saja bisa teringat, terlebih lagi jika itu menimbulkan emosi atau perasaan negatif, termasuk juga perasaan sangat bahagia. Kita bisa mengingatnya dalam jangka waktu lama.

    Makanya, kita harus pula berhati-hati untuk share hal pribadi yang negatif. Jangan mudah mengumbar apapun di media sosial karena bisa berdampak tak baik bagi orang lain. Yang terbiasa akses media sosial pasti merasakan kan kalau membaca status yang mengomel atau mengeluh itu tidak enak rasanya meskipun bukan kita yang diomeli? Rasanya seperti jadi tempat sampah si pembuat status negatif padahal kita hanya membaca feed yang lewat di depan mata.

    Ibu Nina Marlina

    Oya, jika ingin menjalani hipnoterapi, mau tidak mau ada “harga” yang harus dibayar oleh klien, lho ya, yaitu: waktu, upaya, materi, dan perasaan. Jadi terapis itu berarti juga menanggung beban dari klien yang curhat, kan. Bu Nina pernah sakit usai menangani klien. Terapis harus benar-benar siap menerima klien untuk membantunya keluar dari masalah yang sedang dia alami. Emosinya harus stabil, tidak boleh banyak pikiran. Jadi terapis harus netral, juga tidak baper. Jadi, klien harus tahu diri. Jika dia bersungguh-sungguh ingin menjalani hipnoterapi maka dia juga harus membayar harganya. Kita semua pasti sudah tahu, sesuatu yang gratis itu sering kali tidak dihargai karena dianggap tidak ada harganya. Makanya jangan keterlaluan dengan meminta gratis pada seorang hipnoterapis[3], ya.

    Bu Nina menjelaskan panjang lebar karena yang menjalani relaksasi dengan panduannya atau klien yang ingin menjalani hipnoterapi, harus tahu betul tentang proses yang akan dia jalani. Tak boleh ujug-ujug melakukan hipnoterapi. Klien harus tahu betul apa saja yang harus dibayarnya termasuk upaya apa yang harus dia lakukan dan peran terapisnya seperti apa. Klien harus tetapkan secara spesifik aspek apa yang ingin ditangani, misalnya gangguan fisikkah atau gangguan psikis lalu all out. Niat yang sungguh-sungguh dari klien, percaya pada terapis yang menanganinya, dan sikap pasrah dalam menjalankan perintah bimbingan akan membantu diri klien mendapatkan perubahan signifikan yang ia inginkan. Usaha terbesar tetap dari diri si klien itu sendiri. Iya kan, ya. Siapa yang mau berubah tentunya dia yang sungguh-sungguh mengubah dirinya. Sudah banyak orang yang membuktikannya. Perlu dipahami pula bahwa segala sesuatu di luar diri kita hanyalah “alat bantu”. Jadi, jangan salahkan terapis kalau hipnoterapi yang dilakukan tidak berpengaruh kepada diri kita. Itu pikiran naif, kawan!

    Bicara tentang penyebab masalah, menurut Bu Nina, ada 7 hal:
    • Menghukum diri sendiri.
    • Pengalaman masa lalu.
    • Konflik internal (dalam diri).
    • Masalah yang belum terselesaikan.
    • Keuntungan/manfaat tersembunyi.
    • Identifikasi.
    • Penanaman kepercayaan.
    Bukan hanya mencari akar penyebab masalah, seharusnya tidak ada pemahaman salah mengenai hipnoterapi supaya klien bisa merasa plong saat diterapi ataupun kami bisa memasuki sesi relaksasi dengan enak. Buang jauh-jauh prasangka kalau hipnoterapi itu:
    • Penguasaan pikiran. Bukan, karena klien bisa menolak menyampaikan hal-hal yang tak ingin dia sampaikan.
    • Praktik supranatural.
    • Dapat mengubah kepribadian dasar.
    • Tidur.
    • Lupa ingatan.
    • Brain washing (cuci otak).
    • Sekali lagi, pahami ya kawan, hipnoterapi itu bukanlah keenam hal tersebut.
    Nah, usai semua hal mendasar yang perlu kami ketahui dipaparkan oleh Bu Nina, saatnya masuk sesi relaksasi. Saya dan Bunga meminta untuk shalat ashar dulu supaya perasaan kami tenang menjalani sesi relaksasi. Yang mau buang hajat juga sebaiknya ke kamar kecil dulu. Jangan sampai gelisah menahan pipis saat relaksasi tengah berlangsung. Nah, untuk relaksasi, “kedalaman” tertentu dari pikiran kita diintervensi oleh instruksi yang diberikan. Tiga puluh menit itu sebentar tapi bisa terasa lama kalau ada ganjalan, kan?

    Ibu Nina (berjilbab hitam) foto bareng sesi relaksasi di Warunk Upnormal

    Setelah semua yang perlu menunaikan hajat di ruangan itu selesai menunaikan hajatnya, sesi relaksasi pun dimulai. Bu Nina memperdengarkan langkah-langkah yang harus kami lakukan dari perangkat audio yang dibawanya. Saya merasakan diri saya secara perlahan-lahan mulai rileks sembari mengikuti instruksi. Saat relaksasi selesai, pikiran saya lebih tenang dan tubuh saya merasa nyaman. Pengalaman yang dirasakan kawan-kawan di dalam ruangan itu berbeda-beda. Ada yang merasa rileks tapi sepertinya ada juga yang tidak. Hahah sok tahu saya, ya.

    Well, sampaidi sini saja cerita saya tentang relaksasi, ya kawan. Saya tak bisa bercerita banyak karena apa yang saya rasakan secara detail adalah pengalaman pribadi saya. Kalau Anda ingin merasakannya, coba saja melakukannya dengan bimbingan terapis (bisa melalui Bu Nina Marlina Sigit atau koleganya) atau Anda bisa mencari tahu melalui si serba tahu – mbah Google.

    Makassar, 20 September 2017


    Keterangan:
    • Semua foto berasal dari Eryvia Maronie (www.emaronie.com)


     Catatan kaki:



    [1]Hipnosis: Hipnosis didefinisikan sebagai suatu kondisi pikiran di mana fungsi analitis logis pikiran direduksi sehingga memungkinkan individu masuk ke dalam kondisi bawah sadar (sub-conscious/unconscious), di mana tersimpan beragam potensi internal yang dapat dimanfaatkan untuk lebih meningkatkan kualitas hidup (Wikipedia).

    [2] Hipnoterapi adalah terapi yang dilakukan saat seseorang sedang dalam keadaan hipnosis/kondisi bawah sadar dan dilakukan teknik teknik terapi untuk menyelesaikan masalahnya.

    [3] Hipnoterapis adalah orang yang punya keahlian melakukan hipnoterapi dan sudah memiliki sertifikat dari lembaga resmi.
    Viewing all 2019 articles
    Browse latest View live


    <script src="https://jsc.adskeeper.com/r/s/rssing.com.1596347.js" async> </script>